MATEMATIKA DISKRIT
GRAPH COLORING
Dosen Pembimbing :
Kelompok :
TEKNIK INFORMATIKA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah
“Matematika Diskrit”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Matematika Diskrit di program studi teknik
Informatika. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak H Dadi Rosadi, M. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah Matematika Dasar dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
laporan ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, Desember 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB 1 TEORI DASAR.............................................................................................................................4
1.1 TEORI GRAF.............................................................................................................................4
1.1.1 Graph Sederhana............................................................................................................5
1.1.2 Graph tak-Sederhana.....................................................................................................6
1.1.3 Graf Berarah (Direct Graph/digraph)..........................................................................6
1.1.4 Graf Berbobot..................................................................................................................7
1.1.5 Pewarnaan Graph (Graph Colouring).........................................................................8
1.2 PEWARNAAN GRAF...............................................................................................................9
1.2.1 PEWARNAAN SIMPUL PADA GRAF.........................................................................10
1.2.2 PEWARNAAN SISI PADA GRAF................................................................................10
1.2.3 PEWARNAAN WILAYAH PADA GRAF.....................................................................11
1.3 IMPLEMENTASI.....................................................................................................................11
A. Aplikasi Graph Colouring Untuk Scheduling.............................................................11
B. Aplikasi Graph Colouring Untuk Reparasi Mobil......................................................15
C. Aplikasi Graph Colouring Untuk Peta..........................................................................16
BAB 2 BEBERAPA ALGORITMA YANG DIKENAL...........................................................................21
2.1 Algortma Greedy...................................................................................................................21
2.2 Algoritma First Fit (FF)........................................................................................................22
2.3 Algoritma LDO.......................................................................................................................22
2.4 Saturated Degree Ordering (SDO)....................................................................................24
2.5 Algoritma IDO........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................29
BAB 1 TEORI DASAR
Teori graf merupakan salah satu cabang dalam matematika diskrit yang menarik untuk dibahas
karena berkaitan dengan permasalahan yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari
(Wibisono, 2008). Teori graf mulai dikenalkan oleh seorang matematikawan bernama Leonhard
Euler sekitar tahun 1736. Leonhard Euler mulai mengenalkan teori graf setelah menyelesaikan
masalah jembatan Koinsberg. Masalah tersebut kemudian dimodelkan Euler dalam bentuk graf
dengan memisalkan daratan sebagai sebuah titik dan jembatan penghubungnya adalah sebuah
sisi. Keunikan teori graf adalah kesederhanaan pokok bahasan yang dipelajarinya, karena
dapat disajikan sebagai titik atau simpul (vertex) dan sisi (edge) (Jusuf, 2009).
V= {v1,v2,v3,...,vn}
E= {e1,e2,e3,...,en}
Atau
E= {(v1,v2),(v2,v3),(v3,v4),...,(vn-1,vn)}
Kegunaan graf sangat banyak. Umumnya graf digunakan untuk memodelkan suatu masalah
sehingga menjadi lebih mudah, yaitu dengan cara merepresentasikan objek – objek diskrit dan
hubungan antara objek – objek tersebut. Contoh pemodelan suatu masalah dengan
menggunakan graf dapat dilihat pada penggambaran rangkaian listrik, senyawa kimia, jaringan
komunikasi, jaringan network komputer, analisis algoritma,
peta, struktur hierarki sosial, dan lain – lain.
Pada sisi e3 = (1, 3) dan sisi e4 = (1, 3) dinamakan sisi-ganda (multiple edges atau
parallel edges) karan kedua sisi ini mengandung dua buah simpul yang sama, yaitu
saimpul 1 dan simpul 3
Pada sisi e8 = (3,3) dinamakan gelang atau kalang (loop) karena ia berawal dan berakhir
pada simpul yang sama.
Kedua, pewarnaan sisi (edge coloring), (Gross et all, 2006) : Suatu pewarnaan sisi - k untuk
graf G adalah suatu penggunaan sebagian atau semua k warna untuk mewarnai semua sisi di
G, sehingga setiap pasang sisi yang mempunyai simpul yang sama diberi warna yang
berbeda. Seperti pada gambar 6 dibawah :
Mewarnai wilayah pada suatu graf dapat menggunakan prinsip pewarnaan simpul pada graf
(Wibisono, 2004).
