Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

OLEH

MARTHA MBALI

1701040014

PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020

1
SOAL…

1. Pilihlah satu kasus dan jelaskan serta sajikan dari aspek fisiologi dan anatomi dari sistem-
sistem yang sudah dipresentasekan dan bagaimana keterkaitan antara system tersebut !

PENYELESAIAN…

1. System yang saya pakai adalah system indra pada manusia yaitu indra penglihatan.

Setiap makhluk hidup dibumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat
penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Khususnya manusia harus dapat menjaga
keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali
perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor
khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.
Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh
darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai
perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen
menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali
perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1)
Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar,
warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera
ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain
sebagainya. (5) Indera penciuman (hidung), indera ini berfungsi untuk

2
mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita
kenal dengan sebutan panca indera.

➢ Anatomi dan fisiologi indra penglihatan

Penglihatan adalah indera yang paling dominan. Mata adalah bola yang analog dengan
camera obscura biasa dan berkontraksi untuk melaksanakan fungsi-fungsi baik optik
maupun sensorik (Haryani,2009).

1) Bola Mata

a. Lapisan luar (Fibrosa) : sklera dankornea

Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat tidak bening, tidak
kenyal dan tebalnya kira-kira 1mm (Haryani,2009). Dibagian anterior, sklera
bersambung dengan membrane epitelium yang jernih,yaitu kornea. Sinar cahaya masuk
melalui kornea untuk sampai mencapai retina. Kornea di bagian anterior tampak
cembung dan berfungsi dalam membiasakan sinar cahaya untuk difokuskan pada retina

b. Lapisan tengah (vaskuler dan traktus uveal) : koroid,badan siliaris dan iris Koroid
melapisi lima perenam posterior permukaan dalam sclera. Koroid sangat kaya akan
pembuluh darah dan berwarna coklat padabagian dalamnya. Cahaya masuk melalui
pupil, menstimulasi reseptor di retina dan kemudian di absorbs oleh koroid.
Badan siliaris merupakan bagian lanjutan dari koroid yang terdiri atas otot
siliaris (serat otot polos) dan sel epitelium sekretorik. Badan siliaris melekat pada
ligament suspensori , yang bagian ujung lainnya, melekat pada kapsul yang
membungkus lensa. Kontraksi dan relaksasi otot siliaris mengubah ketebalan
lensa,membelokan sinar cahaya yang masuk ke mata untuk memfokuskan pada retina.
Sel epitelium menyekreksikan cairan aqueous ke bagian anterior mata yaitu ruang
3
antara kornea dan lensa (bilik anterior dan posterior). Badan siliaris di persarafi oleh
cabang parasimpatik dari saraf kranial ketiga yaitu nervus okulomotor. Stimulasi
menyebabkan kontraksi otot siliriaris dan akomodasimata.
Iris merupakan bagian mata yang terlihat berwarna dan memanjang secara
anterior dari badan siliaris,berada di belakang kornea dan di depan lensa mata. Iris
membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang mengandung
cairan aqueous yang di sekresi oleh badan siliaris. Iris merupakan bagian sirkular yang
terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos,yaitu otot sirkular dan radian.
Pada bagian tengahnya terdapat aperture (celah) yang disebut pupil. Ukuran pupil bisa
sampai 1.5 mm dan membesar sampai 8 mm. Iris dipersarafi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis,stimulasi parasimpatik mengonstriksi pupil sedangkan stimulasi simpatik
mendilatasi pupil. Warna iris secara genetic ditentukan dan bergantung pada jumlah sel
pigmen yang ada. orang albino tidak mempunyai sel pigmen dan yang bermata biru
memiliki lebih sedikit sel pigmen daripada orang yang bermatacoklat.
c. Lapisan dalam (jaringan saraf) :Retina
Retina merupakan lapisan terdalam dinding mata. Retina memiliki struktur yang
sangat halus dan dapat beradaptasi dengan baik terhadap stimulasi cahaya. Retina
terdiri atas beberapa lapisan sel saraf dan aksonnya , yang berada pada lapisan
epitelium berpigmen yang melekatkan retina pada koroid. Lapisan yang peka cahaya
terdiri atas sel sensorik yaitu sel batang dan sel kerucut. Retina melapisi sekitar tiga
perempat dari bola mata dan paling tebal pada bagian belakangnya. Retina memiliki
struktur yang tipis pada bagian anterior hinggan tepat pada belakang badan siliaris. Di
dekat bagian tengah posterior terdapat macula lutea atau bintik kuning. Di bagian
tengah bintik kuning terdapat sedikit cekungan yang di sebut fovea sentralis,terdiri atas
satu sel kerucut. menuju sel batang. Sekitar 0.5cm kearah nasal sisi macula lutea,semua
serat saraf retina bergabung membentuk saraf optic. Area kecil retina dimana saraf
optic keluar dari mata terdapat diskus optic atau bintik buta. Disini tidak terdapat sel
saraf yang peka cahaya.
Retina merupakan bagian mata yang fotosensitif. Sel saraf peka cahaya yaitu sel
batang dan sel kerucut. Sinar cahaya menyebakan perubahan kimiawi pigmen peka
cahaya di sel ini dan perubahan ini menyebabkan bangkitnya impuls saraf yang
dikonduksikan ke lobus oksipital melalui saraf optic. Sel batang lebih peka cahaya
daripada sel kerucut. Sel ini distimulasi oleh cahaya yang memiliki intensitas rendah
4
atau redup misalnya cahaya redup di ruang gelap. Sel kerucut peka terhadap sinar
terang dan warna. Panjang gelombang cahaya yang berbeda menstimulasi pigmen
fotosensitif di sel kerucut menyebabkan persepsi warna yang berbeda. Cahaya terang
sinar cahaya di fokuskan pada makula lutea. Sel batang lebih banyak pada perifer
retina. Rhodopsin adalah pigmen fotosensitif yang hanya ada di sel batang. Warnanya
tampak pudar jika disinari cahaya terang dan dengan cepat beregenerasi. Selain itu
rhodopsin juga memberikan suplai vitamin A yang kuat.
d. Lensamata

