masyarakat Jepang KEHIDUPAN RELIGI Pertemuan 2 SUSUNAN MATERI
1. Mitologi asal mula orang
Jepang dan bangsa Jepang 2. Kehidupan Religi di Jepang 1. MITOLOGI ASAL MULA ORANG JEPANG DAN BANGSA JEPANG Berdasarkan penemuan fosil, karakteristik orang Jepang mirip dengan orang Cina Selatan (Yayoi). Khusus untuk bagian utara Honshu, Hokkaido, Sakhalin, dan Kepulauan Kuril berbeda dengan penduduk lainnya, penduduk aslinya adalah leluhur AINU Mitologi asal usul orang Jepang dan bangsa Jepang tidak bisa dipisahkan dari cerita Izanagi dan Izanami (suami istri dewa dewi yang dipercaya menciptakan Jepang) Anak perempuan tertua dari Izanagi dan Izanami adalah Amaterasu Omikami yang dipercaya sebagai Dewi Matahari adalah pusat dari kepercayaan Shinto, agama tertua di Jepang. AMATERASU OMIKAMI 天照皇大神 Etimologi Amaterasu dapat diterjemahkan sebagai “Bersinar dari Surga,” dengan 天 (ama) berarti “surga” (atau Kekaisaran) dan 照 (terasu) berarti "bersinar." Amaterasu adalah singkatan untuk Amaterasu-ōmikami, yang dapat direpresentasikan dalam Kanji sebagai 天照大神, 天照大御神, dan 天照皇大神. Versi yang lebih panjang ini berarti “Dewi yang agung dan mulia yang menerangi dari Surga.” Yang paling menonjol dari gelarnya adalah hirume-no-muchi-no-kami (大日孁貴神), yang berarti “Dewi matahari agung." AMATERASU OMIKAMI 天照皇大神 Amaterasu (天照) adalah dewi matahari Jepang, putri dewa pencipta Izanagi dan Izanami, dan pusat agama Shinto. Dari dia bangsawan Jepang mengklaim keturunan dan hak ilahi mereka untuk memerintah. Dengan siapa Amaterasu menikah? Amaterasu menikah dengan Tsukuyomi, saudara laki-lakinya dan dewa bulan, berpisah selamanya setelah pembunuhannya terhadap dewi Uke Mochi. Bagaimana keturunan keluarga kerajaan Jepang dari Amaterasu? Cucu Amaterasu, Ninigi, yang turun ke Jepang untuk membawa beras dan ketertiban bagi umat manusia, menjadi leluhur Jimmu, Kaisar Jepang pertama. Apakah Amaterasu disembah hari ini? Amaterasu adalah bagian penting dari kehidupan keagamaan Jepang kontemporer, terutama disembah di Kuil Agung Ise, yang dibangun kembali setiap dua puluh tahun. HTTPS://MYTHOPEDIA.COM/TOPICS/AMATERASU BUDAYA JOMON (BUDAYA TEMBIKAR) Periode 10.000 BC-300 BC Hidup berburu dan meramu. Beda dengan paleolitikum adalah sudah adanya budaya pembuatan tembikar/gerabah. tembikar = adanya budaya menyimpan makanan Masih belum menggunakan metal DIKOTOMI BUDAYA Dikotomi budaya, yang disebabkan oleh pemisahan antara budaya barat daya dan timur laut, muncul pada awal periode Jomon. Itu bertahan setidaknya sampai akhir periode Jomon, dan beberapa ahli berpendapat bahwa hal itu bertahan bahkan sampai hari ini. Wilayah geografis kedua wilayah budaya ini kira-kira bertepatan dengan sebaran tumbuhan berdaun lebar yang selalu hijau hutan di barat daya dan hutan berdaun lebar gugur di timur laut. Karena cara hidup berburu dan meramu dalam budaya Jomon, penduduk wilayah timur laut mungkin memiliki memiliki beberapa keunggulan seperti permainan hewan yang lebih berlimpah. Dalam perjalanan sejarah Jepang selanjutnya, norma sebaliknya: wilayah barat daya, yang lebih cocok untuk budidaya padi basah, telah mendominasi wilayah timur laut dalam hal budaya, ekonomi, dan politik. BUDAYA YAYOI Periode 300 BC – 300 AD Berbasis agrikultur Dinamakan yayoi karena tembikar periode ini ditemukan di Yayoi, Kec Bunkyo Tokyo Perunggu dan besi mulai digunakan dalam periode ini Budaya irigasi sudah mulai dikenal, disinyalir pengaruh dari orang Cina dan Korea yang bermigrasi ke Kyushu sekitar abad 3 BC (keberadaan padi di Jepang bisa dilacak sekitar 4-5rb tahun dari jaman Jomon). Kemungkinan orang yayoi adalah orang Korea yang bermigrasi dan membudidayakan padi basah (tapi teori ini tidak popular di Jepang) Budaya Yayoi kemungkinan pertama kali muncul di Kyushu yang berkembang secara cepat ke barat daya Jepang dan beberapa daerah pesisir timur laut Honshu. Agrikultur di timur laut lebih banyak gandum-ganduman dari pada padi. Budaya Yayoi tidak menyebar ke Hokkaido di utara atau Pulau nansei di selatan karena daerah ini lebih berkembang kebudayaan Jomon daripada yayoi. Kuni (unit politik) sebagai pembagian daerah kekuasaan dalam negara mulai diperkenalkan di masa Yayoi. Demikian juga stratifikasi sosial yang direfleksikan dengan artefak dan ukuran kuburan. Keterangan tentang budaya Yayoi dapat dilacak melalui catatan Cina Wei-zhi (The Wei Chronicle) pada bagian “orang-orang Wa” atau Gishi Wajinden dalam bahasa Jepang yang menggambarkan orang Jepang dan budayanya di zaman itu. PELAJARI LEBIH LANJUT DI NIHONSHI 日本史 Budaya nara dan Heian Budaya Shogun, daimyou, dan Samurai (1185-1868) Munculnya Jepang sebagai Kekuatan Besar (1868- 1914) Reformasi Pasca Perang, Rekonstruksi, dan lahirnya Super Power Ekonomi 2. KEHIDUPAN RELIGI Agama asli Jepang adalah agama Shinto. Selain itu, Jepang mendapapt pengaruh Budha dari India, Konfusianisme dan Taoisme dari Cina, dan Kristen dari Barat. “In recent times, a Japanese may have a birth ceremony in a Shinto shrine, may be married in a Christian wedding chapel, may live according to Confucian social teachings, may hold some Taostic beliefs about "lucky" and "unlucky" phenomena, may participate in folk festivals, and may have his or her funeral conducted by a Buddhist priest.” Pada umumnya setiap rumah di Jepang rata-rata memiliki kamidana sekaligus butsudan. KAMIDANA & BUTSUDAN SHINTO Praktek Shinto dibatasi dalam konteks ruang sakral dan waktu sakral. Yang khas Kuil Shinto (jinja) terletak di dekat sumber atau sungai di kaki pegunungan. Dikelilingi oleh pagar, pintu masuknya ditandai dengan torii (gerbang) kayu. Kuil Agung di Ise berdiri di sebelah Sungai Isuzu. Torii terdiri dari sepasang tiang yang diatapi dua palang, salah satunya memanjang di luar uprights. Torii menandai batas antara yang tidak murni dunia luar, sekuler, dan ruang suci kuil. Kuil Shinto memiliki ukuran dan kepentingan yang beragam dari ruang kecil di atap gedung tinggi modern bangunan di kota-kota besar hingga Meiji-jingu yang masif, yang didedikasikan untuk semangat Kaisar Meiji, dan Yasukuni, yang menghormati jutaan korban perang, termasuk empat belas penjahat perang "Kelas J" yang dihukum karena peran mereka dalam Perang Dunia II. Shinto diasosiasikan dengan berbagai macam seni bentuk, termasuk benda-benda ritual, arsitektur, patung, dan lukisan, dalam tradisi yang berasal dari abad kelima. Festival Shinto (matsuri) adalah sarana untuk mengaktualisasikan kembali kehadiran suci melalui pemeragaan ritual leluhur dan dengan demikian menegaskan hubungan antara dewa dan pemuja. Festival dan ritual menandakan waktu suci di kalender Shinto dan menyediakan saluran melalui dimana manusia berkomunikasi dengan alam ilahi dan menjaga kesejahteraan mereka. Di Jepang yang semakin sekuler, kuil Shinto di kota-kota besar menghadapi kesulitan dan kehilangan dukungan. Banyak kuil perkotaan berkesimpulan bahwa menyewakan tanah mereka yang selalu berada di lokasi premium di kota-kota Jepang, adalah cara terbaik untuk bertahan hidup. Masalahnya hari ini adalah rendahnya minat terhadap agama. Yang sering dikutip Indikatornya adalah praktik pernikahan. Satu generasi yang lalu, 70 persen atau lebih orang Jepang menikah dengan ritual Shinto. Hari ini, pernikahan gaya Kristen sedang trend, meskipun beberapa orang Jepang mengidentifikasi diri mereka bukan sebagai penganut Kristen. Pernikahan ala Shinto dewasa ini hanya sekitar 20 persen dari total keseluruhan. Harus diperhatikan bahwa pernikahan adalah perayaan mode di Jepang dan bukan murni upacara keagamaan. Pernikahan Shinto pertama di Jepang adalah pernikahan Kaisar Taisho. Setelah itu menjadi populer untuk mengadakan upacara pernikahan ala Shinto. Sekarang, wanita muda Jepang menyukai "tampilan" pernikahan Kristen; mereka suka berdandan dengan cara Barat sebagai bagian dari upacara. Sebenarnya hal ini bukan benar-benar pernikahan secara Kristen-melainkan hanya sekedar “peragaan busana”. Bahkan mereka menyewa orang kulit putih untuk menjadi pendeta yang membantu membacakan sumpah pernikahan. Ada indikator lain dari kemunduran Shinto, dari data statistik kunjungan ke kuil Shinto berkurang secara nasional, bahkan disebut-sebut kunjungan ke kuil Shinto hanya untuk perayaan shichi-go-san yaitu ritus peralihan untuk anak- anak pada hari ulang tahun ke 7-5-3 tahun. Sekarang kuil menitikberatkan pada sisi bisnis. Para pendeta di pusat kota Tokyo menghabiskan waktu berhari- hari untuk melakukan upacara penyucian bagi studio televisi yang berharap untuk sukses dengan drama atau komedi situasi baru, atau memberkati lokasi konstruksi baru untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan akibat gempa. BUDHA Agama Buddha diperkenalkan ke Jepang pada tahun 552, menurut catatan sejarah Jepang yang paling awal, Nihon Shoki (Japanese Chronicle). Pada periode Nara (710-94) Buddhisme dipromosikan sebagai agama negara. Lebih dari 85 persen penduduk Jepang mengaku menganut kepercayaan Buddha. Ada 75.000 kuil Buddha dan hampir 200.000 pendeta dan tradisi seni agama Buddha yang kaya dalam berbagai bentuk (lukisan, patung, mandala) di Jepang. Di dalam abad ke-13 sekte Zen menguasai elit militer yang sedang berkuasa dan memperkenalkan arus baru dalam seni. Biara Zen muncul sebagai pusat wacana keagamaan dan sekaligus sebagai pusat kegiatan budaya sekuler yang membuat para biarawan Zen menjadi semakin terkenal: studi sastra, puisi, lukisan, dan kaligrafi. Salah satu manifestasi utama agama Buddha di lanskap Jepang adalah patung Buddha yang memenuhi berbagai tempat. Sejak kedatangan agama Buddha di Abad keenam, patung Buddha yang tak terhitung banyaknya telah didirikan, dari yang sangat kecil hingga mengerikan, dan dari sekuler ke kosmik; patung ini ditemukan dari Hokkaido ke Okinawa dan di mana-mana. Salah satu yang terunik adalah di Ushiku, prefektur Ibaraki yang selesai dibangun pada tahun 1993. Patung Buddha raksasa ini disatukan menggunakan balok baja yang dilapisi dengan lebih dari enam ribu lempengan perunggu lalu dilapisi cangkang untuk membentuk lapisan luar patung Budha. Tingginya tiga kali lebih tinggi dan tiga puluh kali lebih besar dalam volume Patung Liberty. KRISTEN Kristen pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada pertengahan abad 16. Agama ini ditoleransi hingga abad ke 17 awal di mana Shogun Tokugawa kemudian secara resmi melarang agama Kristen karena dinilai membahayakan kekuasaan. Komunitas Kristen terkonsentrasi di Kyushu, Antara lain di Nagasaki. Di tahun 1990 jumlah penganut Kristen tercatat 1,07 juta orang atau 1 persen dari total populasi Jepang. Penganut katolik sekitar 40% dan protestan sekitar 60% dari total penganut Kristen di Jepang. Ada sekitar 7 ribu gereja di Jepang, salah satunya gereja Mormon yang sangat aktif menyelenggarakan praktek kelas percakapan bahasa Inggris sebagai media penyebaran kepercayaan mereka. Alasan sulit berkembangnya agama ini, karena kepercayaan Jepang yang politheisme menemukan kesulitan untuk bisa sefaham dengan Kristen yang monotheisme. Kakure kirishitan, atau penganut Kristen tersembunyi adalah sekelompok penganut Kristen yang bertahan dari represi Shogun Tokugawa pada awal abad 17 setelah penyebaran Kristen cukup massif di tahun 1500-an. Mereka hidup di Kyushu, khususnya di Pulau Ikitsuki, Pulau Goto, dan Sotome untuk menghindari resiko represi pemerintah Tokugawa. Mereka mengaku sebagai Kristen tertua di Jepang untuk membedakan diri dengan penganut Kristen lainnya di Jepang. TUGAS (KUMPULKAN DI HEBAT E-LEARNING) 1. Jelaskan posisi Amaterasu Omikami dalam mitologi Jepang! Ref. https://mythopedia.com/topics/amaterasu 2. Jelaskan kepercayaan polytheisme Jepang yang mempercayai banyak dewa (hingga lebih dari 8 juta) yang dikenal sebagai “Yaorozuno kami” 「八百万神」 ! 3. Apa bedanya kamidana dan butsudan, apa fungsinya dalam kehidupan beragama masyarakat Jepang? 4. Bagaimana perkembangan Shinto dan Budha di perkotaan Jepang dewasa ini? 5. Mengapa agama Kristen berkembang di daerah Kyushu khususnya Nagasaki? REFERENSI 1. Karan, Pradyumna P. 2005. Japan in the Twenty-first Century’: Environtment, economy, and society pp 50-70. 2. The Kojiki translated by Basil Hall Chamberlain, 1919. https://www.sacred- texts.com/shi/kj/index.htm 3. Amaterasu Omikami, https://mythopedia.com/topics/amaterasu