Anda di halaman 1dari 32

HEWAN LANGKA DI INDONESIA

1. Orang Utan Sumatera dan Kalimantan

Orang utan, baik itu yang hidup di pulau Sumatera


atau Kalimantan juga termasuk spesies yang sangat
terancam punah. Menurut laporan IUCN, selama 75
tahun terakhir populasi orangutan Sumatera telah
mengalami penurunan sebanyak 80%. Dalam kurun
waktu 1998 dan 1999, laju kehilangan tersebut
dilaporkan mencapai sektar 1000 orangutan per
tahun. Sementara itu, pada tahun 2004, ilmuan
memperkirakan bahwa total populasi orangutan di
Pulau Borneo, baik di wilayah Indonesia maupun
Malaysia terdapat sekitar 54 ribu individu.
Kebalikan dari orangutan Borneo, orangutan
Sumatera mempunyai kantung pipi yang panjang
pada orangutan jantan.

2. Harimau Sumatera

Mungkin saat ini jumlah populasi Harimau


Sumatera tak lebih dari 300 ekor saja,
sehingga menurut WWF spesies yang
merupakan satu dari enam sub-spesies
harimau yang masih bertahan hidup hingga
saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa
kritis atau hewan langka yang terancam punah
(critically endangered). Warna kulit harimau
Sumatera merupakan yang paling gelap dari
seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-
merahan hingga oranye tua. Tubuhnya juga
relatif paling kecil dibandingkan semua sub-
spesies harimau yang hidup saat ini. Semakin
sempitnya luas habitat karena aktivitas
pembukaan lahan, membuat mereka semakin terancam punah.

3. Komodo

Habitat komodo (Varanus komodoensis)


di alam bebas telah menyusut akibat
aktivitas manusia dan karenanya IUCN
memasukkan komodo sebagai spesies
yang rentan terhadap kepunahan. Biawak
besar ini kini dilindungi di bawah
peraturan pemerintah Indonesia dan
sebuah taman nasional, yaitu Taman
Nasional Komodo, didirikan untuk
melindungi mereka. Habitat utama kadal
raksasa ini hanya ada di pulau Komodo,
Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili
Dasami di Nusa Tenggara. Komodo
pertama kali didokumentasikan oleh orang Eropa pada tahun 1910. Nama hewan karnivora ini
semakin dikenal dunia setelah tahun 1912 Pieter Antonie Ouwens, direktur Museum Zoologi di
Buitenzorg (kini Bogor), menerbitkan paper tentang komodo setelah menerima foto dan kulit
reptil ini.
4. Burung Jalak Bali

Jalak Bali ditemukan pertama kali pada


tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali
dinamakan menurut pakar hewan
berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild,
sebagai orang pertama yang
mendeskripsikan spesies ini ke dunia
pengetahuan pada tahun 1912. Jalak Bali
hanya ditemukan di hutan bagian barat
Pulau Bali. Burung ini juga merupakan
satu-satunya spesies endemik Bali dan
pada tahun 1991 dinobatkan sebagai
lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan
hewan endemik ini dilindungi undang-
undang. Untuk mencegah terjadi ancaman
kepunahan yang makin erius, sebagian
besar kebun binatang di seluruh dunia
menjalankan program penangkaran jalak
Bali (Leucopsar rothschildi).

5. Badak Jawa dan Sumatera

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan


Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga
menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan
para pecinta lingkungan. Badak sumatera
(Sumatran rhino) dan Badak Jawa (Javan rinho)
merupakan dua dari 5 spesies badak yang masih
mampu bertahan dari kepunahan, selain badak
india, badak hitam afrika, dan badak putih afrika.
Namun, kedua badak ini sudah masuk dalam
kategori sangat terancam atau critically
endangered. Status konservasi critically
endangered ini disandangkan pada spesies badak
di Indonesia sejak 1996.

6. Gajah Sumatera

Mungkin saat ini jumlah populasi Harimau Sumatera tak lebih dari 300 ekor saja,
sehingga menurut WWF spesies yang merupakan satu dari enam sub-spesies harimau
yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis
atau hewan langka yang terancam punah (critically endangered). Warna kulit harimau
Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-
merahan hingga oranye tua. Tubuhnya juga relatif paling kecil dibandingkan semua sub-
spesies harimau yang hidup saat ini. Semakin sempitnya luas habitat karena aktivitas
pembukaan lahan, membuat mereka semakin terancam punah.
7. Kanguru Pohon Wondiwoi

Kanguru Pohon Wondiwoi merupakan salah satu


spesies hewan langka endemik yang hidup di Pulau
Papua. Berdasarkan spesimen yang ditemukan
Ernst Mayr, hewan yang memiliki nama ilmiah
Dendrolagus mayri ini diperkirakan mempunyai
berat sekitar 9,25 kg. Bulunya berwarna hitam
suram dengan beberapa bagian yang berwarna
kekuningan. Daerah pantat dan tungkai berwarna
kemerahan dengan ekor keputihan. Populasi pasti
Kanguru Pohon Wondiwoi memang tidak pernah
diketahui secara pasti. Namun menurut IUCN Red
List, diperkirkan jumlah populasi kanguru pohon ini sekitar 50 ekor individu saja. Hal
inilah yang membuat pihak IUCN Red List memasukkan Kanguru Pohon Wondiwoi atau
Wondiwoi Tree-kangaroo sebagai spesies Critically Endangered atau spesies yang sangat
terancam punah (Kritis).

8. Anoa

Anoa merupakan hewan endemik pulau


Sulawesi, tepatnya di provinsi Sulawesi
Tenggara. Hewan ini termasuk fauna
peralihan (Asiatic – Australis). Hewan yang
dikategorikan sebagai hewan langka ini
sudah diambang kepunahan sejak tahun
1960-an. Bahkan, selama satu dekade
terakhir jumlah populasinya semakin
menurun drastis. Diperkirakan saat ini
jumlahnya tidak lebih dari 5.000 ekor di alam
bebas. Ancaman kepunahan memang tak lepas dari perilaku masyarakat yang sering
memburunya untuk diambil kulit, tanduk, serta dagingnya. Ada dua spesies binatang ini,
yaitu anoa dataran rendah dan anoa pegunungan. Maskot provinsi Sulawesi Tenggara ini
hidup di dalam hutan yang masih rimbun dan sulit didekati manusia. Itu sebabnya hewan
ini tidak bisa menjadi hewan ternak, karena tidak bisa dijinakkan.

9. Monyet Hitam Sulawesi


Kera Hitam Sulawesi atau dalam bahasa ilmiah
disebut Macaca nigra atau sering juga disebut
monyet berjambul merupakan salah satu dari
sekian jenis primata yang keberadaannya mulai
langka dan terancam mengalami kepunahan. Kera
Hitam Sulawesi merupakan satwa endemik pulau
Sulawesi, tepatnya di daerah provinsi Sulawesi
Utara. Ciri utama yang pada monyet ini adalah
jambul di atas kepalanya. Dalam bahasa Inggris
primata langka ini disebut dengan beberapa nama
diantaranya Celebes Crested Macaque, Celebes
Black ape, Celebes Black Macaque, Crested Black
Macaque, Gorontalo Macaque, dan Sulawesi
Macaque. Sementara itu, kera ini oleh masyarakat setempat biasa dipanggil dengan Yaki,
Bolai, Dihe. Dalam bahasa latin (ilmiah) Kera Hitam Sulawesi dinamai Macaca nigra
yang bersinonim dengan Macaca lembicus (Miller, 1931) Macaca malayanus
(Desmoulins, 1824). Kera hitam sulawesi ini semakin hari keberadaannya semakin langka
dan terancam punah. Bahkan oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi
Critically Endangered (Krisis).
10. Pesut Mahakam

Pesut mahakam atau dalam bahasa Latin disebut


Orcaella brevirostris adalah sejenis hewan mamalia
yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang
hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007,
populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati
urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam
punah. Ilmuwan internasional mengklasifikasikan
populasi Pesut Mahakam di Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur, dalam kondisi sangat terancam
punah. Banyak faktor yang mempengaruhi populasi
pesut. Jumlah pasokan makanan yang makin
berkurang di alam, lalu lalang kapal ponton di kawasan habitatnya, serta penggunaan
racun oleh nelayan setempat menjadi biang kerok berkurangnya populasi ikan pesut.

