Anda di halaman 1dari 7

Pudarnya Pesona Cleopatra

Judul : Pudarnya Pesona Cleopatra


Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Harga : Rp 40.000,00
Jumlah halaman : 111 halaman
Tebal buku : 0,6 cm
Tahun terbit : 2005

Seorang lelaki lulusan mesir yang dijodohkan oleh


ibunya. Dia sangat patuh kepada orang tuanya. Ibunya
menjodohkannya dengan seorang wanita yang
bernama Raihana, lulusan terbaik di pesantrennya,
dan Raihan adalah seorang hafidzah Qur’an. Sejak
masih balita ternyata mereka sudah di jodohkan oleh
kedua orangtua mereka. Awalnya ia menolak perjodohannya dengan wanita tersebut.
Namun, karena kepatuhannya terhadap seorang ibu, ia akhirnya menerima
perjodohan tersebut sebagai baktinya terhadap ibunya.

Perkawinan mereka pun berlangsung dengan lancar dan diselimuti oleh kebahagian
keluarga mereka, namun tidak untuk si laki-laki. Sejak awal bertemu dengan Raihana
yang dari wajahnya nampak lebih muda 6 tahun darinya, tidak ada rasa yang
menghampiri hatinya bahkan hingga perkawinan mereka berlangsung. Karena hampir
separuh umurnya pada saat itu ia tinggal dimesir, kriteria idamannya pun seperti ratu
Cleopatra. Sejak saat itu ia selalu membayang-bayangkan kecantikan ratu Cleopatra. 6
bulan menjalani bahtera rumah tangga, ia masih belum menemukan bibit-bibit cinta
untuk di tanam di dalam hatinya. Hari demi hari dijalani dengan penuh rasa pahit.
Tidak bagi Raihana, dia sangat mencintai suaminya dia selalu berusaha menjadi istri
yang salehah, yang selalu melayani suaminya dengan penuh kasih sayang.

Satu tahun sudah umur pernikahan mereka. Pada suatu hari, mereka di undang untuk
menghadiri acara aqiqah-an saudaranya. Di acara tersebut mereka disambut hangat
oleh keluarga mereka dan selama acara berlangsung mereka pun menjadi pusat
obrolan keluarga mereka. Saudara-saudaranya pun selalu menanyakan kapan mereka
memiliki momongan. Sejak dari situ, sang laki-laki merasa ada beban yang menambah.

1
Akhirnya, selang waktu dari acara tersebut, Raihana pun hamil. Namun, rasa cinta itu
pun tak kunjung datang untuk mengetuk pintu hatinya .
Delapan bulan umur kehamilan Raihana, Raihana menginginkan untuk tinggal dirumah
orangtuanya untuk satu bulan terakhir karena alasan kesehatan. Dengan meninggalkan
pesan kepada suaminya untuk mengambil ATM dan mecairkan uang untuk biaya
persalinan, Raihana pun meninggalkan rumahnya dan pergi kerumah orangtuanya.
Pada suatu hari, temannya di kantor bercerita tentang perjalanan cintanya bersama
istrinya yang keturunan mesir. Sejak mendengar perjalanan cinta temannya yang
sangat miris tersebut, ia pun teringat akan Raihana. Tiba-tiba rasa rindu
menghampirinya. Entah mengapa dia pun bergegas pulang kerumah untuk mengambil
ATM dan ingin bertemu dengan Raihana. Sesampainya dirumah, dia pun langsung
menuju kamar untuk mengambil kartu ATM. Pada saat mengambil kartu ATM, ia
melihat ada sebuah amplop berwarna merah jambu. Dia pun mengambil dan mebuka
amplop tersebut, dan ternayta ada beberapa kertas didalamnya. Ia mengambil kertas
tersebut d membacanya. Ternyata kertas tersebut berisikan curahan hati Raihana
selama ini yang tak pernah diungkapkan langsung kepada dirinya. Ia pun mebacanya,
dan seketika air matanya tak dapat terbendung lagi. Hatinya merasa hancur karna
ulahnya selama ini. Ia sangat merasa bersalah kepada Raihana. Tanpa basa basi, dia
pun langsung bergegas pergi kerumah orangtua Raihana dengan air mata yang masih
berlinang. Sesampainya dirumah orangtua Raihana, ibu mertuanya pun langsung
memeluk menantunya dengan linangan air mata dipipinya. Ternyata Raihana dan bayi
yang ada di kandungannya telah meninggal seminggu yang lalu karena terjatuh di
kamar mandi. Dia dan bayinya tidak bisa diselamatkan walaupun sudah di bawa ke RS.
Ia pun terdiam tak bergeming. Air matanya mengalir deras. Penyesalan dan kepedihan
pun ia rasakan. Ketika cinta sedang membara pada Raihana, ia tlah tiada.

