DOSEN PENGAMPU :
Abdul Aziz Batubara, S.Pd,M.Pd
DISUSUN OLEH
Elfira Shenita Damanik
Fahdly Rinaldi
Khotnai Shinta Nst
Khairul Hafidz
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa
Allah Swt. Karena atas rahmat dan karuniaNya lah Kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Dalam makalah yang berjudul “Terminologi dasar graf dan Algoritma dijksta” ini,
akan dibahas mengenai pembagian terminologi dan pengertiannya masing-masing serta juga
pengertian algoritma dijksta.
Namun demikian, kami merasa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan lapang
dada dan dengan rasa terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………....................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Tujuan ..............................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Terminologi graf………….............................................................................................. 5
B. Algoritma dijkstra……………………………………………........................................ 7
Kesimpulan ......................................................................................................................... 8
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang banyak digunakan
untuk mempermudah suatu penyelesaian masalah. Dengan merepresentasikan persoalan ke
dalam bentuk graf, maka persoalan dijelaskan secara lebih sederhana.
Pada abad ke – 18, Euler memperkenalkan dasar pengembangan teori graf. Pada saat
itu di kota Koningsberg, terdapat suatu sungai yang membelah kota menjadi empat daratan
yang terpisah. Daratan tersebut dihubungkan oleh tujuh jembatan. Warga kota tersebut
ingin melewati setiap jembatan tepat satu kali dan kembali lagi ke tempat awal. Euler
membuktikan, dengan menggunakan suatu bentuk representasi tertentu, bahwa hal itu
tidak mungkin. Bentuk representasi itu berkembang menjadi teori graf yang kita kenal saat
ini.
Suatu graf terdiri dari gabungan himpunan tak kosong titik V (G) dan himpunan sisi E
(G) yang menghubungkan titik – titik pada G. Banyaknya anggota pada himpunan titik
dinyatakan sebagai p,|p| > 0 , dan banyaknya anggota himpunan sisi pada graf G
dinyatakan sebagai q,|q| > 0 . Banyak titik atau sisi pada graf disebut sebagai kardinalitas
graf.
B. Rumusan masalah
1. apa-apa sajakah pembagian terminologi graf?
2. Apakah pengertian algoritma dijkstra?
C. Tujuan
1. Melengkapi tugas mata kuliah MATEMATIKA DISKRIT
2. Dapat memperdalam ilmu pembaca
3. Dapat mengetahui terminologi graf
4. Dapat mengetahui algoritma dijkstra
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
10. Terhubung dan tidak terhubung
Suatu graph G dikatakan terhubung jika dan hanya jika setiap 2 titik dalam G
terhubung (gambar a), sedangkan suatu graph G dikatakan tidak terhubung jika dan
hanya jika ada 2 titik dalam G yang tidak terhubung (gambar b).
11. Isomorfik
Dua graph G dan H dikatakan isomorfik ditulis , jika: (i) Terdapat korespondensi satu-
satu antara V(G) dan E(G), (ii) Banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik u dan
v di G, sama dengan banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik di H yang
korespondensi dengan titik u dan titik v. Graph G1 isomorfik dengan graph G2,
sedangkan graph G1 tidak isomorfik dengan graph G3.
Adapun beberapa Graf Sederhana Khusus yang dijumpai pada banyak aplikasi, diantaranya
adalah sebagai berikut:
6
2. ALGORITMA DIJKSTRA
Diskripsi matematis untuk grafik dapat diwakili G = {V. E}, yang berarti sebuah
grafik (G) didefenisikan oleh satu set simpul (Vertex = V) dan koleksi Edge (E). Algoritma
Dijkstra bekerja dengan membuat jalur ke satu simpul optimal pada setiap langkah. Jadi
pada langkah ke n, setidaknya ada n node yang sudah kita tahu jalur terpendek.
1. Tentukan titik mana yang akan menjadi node awal, lalu beri bobot jarak pada node
pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan melakukan pengembangan
pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap demi tahap.
2. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal
dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi)
3. Set semua node yang belum dilalui dan set node awal sebagai “Node keberangkatan”
4. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum dilalui dan hitung
jaraknya dari titik keberangkatan. Jika jarak ini lebih kecil dari jarak sebelumnya (yang
telah terekam sebelumnya) hapus data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang
baru
7
5. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node
yang telah dilalui sebagai “Node dilewati”. Node yang dilewati tidak akan pernah di
cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal
bobotnya.
6. Set “Node belum dilewati” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai
“Node Keberangkatan” selanjutnya dan ulangi langkah e.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Algoritma Dijkstra, (sesuai penemunya Edsger Dijkstra), adalah sebuah algoritma yang
dipakai dalam memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path problem) untuk
sebuah graf berarah (directed graph).
Permasalahan rute terpendek dari sebuah titik ke akhir titik lain adalah sebuah masalah
klasik optimasi yang banyak digunakan untuk menguji sebuah algoritma yang diusulkan.
8
DAFTAR PUSAKA
http://noviarni23gmailcom.blogspot.com
http://matematika-diskrit-universitas.blogspot.com
Munir, Rinaldi. Mate-matika diskrit, Informatika Bandung, 2014.