11. Macan Tutul Jawa

Harimau Jawa telah lama punah, dan spesies


sejenis yang masih ada di tanah Jawa adalah
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa Latin
disebut Panthera pardus melas. Hewan langka
yang menjadi ikon provinsi Jawa Barat ini
merupakan satwa endemik pulau Jawa dan
menjadi bagian dari sembilan subspesies Macan
Tutul (Phantera pardus) di dunia. Macan Tutul
Jawa yang telah dikategorikan dalam status
konservasi “Critically Endangered” mempunyai
dua jenis variasi, yaitu Macan Tutul berwarna
terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang
biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar
ini adalah subspesies yang sama. Menurut laporan dari IUCN, jumlah Macan Tutul Jawa
yang masih hidup tak lebih dari 300 ekor di habitnya.
12. Kura-kura Paruh Betet

Dalam bahasa Inggris kura-kura hutan sulawesi yang endemik pulau Sulawesi ini disebut
sebagai Sulawesi Forest Turtle. Sedangkan resminya, hewan langka ini mempunyai nama
latin yaitu Leucocephalon yuwonoi yang bersinonim dengan Geoemyda yuwonoi dan
Heosemys yuwonoi. Kura-kura hutan Sulawesi ini sering juga dikenal dengan nama kura-
kura paruh betet. Pemberian julukan nama tersebut dikarenakan bentuk mulutnya yang
unik seperti burung betet. Kura-kura hutan Sulawesi (kura-kura paruh betet) ini termasuk
dalam salah satu dari 7 jenis reptil paling langka di Indonesia. Bahkan termasuk dalam
daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 yang
dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition. Sebelumnya kura-kura hutan sulawesi
digolongkan dalam genus Heosemys, namun sejak tahun 2000 dimasukkan dalam genus
tunggal Leucocephalon. Kata ‘yuwonoi’ dalam nama ilmiahnya merujuk pada Frank
Yuwono yang kali pertama memperoleh spesimen pertama kura-kura hutan sulawesi ini di
pasar di Gorontalo Sulawesi.
13. Elang Flores

Elang flores atau Nisaetus floris merupakan jenis elang berukuran besar sekitar 71 – 82
cm yang turut memperkaya keragaman burung di nusantara. Meskipun namanya elang
flores, burung ini juga dapat dijumpai juga di Pulau Lombok, Sumbawa, serta pulau kecil
Satonda dan Rinca, selain tentu saja di Pulau Flores, Nusa Tenggara. Kecenderungan
populasi elang flores yang terus menurun membuat Badan Konservasi Dunia IUCN
menetapkannya sebagai jenis “satu langkah menuju kepunahan” (Critically
Endangered/CR). Jumlah individu dewasa di seluruh persebarannya diperkirakan sekitar
100 pasang dengan daerah jelajah sekitar 10.000 kilometer persegi. Ciri elang ini adalah
tubuh bagian bawahnya berwarna putih, hidup di kawasan hutan dataran rendah dan
submontana hingga ketinggian 1.000 mdpl. Teknik memangsanya yang mudah terlihat
adalah berburu dari tenggeran dan terbang mengangkasa memanfaatkan aliran udara
panas.
14. Ekidna Moncong Panjang Barat

Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus


bruijnii) atau yang dalam bahasa Inggris biasa
disebut dengan Western Long-beaked Echidna
merupakan hewan endemik yang berasal dari
Papua, dan Australia (punah) yang hidup di
ketinggian 1300-4000 mdpl. Habitatnya adalah
padang rumput alpin dan hutan yang lembap.
Ekidna merupakan hewan mammalia yang
bertelur (ordo Monotremata) yang masih
bertahan hidup hingga sekarang di samping
platipus (Ornithorhynchus anatinus).
Sebagaimana dengan platipus, Ekidna
termasuk hewan yang aneh. Ekidna menjadi aneh lantaran hewan mammalia selayaknya
harimau ataupun tarsius tetapi ekidna tidak melahirkan anaknya melainkan bertelur.

15. Kodok Pohon Ungaran

Philautus jacobsoni atau biasa disebut Katak


Pohon Ungaran. Memiliki status Critically
endangered (hampir punah) dan masuk dalam
daftar The IUCN Red List of Threatened
Species tahun 2008. Dalam pernyataannya,
Philautus jacobsoni dinyatakan hampir punah
dengan alasan daerah yang menjadi habitatnya
kurang dari 10 km2, semua individu dari jenis
katak ini hanya terdapat di Gunung Ungaran,
Semarang, Jawa Tengah.
16. Burung Trulek Jawa

Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus)


merupakan salah satu jenis burung endemik Jawa
yang memiliki habitat utama di wilayah rawa yang
luas, seperti padang rumput luas yang banjir saat
musim hujan. Menurut data IUCN terbaru tahun 2013,
jumlah populasi Trulek Jawa ini sangat kecil,
diasumsikan kurang dari 50 individu saja. Mengerikan
bukan? Jumlah populasi yang dimungkinkan menurun
ini, disebabkan oleh gangguan manusia dan konversi
habitat untuk budidaya dan pertanian, serta perburuan.
Sejalan dengan itu, menurut data IUCN, dinyatakan
bahwa ancaman kepunahan Trulek Jawa ini adalah masalah lahan dari habitat asli yang
telah dialihfungsikan menjadi wilayah agro-industry farming atau lahan pertanian dan
menjadi daerah budidaya air tawar, yaitu tambak.

17. Kakatua Jambul Kuning

Jenis burung yang semakin terancam kelestariannya


adalah burung Kakatua Jambul Kuning atau dalam
nama ilmiahnya disebut Cacatua sulphurea. Daerah
sebaran kakatua-kecil jambul-kuning adalah
Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Bali, dan Timor, di
tempat yang masih terdapat hutan-hutan primer dan
sekunder. Menurut Kepala Balai Konservasi
Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tengara
Barat Dr Ir Widada MM, seperti dikutip dari
Republika, mengungkapkan populasi burung Kakatua
Jambul Kuning yang hidup di alam liar di daerah
NTB saat ini tersisa 145 ekor. Bahkan, lanjut Widada,
burung Kakatua jambul kuning telah dinyatakan
hewan langka yang masuk kategori kritis oleh
lembaga konservasi dunia (IUCN), karena jumlahnya
yang semakin sedikit.

