Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang
upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg yang sangat terkenal di Eropa.
Kurang lebih seratus tahun setelah lahirnya tulisan Euler tersebut tidak ada
perkembangan yang berarti dengan teori graf. Tahun 1847, G.R. Kirchoff (1824 -
1887) berhasil mengembangkan teori pohon (Theory of trees) yang digunakan
dalam persoalan jaringan listrik. Sepuluh tahun kemudian, A.Cayley (1821 -
1895) juga menggunakan konsep pohon untuk menjelaskan permasalahan kimia
yaitu hidrokarbon.
Pada masa Kirchoff dan Cayley juga telah lahir dua hal penting dalam
graf. Salah satunya berkenaan dengan konjektur empat warna, yang menyatakan
bahwa untuk mewarnai sebuah atlas cukup dengan menggunakan empat warna
sedemikian sehingga tiap negara yang berbatasan akan memiliki warna yang
berbeda.
Hal ini yang penting untuk membicarakan sehubungan dengan
perkembangan teori graf adalah apa yang dikemukakan oleh Sir W.R. Hamilton
(1805 - 1865). Pada tahun 1895 dia berhasil menemukan suatu permainan yang
kemudian dijualnya ke sebuah pabrik mainan di Dublin. Kurang lebih setengah
abad setelah Hamilton, aktivitas dalam bidang teori graf dapat dikatakan relatif
kecil. Pada tahun 1920-an kegiatan tersebut muncul kembali yang dipelopori oleh
D.Konig. Konig berupaya mengumpulkan hasil-hasil pemikiran para ahli
matematika tentang teori graf termasuk hasil pemikirannya sendiri, kemudian
dikemasnya dalam bentuk buku yang di terbitkan pada tahun 1936. Buku tersebut
dianggap sebagai buku pertama tentang teori graf.
Dengan demikian disini penulis ingin mencari tahu bagaimana teori graf
tersebut dan mencoba mengulas beberapa buku yang membahas mengenai teori
graf.

1
1.2. Tujuan Penulisan Critical Book Report
Adapun tujuan dari Critical Book Report ini adalah:
1. Mengulas isi buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Matematika Diskrit khusunya Teori Graf.
2. Menilai kelebihan dan kelemahan suatu buku sehingga dapat diambil
manfaat dari buku.

1.3 Identitas Buku


1. Buku Utama
Judul : Graphs: Theory and Algorithms
Pengarang : K. Thulasiraman dan M. N. S. Swamy
Penerbit : Concordia University Montreal, Canada
ISBN : 0-471-51356-3
Jumlah Halaman : xiii + 460 halaman

2. Buku Pembanding 1
Judul : 5th Edition Introduction to Graph Theory
Pengarang : Robin J. Wilson
Penerbit : Prentice Hall is an Imprint of PEARSON
Tahun Terbit : 2010
ISBN : 978-0-273-72889-4
Jumlah Halaman : vii + 184 halaman

3. Buku Pembanding 2
Judul : A Beginners Guide to Discrete Mathematics
Pengarang : W. D. Wallis
Penerbit : Birkhauser
Tahun Terbit : 2010
ISBN : 978-0-8176-8285-9
Jumlah Halaman : xiii + 427 halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Buku Utama Graphs: Theory and Algorithms


Bab 1 Basic Concept atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai konsep dasar. Pada bab 1 ini menjelaskan bagaimana definisi graf,
subgraf, komplemen, jalur, lintasan, sirkuit, kesesuaian komponen dari sebuah
graf, operasi pada graf, graf khusus, cut vertex dan isomorfisme.

Adapun gambaran dari isi bab 1 ini adalah sebagai berikut. Sebuah graf G
= (V, E) terdiri dari dua himpunan: satu himpunan terbatas elemen V yang disebut
simpul dan satu himpunan terbatas elemen E yang disebut sisi. Setiap sisi
diidentifikasi dengan sepasang simpul. Jika sisi graf G diidentifikasi dengan
memerintahkan pasang simpul, maka G disebut directed atau graf yang
berorientasi. Jika tidak G disebut undirected atau graf nonoriented. Pembahasan
kita dalam empat bab pertama dari buku ini berkaitan dengan graf yang tidak
diarahkan.

Pertimbangkan graf G = (V, E).G'= (V', E ') adalah subgraf dari G jika V'
dan E' masing-masing adalah himpunan bagian dari V dan E sehingga sisi (i ,
j ) adalah E' hanya jika i dan j berada di V'. G' akan disebut subgraf yang tepat
dari G jika salah satu E' adalah subset yang tepat dari E atau V' adalah subset
yang tepat dari V. Jika semua simpul dari graf G muncul dalam subgraf G ' dariG,
maka G' disebut spanningsubgraf G. Walk dalam graf G = (V, E) adalah urutan
bolak-balik yang terbatas dari simpul dan sisi 0 , 1 ,1 , 2 , ...,1 , , dimulai
dan berakhir dengan simpul tersebut bahwa 1dan adalah simpul akhir sisi ,
1 .

Dua buah simpul vi dan v j di dalam graph G dikatakan terhubung

(connected), jika vi = v j , atau jika vi v j , terdapatlah jalur vi - v j di G.

Suatugraph G dikatakan terhubung jika setiap dua simpul di G adalah


terhubung,jika tidak demikian G disebut takterhubung (disconnected).

3
Perhatikan dua graf, G1 V1 , E1 dan G2 V2 , E2 . Persatuan G1 dan G2

, yang dinotasikan sebagai G1 G2 , adalah graf G3 V1 V2 , E1 E2 yaitu,

himpunan titik G3 adalah gabungan dari V1 dan V2, dan sisi himpunan bagian G3
adalah gabungan dari E1, dan E2. Perpotongan G1 dan G2, dilambangkan dengan
G1 G2 , adalah graf G3 V1 V2 , E1 E2 . Artinya, himpunan titik G3 hanya
terdiri dari simpul yang ada di G1 dan G2, dan set ujung G3 hanya terdiri dari tepi
yang ada pada G1 dan G2.Jumlah ring dari dua graf G1 dan G2, dilambangkan
dengan G1 G2 adalah yang diinduksi graf G3 pada set edge E1 E2 . Dengan
kata lain G3 tidak memiliki simpul yang terpencil dan hanya terdiri dari sisi-sisi
yang ada baik di G1, atau di G2, namun tidak pada keduanya.

Sebuah vertex vi dari sebuah graph G merupakan cut-vertex dari G jika

graph G vi memiliki jumlah komponen yang lebih besar dari dari G . Jika G

merupakan graph terhubung, maka G vi akan memiliki paling tidak 2 komponen.


Menurut definisi ini, sebuah vertex yang terpencil bukan lah merupakan cut-
vertex.
Dua graf 1 dan 2 adalah 2-isomorfik jika menjadi isomorfik setelah
mengalami satu atau lebih aplikasi dari salah satu atau kedua operasi berikut ini:
1. Memisahkan titik potong pada 1 dan/atau 2 menjadi dua simpul untuk
mendapatkan dua graph edge-disjoint.
2. Jika salah satu graph, katakanlah 1 , memiliki dua subgraph 1 dan
1 yang memiliki tepat dua simpul umum 1 dan 2 , pertukaran nama
simpul ini di salah satu subgraph. (Operasi geometri ini sama dengan
memutar salah satu subgraph 1 dan 1 pada simpul umum 1 dan
2 .)

Bab 2 Tree, Cutsets, and Circuit atau dalam Bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai Pohon, Potongan dan Sirkuit. Pada bab 2 ini menjelaskan
bagaimana pohon, pohon rentang, pohon cospanning, pohon-k, hutan, rank,
nullity, sirkuit fundamental, cutsets dan fundamental cutsets.
Adapun gambaran dari isi bab 2 ini adalah sebagai berikut. Sebuah graf
dikatakan asiklik jika tidak memiliki sirkuit. Pohon adalah graf asiklik yang