Lensa merupakan badan bikonveks yang sirkular yang sangat elastis yang berada di
belakang iris. Lensa terdiri atas serat yang dibungkus di dalam kapsul dan melekat pada
badan siliaris oleh ligamentum suspensorik. Saat otot siliaris berkontraksi otot bergerak
kedepan melepaskan tarikannya pada lensa dan lensa meningkatkan ketebalannya.
Semakin dekat objek yang di pandang semakin tebal lensa untuk memungkinkan
pemfokusan. Lensa membiaskan sinar cahaya yang direfleksikan oleh objek di depan
mata. Lensa merupakan satu – satunya struktur dimata yang dapat mengubah-ubah
daya biasnya yang dicapai dengan mengubah ketebalannya. Sinar cahaya yang masuk
ke mata harus di biaskan untuk memfokuskan pada retina. Cahaya dari objek yang jauh
harus sedikit di biaskan,saat objek mendekat jumlah pembiasan yang di perlukan
semakin bertambah. Untuk meningkatkan daya bias badan siliaris berkontraksi.
Melepaskan tarikannya pada ligamentum suspensori dan permukaan anterior lensa
menonjol ke depan meningkatkan kecembungannya. Hal ini menyebabkan cahaya dari
objek yang dekat dapat di fokuskan di retina. Saat otot siliaris relaksasi ke belakang
tarikan pada ligamentum suspensori meningkat membuat lensa semakin tipis dan hal
ini dapat memfokuskan objek yang jauh pada retina.
e. Cairanaqueous

Bagian anterior mata yakni ruang antara kornea dan lensa di bagi menjadi dua bilik
yakni bilik anterior dan bilik posterior oleh iris. Kedua bilik mengandung cairan bening
yaitu suatu cairan aqueous bening yang disekresikan ke bilik posterior oleh badan
kelenjar siliaris cairan itu beredar didepan lensa melalui pupil ke bilik anterior dan
kembali ke sirkulasi vena melalui sinus vena sclera (kanal schlemm) disudut antara iris
dan kornea. Cairan ini terus diproduksi dan di alirkan tetapi tekanan okulernya tetap
konstan antara 1.3 dan 2.6 kPa (10 – 20 mmHg). Peningkatan tekanan ini menyebabkan
glukoma. Cairan aqueous membawa nutrient dan menyingkirkan zat sisa dari struktur
5
bening di depan mata yang tidak memiliki suplai darah yaitu kornea,lensa dan kapsul
lensa.
f. Badan vitreus

Badan vitreus terletak dibelakang lensa dan bagian posterior (rongga) bola mata,badan
vitreus merupakan substansi bening ,halus tidak berwarna dan menyerupai jelly yang
terdiri atas 99% air, beberapa garam dan mukoprotein. Substansi ini mempertahankan
tekanan intraokuler yang cukup untuk menunjang retina pada koroid dan mencegah
kolapnya dinding bola mata. Mata mempertahankan bentuknya karena tekanan
intraocular yang diberikan oleh badan vitreus dan cairan aqueous.
2) Organ aksesorismata

a. Alis mata

Alis mata adalah dua jembatan melengkung dari tepi supraorbital tulang frontal. Fungsi
alis mata adalah untuk melindungi bola mata dari keringat,debu dan materi asing
lainnya
b. Kelopakmata

Merupakan dua lipatan jaringan yang adapat digerakan. Pada bagian tepinya terdapat
rambut yang pendek dan melengkung yang disebut bulu mata.
c. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membrane bening yang halus dan melapisi kelopak mata serta
bagian depan bola mata. Konjungtiva yang melapisi kelopak mata mengandung
epitelium kolumnar yang kaya vaskuler. Konjungtiva kornea terdiri atas epitelium
berlapis avascular, yakni epitelium yang tidak mengandung pembuluh darah. Saat
kelopak mata menutup konjungtiva menjadi kantong (sakus) yang tertutup.
Konjungtiva melindungi kornea yang halus dan bagian depan mata. Saat diberikan tetes
mata sebaiknya diberikan di sakus konjungtivabawah.
d. Tepi kelopakmata

Disepanjang tepi kelopak mata terdapat banyak kelenjar sebasea, sebagian disertai
duktus yang mengandung folikel rambut bulu mata dan sebagian bersambung ke tepi
kelopak mata di antara rambut. Kelenjar tarsal (kelenjar meibomian) adalah kelanjar
sebasea yang diubah sedemikian rupa dan melekat pada lempeng tarsal disertai duktus
yang bersambung ke depan bagian kelopak mata yang bebas. Fungsi kelopak mata dan

6
bulu mata adalah melindungi dari cedera penutupan reflek kelopak mata saat
konjungtiva atau bulu mata bersentuhan dan saat objek mendekat kemata atau saat
cahaya terang menyinari mata, berkedipan dengan interval 3-7 detik untuk
menyebarkan air mata dan sekresi di sepanjang kornea yang bertujuan mencegah
kekeringan.
e. Apparatuslakrimalis

Tiap mata terdiri dari satu kelenjar lakrimalis . dan duktusnya,dua kanalikuli lakrimalis
dan satu duktus nasilakrimalis. Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar eksokrin yang
tepat dibelakang tepi supraorbital. Kelenjar menyekresikan air mata yang terdiri dari
air,garam mineral, antibody,dan lisozim suatu enzimbakterisida.
Air mata keluar dari kelenjar lakrimalis melalaui beberapa duktus kecil dan melalui
bagian depan mata di bawah kelopak mata menuju kantus medialis dimana air mata
mengalir ke dua kanalikuli lakrimalis. Lubang pada setiap kantus disebut punktum.
Fungsi air mata adalah membersihkan mata dari materi iritan misalnya debu dan
pasir,enzim lisozim mencegah infeksi bakteri dan cairan berminyak di dalam air mata
untuk memperlambat evaporasi dan mencegak kekeringan pada konjungtiva.
3) Pembuluh darah yang memperdarahi mata

Mata diperdarahi oleh darah arteri yang berasal dari arteri siliaris dan arteri retina yang
merupakan cabang dari arteri optalmik,salah satu cabang dari arteri karotis internus.
Vena yang memperdarahi mata adalah vena retina sentral yang akhirnya bermuara ke
sinus vena profunda. Arteri dan vena terbungkus di dalam saraf optic yang masuk ke
mata pada diskus optic.
4) Sarafoptik

Serat saraf optic berasal dari retina dan serat ini berkumpul untuk membentuk
saraf optic sekitar 0.5 cm dari sisi makula lutea. Saraf menembus koroid dan sclera
hingga ke bagian belakang medialnya melalui rongga orbita. Saraf kemudian melalui
foramen optik tulang sfenoid mengarah ke belakang dan ke bagian medial untuk
bertemu dengan saraf yang berasal dari mata lainnya di kiasmaoptik.
Kiasma optik berada di depan dan atas kelanjar hipofise yang berada pada fossa hipofise
tulang sfenoid. Di kiasma optik serat saraf optic dari sisi nasal tiap retina terletak
bersilangan dan berlawananmisal sisi serat saraf optik mata kanan ada dibagian mata
kiri begitu pula sebaliknya. Serat saraf dari temporal tidak bersilangan tetapi berlanjut
7
ke bagian belakang di sisi retina yang sama. Letak saraf yang berlawanan ini
memberikan input sensorik dari tiap mata kepada hemisfer serebri.