18. Simakobu

Simakobu adalah monyet berhidung pesek yang status


populasinya paling mengkawatirkan dan orang jarang
bahkan tidak mengenalnya. Simakobu adalah spesies
monoleptik dimana binatang ini tidak memiliki
‘saudara’ dalam marganya. Russel A. Mittermeier,
Presiden Conservation International (CI) juga
menambahkan bahwa Simakobu merupakan satu-
satunya monyet pemakan daun yang mempunyai ekor
melingkar pendek dan mempunyai hidung tumpul
seperti halnya monyet emas atau monyet berhidung
pesek. Simakobu atau yang bernama ilmiah Simias
concolor ini menjadi penting karena statusnya dalam
IUCN yang dikategorikan sebagai spesies yang
Critically Endangered atau status konservasi tingkat keterancaman tinggi (hewan langka)
dan dicap sebagai ‘The World’s 25 Most Endangered Primates’. Hal ini terjadi karena
populasi monyet ekor babi selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan hingga 80%.
19. Beruk Mentawai

Selain Simakobu, kawasan Mentawai juga dihuni


spesies primata lainnya. Orang lokal
menyebutnya Bokoi atau bokkoi (Macaca
pagensis). Mereka adalah sejenis monyet yang
menyebar terbatas (endemik) di Kepulauan
Mentawai, lepas pantai barat Sumatera. Nama itu
adalah sebutan yang sering digunakan oleh
penduduk Kepulauan Mentawai untuk menyebut
hewan tersebut. Nama lainnya adalah beruk
mentawai, sedangkan dalam Bahasa Inggris
disebut dengan nama Pagai Island Macaque.
Epitet spesifiknya, yaitu pagensis, berarti “berasal
dari Pagai”; merujuk kepada pulau-pulau Pagai di Kepulauan Mentawai sebagai habitat
asal beruk ini yang kian terancam punah.

20. Tarsius Siau

Tarsius adalah primata dari genus Tarsius,


suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae,
satu-satunya famili yang bertahan dari ordo
Tarsiiformes. Tarsius mempunyai tubuh
kecil dengan mata yang sangat besar; tiap
bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan
keseluruhan berukuran sebesar otaknya.
Kaki belakangnya juga sangat panjang.
Sampai saat ini populasi Tarsius cenderung
mengalami penurunan (IUCN, 2012).
Perkiraan kepadatan populasi Tarsius di
Tangkoko adalah 156/km2 (Gursky, 1997).
Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor luar (eksternal) yang
mempengaruhi Tarsius antara lain adalah lingkungan(habitat,sarang, jenis vegetasi), iklim
(suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan curah hujan), predator (kucing hutan, ular dan
manusia), dan pakan.

21. Gagak Banggai

Burung Gagak Banggai atau Corvus unicolor


sempat dinyatakan telah punah, kemudian tahun
2007 lalu kawanan spesies ini terlihat kembali di
alam liar dengan jumlah terbatas. Hal inilah yang
mendasari bahwa kondisi spesies ini termasuk
satwa dilindungi dan terancam punah. Gagak
banggai merupakan salah satu jenis burung
endemik Sulawesi. Burung ini sebarannya
terbatas hanya pada daerah Kepulauan Banggai.
Gagak Banggai berukuran kurang lebih 39 cm
dengan corak tubuh berwarna hitam dengan iris
pucat, ekor yang pendek, berkaki gelap dan leher
mungkin menunjukkan kemilau cokelat kusam.
Selain itu suara kicauan burung memberikan 3-4 catatan berderit peluit Kruik, Kruik,
Kruik, Kruik, yang berlangsung 2-3 detik.
22. Burung Kacamata Sangihe

Burung Kacamata Sangihe atau Zosterops nehrkorni


merupakan salah satu satwa (aves) yang telah
ditetapkan sebagai burung langka, dan berada dalam
kategori status critically endangared oleh IUCN. Hal
ini tidak lain disebabkan karena habitat burung
kacamata sangihe yang sangat sempit dan adanya
perburuan liar karena burung ini memiliki suara
kicauan yang indah. Bahkan pada tahun 1999
burung ini sempat dinyatakan punah oleh para
peneliti dikarenakan kicauannya tidak terdengar lagi
di Gunung Sahendaruman dan Gunung Sahengbalira
di pulau Sangihe. Namun sayangnya, burung yang disebut mata mawiera oleh penduduk
setempat ini belum didaftarkan sebagai burung yang dilindungi oleh pemerinta Republik
Indonesia (RI). Hal ini dibuktikan dengan tidak dicantumkannya nama burung kacamata
sangihe pada lampiran PP No. 7 tahun 1999.

23. Burung Hantu (Celepuk) Siau

Celepuk siau (Otus siaoensis) adalah salah satu


burung langka yang masuk dalam kategori terancam
punah di dunia. Burung celepuk siau merupakan
burung endemik yang hanya terdapat di sebuah
pulau kecil bernama “Siau” di Kabupaten Sangihe,
Propinsi Sulawesi Utara. Sesuai dengan namanya,
Celepuk siau merupakan anggota burung hantu
(ordo Strigiformes) yang dalam bahasa Inggris biasa
disebut sebagai Siau Scops-owl. Sedangkan dalam
nama ilmiah (latin) celepuk ini diberi nama Otus
siaoensis. Populasi burung endemik ini tidak
diketahui dengan pasti, namun berdasarkan
persebarannya yang hanya terbatas di pulau dan penampakan langsung yang jarang sekali,
celepuk siau dikategorikan oleh IUCN Redlist dalam status konservasi Kritis (Critically
Endangered) sejak tahun 2000. CITES juga memasukkan celepuk ini dalam Apendix II
sejak 1998.

24. Katak Merah atau Katak Api

Kodok Merah atau dalam bahasa latinnya


Leptophryne cruentata merupakan jenis kodok
endemik yang hanya ditemukan di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak. Kodok Merah pun menjadi
salah satu hewan langka yang terancam punah.
Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN
Redlist mencatatnya dengan status Critically
Endangered(Kritis). Meskipun di Indonesia sendiri
Kodok ini luput dari daftar satwa yang dilindungi.
Kodok Merah sering kali disebut juga sebagai
Katak Darah. Kodok Merah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Bleeding Toad atau
Fire Toad. Sedangkan dalam bahasa latin (nama ilmiah) hewan ini disebut Leptophryne
cruentata. Nama latinnya ini mempunyai arti kurang lebih ‘berdarah’.
25. Burung Tokhtor Sumatera

Burung Tokhtor Sumatera memiliki


nama latin carpococcyx viridis adalah
burung endemik pulau Sumatera yang
termasuk di dalam 18 burung sangat
langka di indonesia. Burung tokhtor
sumatera telah terdaftar sebagai salah
satu satwa yang langka yaitu status
konservasi dengan keterancaman sangat
tinggi. Jumlah populasinya diperkirakan
tak sampai mencapai 300 ekor. Burung
tokhtor sumatera dulu sudah dianggap
telah punah karena sejak terdiskripsikan
pada tahun 1916 tak pernah ditemukan lagi. Kemudian pada November tahun 1997 seekor
tokhtor sumatera sukses difoto untuk pertama kalinya oleh Andjar Rafiastanto.

26. Kodok Sumatera

Kodok Sumatera atau nama latinnya Duttaphrynus sumatranus merupakan satwa amfibi
paling langka di Indonesia, bersama dengan Kodok Merah (Leptophryne cruentata) dan
Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni). Kodok-kodok tersebut menyandang status
Critically Endangered dari IUCN Red List. Diketahui kodok endemik ini hanya mendiami
daerah ‘Lubuk Selasih’ di sekitar Gunung Talang di perbatasan tiga kabupaten, Padang
Pariaman, Solok dan Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat. Berbagai ancaman seperti
kerusakan habitat dan alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian serta pendangkalan
sungai diduga berpengaruh besar pada tingkat keterancaman kodok endemik Indonesia
ini.

