Disusun Oleh :
1. Rodiah Harahap
2. muhammad rafli
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang " Jepang Pada Masa Bakufu " ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Namun
berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari dosen mata kuliah Sejarah Asia
Timur, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami berharap dengan penyusunan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan bagi para
pembaca umumnya.
Dalam kesempatan ini kami dengan ikhlas menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
Ibu Deka Maita Sandisenin, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Sejarah
Asia Timur yang telah membimbing penyusun dengan penuh tanggung jawab
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebagainya. Dalam ajaran Shintoisme, Jepang harus dipimpin oleh seorang
kaisar, sedangkan pada masa keshogunan, Jepang secara militer dipimpin
oleh seorang shogun.
Kaisar hanya memerintah secara sipil saja. Pada masa zaman Heian
yang menonjolkan peranan keluarga Fujiwara sebagai pemegang kekuasaan
di Jepang ternyata membawa Jepang berada jauh dari kemakmuran.
Pemerintahan Keluarga Fujiwara yang kurang memperhatikan nasib rakyat
dan menggunakan sistem pembagian tanah kepada biara, kuil, pegawai tinggi,
dan bangsawan tanah-tanah yang luas bebas dari pajak secara tidak langsung
sangat berdampak pada perekonomian rakyat Jepang yang diakibatkan sistem
pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat kecil. Di sisi lain, kaum
bangsawan sangat menuai kemakmuran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dualisme kepemimpinan jepang masa bakufu ?
2. Bagaimana penyerbuan bangsa mongol ?
3. Bagaimana kedatangan bangsa barat ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dualisme kepemimpinan jepang masa bakufu.
2. Untuk mengetahui penyerbuan bangsa mongol.
3. Untuk mengetahui kedatangan bangsa barat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Aktivitas pemerintahan dengan bentuk kekaisaran pertamakali tercium
oleh sejarah yaitu terjadi pulau Shikoku. Monarki ini kemudian meluaskan
pengaruh mereka sampai pada pulau terbesar, Honshu. Akan tetapi lain dari
warna monarki di belahan bumi lain, monarki Jepang tak seperti yang mudah
dibayangkan orang, karena dalam kehidupan monarki bangsa ini dapat
dikatakan bahwa kedudukan kaisar hanya sebagai perlambang atau symbol
belaka. Untuk selebihnya kesejarahan masa ini hanya berkutat dengan
perebutan kekuasaan dan pengaruh antar shogun.
Perebutan posisi toryo (puncak pimpinan shogun) pada umumnya
didalangi oleh tiga keluarga besar dibelakang masing-masing kepentingan
mereka. Adalah klan Taira, Minamoto dan Fujiwara, tiga sisi kekuatan besar
yang saling bertikai pada awal masa keshogunan. Akhir Pemberontakan Heiji
(1160) telah mengangkat Taira no Kiyomori menjadi penasehat kaisar
menggantikan Fujiwara yang berkuasa sebelumnya. Lewat jalan perkawinan
kaisar dengan seorang gadis Taira telah memberikan alur tersendiri bagi era
kekuasaan mereka. Pada masa ini praktis raja hanya sebagai simbol belaka.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan kekaisaran pada masa ini hanya berpangkal
dari kepentingan klan Taira semata.Ulah klan Taira ini serta merta mendapat
respon negatif dari golongan Minamoto.
Berpangkal dengan kemenangan pada Perang Gempei
(1185), Minamoto no Yoritomo berhasil menggeser dominasi Taira. Pada
tahun 1192 ia mendapat gelar Seii Taishogun (pemimpin militer) di
Kyoto. Minamoto no Yoritomo kemudian mendirikan markas besar di
Kamakura, sedangkan kaisar tetap di Kyoto. Semuanya ini adalah permulaan
dari kekuasaan bakufu oleh keluarga samurai secara turun-temurun yang
memerintah sampai kekuatan kekaisaran kembali berkuasa di tahun 1868.
4
memusnahkan seluruh klan Taira termasuk kaisar mudanya yaitu kaisar
Antoku.
Pasca kudeta brilian oleh Minamoto, pusat kekuasaan kemudian
difokuskan di Kamakura, inilah langkah awal dari periode bakufu
Kamakura. Fenomena bakufu Kamakura juga merupakan suatu tonggak
dualisme kekuasaan yang terjadi di Jepang. Pemerintahan sipil di Kyoto
dan pemerintahan militer di Kamakura.
Lembaga administrative pertama yang di bentuk di Kamakura
yaitu:
Samurai dokoro, sebuah lembaga yang dalam peranannya
mengawasi dan mengkoordinasi para samurai Minamoto.
Mandoko, lembaga urusan umum.
Manchuyo, lembaga urusan peradilan.
5
menyerbu Jepang disapu badai, badai inilah yang kemudian disebut
sebagai kamikaze, dimana telah menolong Jepang dari serbuan orang
asing.
6
puas atas kebijakan penguasa, maka Ashigaka kembali menghidupkan
pengaruh militernya sebagai wujud ketidak setujuannya terhadap kaisar.
Maka masa-masa pasca fenomena tadi sangat kental akan kemelut
kekuasaan, sampai saat Ashigaka Yoshimitsu berhasil meredakan kemelut
dan menenangkan keadaan. Pemerintahan Ashigaka Yoshimitsu popular
disebut sebagai bakufu Muromachi.
Pada zaman ini juga terjadi kekuasaan lokal yang cukup kentara
dari para shugo yang mempunyai kekuasaan berlebihan di wilayahnya,
kemudian disebut sebagai daimyo. Masalah kemudian timbul ketika para
samurai ternyata tidak menaruh kesetiaan pada para shogun dan kaisar
akan tetapi mereka malah menaruh kesetiaannya pada para daimyo di
propinsi masing-masing. Sementara itu kekalutan polik mencapai
puncaknya pada tahun 1467-1477 dimana peperangan terjadi dimana-
mana, zaman ini kemudian dikenal sebagai zaman sengoku jidai.
7
penduduk sipil amat tipis. Namun sampai abad 17 pertikaian antar klan
samurai telah mengakibatkan sebagian samurai turun kasta menjadi
penduduk biasa. Penyebaran agama Kristen selama era Kristen (1543-
1640) pada mulanya bisa ditoleransi, namun kemudian ditekan karena
dianggap sebagai ancaman. Asal tahu saja, bahwa pada masa ini pengaruh
Eropa lewat perpanjangan tangan Portugis telah mampu menyentuh
bangsa Jepang. Kekhawatiran Jepang atas penetrasi Kristen telah pula
membawa ajal lusinan biarawan Kristen.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa keshogunan pemerintahan Jepang menerapkan sistem
pemerintahan yang menempatkan Shogun sebagai pemimpin tertinggi
yang memiliki kekuasaan penuh, sedangkan kaisar hanya sebagai simbol
pimpinan struktur bernegara.
Pasukan Mongol yang menyerbu Jepang lewat Kyushu utara pada
tahun 1274 dan 1281 setelah permintaan upeti mereka ditolak oleh shogun.
Serbuan pertama bangsa Mongol dapat ditahan oleh pertahanan militer
Jepang. Namun pada serangan ke dua pasukan Mongol yang akan
menyerbu Jepang disapu badai, badai inilah yang kemudian disebut
sebagai kamikaze, dimana telah menolong Jepang dari serbuan orang
asing.
Datangnya berbagai bangsa barat di jepang seperti orang-orang
portugis, spanyol, inggris yakni ketika negeri jepang itu sedang memasuki
zaman keshogunan muramachi atau zaman sengoku yang dimulai sejak
abad ke 14. Namun sampai abad 17 pertikaian antar klan samurai telah
mengakibatkan sebagian samurai turun kasta menjadi penduduk
biasa. Penyebaran agama Kristen selama era Kristen (1543-1640) pada
mulanya bisa ditoleransi, namun kemudian ditekan karena dianggap
sebagai ancaman. Asal tahu saja, bahwa pada masa ini pengaruh Eropa
lewat perpanjangan tangan Portugis telah mampu menyentuh bangsa
Jepang. Kekhawatiran Jepang atas penetrasi Kristen telah pula membawa
ajal lusinan biarawan Kristen.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan penulis
untuk memperbaiki makalah ini. Penulis juga minta maaf apabila ada
penulisan atau ulasan yang salah atau kurang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
9
DAFTAR PUSTAKA
10