Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN

‘’ZONA EKONOMI EKSKLUSIF’’

Oleh

KELOMPOK 8

1. SAFITRI SILAYAR (D1B122066)


2. RHIZKA DWI ANISA (D1B122065)
3. TANTRI QADARSI (D1B122067)
4. MUH. RHEYHAND AL FARHAJ (D1B122061)
5. LM. ZIQROH AL-GHANIYUH SIH (D1B122059)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas wawasan kemaritiman dalam bentuk makaalh ini
yang berjudul “Zona ekonomi ekslusif. ini dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
Penulis berharap semoga makalah dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Penulis. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan
sarannya untuk menyempurnakan makalah. Sekian yang dapat Penulis sampaikan dan terima
kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
2.1 Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif........................................................................................
2.2 Kondisi Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Implikasi Hukum........................................
C. Pengelolaan dan Pengawasan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia......................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut merupakan wilayah yang sangat penting bagi keutuhan dan pemersatu bagi sebuah
negara karena laut merupakan sarana bagi kesatuan bangsa, sarana pertahanan dankeamanan,
sebagai sarana diplomasi, serta yang paling utamanya adalah sebagai saranakemakmuran dan
kesejahteraan negara dan masyarakat karena melimpahnya potensi- potensi sumber daya laut
tersebut.Indonesia merupakan sebuah negara maritim yang memiliki beribu-ribu pulau,sebagian
besar negara Indonesia ini terdiri dari perairan dan sisanya adalah daratan.Indonesia memiliki
laut yang luas yaitu lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantaisepanjang 81.000 km, dengan
berbagai potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yangcukup besar. Total luas kawasan
Negara Republik Indonesia mencapai 7,7 juta km2. Dariluas wilayah itu sekitar 3,2 juta km2
merupakan luas perairan yang terdiri dari 2,8 jutakm2 perairan pedalaman dan 0,3 juta km2
berupa laut teritorial. Itu belum termasuk 2,7 juta km2 kawasan Zona Ekonomi Eksklusif
(Exclusive Economic Zone)

Laut atau perairan yang menjadi wilayah suatu negara yaitu perairan pedalaman, perairan
kepulauan dan laut territorial, dimana negara pantai/kepulauan mempunyaikedaulatan.
Sedangkan laut yang bukan merupakan wilayah suatu negara adalah ZonaTambahan, Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE), Landas Kontinen, laut bebas dan dasar lautdalam (deep seabed/area).
Di masing-masing zona maritim tersebut negara pantai (kepulauan) mempunyai hak, kewajiban
dan kewenangan yang berbeda-beda, demikian pula kapal ataupun wahana laut lainnya
mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda- beda pula ketika bernavigasi di zona maritim ini.
Sebagai zona maritim baru pengaturandalam ZEE dapat dikatakan cukup banyak yaitu dalam
Bab V LOSC pasal 55 sampai 75.Banyak ahli berpendapat bahwa pengaturan ZEE yang ada di
Konvensi merupakan bagiandari international customary law dan praktek negara-negara.
Pengaturan utama dalamzona maritim ini antara lain hak negara pantai untuk memanfaatkan
sumber daya alam, perlindungan lingkungan laut, riset ilmiah kelautan dan lain-lain. Dalam
praktek negara-negara di ZEE masih banyak permasalahan yang muncul antara lain hubungan
batas ZEEdengan landas kontinen, hubungan aktivitas di ZEE dengan landas kontinen, termasuk
juga apakah rezim ZEE dan landas kontinen yang 200 mil laut adalah sama (Buntoro,2013).Laut
teritorial atau perairan teritorial (Territorial sea) adalah wilayah kedaulatansuatu negara pantai
selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya; sedangkan bagisuatu negara kepulauan
seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pulasuatu jalur laut yang
berbatasan dengannya perairan kepulauannya dinamakan perairaninternal termasuk dalam laut
teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara diatas laut teritorial serta dasar laut dan
tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorialdilaksanakan dengan menurut ketentuan
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentangHukum Laut (United Nations Convention on the
Law of the Sea), lebar sabuk perairan pesisir ini dapat diperpanjang paling banyak dua belas mil
laut (22,224 km) dari garisdasar (baseline-sea).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dari Zona Ekonomi Ekslusif?