27. Merak Hijau

Merak hijau atau bahasa Latinnya Pavo muticus


merupakan salah satu burung dari tiga spesies
merak. Seperti burung-burung lainnya yang
ditemukan di suku Phasianidae, merak hijau
mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya
berwarna hijau keemasan. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-
bulunya kurang mengkilap, berwarna hijau
keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup
ekor. Burung jantan dewasa berukuran sangat
besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di
atas kepalanya terdapat jambul tegak. Merak hijau terdapat di kepulauan Jawa dan
statusnya dilindungi oleh undang-undang karena sebagai hewan langka.
28. Hiu Sentani
Hiu Gergaji atau bahasa ilmiahnya Pristis
microdon adalah spesies ikan yang hidup di
lautan Indo-Pacific serta dapat juga hidup di
sungai untuk melakukan siklus hidupnya. Pada
musim hujan antara bulan Desember-Maret,
ikan ini akan hidup di sungai air tawar.
Sedangkan ketika memasuki musim kering
(Mei-Oktober), ikan hiu sentani akan lebih suka
tinggal di muara atau teluk yang menyerupai
habitat air laut. Selain di Australia, ikan ini juga
menyebar ke Kalimantan, Papua, Vietnam,
India, Madagascar dan Afrika timur. Di
Indonesia sendiri ikan hiu gergaji (Pristis microdon) ini menjadi salah satu hewan
endemik yang terdapat di Danau Sentani, Papua. Jumlahnya yang menyusut membuat
spesies ini masuk dalam satwa yang patut dilestarikan.
29. Ikan Arwana Irian

Arowana Irian memiliki bentuk tubuh dengan sisik yang berwarna-warni yang akan
menambah pesonanya sehingga kelihatan cantik dan anggun. Banyak pecinta ikan yang
memburu spesies ini sebagai ikan hias. Populasinya yang terbatas menjadikan ikan ini
sebagai salah satu satwa yang dilindungi. Jadi, tidak sembarang pihak bisa memelihara
ikan ini. Bentuk tubuh arwana irian (Sceloropages leichartidti) comperessed, lebar, dan
tebal. Bagian tubuhnya tterdapat bercak merah atau kuning dan warna sirip dan tubuhnya
didominasi dengan warna hiaju tua. Arwana irian yang berkualitas baik memiliki sirip dan
sisiknya yang utuh, sungutnya tidak patah maupun tertekuk, bola mta bening dan tidak
menderita juling.

30. Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus)

Adalah salah satu hewan langka khas indonesia. Walau sekarang sudah tidak banyak,
hanya sekitar 50 ekor saja dapat ditemukan di hutan ujung kulon. Merupakan hewan
herbivora pemakan daun-daunan.
31. Badak bercula Dua (latin : Dicerorhinus Sumatrensis)

Hampir mirip dengan badak bercula satu, hanya cula dibagian depan yang berjumlah dua.
Hanya ditemukan di wilayah Sumatera.

32. Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang)

Dengan berat mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm hewan ini cukup gesit
untuk memanjat pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan Sumatera
Barat. Mamalia kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan kesukaannya.

33. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)

Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia. Mempunyai


berat tubuh antara 80 – 140 gram dan panjang cuma 12 –
15 cm cukup layak bila disebut primata terkecil.
Walaupun mempunyai sepasang mata yang besar yang
ukurannya melebihi volume otaknya tapi hanya dapat
digunakan pada malam hari saja. Mirip dengan burung
hantu. Kepulauan Riau, kepulauan kalimantan dan
sumatera bagian selatan juga tenggara adalah habitat
aslinya.
34. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)

Dengan panjang tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg, cukup
besar untuk ukuran ikan air tawar. Bentuk tubuhnya seperti pisau dan makanan
kesukaannya adalah ikan-ikan kecil juga udang. Perairan air tawar di wilayah jawa dan
kalimantan merupakan habitat aslinya.

35. Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)

Buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, jamur dan dedaunan merupakan makanan yang biasa


disantap sehari-hari. Mempunyai taring yang mencuat keluar sebagai tameng mata dari
duri dan rotan ketika mereka mencari makan. Habitatnya meliputi pulau sulawesi,
kepulauan maluku dan sekitarnya.

36. Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri)

Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri) atau


Wondiwoi Tree-kangaroo; Salah satu jenis kanguru
pohon asal Papua ini populasinya diperkirakan sekitar
50 ekor saja.
37. Pesut Mahakam

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan mamalia air
tawar yang unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan populasi sekitar 70 ekor.

38. Rusa Bawean

Rusa Bawean (bahasa latinnya Axis kuhlii), merupakan satwa endemik pulau Bawean
(Kab. Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan.
Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa
yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally Endangered)
atau “sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES
sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut sebagai Bawean Deer.

39. Leucocephalon yuwonoi (kura-kura hutan sulawesi)

Kura-kura Hutan Sulawesi


(Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi
Forest Turtle; Kura-kura endemik
sulawesi yang pernah terdaftar sebagai
The World’s 25 Most Endangered
Tortoises and Freshwater Turtles—2011
dengan populasi kurang dari 250 ekor.
40. Penyu belimbing

Merupakan salah satu jenis spesies yang ada di Papua Barat. Penyu belimbing ini
memiliki bentuk tubuh yang sangat besar, bahkan menjadi penyu terbesar di seluruh
dunia. Hewan ini memang paling hobi melakukan migrasi kemana mana. Sayangnya
populasi Dermochelys coriacea beberapa tahun ini sudah mulai menurun. Hal ini di
sebabkan karena perburuan yang semakin banyak. Atau karena terkena jaring nelayan
secara tanpa sengaja, serta kotornya tempat habitat yang menyebabkan penyu belimbing
memakan sampah plastik.
Selain itu, habitat hidup penyu ini sudah beberapa rusak karena adanya pembangunan di
kawasan pesisir. Hal ini menyebabkan penyu kehilangan tempat untuk bertelur. Saat ini
beberapa peneliti sudah mengupayakan untuk mempertahankan keberadaan penyu yang
semakin sedikit ini. Bahkan peneliti Indonesia yang bekerja sama dengan peneliti dari
University of Alabama memasang alat pemantau satelit.
41. Gorila dataran rendah

Sudah di masukan dalam kategori hewan yang hampir punah, namun pemburu tetap kebal
dengan peraturan tersbeut. Perburuan gorila dataran rendah terus saja di lakukan, secara
ilegal. Mereka banyak menggunakan daging dari gorila ini sebagai bahan olahan untuk di
makan. Induk yang sudah besar, memiliki daging banyak dan cocok di gunakan untuk
bahan makanan. Sedangkan untuk anaknya, di bawa dan di pelihara. Nantinya jika sudah
sampai pada umurnya, ia juga akan bernasip sama dengan induknya.
Sayang, beberapa waktu akhir akhir ini banyak tersebar virus ebola yang menghancurkan
dan membunuh manusia. Pergerakan yang cepat, juga ikut membunuh spesies spesies dari
kera kera liar ini. Bahkan di sekitar daerah hutan Minkebe, kawasan Gabon, virus ebola
sudah membunuh lebih dari 90% populasi di sana. Bukan hanya gorila, juga simpanse
yang ada.
42. Saola

