Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk
insani
(2) Seorang dokter dilarang terlibat atau melibatkan diri ke dalam abortus,
euthanasia, maupun hukuman mati yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
moralitasnya.
(4) Seorangdokter harus mengerahkan segala kemampuannya untuk meringankan
penderitaan dan memelihara hidup akan tetapi tidak untuk mengakhirinya
(5) Seorang dokter dialrang menggugurkan kandungan (abortus
provocatus)tanpaindikasimedis yangmembahayakan kelangsungan hidup ibu dan
janin atau mengakhiri kehidupan seseorang yang menurut ilmu dan pengetahuan
tidak mungkin akan sembuh (euthanasia)
Penjelasan butir (2)
“ hal ini sesuai dengan moralitas deontologik profesi kedokteran sejagat, karena
dokter yang memilik sifat ketuhanan dan kemanusiaan akan memahami bahwa
hanya Tuhan Yang Maha Kuasa satu-satunya yang berhak mencabut kehidupan
manusia. Menurut agama, peraturan perundang-undangan dan etik, seorang dokter
tidak boleh melakukan penggugurn kandungan (abortus provocatus) atau
menggakhiri kehidupan seseorang yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak
mungkin akan sembuh (euthanasia)”.
3.1.2 Sumpah Hippocrates dan Sumpah Dokter
Lafal Sumpah Dokter
Butir 6: Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan
Butir 7: Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat.
Butir 11: Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
KUHP Buku Kedua tentang Kejahatan Bab XXI (21) tentang Menyebabkan Mati atau Luka-luka
karena Kealpaan (Kesalahan)
Pasal 359:
“Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”
KUHP Buku Kedua tentang Kejahatan Bab XV (15) tentang Meninggalkan orang yang perlu
ditolong
Pasal 304:
“Barangsiapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam keadaan sengsara,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan dia wajib memberi
kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.”
Pasal 306:
“(2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling lama sembilan tahun.”