2. Apa yang termasuk Cakupan Zona Ekonomi Eksklusif ?
3. Apakah yang menjadi Hak dan Kewajiban Negara di Zona Ekonomi Eksklusif?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapaidalam
penulisan makalah ini yakni:
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Zona Ekonomi Ekslusif.
2. Untuk mengetahui Cakupan Zona Ekonomi Eksklusif.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi Hak dan Kewajiban Negara-negara.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif

Zona Ekonomi Eksklusif merupakan salah satu pranata hukum laut yang relatif baru yang
belum dikenal dalam Konvensi Hukum Laut jenewa 1958. Zona Ekonomi Eksklusif dapat
dipandang sebagai titik kulminasi dari proses kristalisasi dari klaim-klaim sepihak negara-negara
dengan berbagai nama dan substansi, secara individual maupun seccara kolektif mengenai
perikanan di laut lepas yang berbatasan dengan laut teritorialnya masing-masing. Indonesia
memiliki luas wilayah sebesar 5.455.675 km 2 dan 3.544.744 km2 diantaranya atau 2/3
wilayahnya adalah lautan. Karena mempunyai wilayah yangluas, Indonesia berbatasan dengan
banyak negara, walaupun mayoritas negaranya adalahnegara anggota ASEAN.

Menurut bentuknya Indonesia mempunyai 3 batas teritorial, di mana dalam


batasteritorial ini, Indonesia dan seluruh warganya bebas melakukan kegiatan selama
tidakmelanggar hukum yang berlaku. Sedangkan untuk negara asing, mereka perlu
membuatlaporan kepada dinas terkait jika ingin melewati, berkegiatan, dan memasuki
wilayahteritorial Indonesia. Wilayah teritorial Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu: Batas Laut,
Batas Darat, Batas Udara.

Batas Laut Dalam menentukan perbatasan laut biasanya memakai metode penarikan garis
dari bagian pantai yang paling rendah ketika surut hingga beberapa mil ke depan. Dalam batas
laut iniada beberapa zona.