Saola merupakan sejenis kuda unicorn


asia yang memang sangat terbatas
spesiesnya. Pseudoryx nghetinhensis
hanya sedikit sekali berada di alam liar
untuk di lepas. Di dalam penangkaran
pun juga tidak ada. Maka populasi yang
ada memang hanya tinggal sangat
sedikit, kemungkinan sekitar puluhan
saja yang masih ada di alam bebas.
Satwa ini banyak di buru, karena
manfaatnya yang luar biasa. Rakyat
cinna banyak memanfaatkannya untuk
bahan baku obat obatan tradisional. Sedangkan beberapa daerah menjadiakan hewan ini
sebagai bahan makanan, seperti yang ada di Vietnam dan Laos. Tanduk yang di miliki
oleh hewan ini mampu menyita perhatian beberapa manusia. Mereka menjadikan tanduk
ini sebagai pajangan di rumah. Menurut tata bahasa yang ada, saola memiliki arti sebagai
‘hewan yang sopan’. Sebab hewan ini memang sangat jinak dengan manusia. Makanya
sangat mudah di buru. Cepat habis pula keberadaanya. Saat ini saola sudah kehilangan
habitat aslinya. Variasi genetiknya juga sudah mulai berkurang sejak saat itu. Makanya
satwa ini sekarang sudah berjalan ke ambang kepunahan.
43. Vaquita

Hewan laut ini juga berada pada ambang


batas kepunahan. Phocoena sinus
merupakan salah satu satwa biota laut
yang kondisinya saat ini berada kurang
dari 100 ekor individu tersisa. Bahkan
hewan ini masuk ke dalam satwa laut
paling langka di dunia. Habitat aslinya
berada di sekitar Teluk California,
Inggris.
Hewan ini bisa langka karena pada rasio
satu di banding dengan 5 vaquita terjerat
dalam laut yang lebih dalam. Atau karena
tenggelam oleh pukat yang di maksudkan untuk menangkap ikan jenis lain. Insnag dari
hewan ini bernilai sangat mahal. Bahkan mencapay $4.000 per pound
44. Harimau Siberia

Harimau jenis ini juga kerap di namakan


dengan nama harimau amur. Sama seperti
kisah macan tutul amur, harimau amur
juga merupakan salah satu spesies yang
hampir punah saat ini. Panthera tigris
altaica merupakan salah satu genus
kucing kucingan yang memiliki bentuk
tubuh paling besar di seluruh dunia di
bandingkan jenisnya yang lain. Hewan ini
banyak di buru oleh pemburu, demi di
olah untuk pengobatan tradisional di
Chinna.
Saat ini keberadaanya terus memperinhatinkan. Kondisi kondisi dan konflik inilah yang
semakin mengancam keberadaan harimau siberia. Sampai kala ini, keberadaan
populasinya hanya mencapai 400 ekor sampai dengan 500 ekor yang ada di alam liar
sana.
45. Addax

Addax merupakan binatang yang aslinya di temukan di gurun sahara. Bentuknya seperti
kijang tapi tanduknya melengkung. Bentuknya yang aneh dan populasinya yang sedikit
membuat hewan ini masuk dalam 10 hewan langka di dunia.

46. Monito del Monte

Hewan terunik di dunia ini adalah berbentuk seperti tikus tetapi hidup dengan
bergelantungan di pohon seperti monyet. Dia juga memakan buah seperti monyet.
Diperkirakan telah punah ratusan tahun yang lalu tetapi ternyata di temukan beberapa
waktu lalu di spanyol.

47. Baiji

Baiji adalah lumba-lumba di sungai yangtze china. Karena habitatnya yang berbeda
dengan aslinya hewan ini masuk dalam 10 hewan langka di dunia.
KLIPING
HEWAN LANGKA TERANCAM PUNAH

KELOMPOK 3
Ketua : Dini Tria
Wakil Ketua : Devi Tri Y.
Anggota : - Susi Wulandari
- Iis Vera Ernawati
- Trilia
Kelas : VI ( Enam)

SD NEGERI MADUSARI 03
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
45 Tumbuhan Langka di Indonesia dan di
Dunia
Tumbuhan langka adalah tumbuhan yang persebarannya mulai berkurang dan semakin
menghilang di dunia. Tumbuhan jenis ini biasanya memiliki karakteristik yang sulit
dikembangbiakan dan media pertumbuhan yang sangat spesifik. Sebenarnya jenis tumbuhan ini
bisa kita kategorikan di berbagai belahan dunia dan di Indoensia. Indonesia kaya akan beraneka
ragam flora dan fauna. Ada jenis tumbuhan langka yang masuk dalam kelompok tumbuhan
yang sudah langka yang juga hidup di nusantara. Apa saja, ya? Ayo kita mengenal mereka satu
per satu.

Tumbuhan Langka di Indonesia


Tumbuhan langka di Indonesia sangat banyak sekali, tercatat ada lebih dari 30 tanaman langka
yang ada di seluruh wilayah di Indonesia.

1. Bantal sulam

Bantal sulam merupakan sejenis pohon yang tingginya bisa sampai 45 meter dengan diameter
batang sekitar 45 cm. Banyak dijumpai di daerah berketinggian 1000 meter di atas permukaan
air laut atau kawasan rawa gambut.

Persebaran tanaman ini antara lain ke daerah Sumatera, Kalimantan Timur, dan Malaysia.
Pohon yang memiliki nama latin palaquium walsurifolium ini dikenal pula dengan nyatoh, nyato,
beitis, dan margetahan.

2. Bayur

Bayur yang biasa dipakai sebagai bahan pembuatan bangunan dan furniture ini dapat tumbuh
hingga 59 meter. Diameter pohon kurang lebih 54 cm. Pohon bayur dapat kita temukan juga di
kawasan batu gamping, kawasan 600 meter di atas permukaan air laut atau daerah
pegunungan.

Persebaran tanaman ini diantaranya ke daerah Kalimantan Timur, Serawak, Sabah, dan India.
Nama latin dari bayur adalah pterosperium javanicum jungh.

3. Damar
Tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi ini asalnya dari Indonesia timur yaitu tanah
Papua. Termasuk jenis tanaman langka dengan tinggi mencapai 60 meter dan diameter hingga
2 meter.

Damar sebenarnya memiliki persebaran di daerah papua dan nusa tenggara yang memiliki
banyak jenis. Jenis jenis pohon damar sendiri sangat beragam sesuai dengan daerahnya dan
memiliki karakteristik yang sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

4. Raflesia arnoldi

Raflesia arnoldi terkenal memiliki bau yang busuk sehingga dinamakan juga dengan bunga
bangkai. Ciri ciri bunga raflesia arnoldi yang paling mencolok adalah baunya. Fungsi bau busuk
itu untuk menarik lalat mendekat sehingga dapat membantu proses penyerbukan.

Bunga raflesia dapat dilihat di Taman Nasional Bengkulu. Diameternya sekitar 1 meter. Bunga
ini masuk dalam golongan parasit. Ia memerlukan inang untuk hidup dan berkembang. Jumlah
bunga raflesia sekarang sudah menurun tajam. Hal ini akibat ulah manusia yang membuka
lahan hutan sebagai daerah bermukim, pertanian, atau perkebunan.