Setetes embun cinta.


Niyala, seorang wanita yang sedang berjuang untuk menempatkan gelar dokter did
epan namanya. Niyala menerima surat dari ayahnya yang berisikan tentang uang yang
ayahnya pinjam sebesar delapan puluh juta kepada pak Haji Cosmas, pembantu pastur
yang kini masuk islam, untuk biaya pengobatan ibunya dahulu. Di surat tersebut,
ayahnya meminta Niyala untuk menjadi sitri dari anak pak Haji Cosmas. Karena, hutang
pak Rusli, ayah Niyala, bisa lunas jika Niyala bersedia menjadi istri dari Roger, anak dari
pak Haji Cosmas, dan ayahnya dan kakak kandungnya akan datang ke jakarta untuk
menghadiri wisuda Niyala sekalian meminta keputusan Niyala tentang perjodohannya
itu. Sejak saat itu, hati Niyala terasa hancur. Ia merasa Hidupnya seperti di timpa batu
yang sangat besar mengingat nama Roger yang ayahnya tawarkan untuk menjadi calon
suaminya. Roger, anak dari pembantu pastur yang sekaran masuk islam, adalah teman
Niyala pada saat ia masih kecil, yang pada saat itu mencoba merenggut

2
kehormatannya pada saat Niya duduk di bangku kelas 4. Karena hal itu mengapa
Niyala merasa hidupnya hancur saat mendengar nama Roger yang disebut. Niyala
dilanda oleh kegalauan yang sangat mendalam. Di satu sisi dia ingin sekali berbakti,
membantu ayahnya untuk melunasi hutang ayahnya. Namun disisi yang lainnya, dia
tidak bisa menerima Roger sebagai calon suaminya.

Niyala tinggal di jakarta bersama Umi, kerabat dekat ibunya Niyala, yang dahulu
sebelum beliau meninggal dunia menitipkan Niyala kepada Umi. Pada suatu hari, anak
laki-laki Umi, Faiq, yang sudah dianggap Niyala sebagai kakanya sendiri itu pun pulang
seusai menuntut ilmu di Mesir. Niyala dan Umi sangat senang atas kepulangan Faiq
karena sudah tiga tahun tidak bertemu. Faiq adalah seseorang yang sangat cerdas,
tampan, gagah, penghafal Al-qur’an dan bacaannya pun sangat menyejukaan hati.
Pada suatu hari, beberapa hari sebelum wisuda Niyala, pak Rusli dan kakak
kandungnya pun datang ke jakarta. Niyala merasa sangat takut dan semakin bingung.
Faiq dan Niyala pun menjemput mereka. Di tengah perjalanan, Niyala meminta Faiq
untuk berhenti sebentar untuk menceritakan hal yang sangat Niyala pikirkan akhir-
akhir ini, dan Niyala meminta bantuan kepada sesorang yang sudah ia anggap sebagai
kakaknya sendiri itu untuk menolak semuanya.