2.2 Kondisi Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan Implikasi Hukum

Zona ekonomi eksklusif merupakan wilayah yang membentang sejauh 370 kilometer di
laut di mana sebuah negara memiliki hak eksklusif atas perikanan dan eksploitasi cadangan gas
dan minyak bawah laut, berdasarkan Konvensi PBB mengenai Hukum Laut. Jika 2 negara
memiliki wilayah laut yang saling berhadapan dan berdampingan. Akibatnya penarikan garis
batas zona ekonomi eksklusif tidak bisa mencapai 200 mil. 49 Padahal berdasarkan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Batas Landas Kontinen Indonesia serta Undang-undang
Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea,
Batas Landas Kontinen Indonesia ditarik sama lebar dengan batas zona ekonomi ekslusif, yaitu
200 mil laut atau sampai dengan maksimum 350 mil laut dari garis pangkal kepulauan Indonesia.
Apabila kedua negara yang merupakan negara kepulauan sama-sama menarik garis Zona
Ekonomi Ekslusif 200 mil mengelilingi kepulauan masing-masing, akan terjadi tumpang tindih
wilayah di bagian selatan Mindanao dan perhimpitan batas di perairan laut Sulawesi. Secara
umum dapat didefinisikan tentang apa yang dimaksud dengan Zona Ekonomi Eksklusif yakni,
Bagian perairan (laut yang terletak di luar dari dan berbatasan dengan laut teritorial selebar 200
(dua ratus) Mil laut diukur dari garis pangkal di mana lebar laut teritorial diukur.50 Jadi
berdasarkan definisi di atas, maka Zona Ekonomi Eksklusif bukan bagian dari laut teritorial,
tetapi Zona Ekonomi Eksklusif berdampingan dengan laut teritorial. Oleh sebab itulah keduanya
hanya dipisahkan oleh batas luar dari laut teritorial itu sendiri. Lebar Zona Ekonomi Eksklusif
merupakan 200 mil, 200 mil tersebut didapatkan dari hasil kesepakatan antara negara-negara
dalam konferensi hukum laut PBB 1973-1982 yang berhasil dicapai melalui perundingan-
perundingan yang cukup lama.Dasar didapatkannya 200 mil tersebut kita bisa lihat diatur
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan.53 yang lahir dari Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut yang ditandatangani di Montego Bay,
Jamaica, 10 Desember 1982, Jadi yang dimaksudkan oleh Zona Ekonomi Eklsklusif adalah
batasan tiap negara atas kekayaan laut yang bisa di eksploitasikan, batasan tersebut yang di
maksudkan bukan berarti kedaulatan suatu negara akan tetapi batasan suatu negara untuk
mengelola dan memberdayakan kekayaan laut. Klaim-klaim atas berupa perluasan kedaulatan
adalah klaim-klaim mengenai pelebaran laut teritorial. Jadi pelebaran tersebut yang dimaksudkan
adalah untuk menambah batas atau mengurangi batas suatu lautan dari wilayah tertentu dengan
maksud dan tujuan agar supaya negara tersebut mendapatkan atau menambah atau mengurangi
exploitasi dari sumber daya alam atas lautan teritorial yang dimiliki oleh negara tersebut. sumber
daya alam yang dimaksudkan adalah seperti ikan dan makhluk hidup yang hidup di daerah
perairan lautan teritorian (hayati).Laut mempunyai peranan penting bagi kehidupan seluruh umat
manusia, karena itu laut selalu menjadi ajang kompetisi, barang siapa yang menguasai laut atau
menguasai lalu lintas laut jika kita kaji lebih dalam maka di dalam batas-batas laut maka terdapat
beberapa batas-batas laut, yaitu lebar laut teritorial, Zona tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif
dan landas kontinen. Indonesia telah meratifikasi United Nation Convention on the Law Of the
Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut Tahun 1982) dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS.54 Sesuai dengan ketentuan Bab
V Konvensi Hukum Laut 1982, Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).55 Zona Ekonomi Eksklusif
mempunyai dasar hukum yang terdapat pada Konvensi Hukum Laut 1982 Bab V, yang
didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan hak-hak negara berdaulat kepada negara pantai untuk
memanfaatkan dan mengelola sumber daya ikan yang terkandung di dalam Zona Ekonomi
Eksklusif. Kemudian terdapat pada pasal 3 ayat (1) bahwa penyelesaian melalui persetujuan
adalah salah satu cara jika terjadi sengketa batas Zona Ekonomi Eksklusif saling Tumpang
tindih. Namun pada halnya beberapa kasus tidak ditemukan persetujuan dan atau kesepakatan.
Seperti, Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dan Vietnam.

C. Pengelolaan dan Pengawasan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

Berdasarkan konvensi hukum laut 1982, wilayah perairan Indonesia meliputikawasan seluas
3,1 juta km² terdiri atas perairan kepulauan seluas 2,8 juta km² dan lautdengan luas sekitar 0,3
juta km² Indonesia juga memiliki hak berdaulat atas berbagaisumber kekayaan alam serta
berbagai kepentingan yang melekat pada ZEE seluas 2,7 juta km² dan hak partisipasi dalam
pengelolaan kekayaan alam di laut lepas di luar batas200 mil ZEE, serta pengelolaan dan
pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairaninternasional di luar landas kontinen. Pasal 192 –
237 UNCLOS membebankankewajiban bagi setiap negara pantai untuk mengelola dan
melestarikan sumber daya lautmereka.Kekayaan mineral seperti minyak dan gas bumi, kerang,
rumputlaut, sponges,dan sumber hayati lainnya menyimpan harapan untuk dikelola sesuai
peraturan dan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup di laut.Disamping itu,
kerjasama dengan nelayan asing yang sudah maju teknologinya perludilakukan, baik mengenai
alih teknologi, tukar pengetahuan, maupun dalam hal penjualan hasil tangkapan ikan, cara ini
diharapkan nelayan kita bertambah ketrampilannya. Untuk pengelolaan sumber daya alam di
zona ekonomi eksklusif ini diperlukan kerjasama dengan negara lain, dengan Pemerintah Daerah
dan kerjasamaantar sektor.Pada tahun 2005 muncul gagasan dari Dewan Maritim Indonesia
untuk membentuk Badan Penataan Batas Wilayah dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang
bertujuan untuk mempertegas kedaulatan negara dan meningkatkan keamanan laut yang
memiliki tugas:
1. menuntaskan dan memelihara batas wilayah NKRI;
2. melakukan penelitian dan pengembangan basis data sumebr daya alam kelautan di Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia;
3. melakukan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan sumber daya alam di
ZonaEkonomi Eksklusif Indonesia;
4. melakukan pengamanan wilayah laut di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
5. mengkoordinasikan pengembangan wilayah pulau-pulau perbatasan dengan
instansiterkait di pusat dan daerah.

Dalam upaya penerapan tindakan pemantauan (monitoring ), pengendalian(controlling ),


dan pengawasan (surveillance) secara efektif terhadap kegiatan penangkapan ikan di Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Indonesia, DepartemenKelautan dan Perikanan
memberlakukan sistem pemantauan kapal atau VMS (Vessel Monitoring System) dengan
maksud mempermudah pemantauan seluruh aktivitas kapal.Melalui sistem pemantauan ini, dapat
diketahui tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada di Indonesia. KetentuanCode of
Conduct for Responsible Fisheries 2 (FAO 1995) menetapkan bahwa negara bertanggung jawab
menyusun sertamengimplementasikan sistem Monitoring, Controlling, Surveillance terhadap
pengelolaan penangkapan ikan. Konvensi hukum laut PBB 1982 menyebutkan pula bahwa
pengelolaan sumber daya ikan mempunyai tiga tujuan utama.

 pemanfaatan sumber daya ikan secara rasional.


 pelestarian sumber daya ikan.
 keserasian usaha pemanfaatan.

Dengan ketentuan itu, jelas setiap negara wajibmelakukan pengelolaan sumber daya ikan
secara lestari dan bertanggung jawab. Dalamkonteks inilah VMS sebagai bagian dari MCS
menjadi sangat penting dan relevan.Proyek VMS muncul sebagai akibat dari keprihatinan karena
semakin banyakkapal ilegal yang beroperasi, baik lokal maupun kapal asing. VMS juga eksis
lantaranada dorongan untuk mengurangi kerugian negara akibat pencurian ikan (illegal
fishing ).Permasalahan lain yang cukup serius adalah bagaimana pemerintah dapat
menekanadanya kerugian dari sektor perikanan yang mencapai nilai mendekati 2 miliar dollar
AS per tahun. Munculnya angka kerugian pemerintah yang mendekati 2 miliar dollar AS
pertahun itu adalah karena beberapa penyebab berikut ini. Pertama, adanya penangkapanikan di
zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan ekspornya yang tidak termonitor, sekitar4.000 kapal yang
kerugiannya berkisar 1,2 miliar dollar AS per tahun. Kedua, kapal eksimpor dengan penetapan
pengadilan negeri sebanyak 475 kapal yang diperkirakanmencapai 142 juta dollar AS tiap tahun.
Ketiga, kapal-kapalillegal fishing yangmelanggar daerah penangkapan sebanyak 1.275 kapal
berkisar 573 juta dollar AS tiaptahun. Keempat, kapal eks impor sebanyak 650 unit dengan anak
buah kapal asing yangtidak mengurus (membayar) iuran tenaga kerja sebesar 7,8 juta dollar
AS.Vessel Monitoring System merupakan salah satu bentuk sistem pengawasan yangdapat
memantau kegiatan kapal perikanan yang memiliki transmitter Berdasarkan SuratEdaran Nomor
003/DJ. P2S DKP/2007 maka bagi kapal yang minimal bermuatan 60 GTwajib memasang
transmitter Pembangunan VMS di Indonesia di pegang oleh pihakDepartemen Kelautan dan
Perikanan yang bekerja sama dengan PT. CLS ARGOS untukmembentuk sistem antara
transmitter dan satelit. Terpantaunya posisi kapalkarena transmitter yang dipasang di atas kapal
akan memancarkan sinyal ke satelitkemudian dikirimkan ke Processing Center untuk diolah
lebih lanjut dan disampaikan kePusat Pemantauan Kapal Perikanan Direktorat Jendral
Pengawasan dan PengendalianSumberdaya Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Melalui VMS
dapat diketahui kegiatankapal di laut misalnya sedang melakukan kegiatan penangkapan atau
menuju fishing ground pelabuhan yang diinterpretasi berdasarkan kecepatan kapal dan trek kapal
dalam jangka waktu tertentu. Melalui layar monitor dari sistem VMS juga terpantau
kegiatankapal yang menjurus ke arah pelanggaran. Beberapa contohnya yaitu, terdeteksinya
beberapa kapal asing yang melakukan kegiatan penangkapan di perairan teritorial. Halini
melanggar UNCLOS Pasal 62 Tahun 1982 yang diratifikasi oleh pemerintahIndonesia yang
tertuang dalam UUNo.17/1985, karena izin yang diberikan adalah hanyadiperairan Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE).
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) maka


dapatdisimpulkan sebagai berikut ZEE atau yang biasa dikenal dengan Zona Ekonomi Eksklusif
adalah sebuah zonayang lebarnya tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal yang sudah
ditetapkan. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan
lautwilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlakutentang
perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air diatasnya dengan batas
terluar 200 (dua ratus) mil laut diukur dari garis pangkal lautwilayah Indonesia. 6Hak negara di
ZEE diantaranya melakukan penelitian atas sumber daya alam,melakukan eksploitasi sumber
daya alam, melakukan konservasi sumber daya alam,mendirikan dan mengatur pulau buatan,
instalasi dan bangunan, Kewajiban suatunegara di ZEE diantaranya melindungi dengan
kebijakan politik, hukum dan perlindungan fisik berupa penegakan hukum serta
pengerahan/pergerakan kekuatanmiliter. Sebagai contohnya: kepentingan perdagangan suatu
negara diikuti dengankebutuhan akan keamanan dan keselamatan kapal pada jalur perdagangan
yang antaralain dapat dilakukan dengan pengerahan kekuatan militer di jalur perdagangan
tersebut.

3.2 Saran

Manfaat Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) bagi Indonesia begitu besar sehinggadiperlukan
pengaturan dan implementasi penegakan hukum yang tegas di wilayahZona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) agar hak berdaulat Indonesia di zona tersebut tidakdiabaikan oleh negara lain khususnya
negara tetangga yang lautnya berbatasanlangsung dengan wilayah laut Indonesia dan penentuan
batas Zona EkonomiEksklusif (ZEE) harus lebih tegas dengan mengadakan perjanjian
internasionaldengan baik agar tidak menimbulkan konflik di wilayah Zona Ekonomi
Eksklusif(ZEE) hal ini supaya pemanfaatan dan pengolahan pada Zona Ekonomi Eksklusif(ZEE)
dapat termaksimalkan dan tidak terdapat kendala seperti halnya konflik perbatasan pada Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE).
DAFTAR PUSTAKA

Aditya Taufan., 2014. Perlindungan Hukum Zona Ekonomi Eksklusif (Zee) Terhadap Eksistensi
Indonesia Sebagai Negara Maritim. Buntoro, Kresno., 2013.
Irman dan Nugraha, Jurna Opinio Juris. Vol. 12, hal 49-67.Jurnal Mahkamah Vol. 19 (1) hlm.
70.M.
John, dkk., 2007. Perlindungan Terhadap Tuna Sirip Biru Selatan (Southern Bluefin Tuna)Dari
Illegal Fishing Dalam ZEEI di Samudera Hindia. Jurnal Selat, Vol. 2 (1), hal 156
167. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam
Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
0Rivai, H. Sihaloho., 2013. Penetapan Garis Batas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dan
India Dalam Penegakan Kedaulatan Teritorial Ditinjau Dari Hukum Internasional.
Diakses pada tanggal 25 April 2016 pada pukul 20.15
Wita.Triatmodjo, Marsudi., 2014. Dasar Penetapan Perbatasan Laut. Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 Tentang
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Kegiatan Militer di ZEE dan Pelaksanaan Hot Pursuit
Di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai