Anda di halaman 1dari 9

Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA


Volume 4 Nomor 2, Mei – Agustus 2018, halaman 146 – 154
Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI


PECAHAN OLEH SISWA SMP DITINJAU DARI TAHAPAN POLYA

CAPABILITIES OF PROBLEM SOLVING IN COMPLETING THE MATTER OF


FRACTIONAL BY JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS BY POLYA’S STEPS

Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw


Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
202014106@student.uksw.edu, helti.mampouw@staff.uksw.edu

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan
soal cerita materi pecahan oleh siswa SMP ditinjau tahap Polya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 3 siswa kelas VII SMP yakni 1 siswa berkemampuan
tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang, dan 1 siswa berkemampuan rendah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa:
(1) Siswa berkemampuan tinggi mampu menyelesaikan permasalahan matematika materi pecahan dengan melalui
semua tahap Polya. (2) Siswa berkemampuan sedang dalam menyelesaikan permasalahan matematika materi
pecahan belum mampu melalui semua tahap Polya. Mereka hanya mampu melalui tahap memahami masalah. (3)
Siswa berkemapuan rendah dalam menyelesaikan permasalahan matematika materi pecahan belum mampu
melalui semua tahap Polya. Mereka hanya mampu melalui tahap memahami masalah dan membuat rencana.
Kata Kunci: pemecahan masalah, pecahan, polya.
Abstract: This study aims to describe the problem solving ability in solving the matter of fractional by junior high
school students by Polya’s step. The type of this research is descriptive research with qualitative approach. The
subjects of the study consisted of 3 students of grade VII SMP namely 1 high-ability students, 1 medium-ability
student, and 1 low-ability students. The results showed that: (1) High ability student were able to solving
mathematical problem of fractional material by going through all stages of Polya. (2) Medium ability students to
solving mathematical problems of fractional materials have not been able to go through all stages of Polya. They
are only able to go through the stage of understanding the problem. (3) Low ability student to solving mathematical
problems of fractional materials have not been able to go through all stages of Polya. They are only able to go
through the stage of understanding the problem and making plans.
Keywords: problem solving, fractional, polya

Cara Sitasi: Saputri, J.R., & Mampouw, H.L. (2018). Kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal
materi pecahan oleh siswa SMP ditinjau dari tahapan Polya. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2),
146-154.

Matematika menjadi salah satu bertujuan agar peserta didik memiliki


pelajaran yang diberikan pada tingkat sekolah kemampuan memecahkan masalah yang
dasar sampai lanjutan atas dengan tujuan untuk meliputi kemampuan memahami masalah,
membantu melatih pola pikir siswa agar dapat merancang model matematika, menyelesaikan
memecahkan masalah. Pernyataan ini sesuai model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
dengan PERMENDIKNAS No. 22 Tahun Hudojo dalam Indarwati, (2014, hal.
2006, mata pelajaran matematika salah satunya 19) menyatakan bahwa pemecahan masalah

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 146 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Materi Pecahan oleh Siswa SMP Ditinjau dari Tahapan
Polya