4
terhubung. Pohon dari graf G adalah subgraf asiklik yang terhubung dari G.
Karena pohon tidak memuat sirkuit, berarti pohon tidak memuat loop atau sisi
ganda. Ini menunjukkan bahwa pohon merupakan graf sederhana. Hutan (Forest)
adalah graf tidak terhubung yang tidak memuat sirkuit, dimana setiap komponen
pada graf tersebut merupakan pohon. Hutan merupakan kumpulan pohon yang
saling lepas. Pohon rentang di G adalah subgraf G yang memuat semua simpul G
juga merupakan pohon. Jalur-jalur ini disebut cabang.
Sebuah Pohon-k+ adalah graf asiklik yang terdiri dari komponen k.Jika
pohon-K adalah subgraf rentang dari graf G, maka itu disebut sebuah Pohon
rentang-K dari G. Cospanning Tree-K T* dari pohon rentang-K T dari G adalah
subgraf rentang dari G yang mengandung sisi G yang tidak tepat pada T. Sebuah
hutan dari graf G adalah pohon rentang-K dari G, dimana k adalah jumlah dari
komponen di G.
Rank , dilambangkan dengan (), didefenisikan sama dengan , dan
nullity dari , dilambangkan dengan (), didefenisikan sama dengan +
. Perhatikan bahwa() + () = . Berdasarkan dari definisi forest dan co-
forest bahwa rank () dari graf sama dengan jumlah sisi di forest dari , dan
nullity ()dari sama dengan jumlah sisi di co-forest dari .Jumlah
()dan () merupakan diantara yang paling penting terkait dengan graf.
Sebuah cutset dari graf terhubung adalah set minimal dari sisi sehingga
penghilangannya dari tidak terhubung , yaitu graf S terputus.
Pohon rentang terhubung graf . Misalkan cabang-cabang
dilambangkan dengan 1 , 2 , , 1, dan misalkan chord dari dilambangkan
dengan 1 , 2 , , +1 dimana merupakan jumlah sisi di , dan merupakan
jumlah simpul di .Sedangkan merupakan asiklik, dengan teorema 2.1 berisi
graf 1 tepatnya satu sirkuit 1 . Sirkuit ini terdiri dari chord 1 dan cabang-
cabang dari yang terletak pada lintasan unik di antara simpul akhir dari 1.
Sirkuit 1 disebut sirkuit fundamental dari kaitannya dengan chord 1 dari
pohon rentang.
Menganggap graf terhubung dengan simpul pada set . Misal 1dan 2
menjadi dua subset yang saling menguraikan dari sehingga = 1 2; yaitu
1dan 2 tidak memiliki simpul yang sama dan bersama - sama berisi semua

5
simpul dari . Kemudian set dari semua sisi memiliki satu simpul akhir di
1dan lainnya di 2 disebut cut dari .
Bab 3 Eulerian and Hamilton Graphs atau dalam Bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai euler dan graf Hamilton. Pada bab 3 ini menjelaskan
bagaimana garf euler dan graf Hamilton.
Adapun gambaran dari isi bab 3 ini adalah sebagai berikut. Trail Euler
dalam graf G adalah trail tertutup yang memuat setiap jalur G. TrailEulerTerbuka
adalah trail terbuka yang memuat semua jalur G. Suatu graf yang memiliki trail
Euler disebut sebagai GrafEulerian. Sementara itu, jika graf tidak memiliki trail
Euler, namun memiliki trail Euler terbuka, disebut Graf Semi Euleran.Suatu graf
adalah Eulerian acak jika secara acak Eulerian masing-masing simpulnya.
Dengan kata lain, G secara acak adalah Eulerian jika dan hanya jika ia merupakan
suatu sirkuit.
Sirkuit Hamilton dalam graf G adalah rangkaian yang berisi semua simpul
G. Jalur Hamilton di G adalah jalur yang berisi semua simpul G.Graf G
didefinisikan sebagai Hamiltonian jika memiliki sirkuit Hamilton. Graf Euler dan
Graf Hamiltonian adalah graf penting dalam Teori Graf yang memiliki manfaat
dalam kebutuhan manusia. Topik Graf Euler dan Hamiltonian ini, dari sundung
pandang matematika, adalah Graf yang terdiri dari banyak teorema, lemma dan
corollary.
Bab 4 Graphs and Vector Space atau dalam Bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai graf dan ruang vector. Pada bab 4 ini menjelaskan bagaimana
grup dan field, ruang vector, ruang vector sebuah graf, dimensi dari sirkuit dan
cutset subruang, hubungan antara sirkuit dan subruang cutsets, orthogonal sirkuit
dan subruang cutsets.
Adapun gambaran dari isi bab 4 ini adalah sebagai berikut. himpunan
berhingga S = {, , , }. Misalkan + melambangkan operasi biner yang
didefinisikan dengan S. Operasi ini memberikan setiap pasangan elemen a dan b
dari S unsur unik yang dilambangkan dengan a + b. Himpunan S dikatakan
tertutup di bawah + jika elemen a + b termasuk himpunan S setiap kali a + b
berada di S.Himpunan F dengan dua operasi + dan , disebut penjumlahan dan
perkalian, adalah field jika memenuhi postulat berikut:

6
1. F adalah grup abelian di bawah +, dengan elemen identitas dilambangkan
sebagai e
2. Himpunan F- {e} adalah grup abelian di bawah , operasi perkalian.
3. Operasi perkalian bersifat distributif terhadap penjumlahan,
a (b + c) = (a b) + (a c) untuk semua a, b dan c dalam F
Himpunan S adalah sebuah ruang vektor di F jika memenuhi postulat berikut:
1. S adalah grup abelian di bawah
2. Untuk setiap elemen dan pada F, dan setiap elemen, s1dan s2 di S,

dan

3. Untuk setiap elemen dan pada F, dan setiap elemensdi S,

4. Untuk setiap elemen s di S, 1 * s = s, di mana 1 adalah identitas perkalian


diF.
Kita mendefinisikan isomorfisma antara dua ruang vektor yang didefinisikan di
atas field yang sama.
Misalkan S dan S menjadi dua ruang vektor dimensi n di atas field F.
Kemudian S dan S dikatakan isomorfis jika ada korespondensi satu-satu
antara S dan S sehingga hal-hal berikut ini benar:
1. Jika vektor s1dan s2 dari S sesuai dengan vektor s1 dan s2 dari S, masing-
masing, maka vektor s1 s2berkorespondensi dengan vektor s1 s2 , dimana
dan adalah operasi yang berkorespondensi di S danS.
2. Untuk setiap diF, vektor * sberkorespondensi dengan vektor s jika
sberkorespondensi dengans, di mana * dan adalah operasi yang
berkorespondensi di S danS.
Setiap sirkuit fundamental terdiri atas tepat satu chord, dan chord ini tidak
ada di sirkuit dasar lainnya. Jadi yang bukan sirkuit fundamental dapat
dinyatakan sebagai penjumlahanring dari sirkuitfundamentallainnya.
Karenanya sirkuit fundamentalnya bersifat independen.
Begitu pula dengan cutset-cutset fundamental juga

7
independen karena masing-masing berisi tepat satu cabang yang tidak ada di
tempat yang lain.Sebuah karakterisasi untuk subgraf di subruang sirkuit dari
graf G dalam hal ini di subruang cutset di G. Telah dibuktikan bahwa sirkuit
dan cutset memiliki sisi yang sama jumlahnya genap.Karena setiap subgraf di
subruang sirkuit dari graf adalah sirkuit atau gabungan sirkuit yang sisinya
terpisah, dan setiap subgraf di subruang cutset adalah cutset atau gabungan
cutset yang sisinya terpisah.
Bab 5 Directed Graphs atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai graf berarah. Pada bab 5 ini menjelaskan bagaimana defisini dan konsep
dasar mengenai graf berarah, graf dan hubungannya, graf berarah atau
arborescences, graf euler berarah, pohon rentang berarah, trail euler berarah, graf
Hamilton berarah, graf berarah asiklik serta turnamen.
Adapun gambaran dari isi bab 5 ini adalah sebagai berikut. Sebuah graf
terhubung G = (V , E) berisikan dua himpunan yaitu himpunan berhingga V yang
elemen-elemennya disebut vertex (simpul), dan himpunan berhingga E yang
elemen-elemennya disebut edges (jalur). Setiap jalur dihubungkan dengan
sepasang simpul yang berurutan.Derajat keluar (out degree) suatu simpul adalah
banyaknya simpul yang mulai/keluar dari simpul tersebut. Derajat kedalam (in
degree) suatu simpul adalah banyaknya simpul yang berakhir/masuk ke simpul
tersebut.
Trail berarah Euler terbuka adalah trail berarah terbuka yang berisi semua
jalur G. Graf berarah yang memiliki trail Euler yang diarahkan disebut Graf
berarah Euler.Graf berarah bersifat asiklik jika tidak memiliki sirkuit berarah.
Sirkuit berarah pada graf berarah G adalah sirkuit berarah Hamilton G jika
mengandung semua simpul G.Lintasan berarah pada G adalah lintasan berarah
Hamiltonpada G jika mengandung semua simpul G.Graf adalah graf berarah
Hamilton jika memiliki sirkuit berarah Hamilton.Turnamen adalah graf berarah
lengkap. Ini dilihat dari aplikasinya dalam representasi struktur turnamen round-
robin. Dalam turnamen round-robin beberapa tim memainkan permainan yang
tidak bisa diakhiri dengan seri, dan setiap masing-masing tim bermain dengan tim
lain tepat sekali.