Kedatangan pak Rusli dan kakak kandung Niyala pun disambut hangat oleh Umi. Pada
malam itu, mereka pun berkumpul untuk makan malam sembari membicarakan
tentang perjodohan Niyala. Seusai menyantap makan malam, pak Rusli pun membuka
pembicaraan dengan menanyakan kepada Niyala tentang keputusan yang mana yang
akan diambil. Niyala pun diam seribu bahasa. Tangannya gemetar, jantungnya berdetal
cepat, dan keringatnya pun membasahi tubuhnya. Akhirnya, Faiqlah yang menjawab
pertanyaan pak Rusli tersebut. Faiq mengatakan bahwa Niyala tidak niasa menerima
Roger sebagai suaminya, karena Niyala telah mencitai seseorang sejak Niyala duduk di
bangku SMP. Sudah kurang lebih 11 tahun Niyala menjalin hubungan dengan orang
tersebut, dan orang itu pun adalah Faiq bin Saiful Anam, anak dari Umi. Seketika
semua orang yang ada di meja makan termasuk Niyala pun terkejut dengan perkataan
Faiq. Faiq pun menjelaskan semuanya, dan akhirnya pun mereka diresuti oleh Umi dan
pak Rusli yang dimana dia adalah ayah kandung dari Niyala. Faiq pun berkata bahwa
akad nikah mereka akan dilaksanakan 20 menit lagi di aula Islamic Cente. Dalam acara
yang sakral itu Faiq memberikan Niyala sebuah mushaf cantik dari cairo, uang tunai
sebesar 85 juta, dan hafalan surat Ar-Rahman. Seusai akad nikah berlangsung, keluarga
Faiq dan Niyala pun merasa sangat bahagia. Niyala pun tidak pernah memimpikan hal
ini terjadi. Ia merasa pernikahannya bagaikan kebahagiaan yang Allah beri atas
kesabaran atas cobaan yang telah ia lalui.

3
Buku ini termasuk novel psikologi islami yang cerita didalamnya pun berkaitan erat
sekali dengan nilai-nilai agama. Sehingga, dapat menjadi inspirasi dan mengarahkan
para pembaca ke arah yang lebih baik. Dengan 2 cerita yang berbeda dan dikemas
dalam cerita pendek yang masing masing ceritanya pun memiliki daya tarik yang
berbeda-beda dengan endingnya yang berbeda, yang satu ending sedih dan yang
lainnya berakhir bahagia. Pilihan katanya pun sangat sederhana sehingga para
pembaca dengan mudah bisa memahami isi dari cerita tersebut. Dari segi harga, buku
ini cukup pantas di beri harga sebesar 40.000. Tebal buku yang tidak tebal itu bahakan
bisa dibilang tipis, namun dengan setebal itu pengarang dapat menyampaikan pesan
yang sangat mempengaruhi pembacanya.

Di dalam buku Pudarnya Pesona Kleopatra ini, ada beberapa penggunaan kata daerah
yang jika pembaca yang bukan berasal dari daerah tersebut akan merasa bingug
dengan apa artinya. Di setiap cerita pertama ataupun yang kedua, ada pemendekan
cerita sehingganya di beberapa bagian dari ceritanya terlihat mustahil atau tidak
masuk akal. Padahal, jika di panjangkan atau diuraaikan sedikit, di beberapa bagian
tersebut tidak akan terlihat mustahil. Warna cover bukunya terlalu gelap sehingganya
mengurangi daya tarik pembaca atau pembeli untuk membaca.

Buku ini sangat mempengaruhi cara pandang sesama manusia terutama terhadap
lawan jenisnya sesuai dengan nilai agama yang berlaku. Alangkah baiknya jika novel ini
difilmkan karna tidak semua orang senang membaca novel. Padahal, nilai yang
terkandung dan amanat yang terkandung didalamnya sangat berpengaruh kepada pola
pikir dan cara pandang masyarakat masa kini, terutama para remaja.