merupakan proses yang ditempuh seseorang menggunakan pengetahuan yang telah


untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki.
dihadapinya. Siswa dituntut untuk Berdasarkan teori perkembangan
menggunakan segala pengetahuan yang kognitif oleh Piaget, siswa SMP kelas VII pada
diperolehnya untuk dapat memecahkan suatu umunya berusia antara 11-14 tahun dan berada
masalah matematika (Ambarwati, 2016, hal. pada tahap operasi formal awal. Santrock
239). Silver dalam Singer (2011, hal. 1134) (2009, hal. 57-59) menyatakan bahwa pada
mengemukakan bahwa pembelajaran tahap ini individu dapat mengambil keputusan
matematika yang mencakup pemecahan berdasarkan pengalaman nyata, dapat
masalah dan tugas dapat membantu siswa mengidealisasikan dan memperkirakan
untuk mengembangkan lebih kreatif dalam berbagai kemungkinan sehingga dapat berpikir
bidang matematika. Berdasarkan uraian logis untuk menyusun rencana dalam
tersebut maka kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Namun keadaan di
pemecahan masalah khususnya pada mata lapangan bertolak belakang dengan teori
pelajaran mateamtika perlu ditekankan agar Piaget. Siswa masih mengalami kesulitan
dapat membantu siswa mengembangkan dalam memecahkan masalah, dalam hal ini
aspek-aspek penting dalam matematika seperti masalah yang dimaksud adalah masalah soal
penerapan aturan pada penemuan pola, cerita matematika yang berkaitan dengan
penggeneralisasian, dan komunikasi kehidupan sehari-hari. Penelitian Ningrum
matematika. (2013) menyatakan bahwa siswa mengalami
Pecahan merupakan materi pokok kesulitan dalam menyelesaikan soal
matematika dalam kurikulum pendidikan yang matematika dalam bentuk cerita, memahami
diajarkan pada siswa kelas VII SMP. Pada bahasa, apa yang ditanyakan dalam soal, dan
pokok bahasan pecahan mempelajari konsep dalam perhitungan. Pendapat ini diperkuat
operasi pecahan pada soal cerita. Soal cerita oleh Nurmalasari (2016) yang pada
matematika merupakan salah satu bentuk soal penelitiannya menjelaskan bahwa siswa
matematika yang memuat aspek kemampuan kurang memahami konsep soal dan masih sulit
untuk membaca, menalar, menganalisis serta memahami setiap kalimat soal cerita yang
mencari solusi, untuk itu siswa dituntut dapat berkaitan dengan dunia nyata pada materi
menguasai kemampuan-kemampuan dalam pecahan. Siswa hanya berfokus pada cara
menyelesaikan soal cerita matematika menyelesaikan soal tanpa memperdulikan
tersebut. (Wahyudi dan Ihsan, 2016, hal. langkah-langkah yang tepat untuk
111). Umam (2014, hal. 132) menambahkan menyelesaikan permasalahan tersebut.
bahwa soal cerita dalam matematika terdapat Beberapa ahli menemukan langkah-
banyak aspek penyelesaian masalah dan dalam langkah dalam memecahkan masalah, salah
menyelesaiakannya siswa harus mampu satunya ialah langkah-langkah pemecahan
memahami maksud dan permasalahan yang masalah yang dikemukakan oleh Krulik dan
akan diselesaikan, dapat menyusun model Rudnick (1995, hal. 6-7) yang menyatakan ada
matematikanya serta mampu mengaitkan lima tahapan yaitu; membaca, memeriksa,
permasalahan tersebut dengan materi memilih strategi, memecahkan masalah, dan
pembelajaran yang telah dipelajari sehingga langkah terakhir adalah meninjau dan
dapat menyelesaiakannya dengan memperluas. Selain itu, Polya menemukan

© STKIP PGRI Banjarmasin 147 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018


Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

langkah-langkah praktis dan tersusun secara 3) Pelaksanaan rencana (Carrying out the
secara sistematis dalam memecahkan masalah plan)
sehingga dapat memudahkan siswa dalam Siswa harus dapat membentuk
menyelesaikan masalah matematika. Polya sistematika soal yang lebih baku, dalam arti
(1973, hal. 5-22) menetapkan empat langkah rumus-rumus yang akan digunakan sesuai
dalam menyelesaikan suatu masalah dengan yang dibutuhkan pada soal., kemudian
matematika, yaitu: Understanding the siswa mulai memasukkan data hingga
problem, devising a plan, carrying out the plan menjurus ke rencana pemecahan, dan
dan looking back. Pada penelitian ini melaksanakan langkah-langkah rencana
mengunakan langkah-langkah Polya yang sehingga diharapkan soal dapat dibuktikan
digunakan dalam menyelesaiakan masalah. atau diselesaikan.
Langkah Polya tersebut menyediakan 4) Peninjauan kembali (Looking back)
kerangka kerja yang tersusun rapi sehingga Siswa harus meninjau atau memeriksa
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan kembali langkah pemecahan masalah yang
soal cerita khususnya matematika. Adapun digunakan. Pada tahap ini siswa mengecek
penjabaran dari keempat langkah-langkah kebenaran dari hasil perhitungan yang telah
Polya yang digunakan sebagai landasan dalam dikerjakan, serta mengecek sistematika dan
memecahkan masalah adalah sebagai berikut: tahap-tahap penyelesaiannya apakah sudah
1) Pemahaman Masalah (Understanding benar atau belum.
the problem). Berdasarkan uraian diatas, maka
Siswa harus dapat memahami kondisi dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. mendeskripsikan proses pemecahan masalah
Sasaran penilaian pada tahap ini meliputi: dalam menyelesaikan soal materi pecahan oleh
a. Siswa mampu menganalisis soal. Hal ini siswa SMP ditinjau dari tahapan Polya.
dapat dilihat apakah siswa tersebut paham
dan mengerti terhadap apa yang diketahui
Metode Penelitian
dan yang ditanyakan dalam soal.
b. Siswa mampu menuliskan apa yang Jenis penelitian ini adalah penelitian
diketahui dan apa yang ditanyakan dalam kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP
bentuk rumus, simbol, atau kata-kata Negeri 3 Pabelan semester genap tahun
sederhana. pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian
2) Perencanaan penyelesaian (Devising a ini terdiri dari 3 siswa yang memiliki kriteria
plan) yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
Siswa harus dapat memikirkan rendah. Subjek penelitian diperoleh dari nilai
langkah-langkah apa saja yang penting dan UAS kelas VII. Pada penelitian ini siswa
saling menunjang untuk dapat smemecahkan berkemampuan tinggi merupakan siswa
masalah yang dihadapinya. Pada tahap ini dengan rentang nilai antara 86-100, siswa
yang harus dilakukan siswa adalah: berkemampuan sedang dengan rentang nilai
a. Siswa dapat mencari konsep-konsep atau 75-85, sedangkan siswa berkemampuan
teori-teori yang saling menunjang. rendah dengan rentang nilai 64-74. Tiga subjek
b. Siswa dapat mencari rumus yang dari masing-masing kategori kemampuan
diperlukan. matematika dengan mempertimbangkan saran

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 148 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Materi Pecahan oleh Siswa SMP Ditinjau dari Tahapan
Polya

dari guru matematika kelas VII untuk memilih hal-hal yang 2. Siswa
diketahui dan menulis
siswa yang dapat berkomunikasi dengan baik ditanyakan. kembali
guna melakukan wawancara dengan kriteria 2.Cara siswa informasi
dapat dilihat pada tabel 1. dalam yang
memilah diperlukan
Tabel 1. Pemilihan Subjek Berdasarkan Hasil UAS informasi pada soal.
penting dan
3. Memahami
Kategori tidak
Inisial Subjek Nilai UAS apa yang
Kemampuan penting.
ditanyakan.
ST 90 Tinggi
SR 77 Sedang Perencanaan 1. Cara siswa Siswa dapat
SR 73 Rendah Cara dalam membuat
Data dikumpulkan melalui tes tertulis Penyelesaian mengetahui rencana
(Devising a keterkaitan penyelesaian
dan wawancara. Data yang dianalisis adalah Plan) antar masalah
hasil dari soal yang dikerjakan siswa dan hasil informasi berdasarkan
wawancara siswa. Triangulasi teknik yang ada. yang ditanyakan
2. Cara siswa pada soal.
digunakan untuk mendapatkan data yang valid, dalam
yakni dengan mengecek data kepada sumber memeriksa
yang sama dengan teknik yang berbeda. apakah
semua
Wawancara dilakukan minimal satu kali untuk informasi
setiap satu soal tes sehingga dapat diketahui penting
tingkat kemampuan subjek dalam telah
digunakan
menyelesaikan soal cerita. Tes yang diujikan Pelaksanaan 1. Siswa dapat 1. Siswa dapat
berbentuk uraian yang bertujuan untuk Rencana membuat mengerjakan
(Carrying Out langkah- soal sesuai
mengetahui setiap langkah dan alasan siswa a Plan) langkah rencana yang
dalam menyelesaikan soal pecahan, dengan pemecahan sudah dibuat.
menggunakan instrumen tes yang sudah secara benar. 2. Siswa dapat
2. Cara siswa memecahkan
divalidasi oleh validator. Setiap subjek dalam masalah yang
diberikan 4 soal yang berisikan materi memeriksa digunakan
setiap dengan hasil
pecahan. Adapun indikator tahap Polya yang
langkah yang benar.
digunakan untuk mendeskripsikan ketiga penyelesaian
subjek dapat dilihat pada tabel 2. .
Peninjauan Cara siswa 1. Siswa melihat
Tabel 2. Indikator Pemecahan Masalah Polya
Kembali untuk kembali hasil
Langkah- (Looking mengerjakan jawabannya.
langkah Poin- Back) soal kembali 2. Konsisten
Indikator
Pemecahan poin dengan cara dalam
Masalah Polya yang berbeda. menyimpulka
Pemahaman 1.Cara siswa 1. Siswa dapat n hasil
Masalah dalam menceritakan jawaban.
(Understanding menerima kembali apa
The Problem) informasi yang
yang ada dipahami dari Hasil Penelitian dan Pembahasan
pada soal soal tersebut
menyebutka menggunaka
n atau n bahasa Hasil
menuliskan sendiri.
Hasil penelitian berupa deskripsi
pekerjaan subjek penelitian berdasarkan

