Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

GRAF
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah M atematika Diskrit

Dosen Pengampu: Elvira Sawitri, S.Pd, M.Pd.T

Disusun Oleh

Rivaldi Febriansyah (21101152630177)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Matematika Distrit
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi, atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda
kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester II (Dua), adapun judul yang
penulis buat didalam makalah ini adalah mengenai “ GARF ”
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah
didalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa
hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada:

1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang
senantiasa mendukung secara moril & materiil serta yang selalu
mendo’akan penulis didalam menempuh pendidikan ini.

2. Ibuk Elvira Sawitri, S.Pd, M.Pd.T selaku dosen Mata Kuliah


Matematikka Diskrit yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan
bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya
makalah ini.

3. Teman-teman seperjuangan khususnya jurusan terknik informatika yang


senantiasa memberi masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini
Sangatlah disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan didalam
penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para
pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi kita semua.

Padang,25 Juni 2022

Penyusun

Matematika Distrit
Daftar Isi DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Graf .................................................................... ..................3

2.2 Jenis-jenis graf................................................................ ....................4

2.3 Representasi graf ................................................................................ 5

2.4 Terminilogi dasar graf ........................................................ .................6

2. 5 Lintasan terpendek (algoritma disksta)...............................................7

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

BAB I

Matematika Distrit
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya
berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta
himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan
oleh Sadlàčk (1964), kemudian Stewart (1966), Kotzig dan Rosa (1970). Hingga
saat ini pemanfaatan teori pelabelan graf sangat dirasakan peranannya, terutama
pada sektor sistem komunikasi dan transportasi, navigasi geografis, radar,
penyimpanan data komputer, dan pemancar frekuensi radio.
Kemudian Grigss dan Yeh memperkenalkan pelabelan L ( 2,1 ). Pelabelan
ini adalah suatu jenis dari masalah pelabelan yang muncul dari penugasan
jaringan radio dimana titik – titik yang berdekatan harus memiliki selisih label
minimal dua sedangkan titik yang terhubung oleh lintasan ( path ) dengan panjang
dua harus memiliki label yang berbeda .
Permintaan yang besar atas pelayanan wireless dan terbatasnya frekuensi
yang tersedia memerlukan penggunaan yang efisien. Jaringan wireless seringkali
terletak pada daerah datar yang tidak terdapat penghalang dengan lalu lintas
sinyal yang seragam. Masalah yang muncul adalah bagaimana agar gelombang
sinyal yang digunakan dapat efisien dan tidak terjadi tumpang tindih. Untuk
mencegah terjadi tumpang tindih gelombang sinyal maka pada pemasangannya
diatur jarak yang proposional diantara tiap dua base stasiun wireless. Masalah
jaringan wireless ini dapat dimodelkan dengan pelabelan L (2,1) pada graf ubin
reguler, dimanla titiknya mewakili base stasiun wireless, sisinya mewakili jarak
diantara dua base stasiun wireless dan label mewakili frekuensi yang mungkin.
Jaringan radio adalah jaringan yang terdiri dari pemancar dan penerima
gelombang yang didistribusikan lintas region. Pada masalah jaringan radio ini
sendiri frekuensi dari pemancar satu ke pemancar lainnya yang dekat tidak boleh
bercampur dan bagaimana agar bentangan frekuensi yang digunakan minimal.
Situasi ini dapat dimodelkan dengan pelabelan L(2,1) pada graf outerplanar ,
dimana titik – titiknya menggambarkan pemancar / penerima gelombang
sedangkan titik yang berdekatan (adjacent) mengindikasikan komunikasi yang
mungkin terjadi sedangkan labelnya merepresentasikan frekuensi yang mungkin.

1.2 Rumusan masalah


 Definisi graf
 Jenis-jenis graf
 Representasi graf
 Terminologi dasar graf
 Lintasan terpendek (algoritma disksta)
BAB II

Matematika Distrit
PEMBAHASAN

2.1 Definisi graf

Graf merupakan struktur diskrit yang terdiri :

 simpul (vertices, vertex) dan


 himpunan sisi (edges)

Notasi sebuah graf adalah G = (V, E), dimana :

 V merupakan himpunan tak kosongdari simpul-simpul (vertices),misalkan V = { v 1 , v 2 , ... , v


n }
 E merupakan himpunan sisi – sisi(edges) yang menghubungkansepasang simpul,misalkan

E = {e1 ,e2 , ... , en }

 Jika graf tersebut mempunyai himpunan sisi yang merupakanhimpunan kosong, dinamakan null
graph atau empty graph.

