Anda di halaman 1dari 15

HUKUM – HUKUM LOGIKA PROPOSISI

Hukum – hukum logika proposisi ini berguna untuk membuktikan


apakah dua buah proposisi majemuk ekuivalen atau tidak. Ekuivalen
atau identik disini adalah ketika dua buah pernyataan itu memiliki
nilai kebenaran yang sama untuk semua kemungkinan. Ekuivalen
dapat dilambangkan dengan notasi ≡ atau ⇔.

Di bawah ini adalah contoh dua proposisi yang memiliki


keekuivalenan.  (Lihat pada kolom terakhir masing – masing tabel,
nilai kebenaran untuk setiap kemungkinan kedua proposisi
majemuk tersebut sama)

p q p∧q ¬ (p ∧ q)
T T T F
T F F T
F T F T
F F F T
p q ¬p ¬q ¬ p ∨ ¬q
T T F F F
T F F T T
F T T F T
F F T T T
Dari kedua tabel di atas, maka dapat disimpulkan

¬ (p ∧ q) ⇔ ¬ p ∨ ¬q

Namun, bagaimana jika proposisi majemuk yang akan dibuktikan


keekuivalenannya terbentuk dari sejumlah proposisi atomik
katakanlah sejumlah n proposisi atomik. Untuk n buah proposisi
atomik, akan terbentuk 2n baris pada tabel kebenarannya.
Bayangkan jika 8 buah proposisi atomic membentuk masing –
masing dua buah proposisi majemuk untuk diuji keekuivalenannya,
berarti akan terbentuk 2 x 28 buah baris tabel kebenaran. Nah, agar
lebih efektif dan praktis, kita dapat menggunakan hukum – hukum
logika proposisi untuk kasus tersebut.

Sebenarnya, hukum – hukum logika proposisi mudah untuk


dipahami, karena beberapa hukumnya bisa dibilang mirip dengan
hukum aljabar pada sistem bilangan real.

Sebagai contoh :

Hukum asosiatif pada hukum aljabar bilangan real adalah (a + b) +


c = a + (b + c) yang berlaku juga untuk operasi perkalian.

Mirip dengan hukum asosiatif pada hukum logika proposisi, yaitu p


∨ (q ∨ r) ⇔ (p ∨ q) ∨ r yang berlaku juga untuk operator logika ∧
(AND)
Untuk lebih rincinya, tabel berikut akan memperlihatkan hukum –
hukum logika proposisi:

Hukum identitas (i) p ∨ F ⇔ p (ii) p ∧ T ⇔ p


Hukum null/ dominasi (i) p ∧ F ⇔ F (ii) p ∨ T ⇔ T
Hukum negasi (i) p ∨ ¬p ⇔ T (ii) p ∧ ¬p ⇔ F
Hukum idempotent (i) p ∨ p ⇔ p (ii) p ∧ p ⇔ p
Hukum involusi   (Negasi Ganda) ¬(¬p) ⇔ p
Hukum absorpsi (i) p ∨ (p ∧ q) ⇔ p (ii) p ∧ (p ∨ q) ⇔ p
Hukum komutatif (i)p ∨ q ⇔ q ∨ p (ii) p ∧ q ⇔ q ∧ p
(i) p ∨ (q ∨ r) ⇔ (p ∨ q) ∨ r
Hukum asosiatif
(ii) p ∧ (q ∧ r) ⇔ (p ∧ q) ∧ r
(i) p ∨ (q ∧ r) ⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ r)
Hukum distributif
(ii) p ∧ (q ∨ r) ⇔ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
(i) ¬(p ∧ q) ⇔ ¬p ∨ ¬q
Hukum De Morgan
(ii) ¬(p ∨ q) ⇔ ¬p ∧ ¬q

Contoh penggunaan hukum – hukum logika proposisi untuk


membuktikan keekivalenan dua proposisi majemuk bisa dilihat di
bawah ini:
Buktikan bahwa p ∨ (q ∧ r) ⇔ p

p ∨ (q ∧ p) ⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ p) (Hukum Distributif)
⇔ (p ∨ q) ∧ p (Hukum Idempoten)
⇔ (p ∨ q) ∧ (p ∨ F) (Hukum identitas)
⇔ p ∨ (q ∧ F) (Hukum distributif)
⇔p∨F (Hukum dominasi)
⇔p (Hukum identitas)

OPERASI LOGIKA PADA KOMPUTER


Nah, operasi logika inilah yang biasanya para programmer sebut
sebagai operasi Boolean. Apa Logika seperti kita ketahui adalah
sebuah studi penalaran yang mengacu pada cara berfikir yang
masuk akal. Studi ini khusus mempelajari pernyataan – pernyataan
dan hubungannya dengan menggunakan operator logika. Nah, dari
situ kita juga bisa ketahui studi ini sangat berguna untuk
membuktikan kevalidan suatu argument atau teorema matematika
melalui sebuah operasi logika yang nantinya akan membentuk
sebuah ekspresi logika.

sih Boolean? Boolean adalah sebuah tipe data untuk dara yang
bertipe logika, artinya hanya memiliki dua konstanta nilai saja, yakni
True dan False. Dan karena saking bergunanya tipe data ini, maka
hampir seluruh bahasa pemrograman menyediakan tipe data ini.
Dan tempat dimana data Boolean ini disimpan adalah pada sebuah
variable Boolean.

