Anda di halaman 1dari 43

ILMU

KOM
PUTER


FAK
MIPA
UGM
Logika Informasi
Materi.

1). Logika Proposisi.
a). Pengenalan Informal
b). Penghubung Logis (Operator, Functor)
c). Tabel Kebenaran dp Formula.
d). Penghubung Logis yang lain.
e). Memanipulasi Formula Proposisinal.
f). Negasi dp Formula Proposisional.
g). Argumen.

Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
Konjungsi p &q p . q p . q p . q K p q

Disjungsi p v q p + q p v q p v q A p q

Negasi ~p p p p p N p

Implikasi p q p q p q p q C p q

Bi-implikasi p q p q p q p q E p q
Operator Notasi lainnya Burke Kuliah Polan
Daliyo dia
Logika Proposisional
(Notasi Polandia/Tabel Kebenaran)
Notasi Polandia juga disebut Lukasiewics atau sebagai notasi bebas-
kurung atau notasi prefix (+ab) , pada prinsipnya operator diadika me
ngawali operand mereka. Selain itu ada notasi postfix (ab+) , yg juga
disebut notasi kebalikan polandia, dimana operator muncul sesudah
operand. Notasi yang kita gunakan sehari-hari disebut dengan notasi
infix ( a+b)
Dalam aritmatika didapat contoh sbb :
Notasi Infix Notasi Prefix Notasi Postfix
p + q +pq pq+
p + q x r +pxqr pqrx+
(p + q) x r x+pqr pq+rx
(p x r) + (q + r) +xprxqr prxqrx+
p x ( r + q) x q xpx+rqq prq+xqx
((p + q) + r) + s +++pqrs pq+r+s+
p + (q + (r + s)) +p+q+rs pqrs+++
Logika Proposisional
(Notasi Polandia/Tabel Kebenaran)
Catatan. (Untuk Notasi Polandia)

1).Perhatikan bahwa pada masing-masing notasi kemunculan setiap
variabel mempunyai urutan yang sama.

2). Terlihat bahwa kurung sama sekali tidak digunakan.

3). Tidak perlu adanya prioritas untuk masing-masing operator.

4). Variabel hanya menggunakan satu huruf tunggal.

5). Operator monadika pada notasi infix selalu mendahului operand.

6). Perhatikan formula pq akan mempunyai dua interpretasi dalam
notasi infix yaitu : -(p-q) dan ((-p)-q) sehingga diperlukan simbol
khusus yang berbeda untuk monadika negasi, misalnya e.
Logika Proposisional
(Notasi Polandia/Tabel Kebenaran)
Lukasiewicz (Notasi Polandia) menggunakan operator dengan huruf
besar seperti terlihat dibawah ini untuk membedakan dengan variabel.
Infix Polandia
p Np
p v q Apq
p . q Kpq
p q Cpq
p q Bpq
p q Epq
p q Rpq
p + q Jpq
p | q Spq
N Negasi
A Alternasi
(Alternation)
K Konjungsi
C Conditional
B Non-implikasi??
E Ekuivalen
R Non-Ekuivalen,
Exclusif Or??
J Joint deniel, Nor
S Nand,
Incompatibility ??
Logika Proposisional
(Notasi Polandia/Tabel Kebenaran)
Beberapa Contoh.
Infix Polandia
p . (q v r) KpAqr
(p . q) v r AKpqr
((p) v (q) NANpNq
p v q v r . p v q v r ANpANqAKrNpAqNr
((p . q) . r) . s KKKpqrs
p . (q . (r . s)) KpKqKrs
Sekali tak diperlukan kurung dan konektif utama dapat dilihat
segera pada awal dp ekpresi
Logika Proposisional
(Notasi Polandia/Tabel Kebenaran)
Beberapa Contoh.
1). p . q . r . s dapat diekpresikan menjadi KKKpqrs atau
KpKqKrs