CONTOH Jembatan Königsberg :

Misalkan graf tersebut adalah

G (V, E) dengan

V = { A, B, C, D }

E = { (A, C), (A, C), (A, B), (A, B), (B, D), (A, D),(C, D)}

2.2 Jenis-jenis graf

Matematika Distrit
Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori (jenis) bergantung pada sudut pandang
pengelompokannya. Pengelompokan graf dapat dipandang berdasarkan ada tidaknya sisi ganda atau sisi
kalang, berdasarkan jumlah simpul, atau berdasarkan orientasi arah pada sisi. Berdasarkan ada tidaknya
gelang atau sisi ganda pada suatu graf, maka secara umum graf dapat digolongkan menjadi dua jenis:

1. Graf sederhana (simple graph).

Graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi-ganda dinamakan graf sederhana. G1 pada Gambar

8.3(a) adalah contoh graf sederhana yang merepresentasikan jaringan komputer. Simpul menyatakan

komputer, sedangkan sisi menyatakan saluran telepon untuk berkomunikasi. Saluran telepon dapat

beroperasi pada dua arah.

2. Graf tak-sederhana (unsimple-graph).

Graf yang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak-sederhana (unsimple graph). Ada dua

macam graf tak-sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph). Graf ganda

adalah graf yang mengandung sisi ganda. Sisi ganda yang menghubungkan sepasang simpul bisa lebih

dari dua buah. G2 pada Gambar 8.3(b) adalah graf-ganda. Sisi ganda pada G2 dapat diandaikan sebagai

saluran telepon tambahan apabila beban komunikasi data antar komputer sangat padat. Graf semu

adalah graf yang mengandung gelang. G3 adalah graf semu (termasuk bila memiliki sisi ganda

sekalipun). Sisi gelang pada G3 dapat dianggap sebagai saluran telelpon tambahan yang

menghubungkan komputer dengan dirinya sendiri (mungkin untuk tujuan diagnostik). Graf semu lebih

umum daripada graf ganda, karena sisi pada graf semu dapat terhubung ke dirinya sendiri. Jumlah

simpul pada graf kita sebut sebagai kardinalitas graf, dan dinyatakan dengan n = V , dan jumlah sisi

kita nyatakan dengan m = E. Pada contoh di atas, G1 mempunyai n = 4, dan m = 4, sedangkan G2

mempunyai n = 3 dan m = 4.

Berdasarkan jumlah simpul pada suatu graf, maka secara umum graf dapat digolongkan menjadi dua
jenis:

Matematika Distrit
1. Graf berhingga (limited graph)

Graf berhingga adalah graf yang jumlah simpulnya, n, berhingga. Dua buah graf pada Gambar 8.3 adalah
contoh graf yang berhingga.

2. Graf tak-berhingga (unlimited graph)

Graf yang jumlah simpulnya, n, tidak berhingga banyaknya disebut graf tak-berhingga. Dua buah graf
pada Gambar 8.4 adalah contoh graf yang tidak berhingga. Di dalam buku ini, kita hanya membicarakan
graf berhingga saja. Kecuali jika disebut lain, maka istilah “graf” mengacu kepada graf berhingga.

Sisi pada graf dapat mempunyai orientasi arah. Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum
graf dibedakan atas 2 jenis:

1. Graf tak-berarah (undirected graph)

Matematika Distrit
Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graf tak-berarah. Pada graf tak-berarah,
urutan pasangan simpul yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Jadi, (vj , vk) = (vk , vj) adalah sisi
yang sama. Tiga buah graf pada Gambar 6.3 adalah graf tak-berarah.

2. Graf berarah (directed graph atau digraph)

Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf berarah. Kita lebih suka menyebut
sisi berarah dengan sebutan busur (arc). Pada graf berarah, (vj, vk) dan (vk, vj) menyatakan dua buah
busur yang berbeda, dengan kata lain (vj, vk) ≠ (vk , vj). Untuk busur (vj, vk), simpul vj dinamakan simpul
asal (initial vertex) dan simpul vk dinamakan simpul terminal (terminal vertex). G4 pada Gambar 8.5(a)
adalah contoh graf berarah. Pada G4 diandaikan saluran telepon tidak dapat beroperasi pada dua arah.
Saluran hanya beroperasi pada arah yang ditunjukkan oleh anak panah. Jadi, sebagai contoh, saluran
telepon (1, 2) tidak sama dengan saluran telepon (2, 1). berarah sering dipakai untuk menggambarkan
aliran proses, peta lalu lintas suatu kota (jalan searah atau dua arah), dan sebagainya. Pada graf berarah,
gelang diperbolehkan, tetapi sisi ganda tidak.