Traktus optikus merupakan jaras saraf optic posterior ke kiasma optic. Tiap
traktus terdiri dari serat nasal dari retina salah satu mata dan serat temporal dari sisi
retina lainnya. Traktus optic berlanjut ke belakang untuk bersinap dengan saraf badan
genikulat lateral thalamus. Dari basal genikulat lateral serat saraf sebelumnya melewati
bagian belakang dan medial menuju radiasi optik untuk bermuara pada area visual
kortek cerebri di lobus oksipital. Neuron lain yang berasala dari badan genikulat lateral
menyampaikan impuls dari mata ke serebelum di mana bersama dengan impuls dari
kanalis semilunaris telinga serta dari otot dan sendi rangka berfungsi mempertahankan
postur dan keseimbangan.

8
5) Otot ekstra-okularmata

Otot ekstra-okular mata meliputi otot kelopak mata dan otot yang menggerakan
bola mata. Bola mata di gerakan oleh enam otot ekstrinsik yang melekat pada
salah satu ujung bola mata dan sisanya melekat pada dinding rongga orbita.
Terdapat empat otot lurus (rektus) dan dua otot oblig. Menggerakan mata kearah
tertentu di bawah kendali volunteer tetapi koordinasi gerakan di perlukan untuk
konvergensi dan akomodasi untuk penglihatan dekat berada di bawah kendali
involunter (otonom). Saraf okulomotorius mempersarafi otot mata intrinsic dari
iris dan badan siliararis.
2. Fisiologipenglihatan
Gelombang cahaya berjalan dengan kecepatan 300.000km/dtk. Cahaya
direfleksikan ke mata oleh objek di dalam lapang pandang. Cahaya putih
merupakan kombinasi semua warna spectrum ,visual yaitu merah, orange, kuning,
hijau, biru, indigo dan ungu. Hal ini ditunjukan dengan mengarahkan cahaya
putih ke prisma gelas yang membelokan sinar dari warna yang berbeda ke jarak
yang semakin besar atau semakin kecil, bergantung pada panjang gelombangnya.
Cahaya berwarna merah memiliki panjang gelombang yang terpanjang sedangkan
warna ungu memiliki gelombangterpendek. Cahaya yang masuk ke mata
ditangkap oleh kornea dilanjutkan ke lensa mata lalu difokuskan pada retina yaitu
pada macula fovea lalu merangsang sel batang dan sel kerucut yang dapat
mengeksitasi sel saraf lalu dilanjutkan ke cortekcerebri.
Saat terpajan dengan cahaya terang rhodopsin dalam sel batang yang
peka cahaya mengalami degradasi. Hal ini tidak signifikan hingga
individu berpindah ke tempat atau area yang lebih gelap dimana
intensitas cahaya tidak cukup untuk menstimuli sel kerucut dan
menyebabkan gangguan penglihatan sementara rhodopsin
beregenerasi di dalam sel batang saat

rhodopsin teregenerasi penglihatan kembali normal hal ini yang disebut adaptasi
gelap.
Diagram untuk melihat ketajaman penglihatan biasanya terdiri dari
huruf – huruf dengan berbagai ukuran yang diletakan 20 kaki jauhnya
dari orang yang diuji. Bila dapat melihat dengan baik dengan ukuran
9
yang seharusnya dalam jarak 20 kaki orang tersebut di katakana
memiliki penglihatan 20/20 atau merupakan penglihatan normal.
3. Pembiasan sinarcahaya

Kepadatan berbeda sinar ini dibelokan misalnya di mata lensa bikonveks


membelokan dan memfokuskan sinar cahaya. Prinsip ini digunakan untuk
memfokuskan cahaya pada retina. Sebelum mencapai retina cahaya melewati
konjungtiva, kornea, cairan aqueous dan badan vitreus. Semua substansi ini lebih
padat daripada udara dan kecuali lensa, substansi ini memiliki daya pembias yang
konstan. Pembiasan yang abnormal dapat dikoreksi dengan lensa bikonveks
ataubikonkaf.
4. Akomodasimata

Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk menambah kecembungan. Agar


objek yang dekat dapat di fokuskan yakni jarak sekitar 6 meter. Akomodasi
diperlukan dan mata harus membuat penyesuaian sebagai berikut :
a. Konstriksi pupil membantu akomodasi dengan mengurangi lebar berkas cahaya
yang masuk ke mata sehingga berkas cahaya melalui bagian lengkung
sentrallensa.
b. Konvergens (pergerakan bola mata) sinar cahaya yang berasal dari objek yang
dekat masuk ke dua mata pada sudut yang berbeda untuk dapat melihat jelas.
Sinar ini harus menstimuli area yang berfungsi pada dua retina. Otot ekstrinsik
menggerakan bola mata dan untuk mendapatkan bayangan yang jelas otot ini
merotasikan mata sehingga mataberpusat pada objek yang terlihat. Aktifitas otot
yang terorganisasi ini berada di bawah autonomy. Saat terdapat gerakan
volunteer mata kedua mata bergerak dan konvergen di pertahankan. Semakin
dekat suatu objek dengan mata semakin besar rotasi mata yang diperlukan untuk
mencapai konvergensi.
c. Mengubah daya lensa : perubahan dalam ketebalan lensa dilakukan untuk
memfokuskan cahaya pada retina. Jumlah penyesuain tergantung pada jarak
objek dari mata yakni lensa semakin tebal untuk penglihatan dekat dan semakin
tipis saat berfokus pada objek yang jaraknya lebih 6 meter. Melihat objek yg
lebih dekat membuat mata cepat lelah karena penggunaan otot siliaris yg
terusmenerus.

10
B. Kelainan dan Penyakit pada Mata

1) Rabun Jauh
Rabun jauh atau miopi meupakan ketidakmampuan mata untuk melihat objek jauh
dengan jelas. Hal ini karena lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Akibatnya, bayangan akan jatuh di depan bintik kuning. Penderita miopi
dapat ditolong menggunakan kaca mata berlensa cekung.

2) Rabun Dekat
Penderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu meihat objek benda secara jelas
dari jarak dekat. Hal ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih, bayangan akn jatuh di
belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan menggunakan kaca mata
berlensa cembung.
3) Astigmata
Astigmata disebabkan permukaan lensa atau lengkungan kornea yang tidak mulus.
Akibatny, bayangan yang jatuh tidak tepat pada bintik kuning.penglihatan penderita
astigmata dapat dikoreksi dengan lesa silindris.
4) Glukoma
Suatu keadaan yang mana tekanan bola mata meninggi. Jika tidak segera diobati
dapat menyebabkan kebutaan. Umumnya penyakit ini dialami orang-orang yang
berusi 40 tahun ke atas.
5) Trachoma
Trachoma merupakan virus yang menimbulkan peradangan pada kornea. Jika tidak
segera diatasi dapat menyebabkan kebutaan. Trachoma dapat diobati dengan
pemberian antibiotic.

6) Katarak
Peyakit ini disebabkan terjadinya pengeruhan pada lensa. Semakin keruh lensa,
semakin tidak jelas penglihatan, lama-kelamaan dapat menyebabkan kebutaan.
Pengangkatan lensa katarak dan menggantikannya dengan lensa buatan merupakan
cara terbaik dalam pengobatannya.

11
❖ Kasus pada indera penglihatan
Salah satu studi kasus yang berkaitan dengan indera penglihatan adalah Mata juling.
Mata juling adalah kondisi ketika posisi kedua mata tidak sejajar dan melihat ke titik
arah yang berbeda. Mata juling atau dikenal dengan istilah medis yaitu strabismus ini,
terjadi akibat gangguan koordinasi otot penggerak bola mata. Pada kondisi ini satu mata
mungkin melihat kearah depan, sedangkan satu mata lainnya mungkin melihat keatas,
bawah atau samping, sehingga kedua mata tidak mampu focus untuk melihat objek yang
sama.
➢ Penyebab mata juling
Penyebab gangguan koordinasi otot penggerak bola mata ini tidak selalu diketahui
secara pasti. Beberapa penderita memiliki mata juling sejak lahir, sedangkan
beberapa penderita lainnya terjadi ketika dewasa. Terkadang, penderita mata juling
juga memiliki anggota keluarga lain yang mengalami mata juling. Pada anak-anak,
mata juling dapat dipicu oleh mata yang bekerja terlalu berat dalam mengatasi
masalah penglihatan, seperti:
- Rabun jauh
- Rabun dekat
- Astigmatisme
• Pemicu mata juling lainnya pada anak-anak, namun jarang terjadi, di antaranya
adalah:
- Lumpuh otak
- Beberapa infeksi, seperti campak
- Beberapa kondisi genetik atau sindrom, seperti sindrom Down
- Diabetes
- Kanker mata retinoblastoma