2). p . (p v q (q r s)) diekpresikan KpCApqCCqrs

3). AEqNqq : disajikan dng notasi infix (p (q)) v q

4). NCCpqNCqp : disajikan dng notasi infix
((p q) ((q p)))

5). NCRAqp : disajikan dng notasi infix (r (q v p))

6). CKpKCpqCNrNqEpNRrq : disajikan dng notasi infix :
(p . (p q) . r q) (p (r q))
Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
1. Notasi Polandia : Epq
Disajikan dalam notasi yang lain.
a. p q b. p q c. p ~ q
2. Notasi Polandia : CKpqr
Disajikan dalam notasi yang lain.
C(p . q)r = (p . q) r
3. Notasi Polandia : CpCpr
Disajikan dalam notasi yang lain.
Cp (p r) = p (p r)
4. Notasi Polandia : ECKpqrCpCpr
Disajikan dalam notasi yang lain
Contoh :
Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
Contoh :
Notasi Polandia : E CKpqr CpCpr
Disajikan dalam notasi yang lain.
Cari tanda dominan : E yang sama dengan
Ruas kiri (dr ) : C Kpq r
Tanda dominan : C yang sm dng
Tanda berikutnya : K yg sm dng . ( ada dengan &)
didapat : p . q C (p.q) r
didapat : (p.q) r
Ruas kanan (dr ) : C p Cpr
didapat : C p (p r)
di dapat : p (p r)
Akhirnya didapat : ((p . q) r) (p (p r))
Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
Contoh
( ( p . q ) r ) ( ( p . ~r ) ~q
( K p q ) r ) ( ( p . ~r ) ~q
C ( K p q ) r ( ( p . ~r ) ~q
C ( K p q ) r ( ( ( p . ( N r ) ) ~q )
C ( K p q ) r ( K p ( N r ) ~q )
C ( K p q ) r ( K p ( N r ) ( N q ) )
C ( K p q ) r ( C ( K p ( N r ) ( N q ) )

E ( C ( K p q ) r ( C ( K p ( N r ) ( N q ) ) )

E C Kpq r C Kp N r N q
Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
Prioritas dp Operator.
Seperti pd ungkapan dlm ilmu hitung, maka didalam operator logika
pun terdapat prioritas sebagai berikut :
1). Operator mempunyai prioritastertinggi
2). Operator . berprioritas berikutnya
3). Operator v berprioritas berikutnya
4). Operator berprioritas berikunya
5). Dan seterusnya operator yang lain termasuk dan seterusnya.

Contoh
1). p . q r v s dapat diinterpretasikan sebagai
(p . q) (r v s)
2). p . q akan diinterpretasikan dengan (p) . q
3). Saya lapar dan saya malas atau Saya bahagia dan
Saya telah makan enak diartikan sebagai ????
Logika Proposisional
(Notasi operator logis/functor)
Operator yang mempunyai prioritas sama dilakukan dengan urutan
dari kiri ke kakan seperti terlihat dalam contoh dibawah ini >

Contoh
1). p q r s t u v
Diartikan sebagai :

(((((p q) r) s) t) u) v

2). p . q v r s p v r . t
Diartikan sebagai :
??????????.

Logika Proposisional
(Tabel Kebenaran dp Formula)
Bagaimana membangun tabel kebenaran :

Satu tabel kebenaran dapat ditentukan dengan mengambil setiap
kombinasi yang mungkin daripada nilai kebenaran daripada semua
variabel yang terlibat dan kemudian mengevaluasi efek daripada se
tiap operator
Sebagai contoh :

((p) v q)





p q p ((p) v q)

T T F T
T F F F
F T T T
F F T T
Logika Proposisional
(Tabel Kebenaran dp Formula)
Untuk bentuk yang lebih komplek adalah :

((p . q) ((p) v (q)))

Urutan evaluasinya menjadi :










( (p . q) (( p) v ( q)))
3 1 2 1 4 2 1 3 2 1

F T T T T F T F F T
F T F F T F T T T F
T F F T T T F T F T
T F F F T T F T T F

Logika Proposisional
(Tabel Kebenaran dp Formula)
Untuk formula dengan 3 variabel maka akan didapat 2^3 = 8 baris
, untuk 4 variabel didapat 2^4 = 16 baris.