© STKIP PGRI Banjarmasin 149 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018


Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

jawaban dari soal pemecahan masalah pecahan dibungkus plastik


secara tertulis maupun jawaban subjek ketika masing-masing
wawancara ditinjau dari tahapan Polya. beratnya kg. Berapa
Berikut merupakan deskripsi jawaban dari
banyak kantong plastik
masing-masing subjek.
berisi gula yang akan
Subjek Berkemampuan Tinggi
dijual Ibu?”
Hasil analisis subjek berkemampuan
Peneliti : “Apa yang diketahui
tinggi dalam memecahkan masalah materi
dari soal tersebut?”
pecahan disajikan sebagai berikut.
ST : “40 kg gula pasir,
yang dijual masing-
masing kg.”
Peneliti : “Apa yang ditanyakan
dari soal tersebut?”
ST :“Banyak kantong
plastik yang dijual?”
Peneliti : “Bagaimana cara
mencarinya?”
Gambar 1. Jawaban subjek berkemampuan tinggi
dalam soal nomor 3 ST : “40 dibagi ”
Dari penyelesaian soal tersebut Berdarkan penggalan wawancara
diketahui bahwa ST dalam mengerjakan soal tersebut dapat dikatakan bahwa ST dapat
secara langsung. Hal ini terulang ketika ST mencapai indikator pada tahap
mengerjakan tiga soal yang lain. mrencanakan penyelesaian masalah.
Tahap pertama pemecahan masalah Tahap menjalankan rencana, ST
pada tahap Polya yaitu mengenali masalah. ST mengerjakan soal sesuai dengan rencana
mampu menyebutkan semua informasi yang yang sudah dibuat sebelumnya serta
diberikan dari pertanyaan dengan baik menuliskan langkah-langkahnya dengan
meskipun tidak menuliskannya apa yang benar dan tepat sehingga menghasilkan
diketahui dan ditanyakan pada lembar jawab. jawaban yang benar. Tahap memeriksa
Pada tahap membuat rencana, ST juga tidak kembali, ST mampu mengecek kembali
menuliskannya pada lembar jawab namun hasilnya dan konsisten dalam
dapat menceritakan rencana penyelesaian menyimpulkan jawaban. Dengan
masalah berdasarkan soal dengan benar. demikian dapat dikatakan ST melalui
Berikut penggalan wawancara yang dilakukan semua tahapan Polya dalam
oleh peneliti kepada ST. menyelesaikan masalah matematika.
Peneliti : “Coba ceritakan
kembali apa yang kamu Subjek Berkemampuan Sedang
pahami dari soal Hasil analisis subjek berkemampuan
tersebut?” sedang dalam memecahkan masalah materi
ST : “Ibu membeli 40 kg pecahan disajikan sebagai berikut.
gula pasir. Gula itu akan
dijual eceran dengan

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 150 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Materi Pecahan oleh Siswa SMP Ditinjau dari Tahapan
Polya