5. Kantong semar

Kantong semar merupakan jenis tanaman karnivora. Kantong pemangsa


akan tertutup saat daunnya masih muda dan tatkala tengah ada mangsa dalam kantongnya dan
membuka sewaktu kantong semar telah dewasa atau usai menyerap nutrisi mangsa.
Tujuan menutupnya kantong semar adalah untuk menghindari hewan lain memakan serangga
yang sudah ia tangkap dan membuat proses pencernaan berjalan dengan baik dan
lancar. Kantong semar juga dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan yang dapat menjaga
tubuh agar tetap bugar serta untuk diabetes

6. Edelweis
Bunga edelweis (senduro) atau dikenal dengan bunga abadi ini memang tidak mudah layu saat
dipetik. Ia bisa tahan lama. Bunganya berwarna putih kuning atau putih cokelat. Tanaman ini
dapat tumbuh mencapai 8 meter dengan batang bisa sampai ukuran kaki manusia.

Tanaman ini dapat ditemukan di pegunungan wilayah Jawa, Lombok, Sumatera Selatan,
Sulawesi Selatan.

7. Bunga bangkai raksasa

Mirip dengan raflesia arnoldi, memiliki bau yang juga busuk seperti bangkai untuk mengundang
datangnya lalat dan kumbang guna membantu proses penyerbukan. Tumbuhan dengan bunga
terbesar di dunia dan berasal dari suku talas-talasan.

Banyak dijumpai di wilayah Sumatera. Nama lain dari bunga bangkai raksasa adalah batang
krebuit, suweg raksasa, dengan nama latin amorphophallus titanium becc.

8. Tengkawang

Tengkawang merupakan sejenis pohon yang buahnya sebagai penghasil minyak nabati.
Memiliki belasan jenis dan 13 spesies tanaman tengkawang termasuk yang dilindungi.
Tengkawang berasal dari genus shorea dan menjadi maskot daerah Kalimantan Barat.

Pohon tengkawang dapat dijumpai di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Dalam bahasa
Inggris, tengkawang disebut dengan Borneo tallow nut atau illepe nut.

9. Jelutung
Jelutung atau jelutong mempunyai nama latin dyera costulata. Pohon jelutong dapat ditemui di
daerah Kalimantan, Sumatera, Thailand Selatan, Malaysia. Dapat tumbuh sampai dengan 60
meter dan diameter batang sepanjang 2 meter. Pohon ini dikenal juga dengan sebutan bulian.
Habitatnya adalah hutan-hutan dengan karakteristik tanah yang barpasir dan bukit-bukit yang
mempunyai tinggi kira-kira 400 meter. Kayunya banyak digunakan sebagai bahan untuk
membuat perlengkapan rumah dan perabot, sementara untuk getahnya sendiri biasa dipakai
dalam pembuatan permen karet. Nama latin dari jelutung ialah eusderoxylon zwageri.

10. Cendana

Pohon cendana atau cendana wangi adalah penghasil minyak dan kayu. Manfaat kayu cendana
adalah sebagai aromaterapi, bahan pembuatan dupa, campuran parfum, dan rempah-rempah.
Tanaman cendana berawal dari tanaman parasit. Ia tidak dapat tubuh sendiri karena akarnya
tak mampu menopang pertumbuhan tanaman. Kayu cendana sukar untuk dibudidayakan. Kayu
cendana wangi sudah jarang dijumpai, sehingga berdampak pada harganya yang tinggi. Minyak
dari kayu cendana memberi efek relaksasi sehingga dapat mengurangi kecemasan.

11. Sarang semut

Sarang semut memiliki nama latin myrmecodia pendans. Tak mudah menjumpai tanaman yang
merupakan jenis tumbuhan epifit dari Papua ini. Lokasi sarang semut tinggi, biasanya hidup
menempel di batang pohon besar dengan ketinggian sekitar 8 meter, dan tinggi kawasan antara
1100-2500 di atas permukaan air laut.

Seperti namanya, tanaman sarang semut memang sangat disenangi oleh semut sebagai tempat
tinggal mereka.

12. Purwaceng
Tanaman ini bermanfaat sebagai penambah stamina. Pengolahan purwaceng adalah menjadi
serbuk yang dapat dicampur ke dalam minuman berupa kopi atau susu.

Kita dapat menjumpai tanaman ini di wilayah dataran tinggi Jawa Tengah, seperti Dieng. Nama
latin dari tanaman ini adalah pimpinella pruatjan.

13. Daun sang

Daun sang atau daun payung mempunyai nama latin johannestijsmania


altifrons. Nama ini diambil dari nama penemunya yaitu professor Teijsman dari Belanda.
Daun sang banyak ditemukan cuma di wilayah Asia Tenggara. Temuan pertama daun sang
ialah awal abad 19. Daun ini saat ini masih berada di Indonesia, dan ditemukan di hutan papua.

14. Anggrek tebu

Merupakan jenis anggrek raksasa. Berat dan besarnya melebihi ukuran anggrek pada
umumnya. Satu rumpun dewasa spesies anggrek tebu dapat mencapai berat sampai dengan 1
ton, panjang malai sampai dengan 3 meter dengan diameter sepanjang 1,5 hingga 2 cm. Yang
dimaksud dengan malai adalah rangkaian atau untaian bunga.

Saat ini persebaran di Indonesia memang cukup sulit di temukan, namun masih terdapat di
jambi, kalimantan, dan di hutan papua.

15. Akar karak


Akar karak termasuk dalam jenis pohon berdiameter batang sekitar 159 cm, dan tinggi pohon
kira-kira 14 meter. Habitatnya adalah perbukitan, sepanjang aliran sungai, lahan dengan tanah
liat, berpasir, atau mengandung kapur. Mempunyai banyak getah batang dan warna batang
yang putih.

Tumbuhnya di daerah berketinggian sekitar 1700 meter di atas permukaan air laut. Daerah
persebaran akar karak atau kara (wa punot) ini adalah Myanmar, Malaysia, Thailand, Filipina,
Kalimantan, Sumatera.

16. Kokoleceran

Merupakan maskot dari kota Banten (tanaman endemik Banten) dan dipercaya hanya ada di
Taman Nasional Ujung Kulon. Keberadaan tanaman kokoleceran sangat misterius. Tanaman ini
mempunyai nama latin atau nama ilmiah vatica bantamensis.

Sayang sekali persebaran tumbuhan langka kokoleceran sangat sulit ditemukan di Indonesia,
bahkan hanya ada di TAMAN nasional ujung kulon.

17. Anggrek hitam

Anggrek dengan nama ilmiah coelogyne pandurata ini mempunyai bunga yang khas, yaitu
warna lidah bunga hitam. Di luar dikenal dengan sebutan black orchid sedangkan untuk daerah
Kalimantan Timur menyebut spesies anggrek ini dengan nama Kersik Luai.

Persebaran anggrek hitam di Indonesia masih terdapat di Kalimantan timur, namun hal ini
semakin sulit ditemukan semakin banyaknya tambang dan pembukaan lahan di sana.

18. Anggrek larat


Anggrek larat atau cooktown orchid mempunyai beberapa kerabat dekat, diantaranya : anggrek
merpati, albert, jamrud, stuberi, kelembei, dan anggrek karawai. Nama latin anggrek larat yaitu
dendrobium phalaenopsis.

Tumbuhan ini masih ada beberapa di daerah di Indonesia, dan terdapat di Bangka Belitung,
Hutan Jambi dan banyak di daerah kalimantan.

19. Korma rawa

Korma rawa ialah sejenis tanaman berumpun dengan tinggi pohon mencapai 5 meter, dengan
daun sirip dan panjangnya kira-kira dua meter. Pangkal daunnya berduri. Sebetulnya duri di
pangkal daun adalah anak daun yang telah berubah bentuknya. Dalam 1 daun ada 25 anak
daun, tersusun menjadi 4 hingga 5 kelompok. Korma rawa banyak terdapat di indonesia bagian
timur seperti sulawesi dan papua.