Sebagai contoh : ((p . q) ((p) v (r)))












( (p . q) (( p) v ( r)))
3 1 2 1 4 2 1 3 2 1

F T T T T F T F F T
F T T T F F T T T F
T T F F F F T F F T
T T F F T F T T T F
T F F T T T F T F T
T F F T T T F T T F
T F F F T T F T F T
T F F F T T F T T F

Logika Proposisional
[Tabel Kebenaran (TK) Identis]
Simbol =
T
berarti bahwa pada tabel kebenaran, dua formula mempu
nyai nilai kebenaran yang sama (identik).

Contoh :
1) (pvq) =
T
(p).(q) ; buatlah TK nya.
2) (p.q) =
T
(p)v(q) ; buatlah TK nya.
3) p q =
T
p v q ; buatlah TK nya.
4) p q =
T
(p v q) (p . q) ; buatlah TK nya
5) p . (p v q) =
T
p . q ; buatlah TK nya
Logika Proposisional
[Interpretasi dan Model]
Andaikan P adalah formula proposisi ( perhatikan disini digunakan
huruf murda/capital untuk menyajikan suatu formula sedang huruf
kecil untuk variabel proposisi). Suatu interpretasi daripada P adalah
suatu penugasan (assignment) daripada nilai kebenaran pada semua
variabel proposisi ( pemberian nilai kebenaran) yg muncul pada P.

Perhatikan bahwa setiap baris pada tabel kebenaran adalah suatu
interpretasi. Untuk setiap interpretasi maka P mempunyai nilai kebe
naran (lihat bahwa setiap baris P mempunyai nilai T atau F)
Logika Proposisional [ Interpretasi dan Model ]
Andaikan S suatu himpunan daripada formula proposisi, suatu inter
pretasi disebut model daripada S jika setiap anggauta daripada S ber
nilai kebenaran T untuk interpretasi tersebut.

Contoh : Andaikan S adalah himpunan dp formula proposisi :

{ p . q , q v r , r s }

dan interpretasi :
I
1
: {p=T,q=F,r=T,s=T} ; I
2
: { p=T, q=T,s =T , r=T} ;
I
3
: {p=T,q=T,r=F,s=F} ; I
4
: { p=T, q=T,r =T, s=F} ;

Interpretasi yang mana yang merupakan model dp S ? Gambarkan ta
bel kebenarannya.
Logika Proposisional
[interpretasi dan Model]
p q r s p . q q v r r s

I
1
T F T T F - -
I
2
T T T T T T T
I
3
T T F F T T T
I
4
T T T F T T F
Dari tabel diatas maka interpretasi yang merupakan model daripada S
adalah I
2
dan I
3
. Perhatikan karena I
1
sudah memberikan nilai kebe
naran F untuk p . q maka dua yang lain tak perlu dievaluasi, karena je
las bahwa I
1
bukan model.
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Sebarang formula yang selalu bernilai kebenaran T, tak tergantung
pada nilai kebenaran daripada variabel-variabel proposisinya, dise
but tautologi, dan dikatakan sebagai tautologis atau valid.

Suatu tautologi adalah suatu formula proposisional yang mengam
bil nilai T untuk setiap interpretasi yang mungkin. Semua entri da
lam kolom pada tabel kebenaran yang merupakan kolom nilai for
mula tersebut bernilai kebenaran T.
Tautologi
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Contoh : p v p adalah Tautologi

karena untuk I
1
: p = T, maka p v p = T
I
2
: p = F, maka p v p = T

dan tak ada lagi interpretasi lain.

