MANGROVE
Oleh :
Dhiaqonita Kautsari Izdihar
210341100096
Asisten
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai
atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove
tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar,
biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di
belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung. Ekosistem hutan
mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil. Dikatakan
kompleks karena ekosistemnya di samping dipenuhi oleh vegetasi
mangrove, juga merupakan habitat berbagai satwa dan biota perairan.
Jenis tanah yang berada di bawahnya termasuk tanah perkembangan muda
(saline young soil) yang mempunyai kandungan liat yang tinggi dengan
nilai kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang tinggi. Kandungan
bahan organik, total nitrogen, dan ammonium termasuk kategori sedang
pada bagian yang dekat laut dan tinggi pada bagian arah daratan (Julaikha,
2017).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi mangrove
2. Untuk mengetahui jenis jenis mangrove
3. Untuk mengetahui manfaat dari ekosistem mangrove
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi mangrove
2. Mahasiswa dapat mengenali jenis jenis mangrove
3. Mahasiswa dapat mengimplementasikan manfaat mangrove ke
kehidupan sekitar
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mangrove
Kata mangrove menurut Rosyid (2020), adalah kata yang berasal dari paduan
kata mangue dari Bahasa Portugis dan kata grove dari Bahasa Inggris. Kata
mangrove dalam Bahasa Portugis digunakan untuk spesies tumbuhan dan kata
mangal digunakan untuk komunitas hutan yang terdiri dari individu-individu
satu spesies mangrove. Kata mangrove digunakan dalam bahasa Inggris
menggambarkan tumbuh pohon atau rumput di wilayah pesisir (Rosyid,
2020).
Indeks Nilai Penting (INP) mangrove yang didapatkan terdiri dari beberapa
tingkatan yaitu tingkatan pohon, anakan dan semai. Spesies-spesies yang
dominan(yang berkuasa) dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki
indeks nilai penting yang tinggi, sehingga spesies yang paling dominan akan
memiliki indeks nilai penting yang paling besar (Agustini et al, 2016).
Fahrian, H. H., Putro, S. P., & Muhammad, F. (2015). Potensi ekowisata di kawasan
mangrove, Desa Mororejo, Kabupaten Kendal. Biosaintifika: Journal of Biology &
Biology Education, 7(2).
Wardhani, M. K. (2011). Kawasan konservasi mangrove: suatu potensi
ekowisata. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and
Technology, 4(1), 60-76.
Zainuri, A. M., Takwanto, A., & Syarifuddin, A. (2017). Konservasi ekologi hutan
mangrove di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Jurnal Dedikasi, 14, 01-07.
Supriadi, S., Romadhon, A., & Farid, A. (2015). Struktur Komunitas Mangrove di
Desa Martajasah Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of
Marine Science and Technology, 8(1), 44-51.
Agustini, N. T., Ta’alidin, Z., & Purnama, D. (2016). Struktur Komunitas Mangrove Di
Desa Kahyapu Pulau Enggano. Jurnal Enggano, 1(1), 19-31.
Sadik, M., Muhiddin, A. H., & Ukkas, M. (2017). Kesesuaian ekowisata mangrove ditinjau dari
aspek biogeofisik kawasan pantai Gonda di Desa Laliko Kecamatan Campalagian Kabupaten
Polewali Mandar. Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE, 3(2).
Rosyid, N. U. (2020). Ekoliterasi Mangrove. SPASI MEDIA.
Parmadi, E. H., Dewiyanti, I., & Karina, S. (2016). Indeks nilai penting vegetasi
mangrove di kawasan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur (Doctoral dissertation, Syiah
Kuala University).