Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Eni Toharoh L1A016008
Elsa Melisa L1A016009
Utari Desfitya D L1A016010
Aditya Ray K L1A016012

Asisten :
Feby Maulana

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai sebagai salah satu bagian dari ekosistem air tawar yang mengalir,
dapat membawa berbagai unsur atau nutrient yang dibutuhkan bagi kehidupan
yang ada didalam dan disekitar alirannya. Meskipun luas sungai dan jumlah air
yang mengalir didalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas dan
jumlah air di laut, namun sungai memiliki peranan penting secara lansung bagi
kehidupan manusia dan individu lainnya (Brotowidjoyo, 1995).
Ketersediaan air di sungai Banjaran pada musim kemarau dari tahun ke
tahun semakin menurun, namun pada musim penghujan terjadi kenaikan debit
puncak/banjir (Nastain dan Purwanto, 2003; Suroso dan Hery, 2004; Suroso dan
Hery, 2005). Hal ini dikarenakan telah terjadi perubahan penggunaan lahan di
Daerah Aliran Sungai Banjaran terutama di daerah hulu dari lahan vegetasi
menjadi lahan terbangun dengan dibangunnya kawasan pariwisata, perumahan
dan perhotelan. Sehingga air hujan yang turun ke bumi banyak melimpas menjadi
aliran permukaan (surface flow) dan sangat sedikit yang meresap ke dalam tanah
mengisi cadangan air tanah.
Hulu Daerah Aliran Sungai Banjaran yang berada di kawasan wisata
Baturraden tepatnya di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanteng mengalami
perubahan tata guna lahan dari non terbangun menjadi terbangun dalam kurun
waktu tahun 1994-2001 sebesar 1,26% atau 80,852 Ha (Nastain dan Purwanto,
2003).
Sungai Banjaran banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya untuk
kebutuhan pangan. Mendapatkan penghasilan dan kepentingan lainnya baik
pemanfaatan sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati. Pemanfaatan
sumberdaya hayati merupakan pemanfaatan berbagai jenis organisme yang ada
pada ekosistem sekitar sungai, contohnya penangkapan ikan dengan pancing, jala
maupun jarring. Pemanfaatan sumberdaya non hayati merupakan pemanfaatan
komponen abiotic yang merupakan penyusun dari ekosistem sungai contohnya
MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan saluran irigasi.
1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum Manajemen Sumberdaya Perariran yaitu


1. Mengetahui kondisi sungai Banjaran
2. Mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan sungai Banjaran
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran


air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Garis sempadan sungai adalah
garis batas luar pengamanan sungai. Garis sempadan ini dalam bentuk bertanggul
dengan ketentuan batas lebar sekurang-kurangnya 5 meter yang terletak disebelah
luar sepanjang kaki tanggul. Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan
lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata.
Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin
lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di
lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah (Myson,
2013).
2.2 Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Sumberdaya perairan merupakan segala potensi yang ada dalam


lingkungan perairan baik perairan umum maupun perairan laut. Pengelolaan
sumberdaya perairan adalah upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan
lingkungan perairan secara optimal sesuai dengan daya dukung lingkungan
perairan secara berkelanjutan dalam rangka mempertahankan kelestarian
sumberdaya perairan.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus
ditanamkan pada segenap pengguna air. Saat ini, masalah utama yang dihadapi
oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang
semakin menurun. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua
makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama
(Effendi, 2003)
Pada Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33 (3), telah di amankan tentang
pengelolaan sumberdaya alam untuk kepentingan. mensejahterakan rakyat.
Pengelolaan sumber daya air terpadu pada umumnya menggunakan DAS sebagai
unit satuan analisisnya. Bentuk pengelolaan air salah satunya adalah kontrol
terhadap kondisi kualitas air pada suatu badan sungai. Kualitas air juga
merupakan bagian yang penting dalam pengembangan isu sumber daya air.
Kualitas air yang dimaksud adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi air yang
berpengaruh terhadap kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
(Asdak, 2010). Pengelolaan air sangat penting mengingat makin buruknya kondisi
sungai dari waktu ke waktu. Penurunan kualitas air sungai tersebut disebabkan
karena sungai dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir limbah khususnya
limbah rumah tangga atau domestik, sehingga pencemaran makin intensif dan
merusak ekosistem (Widyastuti dan Marfai, 2004).
III. MATERI DAN METODE

3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kamera, tripod, alat tulis,
handpone.
3.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah teks wawancara.