8
Bab 6 Matrices Of a Graph atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai matriks dari sebuah graf. Pada Bab 6 ini menjelaskan bagaiman matriks
insiden, matriks potongan, matriks sirkuit, hubungan orthogonal, submatriks dari
potongan, insiden, matriks sirkuit, matriks unimodular, jumlah pohon rentang,
jumlah pohon rentang berarah pada graf berarah, matriks adjensi, graf coates dan
mason.
Adapun gambaran dari isi bab 6 ini adalah sebagai berikutInsidensi, sirkuit
dan cut pada matriks muncul dalam studi jaringan listrik karena matriks ini
memiliki koefisien dalam persamaan Kirchoff dan dapat digunakan dalam
menggambarkan jaringan. Dengan demikian, sifat dari matriks ini dan juga hal-hal
yang terkait dengannya merupakan dasar dari studi teori graph dalam system
jaringan listrik. Sifat adjansi dari matriks yang dibahas di sini merupakan
pembentukan dasar dari pendekatan graph dalam aliran arus, dan ini merupakan
cara yang sangat ampuh dalam mempelajari system linear. Teori graph yang
dikembangkan sebagai aliran arus dijelaskan pada bagian ini. Hubungan
ortogonalitas adalah hasil yang sangat mendalam dengan aplikasi menarik dalam
teori graf dan teori jaringan.Matriks unimodular jika determinan masing-masing
submatriks kuadratnya adalah 1, -1, atau 0.
Bab 7 Planarity and Duality atau dalam Bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai planar dan duality. Pada bab 7 ini menjelaskan bagaimana graf
planar, formula euler, teorema kuratowski dan karakteristik lain dari planar, graf
rangkap, planar dan duality.
Adapun gambaran dari isi bab 7 ini adalah sebagai berikutDi sini,
karakteristik graph planar seperti Kuratowski, Wagner, Harary, Tutte dan Maclane
juga dibahas. Kemudian bab ini membahas mengenai definisi Whitney mengenai
graph dualitas, dimana di sini diistilahkan sebagai sirkuit dan cut dan bab ini
mencoba menghubunkan konsep ini dengan konsep graph planar lainnya. Dualitas
sangat menarik bagi para ahli teori jaringan listrik. Hal ini disebabkan karena
fakta bahwa tegangan dan arus pada jaringan listrik merupakan variable ganda.
Dualitas dari variable-variable ini muncul sebagai akibat dari hukum Kirchoff
dimana hukum tegangan Kirchoff ada dalam sirkuit dan cut. Dualitas antar sirkuit
dan cut dapat diamati pada Bab 2 dan 4. Dualitas secara lebih jelas dibahas pada

9
Bab 10, dimana nantinya kita akan menunjukkan bahwa rangkaian sirkuit dan
rangkaian cut dari sebuah graph akan memiliki struktur yang sama. Sebuah graf
dikatakan planar jika bisa dipasangkan di bidang.
Bab 8 Connectivity and Matching atau dalam Bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai konektivitas dan kesesuaian. Pada bab 8 ini menjelaskan
bagaimana keonektivitas atau konektivitas simpul, konektivitas jalur, graf dengan
derajat yang ditentukan, teorema menger, kesesuaian, kesesuaian pada graf
bipartit dan kesesuaian pada graf umum.
Adapun gambaran dari isi bab 8 ini adalah sebagai berikut. Dalam bab ini
akan mengembagkan beberapa hasil yang berkaitan dengan keterkaitan vertex dan
sisi dari sebuah graph. Bab ini juga membahas hasil-hasil klasik dalam teori
graph, yaitu teorema Menger, yang berhubungan dengan konektivitas dengan
jumlah vertex dan sisi yang menguraikan garis. Pencocokan dalam graph adalah
sekumpulan sisi yang tidak memiliki dua simpul yang bersamaan. Pada bagian
akhir bab ini akan mencoba mengembangkan teori pencocokan dengan cara
mengembangkan teorema Hall. Konektivitas dan pencocokan adalah dua tpik
yang dipelajari secara ekstensif dalam teori graph. Banyak hasil dalam teori graph
termasuk dalam konektivitas dan pencocokan.
Bab 9 Covering and Coloring atau dalam Bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai penutup dan pewarnaan. Pada bab 9 ini menjelaskan bagaimana
set independen dan penutup simpul, penutup jalur, pewarnaan jalur dan indeks
kromatik, pewwarnaan simpul dan angka kromatik, polynomial kromatik, serta
masalah empat warna.
Adapun gambaran dari isi bab 9 ini adalah sebagai berikut.Dalam bab ini,
kami mempelajari beberapa parameter berguna lainnya dari nomor simpul graf
independen, titik sudut dan penutup jalur, indeks kromatik, dan bilangan
berwarna. Kita mulai dengan diskusi tentang bilangan simpul independen dan
simpul dan angka penutupan jalur. Kami menghubungkan angka-angka ini dengan
jumlah yang sesuai yang didefinisikan di bab sebelumnya dan mengembangkan
formulasi teorema Hall yang setara. Kemudian kita mempelajari indeks kromatik
dan bilangan kromatik, yang berhubungan dengan sifat simpul dan pewarnaan
jalur dari sebuah graf. Parameter yang akan dibahas dalam bab ini muncul dalam