Matematika Distrit
2.3 Representasi graf

A.GRAPH DALAM NOTASI HIMPUNAN

Sebuah graph G adalah suatu himpunan V yang tidak kosong yang


memenuhi sifat tidak refleksif dan simetris dari suatu relasi R pada V. Karena
R simetris, maka untuk setiap pasangan terurut (u, v) Î R, pasangan terurut (v, u) juga elemen R.
Himpunan pasangan terurut simetris dalam R
dinotasikan dengan E. Sebagai contoh, sebuah graph G dapat didefinisikan
dengan himpunan.
V = { v1, v2, v3, v4}

dan relasi

R = {(v1, v2), (v1, v3), (v2, v1), (v2, v3), (v3, v1)v3, v2(v3v4)v4, v3)}

Dalam hal ini

E = {(v1, v2), (v2, v1), (v1, v3), (v3, v1), (v2, v3), (v3,v2), (v3, v4), (v4, v3)}

Dalam sebuah graph G, V merupakan sebuah himpunan titik dan tiap


elemen dari V disebut titik. Banyaknya titik dalam G disebut orde dari G.
Tiap elemen dari E disebut sisi dan E sendiri disebut himpunan sisi dari G.
Banyaknya sisi dalam G disebut ukuran dari G. Dengan demikian | V | = orde
dari G dan | E | = ukuran dari G.
Jika G merupakan sebuah graph yang didefinisikan dalam bentuk sebuah
himpunan titik V dan suatu relasi R pada V, maka (u, v)ÎR membawakan(v, u)ÎR. Dengan demikian {(u, v),
(v, u)} adalah sebuah sisi dari G. Untuk
memudahkan dalam penulisan, sebuah sisi biasanya cukup dinotasikan
dengan uv atau vu. Himpunan sisi E menentukan relasi R. Dengan demikian
graph G yang diberikan sebagai ilustrasi di atas dapat didefinisikan sebagai
himpunan V = {v1, v2, v3, v4}dan E = {v1v2, v1v3, v2v3, v3v4}. Orde dan
ukuran dari G adalah 4. Himpunan titik dari G dapat juga dinotasikan dengan
V (G) dan himpunan sisinya dinotasikan dengan E (G). Penggunaan notasi seperti ini sangat bermanfaat
khususnya apabila kita membicarakan dua graph atau lebih.
Himpunan V x V dimungkinkan berupa himpunan kosong, karena relasi
R pada V memenuhi sifat tidak refleksif dan antisimetris. Hal ini berakibat
bahwa himpunan sisi dari suatu graph bisa berupa himpunan kosong atau
dengan kata lain sebuah graph mungkin tidak memiliki sisi.
Berkenaan dengan pembicaraan sebuah graph, seringkali kita
menyatakannya dalam bentuk diagram. Dalam diagram seperti ini titik
dinyatakan sebagai sebuah noktah atau lingkaran kecil dan sisi dinyatakan
oleh segmen garis yang menghubungkan dua titik tertentu.

Matematika Distrit
2.4 Terminilogi dasar graf

Berikut beberapa terminologi yang berkaitan dengan graf yang sering digunakan. a. Bersisian Incident

Untuk sebarang sisi e = u,v, sisi e dikatakan bersisian dengan simpul u dan simpul v Munir, 2005:365. b.

Derajat Degree Derajat suatu simpul pada graf berarah, derajat simpul dinyatakan dengan dan , yang

dalam hal ini menyatakan sisi berarah yang masuk ke simpul dan menyatakan sisi berarah yang keluar

dari simpul Munir, 2005: 367. c. Lintasan Path Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v ke simpul

tujuan v n di dalam graf ialah barisan berselang-seling simpul-simpul dan sisi-sisi yang berbentuk v ,e 1 ,v

1 ,e 2 ,v 2 ,...,v n-1 ,e n ,v n sedemikian sehingga e 1 = v ,v 1 ,e 2 =v 1 ,v 2 , ...,e n =v n-1 ,v n adalah sisi-

sisi dari graf Munir, 2005:369. Simpul dan sisi yang dilalui di dalam lintasan boleh berulang. Sebuah

lintasan dikatakan lintasan sederhana jika semua simpulnya berbeda. Lintasan yang berawal dan

berakhir pada simpul yang sama disebut lintasan tertutup, sedangkan lintasan yang tidak berawal dan

berakhir pada simpul yang sama disebut lintasan terbuka. Panjang lintasan adalah jumlah sisi dalam

lintasan tersebut. d. Siklus Cycle atau Sirkuit Circuit Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul

yang sama disebut sirkuit atau siklus Munir, 2005:370. e. Terhubung Connected Dua buah simpul u dan

simpul v dikatakan terhubung jika terdapat lintasan dari u ke v. Graf berarah dikatakan terhubung jika

graf tak berarahnya terhubung graf tak berarah diperoleh dengan menghilangkan arahnya Munir,

2005:371- 372. f. Graf Berbobot Weighted graph Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberi

sebuah bobot Munir, 2005:376.