20. Palem merah

Tanaman maskot provinsi Jambi ini mempunyai nama latin cyrtostachys renda. Palem merah
atau pinang merah ini termasuk sejenis tanaman hias. Palem merah mempunyai pelepah yang
merah menyala. Pelepahnya yang merah ini membuatnya dijuluki sebagai pinang lipstik. Di
Indonesia sendiri, tumbuhan ini banyak terdapat di daerah sumatera terutama jambi.

21. Anggrek hartinah


Anggrek hartinah hanya tumbuh di kawasan Sumatra Utara. Memiliki nama lain anggrek Tien
Suharto dan nama latin cymbidium hartinahlanum. Persebaran di Indonesia : Anggrek yang
tumbuh merumpun ini kali pertama ditemukan di tahun 1976 tepatnya di kawasan desa Baniara
Tele, Kecamatan Harian, Samosir, Sumatera Utara.

22. Bertan

Tanaman dengan nama latin eugeissona utilis ini dinamakan juga dengan kadjatoa atau sagu
liar borneo (wild bornean sago palm). Persebaran di Indonesia untuk saat ini masih sangat
minim, dan terdapat di jawa barat dan hutan kalimantan yang masih menjadi rumah untuk
tumbuhan ini

sehingga tumbuhan ini tergolong dengan tumbuhan langka yang memang harus dilindungi dan
dijaga kelestariannya agar tumbuhan ini terus berfotosintesis.

23. Mimba

Mimba atau Mimbo, pohon dengan nama latin azadirachta indica. Tinggi pohon mimba dapat
sampai lebih dari 20 meter. Karakteristik kulit batang tebal, batang sedikit kasar dan daun yang
menyirip dengan tepian memiliki gerigi dan runcing-runcing. Pohon ini berbuah 1 kali hingga 2
kali dalam kurun waktu satu tahun dan buahnya berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 1
cm. Daging buah yang kekuningan diselimuti oleh kulit keras dengan warna cokelat dan kulit
buahnya putih. Daun mimba dimanfaatkan sebagai pestisida pengendali hama yang menyerang
tanaman. Senyawa yang terkandung dalam daun mimba yaitu hyperoside, sitosterol, quercetin,
nimbine, runin, dan lainnya.

24. Tembesu
Tembesu adalah jenis pohon dengan tinggi hingga 40 meter, panjang batang yang bebas dari
cabang-cabang sekitar 25 meter, diameter batang ada yang sampai 80 cm bahkan lebih.
Pohonnya tinggi tegak, kulit batang berwarna cokelat sampai dengan hitam dan agak
mengelupas. Kayunya keras dan awet dengan warna batang kayu kuning emas cenderung tua
atau cokelat jingga.

Persebaran di Indonesia untuk tumbuhan tembesu masih terdapat di daerah kalimantan dan
jawa.

25. Balam suntai

Balam suntai, salah satu tanaman langka yang ada di nusantara dengan nama latin palaquium
walsurifolium. Kayunya berkualitas baik dengan tingkat kekuatan dan keawetan yang baik pula,
sehingga menjadi buruan orang.

Persebaran di Indonesia : Balam untai merupakan jenis tanaman yang masih terdapat di daerah
kalimantan dan hutan papua.

26. Ulin

Pohon ulin yang kita sebut juga dengan kayu besi, bernama latin eusiderxylon zwageri. Pohon
ulin yang merupakan tanaman yang khas dari daerah Kalimantan ini mempunyai tinggi sekitar
20-30 m dengan diameter batang antara 60-120 cm. Ulin juga banyak dikenal dengan nama
kayu besi. Kualitas kayu yang bagus membuatnya banyak diburu.

Pohon ulin banyak terdapat di daerah kalimantan dan salah satu ciri khas kalimantan.

27. Kecapi
Kecapi ialah sejenis tanaman dengan buah yang mirip duku. Nama lain dari buah kecapi adalah
buah sentul karena buah kecapi asalnya dari semenanjung Malaka, yang selanjutnya
persebarannya hingga ke Indonesia. Kulit buah kecapi keras, jadi perlu usaha ekstra bila ingin
menikmati buah yang satu ini. Membuka kecapi dapat dilakukan dengan membantingnya,
menjepit di pintu. Buah kecapi banyak dikonsumsi dalam keadaan segar. Akan tetapi olahan
buah kecapi pun tak kalah enaknya. Beberapa olahan buah kecapi yaitu manisan, jeli,
pengharum makanan yang alami.Di balik kulit kerasnya, ternyata buah kecapi punya manfaat
luar biasa bagi kesehatan kita, yaitu untuk tangkal kepikunan dan alzheimer serta menekan
resiko kanker dan penyakit jantung.

28. Gaharu

Gaharu adalah jenis pohon dengan wangi kayu khas. Kayu gaharu banyak dijumpai di hutan
kawasan Kalimantan. Nama latin kayu gaharu aquilaria sp. Kayu ini banyak dicari orang karena
mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

Kayu gaharu masih banyak terdapat di daerah kalimantan dan papua, dan sangat banyak di
incar oleh masyarakat.

29. Meranti

Meranti memiliki kayu yang keras, tetapi bobot tergolong ringan. Untuk bisa tumbuh, meranti
merah butuh waktu lama, termasuk dalam jenis pohon yang lambat tumbuh besar. Kemampuan
meranti merah dalam menyerap karbon di hutan, membuatnya banyak dipakai untuk komoditi
industri.

Kayu meranti juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia seperti kalimantan, jambi, jawa
tengah dan, sulawesi. Hanya saja persebarannya mulai sedikit.

30. Pakis ekor monyet


Termasuk dalam jenis tumbuhan yang sudah langka dan jarang dijumpai. Nama lain pakis ekor
monyat yaitu pakis sun go kong, pakis hanoman, dan sebagainya. Ketika tanaman pakis lain
mempunyai daun, tampilan tanaman pakis ini berbeda.

Ia tidak berdaun tetapi mempunyai rambut dan bulu-bulu serupa monyet. Perawatan tanaman
tergolong mudah, tapi budidayanya susah dan tanaman pakis ekor monyat juga banyak dicari
oleh pengoleksi jenis tumbuhan langka/kolektor.

31. Anggrek pensil

Anggrek pensil bernama latin vanda hookeriana. Anggrek ini sudah semakin langka disebabkan
oleh habitatnya di wilayah Cagar Alam Dusun Besar, Bengkulu sudah rusak karena ulah
manusia. Tanaman ini banyak dicari oleh pecinta anggrek. Bunga anggrek pensil hidupnya
numpang dengan bunga bakung. Guna menghindari kepunahan anggrek pensil, Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu pun mengambil langkah untuk membudidayakan
anggrek ini di Danau Dendam Tak Sudah yang ada di kawasan Bengkulu, dan beruntung
tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan subur. Tanaman ini pun pernah dijuluki sebagai ratu
anggrek.

32. Enau

Tanaman yang mempunyai nama latin arenga pinnata ini berasal dari suku arecaceae. Palma
paling penting sesudah kelapa, mempunyai banyak manfaat dan serba guna, salah satunya
sebagai penghasil gula.

Enau dapat tumbuh besar dengan tinggi sampai dengan 25 meter. Diameter batang enau
sekitar 65 cm. Karakteristik batangnya kuat, kokoh, atasnya berselimut serabut hitam yang
disebut ijuk atau injuk. Ijuk ini sebetulnya adalah pelepah daun.
Tumbuhan Langka di Dunia
Tumbuhan langka di Dunia tidak kalah banyaknya, dan masih sangat banyak keanekaragaman
yang memiliki bentuk menawan. Tanaman ini menjadi icon di dunia.