Untuk menyatakan bahwa suatu formula adalah suatu tautologi/valid
maka dituliskan dengan menggunakan metasimbol , maka contoh
diatas menjadi :
(p v p)
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Tabel dari kebenaran p v p adalah :
p p p v p
T F T
F T T
Tabel dari kebenaran p (p v (q . p)) adalah :
p ( p v (q . p))
1 5 2 1 4 1 3 2 1
T F F T F T F F T
T F F T F F F F T
F F T F T T T T F
F F T F T F F T F
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Perhatikan hubungan antara metasimbol =
T
dng yang dapat dili
hat pada contoh dibawah ini :










Menggunakan menggunakan =
T


p (p) p =
T
(p)
(p v q) (q v p) p v q =
T
q v p
(p v q) (p).(q) (p v q) =
T
(p) . (q)
((p . )) ((p) v (q)) ((p v q)) =T (( p) v (q))

Baris pertama kiri dibaca : p (p) adl suatu tautologi, kanan :
Formula p mempunyai tabel kebenaran sm-dng formula (p)
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Tautologi
Dikatakan bahwa dua formula P dan Q adl Ekuivalen Logis jika
ekuivalen logisnya P Q adl suatu tautologi ( yang dapat dika
takan juga dengan bahwa mereka mempunyai tabel kebenaran yang
sama)

Dikatakan bhw suatu formula P implai logis suatu formula Q jika
implikasi logis mereka P Q adalah tautologi.

Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Absurditi/Kontradiksi
Sebarang formula yang selalu bernilai kebenaran F, tak tergantung
pada nilai kebenaran dp variabel-variabel proposisinya, disebut
Absurditi atau Kontradiksi atau Unsatisfiable dan dikatakan sbg
Absurditi atau Invalid.

Suatu Absurditi adalah suatu formula proposisional yang ber nilai
F untuk setiap interpretasi yg mungkin. Semua entri dalam kolom
Pada tabel kebenaran yang merupakan kolom nilai formula tersebut
bernilai kebenaran F.
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Absurditi/Kontradiksi
Contoh : (p v p) dan (p . p)

adalah absurditi/kontradiksi karena untuk :

I
1
: p = T, maka (p v p) = F
I
2
: p = F, maka (p v p) = F

dan tak ada lagi interpretasi lain.

Perhatikan bahwa suatu formula proposisional P yg adalah suatu absur
diti, maka formula P adalah suatu Tautologi, begitu pula sebaliknya.
Jika sebarang formula P adalah suatu absurditi, maka ditulis :

P
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Sebarang formula yang, tergantung pada nilai kebenaran dp vari
abel-variabelnya, dapat bernilai baik nilai T maupun nilai F dise
but suatu formula campur, atau ada yang menyebut contingent.

Contoh :

Tentukan yang mana yang tautologi, absurditi atau formula cam
pur :
a) p (q p) ;
b) p (p v (q . p) ;
c) p (p . (q p)).
Formula Campur
Logika Proposisional
[Tautologi, Absurditi dan Formula Campur]
Formula Campur
p ( q p)
1 4 2 1 3 1
T T F T T T
T T T F T T
F F F T T F
F T T F F F
p
1
T
T
F
F

5
F
F
F
F
(
2
F
F
T
T
p
1
T
T
F
F
v
4
F
F
T
T
(q
1
T
F
T
F
.
3
F
F
T
F

2
F
F
T
T
p
1
T
T
F
F
p
1
T
T
F
F

5
T
T
T
T
(
2
F
F
T
T
p
1
T
T
F
F
.
4
F
F
T
T
(q
1
T
F
T
F

3
F
T
T
T

2
F
F
T
T
p
1
T
T
F
F

2
F
F
T
T
Logika Proposisional
Definisi Valid, Satisfiable, Contradictory, Implies, Equivalent, Consistent
( Zohar Manna and Richard Waldinger)
Valid , Tautology, Satisfiable, dan Contradictory

-Suatu formula P dikatakan valid/benar jika ia true/benar untuk setiap
interpretasi (I) daripada P. Formula- formula valid daripada logika
proposional disebut Tautologi.