10
studi beberapa masalah praktis seperti jadwal penjadwalan dan desain
komunikasi.
Bab 10 Matroids disini menjelakan definisi dasar, properti dasar,
system aksioma yang ekuivalen, duality matroid dan graphoid, pembatasan,
kontraksi dan minor dari sebuah matroid, representasi dari sebuah matroid,
matroid biner, matroid berorientas serta matroid dan algoritma greedy.
Adapun gambaran dari isi bab 10 ini adalah sebagai berikut. Bab ini
menjelaskan bahwa Matroid telah diperkenalkan oleh Whitney [1935] untuk
mempelajari aspek planarity dan aspek aljabar dalam graf, oleh MacLane [1936]
untuk mempelajari k geometric Lattices, dan oleh Van Der Waerdon [1937] untuk
mempelajari kebebasan pada ruang vektor. Bab ini juga membahas lebih dalam
mengenai teori matroid dan memilih salah satu teori pada matroid yaitu dual pada
matroid. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji tentang teori
matroid khususnya membahas mengenai basis, sirkit dan rank serta mengkaji
tentang dual matroid khususnya membahas mengenai kobasis, kosirkit dan
korank. Misal S himpunan berhingga dan I merupakan koleksi himpunan bagian
dari S yang memenuhi 3 syarat. Pasangan himpunan terurut S dan I yang ditulis M
= (S,I) disebut matroid. Himpunan bebas maksimal pada Matroid M disebut
sirkuit. Untuk , rank dari A yang dinotasikan()adalah() =maksimum
{||: , }. Rank dari matroid M yang dinotasikan sebagai()adalah
rank dari himpunan S. Dapat dibentuk dual matroid M* dengan
menggunakan()koleksi basis dari sebuah matroid M pada himpunan S. Basis
dari M* disebut kobasis dari M, sirkuit dari M* disebut kosirkuit dari M. Dimana
untuk semua berlaku () = || + ( ) (), jika = ,
maka ada sebuah basis B dengan dan . Subset X dari S adalah basis
dari M jika dan hanya jika X adalah subset minimal yang mempunyai irisan tak
kosong dengan setiap kosirkuit dari M. Subset X dari S adalah sebuah sirkuit dari
M jika dan hanya jika X adalah subset minimal yang mempunyai irisan tak kosong
dengan setiap kobasis dari M.
Bab 11 Graph Algorithms atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai algoritma graf. Pada bab 11 ini menjelaskan bagaimana penutupan
transitif, lintasan terpendek. Pohon rentang minimum, cabang optimum, keseuaian

