Anda di halaman 1dari 19

POHON (TREE)

POHON

Graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit disebut pohon. Di antara sekian
banyak konsep dalam teori graf, konsep pohon (tree) mungkin merupakan konsep yang
saling penting, karena terapannya yang luas dalam berbagai bidang ilmu. Banyak
terapan, baik dalam bidang ilmu komputer maupun di luar bidang ilmu komputer, yang
telah mengkaji pohon secara intensif sebagai objek matematika. Dalam kehidupan
sehari-hari, orang telah lama menggunakan pohon untuk menggambarkan hirarkhi.
Misalnya, pohon silsilah keluarga, struktur organisasi, organisasi pertandingan, dan lain-
lain. Para ahli bahasa menggunakan pohon untuk menguraikan kalimat, yang disebut
pohon pasing (parse tree).

Pohon sudah lama digunakan sejak tahun 1857, ketika matematikawan inggris
Arthur Cayley menggunakan pohon untuk menghitung jumlah senyawa kimia. Bab ini
membahas pohon dari sudut pandang teori graf. Pohon sebagai struktur data rekursif
merupakan bagian dari perkuliahan Struktur Data.

1. DEFINISI POHON

Pohon (tree) merupakan graf tak-berarah yang terhubung dan tidak memiliki sirkuit.

Ada dua sifat penting pada pohon: terhubung dan tidak mengandung sirkuit. Pada
Gambar dibawah, hanya G1 dan G2 yang pohon, sedangkan G3 dan G4 bukan pohon. G3
bukan pohon karena ia mengandung sirkuit a,d,f,a sedangkan G4 bukan pohon karena ia
tidak terhubung(dengan persilangan dua buah sisi – dalam hal ini sisi(a,f) dan sisi (b,e) –
karena titik silangnya bukan menyatakan simpul).
G1
contoh pohon lainnya: G2 G3 G4

diambil dari [LIU85], misalkan himpunan V={a,A,b,B,c,C,d,D} adalah empat pasangan


suami-istri tukang gosip, dengan a,b,c, dan d para suami, dan A,B,C,D para istri.
Misalkan a menceritakan gosip lewat telpon kepada istrinya A, yang kemudian A
menelpon para istri lainnya untuk menyebarkan gosip itu, dan setiap istri itu menelpon
dan menceritakan gosip kepada suami masing-masing. Pohon pada Gambar
menunjukkan bagaimana gosip tersebut tersebar, dengan simpul menyatakan istri/suami
dan sisi menyatakan panggilan telpon.

Karena definisi pohon diacu dari teori graf, maka sebuah pohon dapat mempunyai hanya
sebuah simpul tanpa sebuah sisipun. Dengan kata lain, jika G=(V,E) adalah pohon, maka
V tidak boleh berupa himpunan kosong, namun E boleh kosong. Pada sebagian literatur,
pohon yang dimaksudkan oleh Definisi 9.1 sering disebut juga pohon bebas (free tree)
untuk membedakannya dengan pohon berakar (rooted tree).

Hutan (forest) adalah


- kumpulan pohon yang saling lepas, atau
- graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap komponen di dalam graf
terhubung tersebut adalah pohon.
Sifat-sifat (properti) pohon

 Teorema. Misalkan G = (V, E) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah


simpulnya n. Maka, semua pernyataan di bawah ini adalah ekivalen:
1. G adalah pohon.
2. Setiap pasang simpul di dalam G terhubung dengan lintasan tunggal.
3. G terhubung dan memiliki m = n – 1 buah sisi.

4. G tidak mengandung sirkuit dan memiliki m = n – 1 buah sisi.

5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan
membuat hanya satu sirkuit.
Hutan (forest) adalah
6. G terhubung -dankumpulan pohon
semua sisinya adalah yang saling lepas, atau
jembatan.


- graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap
Teorema di atas dapat dikatakan sebagai definisi lain dari pohon.
komponen di dalam graf terhubung tersebut adalah pohon.
soal 1 :
Tentukan mana diantara graf – graf dibawah ini yang merupakan pohon atau hutan!

Hutan yang terdiri dari tiga buah pohon


Penyelesaian :
a. Gambar (a) merupakan Pohon, karena gambar tersebut tidak memiliki sirkuit dan
merupakan graf yang terhubung;
b. Gambar (b) merupakan pohon;
c. Gambar (c) bukan merupakan pohon maupun hutan, karena terdapat sirkuit yakni
dari titik v3 v4 v5 v3, dan juga merupakan graf terhubung.
d. Gambar (d) merupakan Hutan, karena bukan merupakan Graf terhubung.

Soal 2:
Tentukan daun dan titik cabang pohon pada gambar di bawah ini.

