Dewasa ini istilah kebiasaan internasional menjadi suatu istilah yang sangat
penting bagi Hukum Internasional, bahkan sebagian besar Hukum Internasional
terdiri dari kaidah – kaidah kebiasaan1. Pada saat ini, dikarenakan kebiasaan
internasional itu sendiri tidak dalam bentuk tertulis, maka beberapa dari kebiasaan
internasional itu sendiri sudah tertuang dalam beberapa perjanian Internasional.
Sehingga posisi kebiasaan inernasional yang pada awalnya memiliki peranan yang
sangat penting sekarang sudah tidak lebih penting dari Perjanjian Internasional.
Hal itu dikarenakan karena semakin banyak persoalan diatur dengan Perjanjian
Internasonal2. Namun, selama perkembangan masyarakat internasional yang
identik selalu dinamis, dan selama hal tersebut belum terjamah, maka kebiasan
Internasional tetap berperan penting dalam Hukum Internasional sebagai sumber
hukum yang dapat mengikuti perkembangan masyaraka Internasional.
1
J.G STARKE, pengantar hukum internasional (1),2006,hal.45
2
Mochtar K, pengantar hukum internasional bag.1, 1976, hal.133
Jika kembali ke permasalahan kebiasaan Internasional, perlu dipahami pula bahwa
tidak semua kebiasaan Internasional adalah sumber Hukum oleh karena Kebiasaan
Internasional termasuk sumber hukum Internasional.
3
J.G STARKE, pengantar hukum internasional (1),2006,hal.49
kebiasaan Internasional. Dan untuk selanjutnya melapor kepada Majelis Umum
PBB.
Perlu diketahui, bahwa kebiasaan Internasional disini sebagai sumber Hukum tidak
berdiri sendiri5. Kebiasaan Internasional sangat erat dengan Perjanjian
Internasional. Karena hubungannya adalah timbal balik. Seperti dijelaskan di awal,
saat ini beberapa kebiasaan internasional sudah banyak yang tertuang dalam
Perjanjian Internasional. Bahwasanya kebiasaan Internasional dapat meimbulkan
kaidah – kaidah hukum kebiasaan internasional sehingga kemudian dituangkan
dalam perjanjian – perjanjian internasonal seperti konvensi mengenai hukum
perang. Hal tersebut juga dimungkinkan sebaliknya perjanjian internasional yang
dilakukan berulang kali dengan masalah yang sama, lama – kelamaan juga akan
menjadi kebiasaan juga dan menciptakan lembaga hukum melalui proses Hukum
Kebiasaan Internasional6. Seperti contoh, mengenai Hubungan Konsuler.
Daftar pustaka :
4
Mochtar K, pengantar hukum internasional bag.1, 1976, hal.135
5
Ibid, hal.137
6
Ibid, hal.137