1. Welwitschia mirabilis

Merupakan jenis tanaman tangguh asli dari Namibia. Tanaman ini hanya memiliki dua daun,
sistem perakaran, dan batang. Batang tanaman semakin lama akan kian menebal dan daunnya
juga bakal terus tumbuh. Tanaman ini tak bertambah tinggi, maksimal hanya mencapai 2 meter.
Akan tetapi tanaman asli Namibia tersebut dapat melebar sampai dengan 8 meter. Umur
tanaman panjang antara 400-15 abad. Dapat hidup tanpa guyuran hujan selama 5 tahun. Orang
Namibia menyebutnya onyanga atau jika diartikan bernama bawang padang pasir, dapat diolah
dan dimasak maupun dimakan dalam keadaan mentah.

2. Tanaman bola baseball

Tumbuhan dengan nama latin euphorbia obese ini hanya dapat dijumpai di Great Karoo, Afrika
Selatan. Bentuk tanaman yang unik, membuatnya banyak diambil oleh kolektor tanaman.
Banyaknya tangan yang memburu tanaman ini sebagai koleksi, berdampak pada kerusakan
populasi tanaman bola baseball.

Akhirnya pemerintah Afrika Selatan mengambil langkah untuk melindungi tanaman ini agar tidak
punah dan semakin rusak.

3. Tanaman menari

Mempunyai nama latin desmodium gyrans. Tanaman ini mendapat julukan dari Darwin yaitu
hedysarum. Tanaman menari memiliki nama lain rumput menari atau dancing grass dan
tanaman semaphore (semaphore plant).

Tanaman ini dinamai tanaman menari karena daunnya dapat bergerak seolah seperti tengah
menari atau membuat gerakan semaphore. Tidak sulit menanam tumbuhan menari, hanya perlu
cahaya matahari dan air secukupnya. Tidak membutuhkan pupuk khusus.

4. Tanaman kebangkitan
Tanaman kebangkitan atau tanaman jericho mempunyai nama latin selaginella lepidophylla. Ini
merupakan sejenis tanaman gurun. Dapat hidup di wilayah yang kering dan bertahan ketika
terjadi kekeringan atau kemarau panjang.

Saat musim kering tiba, batang dari tanaman kebangkitan akan menggulung layaknya bola dan
mengkerut, sedangkan tatkala musim hujan datang tanaman ini pun melepaskan diri dari
gulungan dan normal kembali. Apabila ingin melihat tanaman ini, jumpai di kawasan gurun
Cihuahua.

5. Pohon dinamit

Pohon dinamit dengan nama latin hura brasiliensis, asalnya dari hutan Amazon. Banyak julukan
yang disematkan pada pohon ini yaitu pohon neraka dan pohon kotak pasir (sandbox tree).
Batangnya tertutup duri-duri yang tajam dengan getah pohon yang memiliki racun. Orang-orang
setempat memanfaatkan getah yang beracum untuk melumuri mata panah. Pohon dinamit pun
berbuah. Tetapi buah dinamit tidak seperti buah pada umumnya, lho. Apabila sudah matang,
buah dinamit ini akan meledak! Ledakannya cukup kuat sampai-sampai dapat membuat hewan
dan manusia yang tengah lewat dekat pohon dinamit luka. Karena buahnya yang mampu
membuat ledakan, tanaman ini pun dinamai dengan pohon dinamit.

6. Pohon darah naga

Tumbuhan asli dari kepulauan Socotra ini mempunyai nama latin dracaena cinnabari. Sebutan
lain pohon darah naga yaitu pohon naga Socotra. Bentuk pohon darah naga unik menyerupai
payung dengan getah yang berwarna merah seperti darah. Getah pohon ini banyak
dimanfaatkan sebagai obat.

Warna merahnya yang terang dan mencolok membuatnya juga dipakai untuk pewarna merah
yang alami.

7. Pohon botol
Pohon botol dinamakan juga dengan sebutan pohon baobab. Bisa ditemukan di Madagaskar,
Australia, Afrika. Pohon botol ini memang mempunyai bentuk yang mirip sekali dengan botol.
Selain bentuknya yang menyerupai botol itu, ia juga bisa menyimpan air sampai dengan 300
liter.

Pohon botol dapat tumbuh sampai dengan 500 tahun lamanya, tergolong tumbuhan yang tahan
dan tangguh.

8. Silk floss tree

Nama latinnya ceiba speciosa. Tanaman ini hanya dapat ditemui di kawasan hutan subtropis
dan tropis Amerika Selatan (Paraguay, Argentina, Brazil, dan sebagainya).

Tinggi sampai dengan 81 kaki. Duri kerucut raksasa tersebar di cabang serta batangnya. Duri itu
berguna untuk penghematan air. Daerah Persebaran tanaman langka di dunia ini berada di
berbagai daerah di amerika selatan, namun pernah juga ditemukan di ASIA terutama di asia
timur.

9. Rainbow eucalyptus

Memiliki nama latin eucalyptus deglupta. Rainbow eucalyptus (gum Mindanao) adalah jenis
pohon cemara yang tingginya hingga 246 kaki. Dapat ditemui di Indonesia sampai dengan
Filipina.

Cabang dan batang pohon mempunyai gurat-gurat mencolok warna-warni (merah, ungu, hijau,
pink, kuning, oranye). Warna yang mirip pelangi tersebut terbentuk dengan sendirinya secala
alami. Persebaran pohon ini sangat langka dan hanya ditemui di asia tenggara dan
persebarannya pun sudah mulai dan hampir punah.

10. Methuselah
Tanaman yang umurnya kira-kira 4.841 tahun ini diperkirakan lebih tua dari peradaban manusia.
Methuselah bertunas ketika zaman perunggu, 2000 tahun sebelum kota Roma didirikan dan
beberapa ratus tahun sebelum dibangunnya great pyramid Giza.

Pertumbuhan tanaman pada daerah dingin dan termasuk dalam golongan lambat tumbuh. Sifat
kayu pohon methuselah tahan dengan serangan berbagai penyakit dan padat.

11. Angel oak

Pohon yang tumbuh di wilayah South Carolina, tepatnya di Johns Island ini berumur sekitar
1.500 tahun. Sementara luas kanopinya 1.200 meter persegi.

Keliling pohon 28 meter, panjang cabang sekitar 100 kaki. Angel oak, termasuk dalam kategori
pohon tangguh yang dapat bertahan dari gempuran bencana alam di sekelilingnya seperti,
banjir, badai, serta gempa bumi.

12. Elia bouybon

Biasa disebut juga dengan olive tree of vouves. Pohon zaitun tertua ini masih berbuah tiap
tahunnya. Umur pohon sekitar 3500-4000 tahun. Letaknya di desa Ano Vouves, Crete. Banyak
orang yang datang untuk melihat pohon zaitun kuno ini, kurang lebih 20.000 orang per
tahunnya.

Tumbuhan lainnya

Ternyata jenis tumbuhan langka di Indonesia dan di dunia dan dunia sangat beragam, ya. Kita
harus tetap menjaganya agar tidak punah atau rusak. Jangan malah melakukan hal-hal yang
dapat membuat populasi tanaman langka berkurang. Jaga dan turut berperan lindungi tanaman
langka!

Anda mungkin juga menyukai