Anda di halaman 1dari 9

TERMINOLOGI DASAR GRAF & ALGORITMA DIJKSTRA

DOSEN PENGAMPU :
Abdul Aziz Batubara, S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH
Elfira Shenita Damanik
Fahdly Rinaldi
Khotnai Shinta Nst
Khairul Hafidz

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS SAINS DAN ILMU TEKNOLOGI
SISTEM INFORMASI
MEDAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa
Allah Swt. Karena atas rahmat dan karuniaNya lah Kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Dalam makalah yang berjudul “Terminologi dasar graf dan Algoritma dijksta” ini,
akan dibahas mengenai pembagian terminologi dan pengertiannya masing-masing serta juga
pengertian algoritma dijksta.

Namun demikian, kami merasa masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan lapang
dada dan dengan rasa terimakasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………....................................................................... 2

DAFTAR ISI ……............................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

C. Tujuan ..............................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Terminologi graf………….............................................................................................. 5

B. Algoritma dijkstra……………………………………………........................................ 7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang banyak digunakan
untuk mempermudah suatu penyelesaian masalah. Dengan merepresentasikan persoalan ke
dalam bentuk graf, maka persoalan dijelaskan secara lebih sederhana.

Pada abad ke – 18, Euler memperkenalkan dasar pengembangan teori graf. Pada saat
itu di kota Koningsberg, terdapat suatu sungai yang membelah kota menjadi empat daratan
yang terpisah. Daratan tersebut dihubungkan oleh tujuh jembatan. Warga kota tersebut
ingin melewati setiap jembatan tepat satu kali dan kembali lagi ke tempat awal. Euler
membuktikan, dengan menggunakan suatu bentuk representasi tertentu, bahwa hal itu
tidak mungkin. Bentuk representasi itu berkembang menjadi teori graf yang kita kenal saat
ini.

Suatu graf terdiri dari gabungan himpunan tak kosong titik V (G) dan himpunan sisi E
(G) yang menghubungkan titik – titik pada G. Banyaknya anggota pada himpunan titik
dinyatakan sebagai p,|p| > 0 , dan banyaknya anggota himpunan sisi pada graf G
dinyatakan sebagai q,|q| > 0 . Banyak titik atau sisi pada graf disebut sebagai kardinalitas
graf.

B. Rumusan masalah
1. apa-apa sajakah pembagian terminologi graf?
2. Apakah pengertian algoritma dijkstra?

C. Tujuan
1. Melengkapi tugas mata kuliah MATEMATIKA DISKRIT
2. Dapat memperdalam ilmu pembaca
3. Dapat mengetahui terminologi graf
4. Dapat mengetahui algoritma dijkstra

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. TERMINOLOGI DASAR PADA GRAPH


A. Terminologi Graf
Ada beberapa terminologi graf yang perlu diketahui, antara lain :
1. Bertetangga (adjacent)
Dua buah simpul pada graph tak berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya
terhubung langsung dengan sebuah sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v jika
(u,v) adalah sebuah sisi pada graph G.
2. Bersisian (incident)
Misal untuk sembarang sisi e = (u,v) dikatakan bersisian dengan titik u dan titik v.
3. Titik terpencil (isolated vertex)
Titik terpencil adalah titik yang tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya. Atau,
dapat juga dikatakan bahwa titik terpencil adalah titik yang tidak satupun bertetangga
dengan titik-titik lainnya.
4. Jalan (walk)
Misalkan G adalah sebuah graph. Sebuah jalan (walk) di G adalah sebuah barisan
berhingga (tak kosong) yang suku-sukunya bergantian titik dan sisi, sedemikian
hingga dan adalah titik-titik akhir sisi ei, untuk . Katakan W adalah sebuah jalan dari
titik (titik awal) ke titik (titik akhir), sedangkan titik-titik disebut titik-titik internal W
dan k disebut panjang jalan W. Dengan kata lain, jalan (walk) ialah dimana sisi dan
titiknya boleh berulang.
5. Jejak adalah jalan yang sisi-sisinya tidak ada yang sama, tetapi titiknya boleh ada yang
sama.
6. Lintasan (path) adalah jejak yang semua titiknya berbeda (sisi dan titiknya tidak ada
yang sama).
7. Sirkit adalah Jejak tertutup.
8. Siklus/lintasan tertutup (sikel)
Sikel adalah sebuah sirkit yang titik awal dan semua titik internalnya berbeda (titik
awal dan titik akhirnya sama dimana titik dan sisinya tidak ada yang berulang).
9. Derajat (Degree) suatu simpul pada graf tak berarah adalah jumlah sisi yang bersisian
dengan simpul tersebut.