Bilangan kromatik graf G adalah jumlah warna minimum yang dapat digunakan untuk mewarnai
suatu graf. Suatu graf G mempunyai bilangan kromatik k (k - chromatic) jika x(G ) = k .
Pada pewarnaan simpul dan wilayah, bilangan kromatik dinotasikan dengan x(G), sedangkan
pada pewarnaan sisi, indeks kromatik dinotasikan dengan x(G ).
Contoh gambar 2.1 Diberikan graf A dengan himpunan simpul V(A ) = {v1, v2, v3, v4} dan
himpunan sisi E(A ) = {(v1, v2 ), (v2, v3), (v3, v4 ), (v1, v4 ), (v1, v3 )}
Contoh Gambar 2.3 Diberikan Graf P dengan himpunan wilayah dengan R = {r1, r2, r3, r4, r5,
r6}
Khusus pada pewarnaan wilayah, peta atau wilayah yang diwarnai atau diselesaikan
masalahnya harus dibentuk menjadi graf planar terlebih dahulu. Graf planar adalah graf yang
dapat digambarkan pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-sisinya yang saling
berpotongan. Setelah dibentuk ke graf planar, selanjutnya dibentuk menjadi graf dual dimana
setiap ruang dalam wilayah di graf planar dijadikan sebagai sebuah simpul, dan simpul-simpul
yang bertetangga dihubungkan oleh sebuah sisi. Dengan demikian, pewarnaannya
menggunakan konsep pewarnaan simpul.
1.3 IMPLEMENTASI
A. Aplikasi Graph Colouring Untuk Scheduling
Sebuah contoh kasus yang menggambarkan manfaat metode pewarnaan graph dalam
membuat jadwal. Setiap semester, petugas kantor akademik MIT harus menentukan jadwal
ujian. Hal ini tidaklah mudah, karena beberapa mahasiswa/i mengambil beberapa mata
kuliah yang bisa bertabrakan jadwal ujiannya. Petugas tersebut ingin menghindari semua
jadwal yang bertabrakan. Tentu saja, ia bisa membuat sebuah jadwal dengan setiap mata
kuliah memiliki waktu ujian yang berlainan, tetapi hal ini mengakibatkan masa ujian tersebut
akan sangat lama sekali dan bahkan mungkin lebih dari satu semester. Petugas tersebut
tentu saja ingin membuat masa ujian sesingkat mungkin sehingga memudahkan semua
pihak, bagaimana cara ia melakukannya?
Di sinilah masalah pewarnaan graf memegang peranan yang penting. Kita dapat
memodelkan masalah seperti di atas ke dalam model grafnya. Setiap mata kuliah
dimodelkan dengan sebuah simpul pada graf tersebut. Kemudian setiap mata kuliah yang
diikuti oleh setidaknya 1 orang yang sama akan memiliki hubungan yang direpresentasikan
dalam bentuk sisi pada 2 simpul mata kuliah itu. Waktu atau jadwal sebuah mata kuliah
berlangsung adalah warna yang diberikan pada simpul mata kuliah itu. Masalah yang harus
dipecahkan berikutnya adalah bagaimana kita memberikan warna minimum kepada setiap
simpul sehingga tidak ada simpul – simpul yang bertetangga memiliki warna yang sama. Hal
ini merupakan masalah pewarnaan simpul graf yang telah kita singgung sebelumnya.
Contoh lain yang dapat dimodelkan dalam pewarnaan graf misalnya adalah masalah
update software secara online. Contohnya pada perusahaan Akamai, versi baru dari sebuah
software terus diluncurkan setiap beberapa harike 20.000 server yang dimilikinya. Tentu
saja perusahaan tersebut tidak bisa mematikan seluruh servernya untuk mengupdatenya,
ataupun mengupgrade satu per satu server tersebut karena hal tersebut akan memakan
waktu yang terlalu lama. Dibutuhkan suatu cara yang efisien untuk menentukan jadwal
upgrade setiap server. Masih banyak contoh lain dari masalah pewarnaan graf, misalnya
penentuan alokasi variabel pada register komputer, masalah pewarnaan peta, pemberian
frekuensi radio kepada setiap stasiun radio, penentuan jadwal operasi kereta api, dan lain –
lain.