4
Belenggu

Judul : Belenggu
Pengarang : Armijn Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Harga : Rp 40.000,00
Jumlah halaman : 150 halaman
Tebal buku : 1 cm
Tahun terbit : 2008

Sukartono, seorang dokter yang sangat menekuni


pekerjaannya tersebut, menikah dengan seorang
Sumartini. Sumartini, seorang wanita yang cantik
dan sangat cerdas, sehingganya dia menganggap
Sumartini pantas untuk mendampingi hidupnya.
Akan tetapi, pernikahan mereka tidak dilandasi oleh kecintaannya satu sama lain,
melainkan tuntutan kepentingan masing-masing yang merasa saling membutuhkan.
Alasan Sumartini menikah dengan Sukartono pun hanya sekadar ingin melupakan
masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, suasana rumah tangga mereka semakin
dingin. Sukartono semakin sibuk menekuni pekerjaannya sebagai dokter itu,
sehingganya Sumartini jarang sekali di perhatikan. Hari demi hari Sumartini merasa
semakin diabaikan dan merasa Sukartono lebih mementingkan pekerjaannya daripada
rumah tangganya.

Hari demi hari, rumah tangga mereka hanya di hiasi dengan perselisihan,
pertengkaran, bahkan satu sama lain saling berdiam diri tanpa ada komunikasi yang
terjalin. Sampai pada suatu hari, Sukartono ditelepon oleh salah seorang yang
bernama Ny. Eni. Setelah lama berbincang, ternyata Tono menyadari bahwa Ny. Eni
adalah teman lamanya pada saat ia di Bandung. Di dalam perbincangan mereka, kerap
kali Rohayah merayu-rayu Tono. Namun, Tono bersikap dewasa mengingat gelar
dokter yang ada didepan namanya. Sejak saat itu, Rohayah sering kali mendatangi
Tono dengan berpura-pura sakit. Hingga suatu hari, Rohayah bercerita kepada Tono
tentang kisah percintaannya. Rohayah dijodohkan oleh orangtuanya dengan seorang
pria. Karena Rohayah tidak mau menjadi istri dari laki-laki tersebut, Rohayah pun
melarikan diri ke Jakarta. Pada saat di Jakarta, Rohayah bekerja sebagai wanita
panggilan, dan pada suatu saat dia mendengar kabar bahwa teman dekatnya dulu,
Tono, sudah menjadi Dokter di jakarta. Sejak saat itu Rohayah mencari-cari Tono, dan
ketika dia bertemu dengan Tono, rasa cintanya pun tumbuh kembali. Itu sebabnya
mengapa Rohayah sering kali datang ke Tono dengan berpura-pura sakit. Sejak

5
mendengar ceritanya Rohayah dan mengingat masa lalunya bersama Rohayah,
akhirnya Tono pun terperangkap dalam rayuan manis Rohayah. Tono jatuh cinta
kepada Rohayah. Semakin hari semakin menggila rasa cintanya kepada Rohayah
karena perilaku Rohayah yang sangat perhatian dan sangat mesra kepadanya.
Ditambah lagi pada saat Tini, istrinya pergi ke Solo untuk menghadiri Kongres
Perempuan Seumumnya.

Pada suatu hari, Tono menghadiri sebuah acara yang dimana dia berperan sebagi juri.
Didalam acara tersebut ternyata teman lama Tono, Hartono dan Mardani, datang
berkunjung. Disana mereka pun berbincang-bincang satu sama lain. Didalam
pembicaraan mereka, ternyata terkuaklah cerita-cerita masa lalu Tini dan Rohayah.
Tini yang dulu ternyata telah ternodai oleh Hartono. Sukartono sebenarnya sudah
mengetahui hal itu sebelum pernikahan mereka namun karna Sukartono tidak
memperdulikan itu, dan dia hanya memperdulikan kecantikan Tini, dia tidak tahu siapa
yang telah menodai istrinya itu. Begitupula Rohayah yang ternyata telah mengkhianati
Hartono dengan rayuan-rayuan manisnya itu. Sejak saat itu, Sukartono pun berpikir
kalau Rohayah akan bertindak sama halnya ke orang lain dengan perilakunya terhadap
Sukartono yang selalu bermanis muka.