Penyelesaian :
- Titik v4, v5, v6, v7, v8 derajatnya = 1, jadi titik – titik tersebut merupakan
Daun.
- Titik v1, v2, v3 derajatnya masing – masing >1, maka titik – titik tersebut
merupakan titik cabang.

soal 3:

Sebuah pohon mempunyai 2 n buah simpul berderajat 1, 3n buah simpul berderajat 2,


dan n buah simpul berderajat 3. Tentukan simpul dan sisi di dalam pohon itu.
Penyelesaian:

Menurut Lemma Jabat tangan, jumlah derajat semua simpul di dalam graf adalah 2
jumlah sisi di dalam graf tersebut. Jadi,

( 2 n ×1 ) + ( 3 n ×2 ) + ( n ×3 )=2|E|↔11 n=2|E|

Menurut Teorema 9.1, jumlah sisi pada sebuah pohon adalah jumlah simpul minus satu.
Jadi

|E|=( 2 n+3 n+n )−1=6 n−1

Dengan menyulihkan persamaan terakhir ke persamaan pertama,

11 n=2 ( 6 n−1 )=12 n−2 ↔ n=2

Jadi, jumlah simpul pada pohon ¿ 6 n=6 ×2=12 dan jumlah sisi ¿ 6 n−1=11

2. PEWARNAAN POHON

Ditinjau dari teori pewarnaan graf, maka pohon mempunyai bilangan kromatik 2.
Dengan kata lain, dua buah warna sudah cukup mewarnai simpul – simpul di pohon
sedemikian sehingga tidak ada dua buah simpul bertetangga mempunyai warna sama.

Pewarnaan pada pohon T dilakukan dengan cara berikut: petakan warna pertama
pada sembarang sebuah simpul. Kemudian , petakan warna kedua simpul tersebut yang
bertetangga dengan simpul pertama tadi. Selanjutnya, petakan warna pertama kesemua
simpul yang bertetangga dengan simpul – simpul yang telah diberi warna kedua. Ulangi
proses ini sampai semua simpul telah diwarnai.

Contoh 1:

Tinjau G1 pda gambar 9.1 simpul – simpul pada G1 akan diwarnai dengan warna kuning
dan biru. Simpul a di pilih pertama kali untuk di beri warna kuning. Kemudian simpul –
simpul tetangga a yaitu b dan c diberi warna biru. Selanjutnya simpul – simpul yang
bertetngga dengan c yaitu d dan e diberi warna kuning. Selanjutnya simpul yang
berteangga dengan e yaitu f berwarna biru.
Kuning : a,d, dan e Biru : b,c,dan f

Contoh 2 dan 3:

Penyelesaian:

2. Berilah pada Gambar pohon di atas G1 pada simpul a diberi warna hitam dan
pada simpul bertetangga (b,c) diberi warna putih, sedangkan pada simpul c
berwarna putih maka yeng bertetangga (d,e) diberi warna hitam, kemudian pada
simpul e berwarna hitam, yang bertetangga (f) di beri warna putih.

3. Contoh pada Gambar G2 pada simpul a di beri warna merah dan pada simpul
bertetangga (b,f) diberi warna hijau, sedangkan pada simpul b berwarna hijau
maka simpul yang bertetangga (d,e) berwarna merah, dan pada simpul e
berwarna merah maka simpul yang bertetangga (c) berwarna hijau.

4. POHON MERENTANG
- Pohon merentang dari graf terhubung adalah upagraf merentang yang berupa
pohon.
- Pohon merentang diperoleh dengan memutus sirkuit di dalam graf.
- Setiap graf terhubung mempunyai paling sedikit satu buah pohon merentang.
- Graf tak-terhubung dengan k komponen mempunyai k buah hutan merentang
yang disebut hutan merentang (spanning forest).

Aplikasi Pohon Merentang

1. Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang menghubungkan semua kota sehingga
setiap kota tetap terhubung satu sama lain.

2. Perutean (routing) pesan pada jaringan komputer.

Contoh 1:
Carilah semua pohon rentang yang mungkin dibuat dari graf G yang tampak pada
gambar dibawah ini.
Penyelesaian :
Di dalam graf tersebut terdapat satu buah sirkuit, yakni sirkuit dari titik v 1 v2 v5
v4 v1, karena pohon merupakan graf yang tidak memiliki sirkuit dan pohon
rentang adalah subgraf yang harus melibatkan semua titik dalam G, jadi pohon
rentang dari Graf tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Pohon Merentang Minimum

- Graf terhubung-berbobot mungkin mempunyai lebih dari 1 pohon merentang.


- Pohon merentang yang berbobot minimum –dinamakan pohon merentang
minimum (minimum spanning tree ).
Algoritma Prim

Misalkan T adalah pohon merentang yang sisi-sisinya diambil dari graf G. Algoritma
Prim membentuk pohon merentang minimum langkah per langkah.pada setiap langkah
kita mengambil sisi e dari graf G yang mempunyai bobot minimum dan bersisian
dengan simpul-simpul di dalam T tetapi e tidak membentuk sirkuit di dalam T.

Algoritma Prim :

Langkah 1 : ambil sisi dari graf G yang berbobot minimum, masukkan ke


dalam T.
Langkah 2 : pilih sisi (u, v) yang mempunyai bobot minimum dan bersisian
dengan simpul di T, tetapi (u, v) tidak membentuk sirkuit di T. Masukkan (u,
v) ke dalam T.
Langkah 3 : ulangi langkah 2 sebanyak n – 2 kali.