Untuk masalah penentuan jadwal, masalah tersebut biasanya berhubungan dengan
beberapa pekerjaan yang berhubungan seperti menggunakan sumber daya yang sama
sehingga tidak bisa dilakukan pada waktu yang bersamaan.
Kita dapat menyelesaikan masalah ini dalam 3 langkah, yaitu:
1. Menggambar simpul – simpul graf
Simpul – simpul graf yang digambarkan haruslah mewakili pekerjaan yang akan
dilakukan.
2. Menggambar sisi – sisi pada graf
Kita menggambarkan sisi – sisi pada setiap pasang simpul yang menggunakan sumber
daya yang sama. Yang artinya kedua pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan pada
waktu yang sama.
3. Mewarnai graf
Langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah mewarnai simpul – simpul pada graf
tersebut dengan warna yang minimum sehingga tidak ada simpul – simpul yang
bertetangga memiliki warna yang sama.
Berikut ini diberikan sebuah contoh penyelesaian kasus mengenai penentuan jadwal.
Seorang penjaga kantor baby sitter mendapat titipan 7 orang anak, A,B,C,D,E,F,dan G.
Penjaga tersebut harus menentukan loker yang diberikan kepada setiap orangtua anak –
anak tersebut sebagai tempat menyimpan peralatan mengasuhnya. Anak – anak tersebut
tidak setiap waktu berada di kantor baby sitter tersebut, mereka datang dan pergi
tergantung dari pesanan orang tua mereka. Karena loker di kantor tersebut terbatas dan
harus digunakan sehemat mungkin, penjaga tersebut diminta untuk menentukan jadwal
pemberian loker kepada setiap orang tua. Jadwal penitipan untuk setiap anak diberikan
pada tabel berikut
Tanda bintang (*) menggambarkan bahwa anak tersebut berada pada kantor pada
waktu yang diberikan, sedangkan tanda strip (-) berarti bahwa anak tersebut tidak sedang
dititipkan.
Tentukan bagaimana petugas tersebut harus menentukan loker mana yang diberikan
kepada setiap orangtua. Kita akan menyelesaikan masalah di atas dalam beberapa
langkah:
1. Menggambar Simpul graf
Graf yang digambarkan di sini harus menggambarkan kondisi di atas, pertama kita
membuat tujuh buah simpul
Gambar 3.2 Simpul ang merepresentasikan Anak
Gambar 3.5 Skema jadwal reparsai pabrik mobil yang dipresentasikan dalam graf
Setelah sistem kerja pabrik reparasi mobil direpresentasikan ke dalam bentuk graf di
atas, selanjutnya ditentukan pembagian jadwal penggunaan tiap tempat untuk masing-
masing mobil. Pembagian jadwal di sini dibuat dalam bentuk kerja shift. Cara
pelaksanaannya adalah dengan menggunakan konsep pewarnaan sisi pada graf.