11
yang sempurna, penugasan yang optimal, jadwal kegiatan, masalah postman cina,
kedalaman pencarian pertama, bokonektivitas, dan kekuatan konektifitas,
reduksibilitas dari sebuah program graf, penomoran dari sebuah graf serta
pengujian planar.
Adapun gambaran dari isi bab 11 ini adalah sebagai berikut. Bab ini
menjelaskan bahwa algoritma dasar berfungsi sebagai fondasi dasar dalam
perancangan algoritma yang lebih kompleks. Algoritma juga akan membantu
memberi wawasan yang lebih luas mengenai beberap topik yang telah dibahas
sebelumnya dan juga mengenalkan konsep yang baru. Bab ini berfokus pada
pengembangan landasan teoritis dimana algoritma didisain dengan basis tertentu.
Bab ini juga mengembangkan hasil mengenai komplekstitas komputasional dari
sebuah algoritma. Dalam kasus tertentu kompleksitas komputasional bergantung
pada kuatnya kompleksitas komputasional operasi dasar tertentu seperti
menemukan kesatuan kumpulan yang terpisah. Dalam kasus tersebut bab ini
memberikan referensi yang memadai bagi pembaca yang berminat untuk
mengejar lebih jauh. Kompleksitas komputasi dari sebuah algoritma adalah
ukuran waktu dari menjalankan sebuah algoritma. Hal inilah yang merupakan
fungsi dari ukuran input. Selanjutnya, semua hasil kompleksitas akan berkaitan
dengan analisis kasus yang jelek sekalipun. Ada berbagai metode untuk mewakili
graph pada komputer. Dua dari metode yang paling umum menggunakan matriks
adjacency dan daftar kedekatan. Matriks-matriks kedekatan tidak terlalu efisien
digunakan dalam satu kasus pada grafik. Dalam daftar kedekatan representasi, kita
harus mengasosiasikan dengan setiap daftar vertex yang berisi semua sisi yang
ada di dalamnya. Bab ini juga melakukan sebuah pembahasan rinci tentang
struktur data untuk mewakili suatu graph yang dapat ditemukan dalam beberapa
referensi yang tercantum di akhir bab ini.
Bab 12 Flows In Networks atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai arus pada jaringan. Pada bab 12 ini menjelaskan bagaimana masalah
maksimum jaringan, teorema pemotongan jaringan maksimum, algoritma
pelabelan Ford Fulkerson, Edmonds dan karp modifikasi algoritma pelabelan,
algoritma aliran maksimum dinamis, aliran maksimal dalam jaringan lapisan:
algoritma MPM, algoritma push dan preflow: Goldberg dan tarjan, aliran

12
maksimum dalam jaringan, kesesuaian maksimum pada graf bipartit, teorema dan
konektivitas menger serta kelengkapan NP.
Adapun gambaran dari isi bab 12 ini adalah sebagai berikut. Dalam bab ini
menjelaskan dengan cukup rinci, masalah arus maksimal. Sementara
landasanteoritis yang digunakan dalam masalah ini sangat dalam, jelas dan juga
praktis untuk digunakan. Bab ini menjelaskan hubungan utama antara teori graph
dan penelitian operasi riset. Teorema min-cut max-flow yang dinyatakan oleh Ford
dan Fulkerson setara dengan beberapa graph yang dikaryakan Teorema seperti
teorema perkawinan Hall dan teorema koneksi Menger. Kesetaraan ini telah
membantu mengembangkan kecocokan yang efisien dan algoritma konektivitas.
Bab ini disusun sebagai berikut, setelah menyatakan arus maksimal masalah pada
Bagian 12.1, dikembangkan lagi di bagian 12.2 mengenai arus maksimum
teorema cut minimum. Bab ini kemudian melanjutkan untuk mengembangkan
dua pendekatan yang secara mendasar berbeda untuk masalah arus maksimum. Di
Bagian 12.3 sampai 12.6, membahas algoritma pelabelan Ford dan Fulkerson dan
beberapa penyempurnaan algoritma. Pada Bagian 12.7 bab ini mengembangkan
karya terbaru dari Goldberg dan Tarjan, yang merupakan kemajuan signifikan dari
algoritma sebelumnya yaitu algoritma Ford dan Fulkerson. Pada Bagian 12.8 bab
ini membahas kompleksitas masalah arus maksimum dalam kasus kelas khusus
jaringan yang disebut jaringan 0-1. Dua bagian berikutnya menunjukkan
bagaimana teknik jaringan aliran dapat digunakan untuk mengembangkan
algoritma untuk pencocokan dan masalah konektivitas. Bab ini menyimpulkan
dengan pengantar singkat tentang teori tersebut dari kelengkapan NP.