Matematika Distrit
2. 5 Lintasan terpendek (algoritma disksta)

A. Lintasan terpendek

Lintasan terpendek adalah salah satu model jaringan yang dapat digunakan

untuk menentukan jarak terpendek dari berbagai alternatif rute yang tersedia atau

mencoba untuk memecahkan masalah pemilihan jaringan paling efisien yang akan

menghubungkan satu titik ke titik yang lain. Suatu lintasan antara dua buah titik

adalah serangkaian garis yang berbeda yang menghubungkan titik-titik tersebut.

Untuk setiap dua titik dapat terjadi beberapa lintasan, maupun lintasan dengan jarak

terpendek atau bobot minimum. Bobot minimum dapat berupa jarak, waktu tempuh

atau ongkos transportasi dari satu titik ke titik yang lainnya yang berbentuk lintasan

tertentu (Dimyati dan Dimyati, 2003:164).

Rute terpendek yang dicari adalah lintasan dari sumber ke tujuan yang

memecahkan persoalan jarak total minimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan lintasan diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, ongkos, kemacetan,

dan antrian. Terdapat beberapa macam persoalan lintasan terpendek sebagai

berikut:

1. Lintasan terpendek antara dua buah titik tertentu.

2. Lintasan terpendek antara semua pasangan titik.

3. Lintasan terpendek dari titik tertentu ke semua titik yang lain. Dapat

diselesaikan misalnya dengan menggunakan algoritma Prim.

4. Lintasan terpendek antara dua buah titik yang melalui beberapa titik tertentu.

Dalam penyusunan skripsi ini yang pertama akan dibahas dibatasi pada

lintasan terpendek dengan menggunakan algoritma Prim sehingga dapat digunakan

dalam menentukan lintasan terpendek dari titik awal sampai titik akhir.

Matematika Distrit
B. Algoritma disksta

Pencarian rute terpendek termasuk kedalam materi teori graph. Algoritma yang
sangat terkenal untuk menyelesaikan persoalan ini adalah algoritma Dijkstra.
Algoritma ini ditemukan oleh seorang ilmuwan komputer berkebangsaan Belanda
yang bernama Edsger Dijkstra. Algoritma Dijkstra digunakan untuk menentukan
lintasan terpendek pada sebuah graph berarah. Contoh penerapan algoritma Dijkstra
adalah lintasan terpendek yang menghubungkan dua lokasi, tempat berlainan
tertentu (single-source single destination shortest path problem). Cara kerja
algoritma Dijkstra adalah memakai strategi greedy dimana pada setiap langkah
dipilih sisi dengan bobot terkecil yang menghubungkan sebuah simpul yang sudah
terpilih dengan simpul lain yang belum terpilih. Algoritma Dijkstra membutuhkan
parameter tempat asal dan tempat tujuan. Hasil akhir algoritma ini adalah lintasan
terpendek dari tempat asal ke tempat tujuan beserta rutenya.
Jika menggunakan algoritma Dijkstra untuk menentukan lintasan terpendek
dari suatu graph, maka akan menemukan lintasan yang terbaik karena pada
penentuan lintasan yang akan dipilh akan dianalisis bobot dari node yang belum
terpilih, lalu dipilih node dengan bobot terkecil. Algoritma Dijkstra mencari
lintasan terpendek dari node asal ke vertex terdekatnya, kemudian ke vertekx kedua,
dan seterusnya.
Ada beberapa kasus pencarian lintasan terpendek yang diselesaikan
menggunakan algoritma Dijkstra, yaitu:
1. Pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest
path)
2. Pencarian lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain
(single source shortest path)
3. Pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa
simpul tertentu (intermediate shortest path)
Lintasan terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana
seseorang pengarah jalan ingin menentukan lintasan terpendek anatara dua lokasi
berdasarkan beberapa lintasan alternative yang tersedia dimana titik tujuan hanya
satu.Ide algoritma Dijkstra adalah mendapatkan satu demi satu sisi mulai dari yang
berbobot terkecil untuk membentuk pohon, suatu sisi walaupun berbobot kecil tidak
akan diambil jika membentuk siklik dengan sisi yang sudah termasuk dalam pohon,
yang menjadi masalah dalam implementasinya adalah keperluan adanya
pemeriksaan kondisi siklik tersebut. Salah satu pemecahaannya adalah dengan
subsetting yaitu pembentukan subset-subset yang disjoint dan secara bertahap
dilakukan penggabungan atas tiap dua subset yang berhubungan dengan suatu sisi
dengan bobot terpendek.

Matematika Distrit
BAB III

PENUTUP

Daftar Pustaka

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=47638

https://septian-sisinfak.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-graf.html

Representasi_Graph.pdf

https://text-id.123dok.com/document/wq23l0g6z-definisi-graf-jenis-jenis-graf-terminologi-dasar.html

https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/9695/100823015.pdf?sequence=1

Matematika Distrit

Anda mungkin juga menyukai