3.3. Metode Kerja

Metode dan Teknik penulisan dalam penyusunan laporan ini adalah


dengan cara wawancara secara langsung dengan narasumber.
3.4. Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum di laksanakan pada tanggal 28 November 2018 di Sungai


Banjaran, Desa Sibalung, Kemranjen, Kecamatan Purwokerto Barat.
IV. PEMBAHASAN

IV.1 Deskripsi Lokasi Studi

Sungai Banjaran merupakan sungai besar di Kabupaten Banyumas. Bagian


hulu sungai ini berada di lereng Gunung Slamet di Desa Ketenger Kecamatan
Baturrarden (Pemkab Banyumas Dinas Lingkungan Hidup, 2017). Sungai
Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah
Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan luas DAS
kira-kira 47.16 km2 (BLH Banyumas, 2010 dalam Bhagawati, 2013).
Sebuah sumber memberitakan bahwa, Sungai Banjaran dan anak
sungainya beberapa kali meluap menyebabkan banjir saat hujan lebat mengguyur
Purwokerto dan sekitarnya. Sungai Kalibener yang merupakan anak Sungai
Banjaran meluap dan membanjiri sejumlah kelurahan dan desa diantaranya
Kelurahan Karangpucung dan Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan. Air banjir
merendam 120 unit Perumahan (www.pikiran-rakyat.com, tanggal 04 Juni 2009
dalam Ariwibowo, 2018).
Pengambilan data wawancara dilakukan disekitar lokasi Sungai Banjaran,
tepatnya yaitu Desa Sibalung Kemranjen, Purwokerto Barat Kabupaten
Banyumas. Daerah Aliran Sungai Banjaran terletak di Kabupaten Banyumas yang
meliputi enam Kecamatan yaitu Kecamatan Baturraden, Kedungbanteng,
Purwokerto Utara, Purwokerto Barat, Purwokerto Selatan, Purwokerto Timur, dan
Patikraja.
IV.2 Kondisi Sungai

Kondisi fisik Sungai Banjaran mengikuti konsep river continuum concept


(Vannote et al., 1980 dalam Amelia, 2014), hal ini terlihat pada perubahan fisik
sungai yaitu arus, substrat, suhu dan kedalaman yang berubah dari hulu hingga
hilir. Berdasarkan pernyataan Bu Lina (November, 2018) yang merupakan
penduduk di dekat lokasi Sungai Banjaran, menyatakan bahwa kondisi air di
Sungai Banjaran semakin keruh dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena
adanya pemanfaatan perairan yang tidak tepat oleh masyarakat disekitar sungai,
serta adanya perubahan kondisi alam yang merupaka musim penghujan. Hujan
yang mengguyur daerah sungai akan menyebabkan perairan menjadi keruh.
Ketersediaan air di sungai Banjaran pada musim kemarau dari tahun ke
tahun semakin menurun, namun pada musim penghujan terjadi kenaikan debit
puncak atau mengalami banjir, kondisi ini sesuai dengan pernyataan Nastain dan
Purwanto (2003) dalam Suroso (2007). Hal ini dikarenakan telah terjadi
perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai Banjaran terutama di
daerah hulu dari lahan vegetasi menjadi lahan terbangun dengan dibangunnya
kawasan pariwisata, perumahan dan perhotelan. Sehingga air hujan yang turun ke
bumi banyak melimpas menjadi aliran permukaan (surface flow) dan sangat
sedikit yang meresap ke dalam tanah mengisi cadangan air tanah (Suroso, 2007).
IV.3 Pengelolaan perairan