13
BAB III
KRITIK TERHADAP BUKU

3.1.Ulasan atau Standing Position sebagai Pembaca


Dalam buku Graphs: Theory and Algorithmskarangan K. Thulasiraman
dan M. N. S. Swamy pada buku ini mengulas teori graf pada matematika diskrit.
Pada buku ini penulis menyajikannya dengan Bahasa yang mudah dimengerti oleh
pembaca. Buku ini juga disajikan dengan pembuktian-pembuktian teorema
sehingga lebih menyakinkan pembaca untuk mengulasnya lebih dalam.
Dalam buku ini dijelaskan secara rinci mulai dari konsep dasar graf,
teorema dan algoritma yang disertakan dengan contoh-contoh yang membuat
pembaca menjadi lebih mudah untuk memahaminya. Di dalam pembahasan buku
ini juga memberitahukan kepada pembaca bahwa teori graf ini banyak sekali
aplikasi dalam kehidupan nyata. Dengan begitu membuat pembaca semakin
tertarik untuk memahami dan mengulas isi dari teori graf. Secara keseluruhan
Teori graf perlu dipelajari dan dikembangkan juga untuk menyelesaikan
permasalahan nyata.Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan eksistensi
misalnya masalah eksistensi trail Euler dan daur Hamilton, pelabelan simpul atau
sisi dengan sifat tertentu, dekomposisi dan packing suatu graf tertentu atas daur
dan pohon. Masalah ekstremalitas dalam teori graf banyak menarik minat para
praktisi karena biasanya berkaitan dengan persoalan optimasi dari permasalahan
nyata, misalnya tentang bilangan warna pada bidang, maksimum ukuran graf
lengkap dengan bilangan warna p, matching (penjodohan) dan himpunan
independen maksimum dari suatu graf dan sebagainya.
Buku ini juga menyarankan kepada pembaca untuk membaca referensi
lain disetiap akhir bab. Hal ini memudahkan pembaca untuk mencari referensi-
refersni yang terkait untuk bahasan tersebut.

3.2.Perbandingan Isi Buku


Pembanding Buku 1
Kelemahan buku utama dengan buku pembanding satu adalah:

14
a) Pada buku utama tidak diberikan secara rinci bagaimana aplikasi dari sub
materi yang dibahas mengenai teori graf ini. Sementara pada buku
pmebanding satu, setiap pada sub pokok bahasan diberitahukan aplikasi
dari penggunaannya.
b) Pada buku utama ada beberapa contoh yang tidak jelas disampaikan
seperti pada pemberian nama simpul dan jalur.
c) Pada buku utama adanya teorema diberikan pembuktian sementara pada
buku pembanding satu, tidak adanya diberikan pembuktian dari teorema
tersebut hal ini mengakibatkan pembaca lebih memilih buku utama
sebagai acuan ataupun sumber referensi untuk teori graf.
d) Pada buku utama dan buku pembanding satu, menggunakna kata-kata
yang mudah dipahami oleh pembaca.

Buku Pembanding 2
Kelemahan buku utama dibanding buku pembanding dua adalah:
a) Pada buku utama pembuktian teorema sedikit sulit dipahami, sementara
pada buku pembanding 2 pembuktian rumus lebih mudah dipahami karena
disajikan pada langkah perlangkah.
b) Pada buku utama tidak disajikan contoh soal dan pembahasannya.
c) Pada buku utama tidak disajikan perkenalan terlebih dahulu atau pengantar
mengenai penjumlahan, angka, serta notasi-notasi yang ada. Seprti halnya
ketika masuk ke dalam bab 4. Disana dibeikan beberapa symbol yang
tidak diberikan penjelasan sebelumnya.
d) Pada buku utama dan buku pembanding 2 sama-sama menggunakan kata
yang mudah dipahami oleh pembaca.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Critical Book Report merupakan kegiatan yang baik dalam hal
meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran matematika diskrit terkhususnya
pada teori graf, menambah ilmu dan pengetahuan dari ulasan buku , memahami
karakteristik penulis, serta menjadikan kita seorang yang kritis dimana kita bisa
menganalisis isi buku.

Buku karangan K. Thulasiraman dan M. N. S. Swamysecara keseluruhan


sudah baik. Untuk pembaca awal / mahasiswa yang baru mempelajari teori graf
bisa dijadikan rujukan sebagai buku pegangan karena buku ini mudah dipahami
dimulai dari istilah, konsep dan teorema yang disertakan dengan contoh-contoh.
Buku ini juga memberikan referensi disetiap akhir bab yang akan mempermudah
pembaca, jika ada yang ingin menetahui bahasan tersebut lebih dalam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Thulasiraman, K dan M. N. S. Swamy. 2010. Graphs: Theory and Algorithms.


Concordia University Montreal, Canada
Wallis, W. D.. 2010. A Beginners Guide to Discrete Mathematics. Birkhauser
Wilson, Robin J. 2010. 5th Edition Introduction to GraphTheory. Prentice Hall
is an Imprint of PEARSON

17

Anda mungkin juga menyukai