5
10. Terhubung dan tidak terhubung
Suatu graph G dikatakan terhubung jika dan hanya jika setiap 2 titik dalam G
terhubung (gambar a), sedangkan suatu graph G dikatakan tidak terhubung jika dan
hanya jika ada 2 titik dalam G yang tidak terhubung (gambar b).
11. Isomorfik
Dua graph G dan H dikatakan isomorfik ditulis , jika: (i) Terdapat korespondensi satu-
satu antara V(G) dan E(G), (ii) Banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik u dan
v di G, sama dengan banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik di H yang
korespondensi dengan titik u dan titik v. Graph G1 isomorfik dengan graph G2,
sedangkan graph G1 tidak isomorfik dengan graph G3.

Adapun beberapa Graf Sederhana Khusus yang dijumpai pada banyak aplikasi, diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Graf Lengkap (Complete Graph)


Graf lengkak ialah graf sederhana yang setiap simpulnya mempunyai sisi ke semua
simpulnya
b. Graf Lingkaran
Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua.
c. Graf Teratur (Regular Graph)
Graf teratur adalah graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama.
d. Graf Bipartit (Bipartite Graph)
Graf G yang himpunan simpulnya dapat dikelompokkan menjadi dua himpunan bagian
V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi didalam G menghubungkan sebuah simpul di
V1 kesebuah simpul di V2 disebut graf bipartit.

6
2. ALGORITMA DIJKSTRA

Algoritma Dijkstra, (sesuai penemunya Edsger Dijkstra), adalah sebuah algoritma


yang dipakai dalam memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path problem)
untuk sebuah graf berarah (directed graph). Algoritma ini dipublikasikan pada tahun 1959
jurnal Numerische Mathematik yang berjudul “A Note on Two Problems in Connexion
with Graphs” dan dianggap sebagai algoritma greedy. Permasalahan rute terpendek dari
sebuah titik ke akhir titik lain adalah sebuah masalah klasik optimasi yang banyak
digunakan untuk menguji sebuah algoritma yang diusulkan. Permasalahan rute terpendek
dianggap cukup baik untuk mewakili masalah optimisasi, karena permasalahannya mudah
dimengerti (hanya menjumlahkan seluruh edge yang dilalui) namun memiliki banyak
pilihan solusi.

Menurut Andrew Goldberg peneliti Microsoft Research Silicon Valley, mengatakan


ada banyak alasan mengapa peneliti terus mempelajari masalah pencarian jalan terpendek.
“Jalan terpendek adalah masalah optimasi yang relevan untuk berbagai macam aplikasi,
seperti jaringan routing, game, desain sirkuit, dan pemetaan”.

Diskripsi matematis untuk grafik dapat diwakili G = {V. E}, yang berarti sebuah
grafik (G) didefenisikan oleh satu set simpul (Vertex = V) dan koleksi Edge (E). Algoritma
Dijkstra bekerja dengan membuat jalur ke satu simpul optimal pada setiap langkah. Jadi
pada langkah ke n, setidaknya ada n node yang sudah kita tahu jalur terpendek.

Langkah-langkah algoritma Dijkstra dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Tentukan titik mana yang akan menjadi node awal, lalu beri bobot jarak pada node
pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan melakukan pengembangan
pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke titik selanjutnya tahap demi tahap.

2. Beri nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya, lalu set nilai 0 pada node awal
dan nilai tak hingga terhadap node lain (belum terisi)

3. Set semua node yang belum dilalui dan set node awal sebagai “Node keberangkatan”

4. Dari node keberangkatan, pertimbangkan node tetangga yang belum dilalui dan hitung
jaraknya dari titik keberangkatan. Jika jarak ini lebih kecil dari jarak sebelumnya (yang
telah terekam sebelumnya) hapus data lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang
baru

7
5. Saat kita selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga, tandai node
yang telah dilalui sebagai “Node dilewati”. Node yang dilewati tidak akan pernah di
cek kembali, jarak yang disimpan adalah jarak terakhir dan yang paling minimal
bobotnya.

6. Set “Node belum dilewati” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan) sebagai
“Node Keberangkatan” selanjutnya dan ulangi langkah e.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Terminologi graf terdiri dari Bertetangga (adjacent), Bersisian (incident), Titik


terpencil (isolated vertex), Jalan (walk),jejak,lintasan (path),sirkit, Siklus/lintasan tertutup
(sikel),terhubung dan tidak terhubung,komplemen,dan isomorfik.

Algoritma Dijkstra, (sesuai penemunya Edsger Dijkstra), adalah sebuah algoritma yang
dipakai dalam memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path problem) untuk
sebuah graf berarah (directed graph).

Permasalahan rute terpendek dari sebuah titik ke akhir titik lain adalah sebuah masalah
klasik optimasi yang banyak digunakan untuk menguji sebuah algoritma yang diusulkan.

8
DAFTAR PUSAKA

http://noviarni23gmailcom.blogspot.com
http://matematika-diskrit-universitas.blogspot.com
Munir, Rinaldi. Mate-matika diskrit, Informatika Bandung, 2014.

Anda mungkin juga menyukai