Anda di halaman 1dari 24

Kinetika dan Perancangan

Reaktor Homogen

Dosen : Dr. Herti Utami, S.T., M.T.


Kode Mata Kuliah/ SKS :
PTK 612306/KMA 333/ 3 SKS
Kinetika Reaksi di Dalam Reaktor Alir Pipa (RAP) atau Pug
Flow Reactor (PFR)
• Untuk reaksi fasa gas pada umumnya
dilakukan di RAP, proses kontinyu, pada
kondisi steady state
• Dianggap kecepatan aliran gas di seluruh
penampang pipa sama (plug flow) sehingga
tiap molekul gas mempunyai waktu tinggal
yang sama di dalam reaktor.
dx
F F 𝑑F
F ΔV
x x dx +

dL

Neraca Massa :
C

Keadaan steady state (keadaan ajeg), sehingga


akumulasi=0
dF r dV 0
𝐝𝐅𝐀 𝐫𝐀 𝐝𝐕 (1)
F F F x
F F 1 x )
dF F dx (2)
Jika persamaan (2) disubstitusi ke persamaan (1), maka
F dx r dV
(3)

𝐕 𝐱 𝐀 𝐝𝐱 𝐀
𝟎
(4)
𝐅𝐀𝟎 𝐫𝐀
Jika F F C
𝐱𝐀
𝐕 𝐝𝐱 𝐀 (5)
𝐂𝐀𝟎
𝐅𝐕 𝟎 𝐫𝐀
Dengan :
• V = Volum reactor alir pipa
• = Kecepatan pemasukan umpan dalam
(volum/waktu)
• = Kecepatan umpan A dalam aliran
pemasukan (mol/waktu)
• = Konsentrasi A mula‐mula (mol/volum)
• = kecepatan reaksi (mol/(volum.waktu))
• = Konversi A = 
Cara menghitung konsentrasi gas di dalam sebuah RAP, 
dengan tekanan total dianggap tetap, sebagai berikut :  

Dengan,
= Konsentrasi A dinyatakan dalam (mol/volum)
= mol A yang masih tinggal di dalam reaktor, 
(mol/waktu)     
= Jumlah campuran gas A yang ada di dalam reaktor, 
(mol/waktu)     
T = suhu absolut
R = Konstanta gas umum
Tekanan total dalam reaktor
Analisis Data (Untuk Menghitung k)
• Berhubung nilai konstanta kecepatan reaksi
dipengaruhi suhu, maka percobaan untuk
menentukan konstanta kecepatan reaksi
dilakukan pada suhu tetap
• Percobaan dilakukan dengan menggunakan
reactor yang sudah diketahui volumenya dan
umpan yang masuk diubah‐ubah setelah keadaan
steady state (ajeg) tercapai, ditandai dengan
komposisi gas yang keluar dari reaktor tidak
berubah dengan waktu, dan dicatat konversinya.
• Jadi akan diperoleh data hubungan antara
kecepatan umpan dengan konversi, sehingga
dapat dibuat grafik hubungan x terhadap (V/F)
• Kecepatan reaksi pada setiap konversi
merupakan kemiringan garis singgung pada titik
potong garis datar dengan garis lengkung kurva x 
terhadap (V/F) 
• Selanjutnya konstanta kecepatan reaksi k dapat
dihitung
• Persamaan kecepatan reaksi yang memberikan
nilai k yang tetap adalah persamaan kecepatan
reaksi yang benar
• Cara ini disebut metode diferensial, kesulitannya
ketika harus mencari
• Hasil yang diperoleh k kurang teliti tetapi dapat
diperoleh secara cepat
Metode lain yang lebih teliti disbanding cara diferensial
disebut cara integral dengan langkah‐langkah sebagai berikut:
1. Misalkan bentuk persamaan kecepatan reaksi dengan
berpedoman pada persamaan reaksi
2. Tulis r sebagai fungsi konversi A  x
3. Masukkan persamaan kecepatan reaksi sebagai fungsi
konversi x ke persamaan
𝐱𝐀
𝐕 𝐝𝐱 𝐀
𝐅𝐀𝟎 𝟎 𝐫𝐀
Selanjutnya diintegrasikan dari 0 sampai ke x
4. Hitung k pada setiap data hubungan F dan x .
Jika nilai k yang terhitung hampir konstan, maka
menunjukkan bahwa perumpamaan pada persamaan
kecepatan reaksi pada langkah (1) benar, dengan konstanta
kecepatan reaksi k rata‐rata.
• Reaktor dengan V tertentu dimasukkan A 
( ) yang diubah‐ubah

F 0 F





• dst
Cara Diferensial


• Dst
• Misalkan persamaan kecepatan reaksi
berdasarkan persamaan reaksinya, 

Jika n=1      
Akan diperoleh

dst
Jika n=1      
Akan diperoleh

dst
Jika k tetap (konstan) adalah persamaan
kecepatan reaksi yang benar.
Cara Integral
• Misalkan persamaan kecepatan reaksi

Ubah dalam bentuk

Masukkan ke dalam persamaan hasil neraca


massa RAP (pers (4))
𝐱𝐀
𝐀
𝐀𝟎 𝟎 𝐀
𝐕 𝐱𝐀 𝐝𝐱 𝐀
• 𝟎
𝐅𝐀𝟎
Jika n=1

data
terhitung
data
𝐅𝐕
Space Velocity (SV) =
𝐕𝐑
Ꚍ=waktu tinggal, waktu
1. Reaksi Bolak-Balik

a) Reaksi bolak‐balik tingkat 1

Pada keseimbangan, 
𝐁
𝐀 𝟏 𝐀

𝐀
𝐀 𝟏 𝐀𝟎 𝐀
Jika setelah bereaksi:
mol A F F x
mol A F 1 x
mol B F x
n F F x F x
n F F x F x
n F
n n F P P
C
V n RT F RT RT
P
n n F 1 x P
C
V n RT F RT
P
P
C 1 x
RT
V RT K
ln K x 1 K ln K
F k P 1 K
V RT K K
ln
F k P 1 K K x 1 K
𝐑𝐓𝐊𝐅𝐀𝟎 𝐊
𝐤𝟏 𝐥𝐧
𝐏𝐓 𝟏 𝐊 𝐕𝐑 𝐊 𝐱𝐀 𝟏 𝐊
k k
K ; k
k K
C
K
C
C x
K
C 1 x
x
K
1 x
x adalah konversi A pada saat terjadi kesetimbangan
b) Reaksi bolak‐balik tingkat 2

Jika mula‐mula umpan hanya terdiri atas A dan


B, tanpa D dan E.

Pada setiap jumlah mol tetap


Sebab tidak terjadi perubahan jumlah molekul
pada persamaan reaksi.

𝐅𝐀 𝟏 𝐱 𝐀 𝐅𝐁 𝐅𝐀 𝐱 𝐀 𝐅𝐀𝟐 𝐱 𝐀𝟐 𝐏𝟐
𝐫𝐀 𝐤𝟏 𝟐
𝐤𝟐 𝟐 𝟐
𝐅𝐀 𝐅𝐁 𝐅𝐀 𝐅𝐁 𝐑𝐓
V RT F F dx
F P k F 1 x F F x k F x
Setelah diintegrasikan, maka k k , diperoleh :
RT m m x
k k F F ln
P V m m m m x
m dan m dihitung dari persamaan berikut :
F F F
F K 4F F K K 1
m,
2F K 1
Jika pada umpan yang masuk reactor F F , maka
𝐅𝐀𝟐 𝟏 𝐱 𝐀 𝟐 𝐅𝐀𝟐 𝐱 𝐀𝟐 𝐏𝟐
𝐫𝐀 𝐤𝟏 𝐤𝟐
𝐅𝐀 𝐅𝐁 𝟐 𝐅𝐀 𝐅𝐁 𝟐 𝐑𝐓 𝟐
F 1 x F x P
r k k
F F F F RT
k F P x
r 1 x
4F RT K

𝐱𝐀
𝐕 𝟒 𝐑𝐓 𝟐 𝐝𝐱 𝐀
𝐅𝐀 𝐤𝟏 𝐏𝟐 𝟎 𝟐 𝐱 𝐀𝟐
𝟏 𝐱𝐀
𝐊

Anda mungkin juga menyukai