Jumlah langkah seluruhnya di dalam algoritma Prim adalah


• 1 + (n – 2) = n – 1
• yaitu sebanyak jumlah sisi di dalam pohon rentang dengan n buah simpul.

Dalam notasi pseudo-code, algoritma Prim kita tuliskan sebagai berikut :


contoh soal :

Kita akan mencari pohon merentang minimum pada graf yang ditunjukkan pada Gambar
9.7 algoritma Prim.

Penyelesaian:

Langkah-langkah pembentukan pohon merentang minimum diperlihatkan pada Tabel


9.1. pohon merentang minimum dari graf pada Gambar 9.7(a) adalah seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 9.7(b). Bobot pohon merentang minimum ini adalah

10+25+15+ 20+35=105

Gambar 9.7 (a) Contoh graf untuk algoritma Prim dan Kruskal. (b) Pohon merentang
minimum dari graf pada Gambar.
Tabel pembentukan pohon merentang minimum dengan algoritma Prim
- Pohon merentang yang dihasilkan tidak selalu unik meskipun bobotnya tetap sama.

- Hal ini terjadi jika ada beberapa sis iyang akan dipilih berbobot sama.
Contoh Soal :
Gambarkan 3 buah pohon mrentang minimum yang berbeda beserta bobotnya untuk graf
pada Gambar 9.8 dengan menggunakkan algoritma Prim.

Penyelesaian:

Graf di atas memiliki beberapa sisi yang berbobot sama, maka ada kemungkinan pohon
merentang minimumnya lebih dari satu. Tiga buah di antaranya adalah seperti di bawah
ini :

Ketiga buah pohon merentang minimum di atas sama hanya bentuknya yang berbeda,
namun jumlah bobot seluruh sisinya tetap sama, yaitu 36.
Algoritma Kruskal
( Langkah 0: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik berdasarkan bobotnya – dari
bobot kecil ke bobot besar) .

Langkah 1 : T masih kosong


Langkah 2 : pilih sisi (u, v) dengan bobot minimum yang tidak membentuk
sirkuit di T. Tambahkan (u, v) ke dalam T.
Langkah 3 : ulangi langkah 2 sebanyak n – 1 kali

contoh soal 4:

Tinjau kembali graf pada Gambar 9.7 (a) di atas. Carilah pohon merentang minimumnya
dengan algoritma Kruskal.

Penyelesaian:
Sisi-sisi graf diurut menaik menaik berdasarkan bobotnya:
Pohon Berakar

Pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah
sehingga menjadi graf berarah dinamakan pohon berakar (rooted tree).
Contoh9.5(contohsoal2)
Graph pada Gambar 9.11 (a) adalah pohon berakar dengan akar A karena (1)
bila arah pada sisinya diabaikan, graph hasilnya merupakan pohon, dan (2) A
berderajat masuk 0, dan semua titik lainnya berderajat masuk 1. Cara biasa
untuk menggambarkan graph itu ditunjukkan pada Gambar 9.11 (b).

Titik-titik D, H, E, dan B disebut titik terminal, yaitu titik dengan derajat


keluar 0. Sedangkan titik-titik A, C, F, dan G disebut titik internal, yaitu titik
yang memiliki derajat keluar yang tidak nol.

Contoh 9.6 (contoh soal 3):


Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Tentukan tingkat tiap – tiap titik jika akarnya adalah V2!
b. Berapa tinggi pohon jika akarnya adalah V2?
c. Tentukan anak, orang tua, dan saudara titik V1 jika akarnya adalah V2.
d. Apakah pertanyaan a – c memiliki jawaban yang berbeda jika akarnya
adalah v1?
Penyelesaian:
Gambar Pohon dengan akar v2 adalah sebagai berikut :

a. Tingkat titik v1 = v4 = v5 = v6 = 1
Tingkat titik v3 = 2
Tingkat titik v7 = v8 = 3
b. Tinggi pohon = 3
c. Anak v1 = v3 ; orang tua v1 = v2; saudara v1 = v4 v5 v6
d. Gambar pohon dengan akar v1
Tingkat titik v2 = v3 = 1
Tingkat titik v4=v5=v6=v7=v8=2
Tinggi pohon = 2
Anak v1 = v2 v3; orang tua dan saudara v1 tidak ada karena v1 merupakan
akar.

Daftar Pustaka

Kusniati, Harni. Matematika Diskrit.dalam www.pohon m-ary. Diunduh 25 November


2015.

Munir, Rinaldi.2005. Buku Teks Ilmu Komputer Matematika Diskrit edisi ketiga.
Bandung: Informatika.

Priatna, Nanang. Pohon.dalam file.upi.edu/.../JUR...MATEMATIKA/.../Pohon.pdf.


diunduh 25 Novmber 2015.

Anda mungkin juga menyukai