Peneliti : “Bagaimana cara


mencarinya?”
SS : “40 dikali ”
Berdasarkan wawancara diatas
diketahui bahwa SS tidak tepat dalam
membuat rencana penyelesaian masalah,
khusunya pada operasi pembagian pecahan.
Gambar 2. Jawaban subjek berkemampuan sedang SS belum mampu mengubah persoalan nyata
dalam soal nomor 3 kedalam bentuk matematika. Hal ini
Hampir sama dengan ST, SS mengakibatkan bahwa SS tidak dapat
mengerjakan soal secara langsung. Hal ini memenuhi indikator pada tahap membuat
terulang ketika SS mengerjakan tiga soal yang rencana. SS tidak tepat dalam menjalankan
lain. Pada tahap pertama yaitu mengenali rencana sehingga menghasilkan jawaban yang
masalah, SS mampu menyebutkan semua tidak tepat. Tahap terakhir yaitu pemeriksaan
informasi yang diberikan dari pertanyaan kembali, SS tidak dapat mengerjakan kembali
dengan baik melalui wawancara meskipun soal dengan cara yang berbeda sehingga
tidak menuliskannya pada lembar jawab. menyimpulkan hasil jawaban yang tidak tepat.
Berikut penggalan wawancara yang Dengan demikian SS hanya mampu melalui
dilakukan oleh peneliti kepada SS. tahap memahami masalah dalam memecahkan
Peneliti : “Coba ceritakan masalah matematika khususnya pada operasi
kembali apa yang kamu pembagian pecahan berdasarkan tahapan
pahami dari soal Polya.
tersebut?” Subjek Berkemampuan Rendah
SS : “Ibu membeli 40 kg Hasil analisis subjek berkemampuan
gula pasir. Gula itu akan rendah dalam memecahkan masalah materi
dijual eceran dengan pecahan disajikan sebagai berikut.
dibungkus plastik
masing-masing
beratnya kg. Berapa
banyak kantong plastik
berisi gula yang akan
dijual Ibu?”
Peneliti : “Apa yang diketahui
dari soal tersebut?” Gambar 3. Jawaban subjek berkemampuan rendah
dalam soal nomor 3
SS : “40 kg gula dijual kg
Hampir sama dengan ST dan SS, SR
gula” dalam mengerjakan soal secara langsung. Hal
Peneliti : “Apa yang ditanyakan ini terulang ketika SS mengerjakan tiga soal
dari soal tersebut?” yang lain. Pada tahap memahami masalah, SR
SS : “Banyak kantong mampu menyebutkan apa yang diketahui
plastik yang dijual?” namun tidak menuliskannya pada lembar
jawab. Pada tahapan membuat rencana, SR

© STKIP PGRI Banjarmasin 151 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018


Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

tidak menuliskannya pada lembar jawab berkemampuan rendah tidak dapat memenuhi
namun ketika diwawancarai mampu indikator pada tahap melaksanakan rencana.
menceritakan apa yang akan ia lakukan untuk Tahap terakhir dalam pemecahan masalah
menyelesaikan masalah. Berikut penggalan polya ialah mengecek kembali jawaban. Pada
wawancara yang dilakukan oleh peneliti tahap ini, SR tidak dapat mengerjakan kembali
kepada SR. soal dengan cara yang berbeda sehingga
Peneliti : “Ceritakan kembali menyimpulkan hasil jawaban yang tidak tepat.
apa yang kamu pahami Dengan demikian SR hanya dapat melalui
dari soal tersebut?” tahap memahami masalah dan membuat
SR : "Ibu membeli 40 kg rencana dalam memecahkan masalah
gula pasir. Gula itu akan berdasarkan tahapan Polya.
dijual eceran dengan
dibungkus plastik Pembahasan
masing-masing
Subjek Berkemampuan Tinggi
beratnya kg. Berapa Siswa berkemampuan tinggi mampu
banyak kantong plastik menganalisis dan membentuk sebuah
berisi gula yang akan permasalahan kedalam bentuk matematika.
dijual Ibu?” Siswa yang tidak menuliskan apa yang ia
Peneliti : “Apa yang diketahui pahami dari soal dan rencana penyelesaian
dari soal itu?” masalah bukan berarti tidak bisa
SR : “40 kg gula dan dijual mengerjakannya, hanya saja mereka tidak
eceran dengan ingin menduakalikan pekerjaan dan ingin
dibungkus plastik mempersingkat waktu. Hasil analisis tersebut
masing-masing sejalan dengan hasil penelitian Nurmalasari
beratnya kg.” (2016) yang menyatakan bahwa siswa yang
Peneliti : “Apa yang ditanyakan memiliki kemampuan tingkat berfikir tinggi
dari soal tersebut?” dalam menyelesaikan permasalahan yang
SR : “Banyak kantong diberikan lebih memilih menggunakan tahapan
plastik yang dijual?” pemecahan masalah polya. Meskipun ada
Peneliti : “Bagaimana cara beberapa langkah dari tahapan polya yang
mencarinya?” tidak dituliskan, mereka tetap mampu
menyelesaikan permasalahan dengan tepat.
SR : “40 dibagi ”
Hal ini dikarenakan mereka tidak ingin
SR mampu membuat rencana sesuai menuliskan cara pengerjaannya dua kali.
dengan soal, hal ini menunjukan bahhwa SR
mampu mencapai indikator pada tahap Subjek Berkemampuan Sedang
pembuatan rencana. Selanjutnya ialah tahap Nurmalasari (2016) dalam
menjalankan rencana penyelesaian masalah, penelitiannya menyatakan bahwa siswa yang
SR tidak dapat mengerjakan soal sesuai memiliki kemampuan tingkat berfikir sedang
rencana sehingga menghasilkan jawaban yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki
tidak tepat. Kesulitan dalam mengoperasikan kemampuan tingkat berfikir rendah dalam
pecahan menjadi penyebab siswa memecahkan masalah. Dalam penelitiannya

