Makalah
Disusun oleh:
Minat Jepang sangatlah besar terhadap budaya dibenua, berbagai hubungan politik dan budaya
dengan kerajaan Korea yaitu Koguryo, Silla dan Paekche memberikan kesempatan untuk
melakukan asimilasi yang relatif sistematis dari sejumlah besar budaya Korea, sedangkan
keyakinan budaya Tionghoa membaca prisma Korea, dan keyakinan agama Buddha. Saat itu
Jepang berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan liga suku Kaya (Mimana) yang
bersekutu untuk Silla menyerap Kaya dan maju ke Paekche. Manuver dengan lebih satu abad
berakhir, kekalahan Jepang atas Silla pada tahun 663 membuat hubungan intensif dengan
Paekche yang membuat fondasi krisis terbangun demi perubahan radikal kearah visual Jepang.
Perubahan paling signifikan adalah Ketika Buddhisme datang sebagai pengenalan agama,
menurut tradisi, delegasi Paekche kepada kaisar Kimmei pada tahun 538 atau 552 membuat
presentasi artikel-artikel religius tertentu. Pertikaian antar klan Jepang juga meningkat. Klan
Soga (dipimpin Soga Umako) mengapresiasi bentuk pemerintahan terpusat di Cina dan Korea
serta integrasi agama Buddha sebagai agama negara, namun, Mononobe dan Nakatomi melawan
keras akan agama Buddha. Klan Soga menang secara militer pada 587 dan Pangeran Shotoku
menetapkan agama Buddha sebagai agama negara dan mengumumkan juga berdasarkan prinsip-
prinsip Konfusianisme
.
Berkat masuknya agama Buddha, mulai terdapat patung-patung buddha yang dibangun pada
kuil-kuil, termasuk di dalamnya ruang ibadah utama yaitu Kondo (Golden Hall) dan Pagoda
Lima Cerita. Didalam Kondo, terdapat hal yang penting seperti misalnya patung dan sejumlah
senih yang diawetkan. Patung-patung tertentu umunya dikaitkan dengan nama Kuratsukuri Tori
(dikenal juga dengan Tori Busshi),
Tori yang seperti kakeknya bermigrasi dari Tiongkok dan Ayahnya yang seorang penganut
Buddha memulai perdagangannya untuk memerlukan penguasaan media komponen pernis, kulit,
kayu, dan logam, yang masing-masingnya dalam berbagai cara juga digunakan dalam produksi
seni pahat, dan ini lah salah satu keunggulannya dalam apa yang dilakukan Tori. Dengan
menggunakan berdasarkan gaya dari Wei Utara, dan mendiring sekolah pematung Tori, dua
karyanya masih ada hingga sekarang, yaitu Patung Buddha Asukadera (dibuat awal abad ke-7)
dan Shaka Triad (ikonik dari Golden Hall kuil Horyuji). Selama Periode Asuka, patung-patung
Buddha terlihat memiliki gaya yang lebut dan pose lentur dibandingkan dengan Tori style yang
kaku.
Kuratsukuri Tori
Daibutsu ("Buddha Agung") yang menggambarkan Shaka Nyorai (Buddha), oleh Kuratsukuri Tori, 606; di Kuil
Asuka, Asaka, Jepang.
( https://delphipages.live/id/seni-visual/asuka-period )
Perawakan Shaka (nama Jepang untuk Shakyamuni) yang besar, sedang duduk, dan terbuat dari
perunggu Buddha) bertahan di Kuil Asuka (606). Selain itu di Kuil Horyu juga masih terdapat
perunggu emas Shaka Triad (623). Buddha Asuka sendiri dikaitkan dengan Tori berdasarkan
kemiripan gaya yang pada bagian kepalanya tidak terganggu oleh terjemahan yang ditemuka di
Shaka triad.
Bodhisattva Kuze Kannon yang memiliki Gaya Tori dalam pahatannya, merupakan karya
lainnya yang berada di Aula Mimpi (Yumedono) dari Kuil Horyu, hal ini dicapai untuk
mengungkapkan ketergantungan interpretatif pada Patung Buddha Cina dari dinasti Wei Utara
(386-534/535), seperti yang ditemukan di gua-gua Longmen. Secara simetri, perlakuan linier
yang sangat bergaya pada garmen dan lembut, serta senyuman kuno yang khas adalah ciri
pembeda dari patung ini.
Selama Periode Nara, patung Budha menjadi semakin realistis, salah satunya dapat dilihat dalam
pembangunan kuil Todai-ji. Fukukenjaku, merupakan patung yang paling mengesankan dari
periode Nara, dengan lapisan emasnya dan dibangun atas arahan Kuninaka Kimimaro
Daftar Pustaka
Delphipages, Seni Jepang – Periode Asuka. 2020, 27 September. Diakses pada tanggal 13 Maret
2022. ( https://delphipages.live/id/seni-visual/asuka-period )
Schumacher, Mark. Kanon Notebook. Diakses pada 16 Maret 2022 (
https://www.onmarkproductions.com/html/kannon.shtml )
Pondasi Sejarah. Sejarah Jepang – Periode Asuka dan Nara. 2017, 1 April. Diakses pada tanggal
13 Maret 2022 ( http://pondasisejarah.blogspot.com/2017/01/sejarah-jepang-periode-asuka-dan-
nara.html )
Britannica. Kuratsukuri Tori. Diakses pada tanggal 16 Maret 2022
(https://www.britannica.com/art/Tori-style )