• Penyebab mata juling yang terjadi saat dewasa, antara lain:


- Botulisme
- Cedera pada mata
- Cedera kepala
- Stroke
- Sindrom Guillain-Barre
- Penyakit Grave
12
- Diabetes
➢ Gejala Mata Juling

Berikut ini merupakan gejala yang dapat dialami oleh penderita mata juling, yaitu:

- Mata terlihat tidak sejajar.


- Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan.
- Memiringkan kepala saat melihat sesuatu.
- Sering berkedip atau menyipitkan mata, terutama di bawah sinar matahari.
- Rasa tegang pada mata.
- Sakit kepala.
- Penglihatan kabur.
- Penurunan persepsi atau perkiraan akan jarak.
- Penglihatan ganda.

Keluhan penglihatan ganda biasanya ada pada penderita mata juling yang terjadi saat
dewasa. Ketika mata tidak melihat pada satu titik yang sama, memang seharusnya
akan menyebabkan penglihatan ganda. Namun, hal ini tidak terjadi pada penderita
mata juling yang masih anak-anak. Dua gambar yang dikirimkan mata kepada otak
anak-anak akan diacuhkan oleh otak dan otak akan memilih gambar dari salah satu
mata, biasanya dari mata yang sehat. Hal ini berbahaya karena dapat mengakibatkan
kemampuan penglihatan salah satu mata menjadi turun, yang disebut dengan mata
malas (ambliopia). Namun, dapat juga terjadi sebaliknya, di mana justru mata malas
yang mengakibatkan mata juling.

➢ Pengobatan Mata Juling

Jenis pengobatan terhadap mata juling disesuaikan dengan sebab dan tingkat
keparahan yang diderita. Beberapa jenis pengobatan yang mungkin dilakukan, antara
lain adalah:

- Penutup mat
Jika terjadi mata malas, dokter akan menyarankan pasien menggunakan penutup
mata untuk menutupi mata yang sehat. Hal ini dilakukan untuk mendorong otot
penggerak bola mata yang lemah bekerja lebih keras.
- Kacamata

13
Kacamata membantu mengobati mata juling yang disebabkan gangguan
penglihatan pada mata, seperti rabun jauh.
- Tetes mata
Obat tetes mata diberikan untuk mengaburkan penglihatan mata yang lebih kuat
untuk sementara, sehingga kedua mata memiliki fokus yang sama.
- Latihan mata
Pengobatan dilakukan dengan memberikan latihan khusus terhadap otot-otot yang
mengendalikan pergerakan mata.
- Suntik botox ke otot mata yang sehat
Injeksi dilakukan untuk melemahkan otot mata yang lebih kuat, sehingga melatih
otot mata yang lemah. Namun, efek botox biasanya hanya berlangsung kurang
dari 3 bulan.
- Operasi
Prosedur operasi dilakukan untuk mengencangkan atau melonggarkan otot-otot
yang mengendalikan pergerakan mata. Terkadang, operasi tambahan dibutuhkan
untuk bisa menyelaraskan mata sepenuhnya.

➢ Pencegahan Mata Juling


Mata juling umumnya tidak dapat dicegah. Namun, pencegahan terhadap komplikasi
mata juling dapat dilakukan dengan deteksi dini dan pengobatan secara tepat. Bayi
yang baru lahir juga harus selalu dipantau kesehatan matanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Makalah dan Power Point dari kelompok 2, Ivanuel Y. G Koamesah, Nindha Dae Panie, dan
Yenci D.L Wamaer. Tentang Sistem Indera.
Helveston, E. (2010). Understanding, Detecting, and Managing Strabismus. Community Eye
Health Journal. 23(72), pp. 12-14

Lennerstrand, G. (2007). Strabismus and Eye Muscle Function. Acta Ophthalmol Scand. 85(7),
pp. 711-723.

American Academy of Ophthalmology (2014). Strabismus.

NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Squint.

NIH (2016). MedlinePlus. Strabismus.

Harvard Health Publishing (2012). Crossed Eyes (Strabismus).

Badii, C. Healthline (2016). Crossed Eyes.

15

Anda mungkin juga menyukai