Anda di halaman 1dari 14

DISPERSAL DAN UPAYA KONSERVASI HARIMAU

SUMATERA (Panthera tigris sumatrae, Pocock, 1929)

Naufal Fikri (E3501202007)

SEKOLAH PASCA SARJANA


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929)

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Genus: Panthera
Spesies: Panthera tigris
Subspesies: Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929)
• Panjang tubuh jantan dewasa antara
220-255 cm dengan kisaran berat
antara 100-140 kg. Betina dewasa
memiliki variasi ukuran panjang
antara 215-230 cm, dengan kisaran
berat 75-110 kg (Mazak, 1981).

• Pola loreng pada harimau dapat


dijadikan sebagai penanda individu
(ITWS, 2005)

• Pola loreng pada sisi kiri dan sisi


kanan badan seekor harimau juga
berbeda

(Sumber: Priatna, 2012)


Sumber: wwf.or.id Infografik: Akbar Bhayu Tamtomo
• Soliter (sendiri). Namun, dapat membentuk
kelompok kecil (induk-anak)

• Kematangan seksual pada harimau


sumatera betina 3-4 tahun dan jantan 4-5
tahun.
• Harimau betina memberikan signal dengan
mengeluarkan suara auman yang dapat
terdengar sejauh 3 km serta meninggalkan
tanda aroma bau (scent) jika masuk masa
gerava.com
kawin pada bulan Juli-Agustus

• Periode kehamilannya sekitar 103 hari

• Harimau betina mengasuh anak-anaknya


hingga usia 1.5-3 tahun

• Anak-anak harimau dilahirkan dalam


keadaan buta dengan berat tubuh antara
0,7-1,0 kg

gerava.com Sumber: STF 2007 diacu dalam Soehartono et al. 2007


• Daerah jelajah harimau sumatra jantan telah diketahui sekitar 110 km2 dan betinanya
mempunyai kisaran daerah jelajah antara 50-70 km2 (Franklin et al., 1999)

• Harimau menandakan daerah teritorinya dengan menggunakan urine, pada pohon atau semak
belukar. Luas teritori tegantung pada kualitas habitatnya (Sherpa & Makey., 1998)

• Meski wilayah teritori harimau sumatera tumpang tindih dengan individu lainnya, namun
penggunaan waktu harimau melintasi daerah teritronya berbeda dengan individu lainnya

Sumber: Soehartono et al. 2007


Populasi harimau di alam tergolong rendah, kepadatan populasi harimau berkisar antara 1-3 ekor/100 km 22 // di hutan dataran
tinggi atau pegunungan kepadatan populasinya sekitar 1 ekor/100 km 22 (Santiapillai & Ramono 1993)
Belum ada data pasti mengenai dispersal harimau Sumatera. Terfragmentasi habitat menyebabkan penyebaran harimau sumatera
saat ini terbatas dan semakin terisolasi pada hutan-hutan alam yang tersisa yang tersebar di 23 lanskap hutan di pulau sumatera

Populasi kecil harimau sumatera berada di dataran rendah yang terfragmentasi akibat perubahan alih fungsi hutan. Sedangkan
populasi besarnya ada di habitat Bukit Barisan Pulau Sumatera- (Kholis, 2020).
Pada populasi kecil dan habitat yang sempit dapat menghalangi aliran gen antar subpopulasi harimau sumatera dan
memungkinkan terjadinya perkawinan antar sesama (inbreeding) yang dapat meningkatkan resiko kepunahan lokal.

Bukit Barisan menjadi satu-satunya habitat alami tersisa yang cukup luas untuk ditempati, Lereng curam dan dataran tinggi,
memberikan faktor kesulitan tersendiri untuk diakses manusia. Kondisi Bukit Barisan saat ini tidak tersambung dengan baik dari
Lampung hingga Aceh. Tersekat oleh jalan dan permukiman penduduk.
Faktor mempengaruhi Pergerakan dan
Keberadaan Harimau Sumatera

• Mangsa (prey), Daerah yang memiliki ketersediaan hewan mangsa melimpah


mempunyai frekuensi perjumpaan tanda bekas kehadiran harimau yang tinggi

• Tutupan vegetasi yang rapat


Merupakan cara kamuflase harimau sumatera pada saat mengintai mangsa

• Dekat dengan sumber air


Strategi predator. Hewan mangsa biasanya berkumpul pada tempat-tempat sumber
pakan yang melimpah, dimana daerah pinggiran alur sungai

Tanda-tanda bekas kehadiran harimau sumatera dapat dijumpai merata di semua habitat hutan dataran rendah, perbukitan, dan
pegunungan. Namun, saat ini karena rusaknya habitat harimau sumatera yang menyebabkan terjadinya konflik dengan warga.
Banyak harimau sumatera yang keluar dari habitatnya untuk mencari makan

Sumber: Ramakrishnan et al., (1999); Lynam et al. (2000); Dinata, (2008).


Upaya Konservasi Harimau Sumatera

Penetapan status konservasi critically


endangered dan Apendik 1 oleh IUCN
dan CITES

UU No. 5 Tahun 1990 tentang


Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya

PP No. 7 Tahun 1999 tentang


Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Liar

Permen LHK No. 106 Tahun 2018


tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
yang Dilindungi

SRAK Harimau Sumatera 2018-2028


Kegiatan Konservasi Harimau Sumatera

• Membangun koridor untuk


menghubungkan lanskep habitat
utama harimau sumatera di bukit
barisan

• 3R rescue, rehabilitate, dan release 

• Pengamanan kawasan berbasis


masyarakat atau patroli partisipasif,

• Konservasi eksitu

Anda mungkin juga menyukai