Semakin hari, kabar tentang kedekatan Sukartono dengan Rohayah pun semakin
menyebar luas teruta di kalangan istrinya, Tini. Tini pun mengetahui kedekatan
suaminya dengan Rohayah itu,dan Tini semakin marah kepada Tono dan memutuskan
untuk menceraikan Tono. Karena kekesalan Tini yang tak bisa terbendung lagi, Tini
akhirnya mendatangi tempat kediaman Rohayah. Sesampainya ia di rumahnya
Rohayah, amarah Tini pun membeledak tak karuan. Namun, amarahnya pun seketika
meluluh karena sikap Rohayah yang lemah lembut dan ramah itu menyata Tini. Sejak
saat itu, dia sadar bahwa selama ini sikapnya terhadap suami memang tidak sebaik
Rohayah. Tini pun menyesal atas apa yang ia perbuat bersama suaminya selama ini.
Akan tetapi Tini sudah tidak mempunyai pilihan, melainkan bercerai dengan Tono yang
sudah dia bulatkan tekadnya. Akhirnya, Tini dan Tono pun bercerai. Tini kembali
kekampung halamannya, dan yang lebih menyedihkan lagi, Rohayah pun pergi
meninggalkan Tono dengan meninggalkan sepucuk surat yang berisikan ungkapan rasa
cintanya namun apa daya Rohayah tidak mau mengganggu rumah tangga Tono.

Dengan gaya bahasa yang digunakan, buku novel ini memiliki ciri khas yang sangat
kental yaitu kesastraannya. Dilengkapi dengan daftar arti kata-kata yang digunakan,
membuat para pembaca mudah memahami alur ceritanya tanpa mencari-cari di media
lain. Isi dari ceritanya pun sangat berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari terutama
pada masa kini,yang banyak sekali remaja bahkan orang dewasa yang telah

6
berkeluarga pun mengalami sama halnya dengan isi cerita di dalam novel tersebut.
Sehingga, para pembaca yang membacanya pun dengan mudah hanyut kedalam alur
ceritanya.

sama halnya dengan manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Buku ini pun
memiliki beberapa kekurangan. Dengan gaya bahasa yang sangat berbau sastra, semua
pembaca belum tentu paham dengan bahasa yang digunakan terutama orang awam.
Untuk sebagian orang yang sangat gemar membaca buku sastra, pasti buku ini sangat
layak untuk di konsumsi. Namun tidak dengan orang awam yang belum bahkan tidak
mengenal akan sastra Indonesia. Ditambah lagi dengan pemilihan nama tokoh yang
terlalu rumit, sehingga butuh mengingat kembali nama-nama para tokoh yang sudah di
perkenalkan penulis di awal-awal ceritanya. Dari segi fisik buku, buku ini menggunakan
kertas yang buram dan tulisan yang di cetak kerap kali berbayang, sehingga
mengurangi daya tari sang pembaca.

Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Selalu saja kita dituntut untuk belajar
untuk memperbaiki kesalahan. Begitu pula didalam sebuah hubungan. Didalam buku
ini memberikan kita sebuah nasihat yang sangat penting yakni jangan pernah
memaksakan suatu hubungan untuk berjalan dengan mulus hanya dengan keindahan
fisik yang mendasarinya bukan karena cinta dan kasih sayang yang tertanam, dan
hanya penyesalanlah yang tersisa. Dari buku ini kita bisa petik hikmahnya. Jadi, untuk
para remaja dan orang dewasa pun layak sekali untuk membaca buku ini.

Anda mungkin juga menyukai