Pengelolaan daerah aliran sungai menurut SK Menteri Pertanian dalam


Ardiansyah (2017) adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal
balik antara sumber daya alam dengan manusia dan segala aktivitasnya, dengan
tujuan membina kelestarian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumber
daya alam bagi manusia. Secara menyeluruh mencakup semua bidang pengelolaan
yang meliputi konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air, serta
meliputi seluruh kesatuan sistem wilayah pengelolaan secara utuh (dari hulu
sampai hilir), mencakup semua proses perencanaan, pelaksanaan, serta
pemantauan dan evaluasi (Ardiansyah, 2017).
Pengelolaan perairan di Sungai Banjaran cukup baik, hal ini disampaikan
oleh seorang pedagang bernama Pak Yusuf yang telah kami wawancarai. Beliau
menejelaskan bahwa Sungai Banjaran banyak mengalami perbaikan, mulai dari
pembangunan benteng penahan air sungai dan program pembersihan sampah di
perairan sungai beserta daerah disekitarnya. Pengelolaan daerah aliran sungai ini
harus dilakukan secara terpadu dimana program dan kegiatan masing-masing
pemangku kepentingan sesuai dan sinergis dengan tujuan bersama pemangku
kepentingan berwawasan lingkungan hidup, memperhatikan keseimbangan
ekosistem dan daya dukung lingkungan.
Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi perairan di Sungai
Banjaran berupa diciptakannya program “Gerakan Jemput Sampah Sedunia”.
Program ini dilakukan oleh pemerintah Kabupten Banyumas pada tanggal 15
September 2018 kemarin. Masyarakat setempat menyambut dengan antusias
adanya program tersebut. Esensi dari diwujudkannya program ini yaitu untuk
membersihkan sampah yang ada dilingukngan sekitar sungai. Dengan adanya
upaya pembersihan sampah di lingkungan perairan ini, masyarakat diharapkan
agar tidak membuang sampah sembarangan bahkan membuang ke suungai. Tertib
ketika membuang sampah merupakan upaya untuk melestariakn kondisi sungai
agar tetap bersih dan tidak tercemar.

IV.4 Pemanfaatan Sungai

Keberadaan Sungai Banjaran ditengah-tengah masyarakat Banyumas


membawa manfaat yang cukup banyak. Sungai tersebut difungsikan oleh
masyarakat sekitar sebagai sarana pemancingan, pengairan tanaman rumah,
pengairan sawah irigasi, tempat mencuci baju, karpet atau tikar, dan lainnya.
Sungai Banjaran tergolong produktif untuk memancing ikan karena banyak jenis
ikan yang terdapat didalamnya.
Pak Wahyono salah seorang pemancing yang berhasil kami wawancari
menyatakan bahwa hampir setiap hari dirinya memancing di sungai tersebut.
Beberapa jenis ikan yang sering didapat yaitu ikan Brek, Nilem, Mujair, Lele,
Gabus, dan Tawes. Sebagian besar para pemancing menggunakan alat tangkap
berupa pancingan dan seser. Dengan bermodal alat tangkap yang sederhana
tersebut, mereka dapat memperoleh ikan sebanyak 1 kg bahkan lebih. Ikan yang
didapat tidak dijual melainkan untuk dikonsumsi sendiri.
Selain itu, Sungai Banjaran juga membawa dampak bagi aspek ekonomi
yang lain. Beberapa toko atau warung makan yang berdiri disekitarnya mengalami
peningkatan omset dari para pemancing yang berkunjung. Mereka yang datang
tidak hanya dari masyarakat lokal Desa Sibalung, melainkan dari desa-desa yang
lain. Perubahan sosial juga nampak terlihat, mereka yang datang memancing di
malam hari menyebabkan suasana desa disekitar lokasi sungai lebih ramai dan
banyak aktivitas positif.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam praktikum Manajemen Sumberdaya Perairan yaitu:


1. Kondisi fisik Sungai Banjaran mengalami perubahan fisik sungai yaitu arus,
substrat, suhu dan kedalaman yang berubah dari hulu hingga hilir. Adapula
kondisi air di Sungai Banjaran semakin keruh dari tahun ke tahun. Hal ini
disebabkan karena adanya pemanfaatan perairan yang tidak tepat oleh
masyarakat disekitar sungai, serta adanya perubahan kondisi alam yang
merupaka musim penghujan. Hujan yang mengguyur daerah sungai akan
menyebabkan perairan menjadi keruh.
2. Pengolahan Sungai Banjaran mulai dari pembangunan benteng penahan air
sungai dan program pembersihan sampah di perairan sungai beserta daerah
disekitarnya. Keberadaan Sungai Banjaran ditengah-tengah masyarakat
Banyumas membawa manfaat yang cukup banyak. Sungai tersebut
difungsikan oleh masyarakat sekitar sebagai sarana pemancingan, pengairan
tanaman rumah, pengairan sawah irigasi, tempat mencuci baju, karpet/tikar,
dan lainnya. Sungai Banjaran tergolong produktif untuk memancing ikan
karena banyak jenis ikan yang terdapat didalamnya.
5.2. Saran

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam praktikum manajemen sumberdaya


perairan adalah langkah-langkah wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan
data yang valid. Saran untuk praktikum selanjutnya semoga sarana dan prasarana
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, T., W. Lestari., dan A. Nuryanto. 2014. D istribusi Longitudinal dan Struktur
Populasi Rasbora spp. di Sungai Banjaran Kabupaten Banyumas. Scripta
Biologica. 1 (2): 167 – 172.
Ardiansyah, T. 2018. Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai). (Online)
https://foresteract.com/pengelolaan-das-daerah-aliran-sungai/. Diaksses
Tanggal 9 Desember 2018.
Ariwibowo. M. L., dan Irawadi. 2018. Penginderaan Jauh, SIG, EPA-SWMM
untuk Simulasi Banjir dan Prioritas Penanganan Sungai Subdas Banjaran
Purwokerto. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS. 467 – 477.
Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi
Revisi Kelima. Gadjah Mada University Press Yogyakarta. Yogyakarta.
Bhagawati, D., M. N. Abulias., dan A. Amurwanto. 2013. Fauna Ikan Siluriformes dari
Sungai Serayu , Banjaran, dan Tajum di Kabupaten Banyumas. Jurnal MIPA.
36(2): 112 – 122.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius. Yogjakarta.
Myson, M. 2013. Kajian Potensi Arus Sungai Lagan di Desa Lagan Tengah Kab.
Tanjab Timur sebagai Pembangkit Listrik. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 13(4), 174-180.
Nastain dan Purwanto, 2003. Pengaruh Alih Fungsi Lahan kawasan Baturraden
Terhadap Debit Air Sungai Banjaran. Jurnal Ilmiah Unsoed, Lembaga
Penelitian, Unsoed, Purwokerto.
Suroso dan Hery, 2005. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit
Banjir Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Banjaran. Laporan Hasil
Penelitian, Lembaga Penelitian, UNSOED, Purwokerto.
Suroso., P. S. Nugroho., dan P. Pamuji. 2007. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi
Banjaran untuk Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pengelolaan Air
Irigasi. Dinamika Teknik Sipil. 7 (1): 55 – 62.
Widyastuti, M, dan Marfai, M.A. 2004. Kapasitas Daya Tampung Sungai
Gajahwong Terhadap Beban Pencemaran. Majalah Geografi, 18 (2),
September 2004. ISSN 0125-1790, Hal 81-97. Fakultas Geografi UGM.
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Foto Kegiatan

Kodisi Sungai Banjaran Warga yang sedang mencari Kegiatan wawancara kepada
ikan pencari ikan di sungai
Banjaran

Kegiatan wawancara kepada Kegiatan wawancara kepada Informasi sungai Banjaran di


pedagang di sungai Banjaran warga di sungai Banjaran sampaikan oleh Eni

Kuisioner
1. Nama?
2. Asal?
3. Bagaimana kondisi Sungai Banjaran saat ini?
4. Bagaimana kondisi kualitas air di Sungai
Banjaran saat ini?
5. Bagaimana kondisi perairan di Sungai
Banjaran pada saat musim hujan?
6. Apa saja kontribusi pemerintah terhadap
perbaikan dan perawatan Sungai Banjaran?
7. Jenis ikan apa saja yang pernah di dapat pada
saat memancing?
8. Untuk dijual atau dikonsumsi ikan hasil
pancingan tersebut?
9. Apa program pemerintah yang Anda inginkan agar
Sungai Banjaran tetap terjaga keadaannya?

1. Selain menggunakan pancing apakah


ada alat lain yang digunakan ?
2. Ikan yang diperoleh apakah untuk
konsumsi pribadi atau dijual kembali ?
3. Dalam sehari berapa kilo ikan yang
diual ?
4.Apakah dibuatkan KJA atau budidaya
lain ?
5.Jenis pakan apakah yang digunakan
untuk pancing ?

Anda mungkin juga menyukai