Contoh dalah bahasa pemrograman C++

bool x;

bool adalah tipe data Boolean, dan x merupakan variable boolean

C++ sendiri menyediakan 3 buah operator logika untuk digunakan


dalam operasi Boolean yakni:

x && y

x || y

x != y
Bersesuaian dengan ekspresi logika

x∧y

x∨y

x¬y

Sedangkan pada pascal, dia punya satu lagi yaitu xor,

x xor y

Bersesuaian dengan ekspresi logika

x⊕y

Contoh implementasi boolean operation dalam “Program Bilangan


Prima :

#include<iostream>
#include<math.h>
using namespace std;

main()
{ int N;
int p;
bool prima;
cin>>N;

prima=true;
for(p=2;p<=sqrt(N);p++)
if (N%p==0) prima=false;
if (prima==true) cout<<“YA”;
else cout<<“BUKAN”;
return 0;
}

Nah, selain operasi logika di dalam komputer juga terdapat operasi


yang bersesuaian dengan operasi logika. Operasi tersebut adalah
operasi bitwise. Bedanya, operasi logika menggunakan variaele yang
dihubungkan dengan operator logika agar dapat membentuk suatu
ekspresi logika, sedangkan pada operasi bitwise, variabel tersebut
digantikan dengan bit.

Bit ini digunakan untuk merepresentasikan informasi di dalam


komputer. Bit bit ini juga merepresentasikan tabel kebenaran, dia
hanya memiliki 2 kemungkinan nilai, yaitu Benar atau Salah, tapi
dengan cara yang berbeda. Khusus untuk khasus bit ini, nilai 0
artinya Salah, dan 1 artinya benar.

Berikut cara kita merepresentasikan operasi bit

¬1

1∧0

0∨0

0⊕1

Bersesuaian dengan ekspresi logika

¬ T
T ∧ F

F ∨ F

F ⊕ T

Dan untuk operasi bit sendiri, mereka dapat diperluas dengan cara
merangkai bit bit dengan panjang tetap dan mengoperasikan setiap
bit bit yang bersesuaian. Contohnya, jika rangkaian bir 10010011
dioperasikan dengan 00010110 maka jadinya akan seperti di bawah
ini

10010011

00010110

00010010 adalah hasil dari bitwise AND

10010111 adalah hasil dari bitwose OR

10000101 adalah hasil dari bitwise XOR

Bersesuaian dengan ekspresi logika pada tabel kebenaran di bawah


ini

p q p ∧ q p ∨ q p ⊕ q

T F  F  T  T

F F  F  F  F

F F  F  F  F

T T  T  T  F

F F  F  F  F
F T  F  T  T

T T  T  T  F

T F  F  T  T

Nah yang di atas itu merupakan penjelasan dari operasi logika dan
operasi bit, selanjutnya, dimana kita dapat menemukan
implementasi dari operasi logika? Program Komputer! Yep, tentu
saja. Karena Program komputer sendiri pasti dibuat berdasarkan
algoritma yang kita tahu merupakan sebuah urutan langkah yang
logis. Sebelumnya program bilangan prima di atas juga merupakan
implementasi dari operasi logika.

Implementasi lainnya yang sangat akrab dengan kita adalah Search


Engine. Seach engine digunakan untuk mencari halaman web yang
bersesuaian dengan keyword yang kita ketikkan.

Lalu dimana operasi logikanya? Operasi logika ini dapat kita


gunakan ketika kita mencari halaman web yang berkaitan dengan
keyword tertentu.  Operator logika yang berperan mewujudkannya,
ada AND, OR, dan NOT. Hasil pencarian nantinya akan sesuai
dengan operasi logika yang kita buat.

Contoh:
1. logika AND proposisi

2. logika OR proposisi
3. (logika OR proposisi) and matematika

MENGENAL IMPLIKASI (PROPOSISI


BERSYARAT) DAN VARIANNYA
Kombinasi proposisi yang sebelumnya kita bahas disini adalah
kombinasi yang berbentuk konjungsi, disjungsi, dan negasi, tapi
kali ini yang akan kita bahas adalah implikasi atau proposisi
bersyarat.
Implikasi dilambangkan dengan p → q, dan dibaca sebagai jika p
maka q dimana p adalah hipotesis atau premis, dan q adalah
kesimpulan. Dan kesimpulan akan bernilai salah hanya apabila p
(baca: hipotesis) bernilai benar dan q (baca:kesimpulan) bernilai
salah. Maksudnya, meskipun p bernilai salah, apabila q bernilai
benar maka kesimpulannya akan benilai benar. Begitu pula jika p
bernilai salah dan q salah, maka kesimpulan bernilai benar.

Untuk lebih jelasnya, silakan lihat tabel kebenaran implikasi di


bawah ini

p q p→q
T T T
T F F
F T T
F T T

Masih belum jelas? Mari lihat contoh implikasi di bawah ini


berdasarkan tabel kebenaran di atas. Misalkan salah satu temanmu
berkata “Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu
berakhir.”