2. Mewarnai Graf
Diasumsikan bahwa setiap pos reparasi hanya bisa menerima satu mobil pada satu shift
dan proses reparasi mobil pada tiap pos akan memakan waktu yang relatif sama. Misalkan
dimulai dari jadwal mobil B pada pos R1 . Pada sisi tersebut diberikan label a yang
merupakan shift kerja pertama hari pertama. Diasumsikan pula bahwa shift bekerja dapat
berubah sesuai keadaan, namun suatu pekerjaan yang dilakukan pada shift tersebut harus
terlebih dahulu diselesaikan sebelum melanjutkan pergantian shift. Selanjutnya, labeli sisi
pada jadwal mobil A pada pos R1 . Dikarenakan pos pada R1 bersisian atau bertetangga
dengan sisi yang telah dilabeli , maka sisi ini akan diberi label b yang merupakan shift kerja
kedua. Namun, pada jadwal mobil A di pos R2, karena kedua simpul tidak bertetangga
dengan yang telah dilabeli a, maka dapat dilabeli kembali dengan label a yang berarti
bahwa mobil A mempunyai jadwal reparasi di pos R2 pada shift pertama, kemudian di pos
R1 pada shift selanjutnya. Hal yang sama dilakukan pada jadwal reparasi mobil B. Pada sisi
pertama, yang bertetangga dengan simpul R1 dan R2 , maka sisi ini dilabeli c , karena pada
simpul di R1 , telah ada yang dilabeli a dan label b. Selanjutnya dilakukan metode yang
sama sehingga didapatkan warna minimum sebanyak 7 warna dari 16 sisi yang ada dengan
menggunakan algoritma seperti di atas, dari kasus ini graf akhir yang didapatkan sebagai
berikut
Gambar 3.6 Graf representasi jadwal reparasi mobil yang telah dilabeli dan diwarnai
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari 8 buah mobil klien pabrik yang direparasi
dalam satu pekan, dibutuhkan paling sedikit 7 shift kerja pada 3 pos reparasi.
Dari peta ini dibuat menjadi graf planar. Berikut disajikan graf planar dari peta wilayah
Kecamatan Tekarang pada Gambar .3.8
Gambar 3.8 Graf Planar dari Peta wilayah Kecamtan Terkarang
Selanjutnya, dari graf planar dibentuk menjadi graf dual, dimana setiap desa
direpresentasikan sebagai simpul dan desa-desa yang berdampingan direpresentasikan
sebagai sisi. Berikut disajikan graf dual dari graf planar pada Gambar .3.9
Lebih lanjut, yang dilakukan adalah mengurutkan derajat simpul yang tertinggi ke yang
terendah. Dari graf di atas diperoleh bahwa Desa Sari Makmur dan Desa Sempadian
memiliki degree yang paling banyak yaitu . Dengan demikian, kedua desa ini memiliki letak
wilayah yang strategis dibandingkan desa lainnya. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan pada
peta dengan cara mencari bilangan kromatik dari graf dual yang telah terbentuk. Simpul
(desa) dengan derajat tertinggi terlebih dahulu diberi warna, setelah itu, simpul yang
bertetangga dengannya harus diberi warna yang berbeda. Selanjutnya dilakukan dengan
cara yang sama sehingga dari graf dual diperoleh bahwa jumlah warna untuk pewarnaan
peta desa di Kecamatan Tekarang adalah sebanyak 3 warna
Berdasarkan Gambar 3.10, diperoleh bahwa peta wilayah Kecamatan Tekarang yang terdiri
dari 7 desa dapat diwarnai setidaknya 3 warna. Desa Sari Makmur dan Desa Cepala
diwarnai merah, Desa Matang Segarau, Desa Tekarang dan Desa Merubung diwarnai biru,
Desa Rambayan dan Desa Sempadian diwarnai ungu. Pada Gambar 13 berikut ini adalah
peta Kecamatan Tekarang yang diwarnai dengan 3 warna yang diperoleh dari pewarnaan
graf.
Didalam Graph Coloring juga terdapat beberapa Algoritma yang di kenal di Graph Coloring
di bawah ini merupakan beberapa algorithma yang ada di Graph Coloring yaitu :
a. Pilihan yang diambil merupakan pilihan terbaik yang dapat diperoleh pada saat itu tanpa
memperhatikan konsekuensinya ke depan nanti hal, ini bersesuaian dengan prinsip
Algoritma Greedy yaitu “take what you can get now”.
b. Berharap dengan memilih pilihan terbaik saat itu (optimum local/local optimum) dapat
mencapai solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi (optimum global/global
optimum). Dalam algoritma Greedy diasumsikan bahwa optimum lokal merupakan
bagian dari optimum global Sedangkan untuk aplikasinya algoritma Greedy digunakan
untuk pemecahan yang memerlukan solusi.
Pada metode First Fit, proses yang akan dikerjakan sesuai dengan pseudocode diatas dimana
objek Pi1 akan dimasukkan kedalam bin Li1, jika Li1 belum penuh lihat Pi2, apakah bisa masuk
ke Li1? jika ya, masukkan objek kedalam Li1, jika tidak, masukkan objek Pi2 kedalam Li2. Ambil
objek Pi3, cek apakah Li1 bisa masuk? Jika ya, masukkan objek Pi3 kedalam Li1. Jika tidak,
cek wadah Li2 apakah bisa masuk? Jika ya, masukkan Pi3 kedalam Li2. Jika tidak masukkan
Pi3 masukkan kedalam Li3. Dan begitu seterusnya.
Prinsip algoritma LDO adalah jumlah derajat dari setiap titik. Titik yang memiliki derajat yang
paling besar diwarnai terlebih dahulu. Jumlah derajat titik x ditulis d(x), menyatakan banyaknya
sisi yang terhubung pada titik x. Algoritma Welch-Powell adalah salah satu algoritma
pewarnaan graf yang bekerja berdasarkan teknik LDO. Langkah-langkah algoritma LDO adalah
sebagai berikut:
Berikut adalah graf yang dihasilkan dari pewarnaan dengan algoritma LDO:
Berdasarkan algoritma LDO diperoleh bahwa graf diatas memilik bilangan kromatis 4, karena
jumlah minimum warna yang digunakan sebanyak 4. Artinya terdapat 4 macam kondisi dalam
pengaturan lampu lalu lintas. Ini akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel-tabel di atas, lampu merah berarti bahwa jalur tidak boleh digunakan
untuk melintas, sedangkan lampu hijau menunjukkan bahwa jalur bisa digunakan untuk
melintas. Pada tabel 1, jika di jalan D lampu hijau menyala maka jalur DB dan DA boleh
digunakan. Disaat yang bersamaan di jalan A, B, dan E lampu merah menyala sehingga jalur
AE, AC, BA, BE, EB, dan EC tidak boleh digunakan. Karena jalan C adalah jalan satu arah
maka DC juga diperbolehkan untuk digunakan dan berlaku seperti jalur langsung belok kiri.
Selanjutnya, pada tabel 2, jika di jalan A lampu hijau menyala, maka jalur AE dan AC boleh
digunakan, sedangkan jalur lainnya tidak boleh digunakan. Pada tabel 3, jika lampu di jalan B
menyala hijau maka jalur BE dan BA boleh digunakan, selain itu jalur tersebut tidak boleh
digunakan. Pada tabel 4, lampu menyala hijau di jalan E, sehingga jalur EB dan EC boleh
digunakan, jalur lainnya tidak boleh. Karena jalur langsung belok kiri juga diperbolehkan, maka
jalur AB, BC, EA, dan DE juga bisa digunakan untuk melintas dimanapun lampu hijaunya
menyala.
Prinsip Algoritma SDO adalah jumlah warna berbeda pada tetangga-tetangga dari sebuah
titik. Titik yang memiliki tetangga dengan lebih banyak warna, akan diwarnai terlebih dahulu.
Derajat saturasi titik x ditulis 𝑑𝑒gs(𝑥), menyatakan banyaknya warna berbeda dari tetangga-
tetangga titik x. Langkah-langkah algoritma SDO adalah sebagai berikut:
Berikut adalah graf yang dihasilkan dari pewarnaan dengan algoritma SDO:
Berdasarkan algoritma SDO diperoleh bahwa graf diatas memilik bilangan kromatis 5,
karena jumlah minimum warna yang digunakan sebanyak 5. Artinya terdapat 5 macam kondisi
dalam peraturan lampu lalu lintas. Ini akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Pada tabel 5, jika di jalan D lampu hijau menyala maka jalur DB dan DA boleh digunakan.
Sedangkan jalur yang lain tidak boleh digunakan. Pada tabel 6, jika di jalan A dan E lampu hijau
menyala maka jalur yang boleh digunakan adalah AC dan EC. Sedangkan, jalur yang lain tidak
boleh digunakan. Pada tabel 7, jika hanya di jalan A lampu hijau menyala maka semua jalur
yang lain tidak dapat digunakan kecuali jalur AE. Pada tabel 8, jika jalan B dan E lampu hijau
yang menyala maka jalur BE dan EB boleh digunakan, selain jalur tersebut tidak boleh
digunakan. Pada tabel 9, jika lampu di jalan B menyala hijau maka jalur BA boleh digunakan
dan jalur yang lain tidak boleh digunakan. Meskipun tidak disebutkan di setiap penjelasan tabel
simpulsimpul terpencil atau yang menyatakan jalur langsung belok kiri selalu dalam keadaan
lampu hijau atau dapat digunakan terus.
Prinsip Algoritma IDO adalah jumlah tetangga yang telah diwarnai dari suatu titik. Titik yang
lebih banyak bertetangga dengan titik yang telah diwarnai akan diwarnai terlebih dahulu.
Derajat incident titik x ditulis 𝑑𝑒gi(𝑥), menyatakan banyaknya tetangga yang telah diwarnai dari
titik x. Langkah-langkah algoritma IDO adalah sebagai berikut:
Pilih sembarang titik pada graf, warnai dengan warna 1.
Perbaharui himpunan titik yang belum diwarnai.
Hitung derajat incident semua titik yang belum diwarnai.
Pilih titik dengan derajat incident terbesar, periksa apakah titik tersebut bertetangga
dengan titik yang telah diwarnai sebelumnya.
Jika bertetangga, ambil warna 2.
jika tidak, warnai titik yang telah dipilih dengan warna 1.
Ulangi langkah di atas sampai semua titik diwarnai.
Berikut adalah graf yang dihasilkan dari pewarnaan dengan algoritma IDO:
Berdasarkan algoritma IDO diperoleh bahwa graf diatas memilik bilangan kromatis 4,
karena jumlah minimum warna yang digunakan sebanyak 4. Artinya terdapat 4 macam kondisi
dalam peraturan lampu lalu lintas. Ini akan ditunjukkan pada tabel 10.
Pada tabel 10 dari hasil pewarnaan IDO disimpulkan bahwa jika di jalan D lampu hijau
menyala maka jalur DB dan DA boleh digunakan, sedangkan jalur yang lain tidak boleh
digunakan. Pada tabel 11, jika jalan A yang nyala lampunya hijau maka jalur AC dan AE boleh
digunakan, selain jalur tersebut tidak boleh. Pada tabel 12, di jalan B yang lampunya menyala
hijau sehingga jalur BE dan BA boleh digunakan sedangkan yang lain tidak boleh. Pada tabel
13, lampu hijau menyala di jalan E sehingga jalur EB dan EC boleh digunakan sedangkan jalur
yang lain tidak boleh. Meskipun tidak disebutkan di setiap penjelasan tabel simpulsimpul
terpencil atau yang menyatakan jalur langsung belok kiri selalu dalam keadaan lampu hijau atau
dapat digunakan terus. Dari semua kondisi yang dihasilkan dari ketiga algoritma tersebut (dari
tabel 1 – tabel 13), saat lampu merah menjadi lampu hijau kita tinggal menukar posisi jalur,
sehingga jalur yang sebelumnya berlampu merah kita tukar posisi menjadi jalur berlampu hijau,
dan begitu sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/334096567_Perbandingan_Algoritma_Pewarnaan_LD
O_SDO_dan_IDO_pada_Graf_Pengaturan_Lampu_Lalu_Lintas_di_Persimpangan_Lima_Kota
_Tua_Ampenan
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2006-2007/Makalah/Makalah0607-98.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/103610-ID-implementasi-algoritma-greedy-untuk-
mela.pdf
https://eprints.uny.ac.id/28787/2/c.BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/2929/1/BAB_I_dan_II.pdf
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/inotek/article/download/401/315/913
https://docplayer.info/60545263-Aplikasi-algoritma-greedy-untuk-pewarnaan-wilayah-region-
coloring-pada-peta-kabupaten-indragiri-hulu-dan-kampar-di-provinsi-riau-tugas-akhir.html
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jbmstr/article/view/36037/75676583162