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 152 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Materi Pecahan oleh Siswa SMP Ditinjau dari Tahapan
Polya

juga menemukan bahwa siswa berkemampuan Simpulan dan Saran


sedang memiliki tingkat kemampuan operasi
hitung siswa sudah sangat baik. Namun hal ini Simpulan
berbeda dengan apa yang peneliti temukan.
Siswa berkemampuan tinggi dalam
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa
menyelesaikan masalah mampu melalui semua
berkemampuan sedang dan rendah memiliki
tahapan pemecahan masalah Polya. Mereka
kesamaan yaitu kurang tepat pada tahap
tetap mampu menyelesaikan permasalahan
pelaksanaan rencana sehingga menghasilkan
dengan tepat, memiliki kemampuan operasi
jawaban tidak tepat. Justru ditemukan bahwa
hitung siswa sudah sangat baik. Siswa yang
siswa berkemampuan rendah lebih baik pada
tidak menuliskan apa yang ia pahami dari soal
tahap perencanaan cara penyelesaian dalam
dan rencana penyelesaian masalah bukan
memecahkan masalah. Siswa berkemampuan
berarti tidak bisa mengerjakannya, hanya saja
sedang masih kesulitan dalam memahami dan
mereka tidak ingin menduakalikan pekerjaan
menganalisis permasalahan sehingga membuat
dan ingin mempersingkat waktu. Siswa
mereka kesulitan mengubah permasalahan
berkemampuan sedang dalam menyelesaikan
kedalam bentuk matematika dan
masalah, belum mampu melalui semua
penyelesaiannya. Selain itu siswa
tahapan pemecahan masalah Polya, hanya
berkemampuan sedang masih kesulitan dalam
dapat melalui tahap memahami masalah dan
mengoperasikan bentuk pecahan.
membuat rencana. Mereka belum memahami
permasalahan dan belum mampu mengubah
Subjek Berkemampuan Rendah suatu masalah kedalam bentuk matematika dan
Siswa berkemampuan rendah mampu masih kesulitan dalam mengoperasikan bentuk
mencapai tahap membuat rencana dalam pecahan. Siswa berkemapuan rendah dalam
memecahkan masalah Polya. Hal ini menyelesaikan masalah belum mampu melalui
membuktikan bahwa siswa berkemampuan semua tahapan pemecahan masalah Polya,
rendah lebih baik daripada siswa hanya dapat melalui tahap memahami masalah
berkemampuan sedang yang hanya mencapai dan membuat rencana. Siswa berkemampuan
pada tahap memahami rencana dalam rendah masih kesulitan dalam mngoperasikan
menyelesaikan masalah. Siswa bilangan pecahan.
berkemampuan rendah masih kesulitan dalam
mngoperasikan bilangan pecahan. Hasil Saran
penelitian ini bertolak belakang dari hasil
Setiap siswa memiliki kemapuan
penelitian Nurmalasari (2016) yang
pemecahan masalah yang berbeda. Perbedaan
menyatakan bahwa siswa yang memiliki
tersebut dapat terlihat pada setiap tahapan
kemampuan tingkat berfikir rendah belum
pemecahan masalah matematika berdasarkan
memahami permasalahan dan belum mampu
tahapan Polya. Kemampuan pemecahan
mengubah suatu masalah kedalam bentuk
masalah ini dapat ditingkatkan dengan latihan-
matematika lebih cenderung mengoperasikan
latihan soal berbasis masalah sehingga
semua angka yang telah ada dalam
menuntut siswa untuk lebih memahami dalam
permasalahan.
memecahkan suatu permasalahan. Dengan
mengetahui kemampuan pemecahan masalah