Kasus 1

“Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu berakhir”

Jika p bernilai benar, dan q bernilai benar, maka kesimpulan bernilai


benar. Pernyataan teman kamu benar.

Kasus 2

“Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu belum


berakhir”
Jika p bernilai benar, dan q bernilai salah, maka kesimpulan bernilai
salah alias kamu tetap jomblo. Kenapa bisa begini? Dalam kasus ini,
teman anda jelas berbohong.

Kasus 3

“Jika dia tidak menerima lamaranmu, maka masa jomblomu


berakhir”

Jika p bernilai salah, dan q bernilai benar, maka kesimpulan bernilai


benar. Kenapa bisa? Padahal kamu tidak melamar dia bukan?
Mungkin saja kamu sudah melamar orang lain terebih dahulu,
sehingga tidak melamar dia pun tidak masalah bagi kamu, masa
jomblomu akan tetap berakhir. Artinya, temanmu tidaklah salah,
karena toh jomblomu berakhir juga.

Kasus 4

“Jika dia tidak menerima lamaranmu, maka masa jomblomu belum


berakhir”

Jika p bernilai salah, dan q bernilai salah juga, maka kesimpulannya


bernilai benar. Jelaslah, kamu akan tetap jomblo selama kamu tidak
melamar dia. Maka temanmu berkata benar.

Dari keempat kasus implikasi di atas, kita dapat melihat adanya


hubungan sebab-akibat antara hipotesis dan kesimpulannya. Lalu,
bagaimana jika implikasinya seperti ini:

“Jika Jakarta adalah ibukota Indonesia, maka 1 < 3”

Apakah ada hubungan sebab-akibat dari implikasi di atas?Tidak.


Apakah masih dapat disebut sebagai implikasi? Ya, tentu. Karena
implikasi dalam konsep matematika tidak terikat dengan hubungan
sebab-akibat dan bukan dari nalar bahasa yang digunakan. Jadi
selama bentuknya dapat dilambangkan dengan p → q , pernyataan
tersebut adalah sebuah implikasi yang valid (secara matematis).

Lalu bagaimana menentukan nilai kebenarannya? Tinggal tentukan


berdasarkan nilai kebenaran dari masing-masing proposisi yang
digunakan. Contohnya

“Jika Jakarta adalah ibukota Indonesia, maka 1 > 3”

Kesimpulannya bernilai salah. Karena 1 tidak lebih besar dari 3.

Implikasi ternyata tidak hanya dapat diekspresikan dengan “jika p


maka q” tetapi juga banyak cara yang dapat digunakan untuk
mengekspresikannya.

1. Jika p, maka q (if p, then q)


2. Jika p,q (if p,q)
3. p mengakibatkan q (p implies q)
4. q jika p (q if p)
5. p hanya jika q (p only if q)
6. p syarat cukup agar q (p is sufficient for q)
7. q syarat perlu agar p (q is necessary for p)
8. q bilamana p (q whenever p)

Mari kembali dengan pernyataan

“Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu berakhir”

Dan kita akan merubahnya menjadi bentuk bentuk di atas

1. Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu berakhir


2. Jika dia menerima lamaranmu, masa jomblomu berakhir
3. Dia menerima lamaranmu, mengakibatkan masa jomblomu
berakhir
4. Masa jomblomu berakhir jika dia menerima lamaranmu
5. Dia menerima lamaranmu hanya jika masa jomblomu berakhir
6. Dia menerima lamaranmu syarat cukup agar masa jomblomu
berakhir
7. Masa jomblomu berakhir syarat perlu bagi dia menerima
lamaranmu
8. Masa jomblomu berakhir bilamana dia menerima lamaranmu

Selanjutnya, implikasi yang mengaitkan dua proposisi (p → q)


memiliki bentuk – bentuk lain yang merupakan varian dari implikasi.
Mereka adalah konvers, invers dan kontraposisi.
Implikasi
p → q

Kita gunakan contoh implikasi yang tadi:

“Jika dia menerima lamaranmu, maka masa jomblomu berakhir”

Konvers
q→p

“Jika dia masa jomblomu berakhir, maka dia menerima lamaranmu”

Invers
¬p→¬q

“Jika dia tidak menerima lamaranmu, maka masa jomblomu belum


berakhir”
Kontraposisi
¬q→¬p

“Jika masa jomblomu belum berakhir, maka dia tidak menerima


lamaranmu”

Implikasi ekivalen dengan salah satu variannya, yakni kontraposisi.


Dapat dilihat dari tabel kebenaran di bawah ini kalau nilai kebenaran
keduanya sama persis.

p q p q p→q q→p ¬p→¬q ¬q→¬p


T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T

Sekian pembahasan tentang implikasi atau proosisi bersyarat,


semoga bermanfaat.

Lebih lanjut tentang implikasi dibahas di posting berikutnya,

Terimakasih 

Pustaka:

Munir, Rinaldi, 2002, Matematika Diskrit, Bandung, Informatika.

Anda mungkin juga menyukai