Anda di halaman 1dari 3

Sasa yang Sombong

Anak Rusa itu bernama Sasa. Ia memiliki bulu lembut dan dua buah tanduk bercabang.
Sasa sangat menyukai bulunya dan membanggakan tanduknya.Bulunya yang cokelat dapat
menghangatkan tubuhnya.Sementara, dua buah tanduknya yang bercabang itu membuat
berpenampilan gagah.Sasa suka berjalan di sepanjang hutan untuk menunjukkan bulu dan
tanduknya kepada siapa saja.

Setiap bertemu hewan lain,Sasa selalu memamerkan bulu dan tanduknya.’’Hai,Zebi.


Mengapa kulitmu loreng? Mirip harimau tidak,’’ usil Sasa pada Zebi,anak Zebra.’’Memang dari
lahir kulitku sudah begini,Sasa,’’jawab Zebi.’’Lain dengan kulitku yang cokelat mulus.Lagi pula
kau tidak punya tanduk yang bagus seperti tandukku, kan?’’

‘’Aku memang tidak punya tanduk.Tapi lariku cepat!’’ jawab Zebi.’’Cepat mana dengan
lariku ?! Apa kita beradu lari?’’tantang Sasa mulai menampakkan kesombongannya.

‘’Ah, nggak perlu. Aku lagi malas lari-lari,’’sahut Zebi terus pergi.

‘’Ah,dasar penakut!’’ cemooh Sasa pada Zebi.

Di pinggir hutan ketika sedang berlari-lari,

Sasa bertemu dengan Boru, anak si babi Rusa

‘’Hai, Boru taringmu yang melengkung itu lucu,ya?’’

‘’Ada apa dengan tarinku?’’ tanya Kebi.

Sudah pendek melengkung lagi!’’jawabnya sambil tersenyum sombong.’’Taringmu tidak ada


cabang-cabangnya yang bagus seperti milikku.’’

Boru marah mendengar kata-kataSasa yang bernada mengejek itu.

‘’Lagi pula, kulitmu tampak kusam dan kotor. Tidak lembut seperti punyaku?!’’kata Sasa
dengan nada mengejek. ‘’Ah, tapi aku senang dengan taring dan kulitku yang seperti ini,’’jawab
Boru membela diri.’’Dengan taring pendek seperti itu?’’tanya Sasa.’’Ya!’’jawab Boru.’’Dengan
kulit kusam seperti itu?’’tanya Sasa lagi.Kali ini Boru marahdan hendak menyeruduk Sasa.Sasa
terkejut dan lari meninggalkan Boru dengan penuh rasa takut.

Sasa terus berlari melewati jalan hutan yang belum perna dilewati nya.Ia hampir saja
tersesat.Ia menerobos semak-semak dan akar-akar pohon yang menjulurke bawah.Agak sedikit
takut,tetapi harus dilakukannya agar dapat melewati jalan untuk pulang.Terkadang iaharus
merunduk,terkadang harus melompat.Akhirnya,ia berhasil juga menemukan jalan untuk
pulang.Di tengah jalan,Sasa bertemu dengan angsayang sedang berenang di sungai.’’Darimana
saja Sasa?’’sapa angsa bersahabat.’’Aku baru saja menempuh perjalanan jauh!’’jawab
Sasa.’’pantas saja ,tandukmu hilang satu da nada goresan di kulit perutmu.Kamu tidak.
Merasakannya, ya?’’kata angsa.’’Ah,kamu jangan melendek Angsa.Apa kamu ingin merasakan
serudukan tandukku?’’sahut Sasa dengan sombong dan sedikit marah. Angsa terkejut
mendengar jawaban Sasa.’’kalau kau tidak percaya, berkacalah di air,’’angsa
meyakinkan.’’Awas, jangan bohong, ya?! ’’kata Sasa. ’’lihat saja sendiri!’’jawab angsa.kemudian,
Sasa ke dekat air sungai yang tenang.Dan,ia terkejut melihat bayangannya.’’ Huu….huu ’’tangis
Sasa seketika melihat tanduknya yang hilang satu. Sasa pun segera pulang menemui
ibunya.Ketika sampai di rumah ,Sasa bercerita dengan ibunya.Ia bercerita tentang Zebi dan
Boru. ‘’ Makanya , Sasa jangan membanding-bandingkan dengan hewan lain.Itu namanya
sombong,’’ ibu Sasa mengingatkan perilaku anaknya. ‘’ Tapi, benarkan kalau taring dan bulu
Boru itu jelek?’’ tanya Sasa.’’Sasa tidak boleh berkata seperti itu. Tiap hewan puunya kelebihan
dan kekurangannya,’’ kata ibu Sasa.’’Tapi bulu dan tanduknya lebih cantik daripada Boru
kan,Bu?’’ ‘’Siapa yang merasa lebih baik, lebih cantik, lebih kuat dari yang lain berarti ia telah
berbuat sombong,’’ nasihat ibu Sasa. Seperti biasanyaa,Sasa berlari-lari kecil di pinggir hutan.Ia
berpapasan dengan Zebi.’’Hah,apa aku tidak salah lihat?’’ teriak Zebi.’’Ada apa?’’ tanya Sasa.
‘’Kemana tandukmu yang satu, Sasa? Ih, kau tampak jelek dengan tandukyang hilang satu!
Ha….ha….ha….,’’gantian Zebi yang mengejek Sasa. Sasa malu karena tanduk yang
dibanggakannya hilang satu. Kini ia meninggalkan Zebi dengan rasa malu. Malang baginya.
Ketika hendak melompat pohon yang roboh,kakinya terpeleset.Ia jatuh,kepalanya membentur
pohon. ‘’Aduh!’’ jeritnya kesakitan. Sasa segera bangun dan berdiri lagi.Ia merasakan
kepalanya pusing. Sepanjang jalan,Sasa terlihat sedih.Ia berjalan sambil menundukkan
kepalanya. Di pinggir sungai ia bertemu dengan angsa yang sedang berendam. ‘’Hai,Sasa. Apa
yang terjadi dengan tandukmu?’’ ‘’Aku baru saja terjatuh dan kepalaku pusing Angsa?’’ cerita
Sasa sedih.’’ Ooo, pantas saja tandukmu hilang semua!’’ ‘’Hah, tandukku yang satu kini hilang
juga?’’ kata Sasa sambil berkaca di air.Ia pun segera berlari pulang. Sesampai di rumah, ibu
mengingatkan Sasa. ‘’Kalau kau tidak sombong, tentu tandukmu akan tumbuh lebih bagus lagi.’’
‘’Sasa berjanji tidak akan sombong agar tanduk dan bulu Sasa lebih bagus lagi,’’ janji Sasa pada
ibu

Tamat

Anda mungkin juga menyukai