-Suatu formula P dikatakan satisfiable/dapat-puas jika ia true dibawah
suatu interpretasi (I) daripada P.

-Suatu formula P dikatakan kontradiksi/ contradictory ( unsatis fiable/
tak terpenuhi) jika ia false dibawah setiap/ semua inter pretasi (I)
daripada P.

Catatan : pada bukunya Zohar Manna and Richard Waldinger formula
ditulis dengan sentence/closed formula.
Logika Proposisional
Implies, Equivalent, dan Consistent

-Suatu kalimat P implies suatu kalimat Q jika, untuk sebarang Interpretasi
(I) daripada P dan Q, jika P true untuk I maka Q true untuk I.

-Dua kalimat P dan G ekuivalen/ equivalent jika setiap interpre tasi (I)
untuk P dan G , P mempunyai nilai kebenaran yang sama dengan nilai
kebenarannya G.

-Seperangkat kalimat P
1
,P
2
,P
3
,. Dikatakan konsisten jika terdapat suatu
interpretasi untuk P
1
,P
2
,P
3
,. Dibawah mana setiap P
i
bernilai true.

Catatan : Kalimat/sentence adl formula tertutup/closed formula (buku Logic for
Computer Science, Arindama Singh, hal 59)

Definisi Valid, Satisfiable, Contradictory, Implies, Equivalent, Consistent
( Zohar Manna and Richard Waldinger)
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Fungsi Kebenaran/Truth Functions
Fungsi Kebenaran (kadang disebut suatu operator logis)
adalah suatu fungsi yang mengambil nilai-kebenaran se
bagai argumen dan selalu menghasilkan salah satu dari
nilai T atau nilai F. Suatu fungsi kebenaran dapat mempu
nyai sejumlah operand (kadang-kadang disebut argumen
atau tempat).

Suatu fungsi dengan satu operand disebut suatu fungsi
kebenaran monadika ( ).Jika mempunyai dua operand
disebut dengan fungsi kebenaran diadika (., v, , ),
jika tiga triadika ( If then else ) .
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Monadika
Terdapat 4 (=2^2) kemungkinan tabel-kebenaran untuk
operator-monadika (terdapat dua entri dalam tabel-kebe
naran masing-masing T dan F) yg dapat dilihat dibawah
ini :





Empat kolom tersebut adalah :
1) f0 : Suatu fungsi yang hasilnya selalu F (falsum)
2) f1 : Operator negasi (lihat dibagian terdahulu)
3) f2 : Suatu fungsi yang bernilai seperti p (assertium)
4) f3 : Suatu fungsi yang hasilnya selalu T (Verum)

p

T
F
f0

F
F
f1

F
T
f2

T
F
f3

T
T
f0(p) : f0(T) = F
f0(F) = F
f1(p) : f1(T) = F
f1(F) = T
f2(p) : f2(T) = T
f2(F) = F
f3(p) : f3(T) = T
f3(F) = T
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Diadika
p

T
T
F
F
q

T
F
T
F
g0

F
F
F
F
g1

F
F
F
T
g2

F
F
T
F
g3

F
F
T
T
g4

F
T
F
F
g5

F
T
F
T
g6

F
T
T
F
g7

F
T
T
T
g8

T
F
F
F
g9

T
F
F
T
h0

T
F
T
F
h1

T
F
T
T
h2

T
T
F
F
h3

T
T
F
T
h4

T
T
T
F
h5

T
T
T
T
h5 : verum ( suatu tautologi diadika ) ; (h5(p,q) = T)
g0 : falsum (fungsi diadika yang selalu bernilai F)
h2 : bernilai sama dengan p ; (h2(p,q) = p)
h0 : bernilai sama dengan q
g3 : negasi daripada p, selalu bernilai sm-dng p)
g5 : negasi daripada q, selalu bernilai sm-dng q)
10 (sepuluh) sisanya dibicarakan berikut ini
; (h0(p,q) = q)
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Diadika
p

T
T
F
F
q

T
F
T
F
g0

F
F
F
F
g1

F
F
F
T
g2

F
F
T
F
g3

F
F
T
T
g4

F
T
F
F
g5

F
T
F
T
g6

F
T
T
F
g7

F
T
T
T
g8

T
F
F
F
g9

T
F
F
T
h0

T
F
T
F
h1

T
F
T
T
h2

T
T
F
F
h3

T
T
F
T
h4

T
T
T
F
h5

T
T
T
T
g6 : Operator non-equivalent, Exclusive Or (disajikan dengan ,
, atau , atau XOR); p q =T (p v q) . (p . q)
=T (p . q) v (q . p)
g1 : NOR, Joint denial, Pierces arrow (+), negasi dp disjoint
p + q =T (p v q) = p . q
g7 : Operator NAND, Incompatibility, Stroke,
fungsi stroke Sheffer, (simbol / atau |), negasi dp konjungsi
p/q =T (p . q) = p v q ; (p/q) = (p|q)
g4,g2 : fungsi non implikasi ( disajikan dengan )
p q =T (p q) p q =T p . (q)

v



Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
Operator triadika mempunyai 3 (tiga) operand. Dari 256 (=
2
8
), pada saat ini hanya beberapa yang dapat langsung
dimanfaatkan. Operator triadika ini sulit untuk disimbolkan,
seperti misalnya operator Ifthenelse disini variabel
nya berupa titik-titik.

Beberapa operator triadik adalah :
1) Kondisi terkondisi (conditioned disjunction).
Ifthenelse disimbolkan [p,q,r]
2) Inkompatibel terkondisi dengan simbol [[p,q,r]]
3) L
2
(mayoritas) ; L
2
(p,q,r) =T (p.q) v (q.r) v (r.p); bernilai T
jika paling sedikit dua atu lebih argumen bernilai T
4) L
1
(Paling sedikit satu); dst
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
1) Disjungsi terkondisi;
Ditulis [p,q,r] , diartikan jika q bernilai T hasilnya adalah
nilai p dan jika nilai F maka hasilnya adalah nilai q. Jika
ditulis dengan If-then-else maka menjadi If q then p
else r.
Jika disajikan dengan tabel kebenaran adalah :

[p,q,r] =
T
(q . p) v (q . r)







(q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
2
T
T
F
F
F
F
F
F
p)
1
T
T
T
T
F
F
F
F
v
4
T
T
T
F
F
F
T
F
(
2
F
F
T
T
F
F
T
T
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
T
F
F
F
T
F
r)
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
v
4
T
T
T
F
F
F
T
F
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
2) Inkompatibelitas terkondisi;
Ditulis [[p,q,r]] , ada kaitannya dengan disjungsi terkon
disi diartikan jika q bernilai T hasilnya adalah nilai p
dan jika nilai F maka hasilnya adalah nilai q.
Jika disajikan dengan tabel kebenaran adalah :

[[p,q,r]] =
T
(q . p) v (q . r)








(q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
F
F
T
T
F
F
p))
1
T
T
T
T
F
F
F
F
v
4
F
F
F
T
T
T
F
T
((
2
F
F
T
T
F
F
T
T
q)
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
F
T
F
F
F
T
r))
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
F
F
F
F
T
T
T
T
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
F
T
F
T
F
T
F
T
v
4
F
F
F
T
T
T
F
T
(
2
F
T
F
T
F
T
F
T
(
2
F
F
F
F
T
T
T
T
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
(q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
2
T
T
F
F
F
F
F
F
p)
1
T
T
T
T
F
F
F
F
v
4
T
T
T
F
F
F
T
F
(
2
F
F
T
T
F
F
T
T
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
T
F
F
F
T
F
r)
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
v
4
T
T
T
F
F
F
T
F
(q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
F
F
T
T
F
F
p))
1
T
T
T
T
F
F
F
F
v
4
F
F
F
T
T
T
F
T
((
2
F
F
T
T
F
F
T
T
q)
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
F
F
F
T
F
F
F
T
r))
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
F
F
F
F
T
T
T
T
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
F
T
F
T
F
T
F
T
v
4
F
F
F
T
T
T
F
T
(
2
F
T
F
T
F
T
F
T
(
2
F
F
F
F
T
T
T
T
Ternyata bahwa : [p,q,r] =T [[p,q,r]] , Disj-tkond = negasi Inkomptbl-Tkond
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
3) L
2
Mayoritas;
Ditulis L
2
(p,q,r) , disini operand adalah argumen daripa
da fungsi. Dimana fungsi bernilai T jika dan hanya jika
2 (dua) atau lebih daripada argumennya bernilai T. L
2
di
artikan dengan Paling sedikit dua. Tabel kebenaran
nya adalah :
L
2
(p,q,r) =T (p . q) v (q . r) v (r . p)








(p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
.
2
T
T
F
F
F
F
F
F
q)
1
T
T
F
F
T
T
F
F
v
3
T
T
F
F
T
F
F
F
(q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
2
T
F
F
F
T
F
F
F
r)
1
T
F
T
F
T
F
T
F
(r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
.
2
T
F
T
F
F
F
F
F
p)
1
T
T
T
T
F
F
F
F
v
4
T
T
T
F
T
F
F
F
p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
v
4
T
T
T
F
T
F
F
F
3T
2T
2T
1T
2T
1T
1T
0T
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
4) L
1
Paling sedikit satu ;
Ditulis L
1
(p,q,r) , disini operand adalah argumen daripa
da fungsi. Dimana fungsi bernilai T jika dan hanya jika
1 (satu) atau lebih daripada argumennya bernilai T. L
1
di
artikan dengan Paling sedikit satu. Tabel kebenaran
nya adalah :
L
1
(p,q,r) =T (p v q v r)








p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
v
3
T
T
T
T
T
T
T
F
v
2
T
T
T
T
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
v
4
T
T
T
T
T
T
T
F
3T
2T
2T
1T
2T
1T
1T
0T
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Operator Triadika
4) L
3
Paling sedikit tiga ;
Ditulis L
3
(p,q,r) , disini operand adalah argumen daripa
da fungsi. Dimana fungsi bernilai T jika dan hanya jika
3 (tiga) argumennya bernilai T. L
3
diartikan dengan
Paling sedikit tiga. Tabel kebenarannya adalah :

L
3
(p,q,r) =T (p . q . r)








p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
.
3
T
F
F
F
F
F
F
F
.
2
T
T
F
F
F
F
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
p
1
T
T
T
T
F
F
F
F
q
1
T
T
F
F
T
T
F
F
r
1
T
F
T
F
T
F
T
F
v
4
T
F
F
F
F
F
F
F
3T
2T
2T
1T
2T
1T
1T
0T
Logika Proposisional
[Penggandeng Logis lainnya]
Fungsi Kebenaran
Teorema :

Sebarang fungsi kebenaran f(p
1
,p
2
, . . . p
n
) dari n variabel pro
posisional p
1
, p
2
. . . p
n
selalu dapat diekspresikan dalam ben
tuk fungsi kebenaran diadika dan monadika.

Pembuktiannya dengan menggunakan induksi.

Contoh dalam disjungsi terkondisi adalah :


f(p1,p2,...,pn)
=T
[f1(p2 ,...,pn)
,p1 ,
f2(p2,...,pn)]

Anda mungkin juga menyukai