© STKIP PGRI Banjarmasin 153 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018


Januar Rahmasari Saputri, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

setiap siswa berbeda dapat mempermudah 2015/2016. Terdapat di:


guru dalam menentukan strategi dan metode eprints.ums.ac.id/44807/ diunduh pada
yang efektif dalam pembelajaran. hari Jum’at 14 April 2017 pukul 10.30
Saran dapat berupa masukan bagi WIB
peneliti berikutnya, dapat pula rekomendasi
implikatif dari temuan penelitian. Polya, G. 1973. How To Solve It. (A new
Aspect of Mathematical Method).
Stanford University. Garden City, New
Daftar Pustaka York.
Ambarwati, Mika. 2016. Analisis Kemampuan Shantrock, Jhon. 2009. Psikologi Pendidikan.
Pemecahan Masalah Dalam Strategi Jakarta: Salemba Humanika.
Think Talk Write (Ttw). terdapat di:
ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/art Singer, F. M., Pelczer, I., Voica, C. (2011).
icle/view/256.diunduh pada hari Jum’at 31 Problem posing and modification as a
Maret pukul 11.42 WIB criterion of mathematical creativity.
terdapat di
Indarwati, Desi. (2014). Peningkatan https://www.researchgate.net/publication/
Kemampuan Pemecahan Masalah 266870929_PROBLEM_POSING_AND
Matematika Melalui Penerapan Problem _MODIFICATION_AS_A_CRITERION
Based Learning Untuk Siswa Kelas V SD. _OF_MATHEMATICAL_CREATIVIT
Terdapat Di Y diunduh pada hari Kamis 13 April 2017
http://Ejournal.Uksw.Edu/Satyawidya/Ar pukul 19.00 WIB
ticle/View/107/95. Di Unduh Pada Hari
Rabu 10 Mei 2017 pukul 18.16 WIB Umam, Muhammad. 2014. Analisis Kesalahan
Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Krulik, Stepehen and Rudnick. 1995. The New Matematikamateri Operasi Hitung
Soucebok for Teaching Reasoning and Pecahan. terdapat di:
Problem Solving in Elementary School. jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/
mathedunesa/ diunduh pada hari Jum’at
Ningrum, Lilis. 2013. Analisis Kemampuan
14 April 2017 pukul 10.30 WIB
Siswa Menyelesaikan Soalmatematika
Dalam Bentuk Cerita Pokok Wahyuddin dan Ihsan, Muhammad. Analisis
Bahasanbarisan Dan Deret Pada Siswa Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Kelas Xii SMA Al-Islam 3 Surakarta. Matematika Ditinjau dari Kemampuan
terdapat di: Verbal pada Siswa Kelas VII SMP
eprints.ums.ac.id/23172/19/NASKAH_P Muhammadiyah Se-Kota Makasar.
UBLIKASI.pdf diunduh pada hari Jum’at Terdapat di: ejournal.uin-
14 April 2017 pukul 10.30 WIB. suska.ac.id/index.php/SJME/article/view/
2213. diunduh pada hari Jum’at 14 April
Nurmalasari, Widyastuti. 2016. Analisis
2017 pukul 10.30 WIB
Pemecahan Masalah Dalam Penyelesaian
Soal Pecahan Kelas Vii Smp
Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 154 Vol. 4 No. 2, Mei - Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai