Anda di halaman 1dari 17

K ELO M PO K 2 D G 1B

K EBUDA Y A A N
D A N SENI
JEPANG

E S T E T I K A T I M U R K
SEJARAH PERKEMBANGAN

S E N I J E PA N G
Jaman Prasejarah
1. Seni Zaman Jomon

Orang jomon adalah keturunan dari 2. Seni Zaman Yayoi


manusia pertama penghuni Jepang. Tiba di Jepang sekitar tahun 350 SM,
Mereka tinggal di rumah-rumah yang membawa pengetahuan mereka
dibangun di atas tanah yang digali dan di tentang budidaya padi sawah,
atasnya didirikan rumah beratap dari pembuatan senjata tembaga dan
kayu. Orang zaman Jōmon mulai lonceng perunggu (dōtaku)
membuat bejana tanah liat dan Boneka
tanah liat yang disebut dogū

Sebuah bejana
dari zaman Jōmon
Pertengahan Dōtaku dari zaman
(3000-2000 SM). Yayoi, abad 3 M.
SEJARAH
Zaman kuno dan zaman klasik Jepang

1. Seni Zaman Kofun (250 M)


Nama zaman ini berasal dari tradisi orang zaman
itu untuk membuat gundukan makam (tumulus)
yang disebut kofun. Artefak khas zaman ini Helm besi dan baju
besi dengan hiasan
adalah cermin perunggu, dan patung- berkilat dari
patung tanah liat yang disebut haniwa yang perunggu (zaman
didirikan di luar makam. Kofun, abad ke-5).

2. Seni Zaman Asuka dan Nara (538-710)


Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar tahun
538 melalui Baekje yang mendapat dukungan
militer dari Jepang.Dengan masuknya agama Lukisan dinding di
Budha ini mulai terdapat patung-patung budha Makam
Takamatsuzuka ,
seperti Bodhisattva dan pada zaman Nara Asuka, Nara, abad
penyebaran agama Budhha semakin luas hingga ke-8
dibuatlah Daibutsu .
3. Seni Zaman Heian (794 hingga 1185)
Seni Heian Awal adalah sebagai reaksi kekayaan tumbuh dan kekuasaan
terorganisasi Buddhisme di Nara. Jepang juga mengadopsi arsitektur
Buddhis yang kemudian mulai mempengaruhi desain candi yaitu
pagoda.

Kuil Heian Jingu


SEJARAH
Zaman Feodal

1. Seni Zaman Kamakura (1185- 1333)


merupakan zaman transisi menuju abad pertengahan
Jepang. Pada zaman ini terdapat patung patung penjaga Nio
di Gerbang Selatan Besar Tōdai-ji di Nara Pada zaman ini
pula sudah mulai terdapat kaligrafi-kaligrafi huruf
kanji. Dari segi arsitektur, banyak dibuat patung Buddha
(dari batu, kayu, perunggu, tembaga). Patung yang paling
terkenal adalah Daibutsu di Kamakura. Patung ini dibuat
dari tembaga dan tingginya 15 meter. Arsitektur pada zaman
ini lebih mementingkan keindahan yang struktural dari pada
yang bersifat hiasan.
Daibutsu di Kamakura
SEJARAH
Zaman Feodal

2. Seni Zaman Muromachi (1136-1673)


Pada zaman ini seniman Jepang yang bekerja untuk kuil
Zen dan shogun terpengaruh lukisan Cina yang dalam
penggunaan warnanya monochrome ,di mana lukisan
umumnya hanya memiliki nada hitam dan putih atau
berbeda dari warna tunggal.

Bangunan yang paling terkenal pada zaman ini adalah


Kinkaku-ji dan Ginkaku-ji. Kinkaku-ji mengambil gaya Kinkaku-ji
bangunan arsitektur bangsawan dan gaya kuil Zen di Cina
yang seluruhnya dilapisi emas. Sedangkan Ginkaku-ji
mengambil gaya bangunan arsitektur kuil Zen yang disebut
Shōinzukuri.

Shōinzukuri merupakan gaya bangunan yang di dalamnya


terdapat Tokonoma, Chigaidana (rak), Tatami (lantai tikar),
Fusuma (pintu geser dari kertas), dan Akarishōji (jendela
kertas). Gaya ini menjadi dasar rumah gaya Jepang Ginkaku-ji
sekarang.
3. Seni Zaman Azuchi-Momoyama (1568-1600)
. Lukisan pada zaman ini berani berwarna
cerah,mengembangkan gaya yang agak berbeda
dan lebih dekoratif. Ciri – ciri kebudayaan ini
adalah keluwesan (lebih bebas), kemewahan dan
kemegahan yang ditunjukkan pada seni
arsitektur puri yang dipakai sebagai pusat
benteng. Seperti Himeji Jō (puri Himeji) di barat Himeji Jō (puri Himeji) di barat
laut Jepang. laut Jepang.

4. Seni Zaman Edo (1603-1868)


Pada tahun-tahun awal periode Edo,terdapat
beberapa ekspresi Jepang terbaik dalam
arsitektur dan lukisan yang diproduksi. Zaman
Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e
dan seni teater kabuki dan bunraku. Sejumlah
komposisi terkenal untuk koto dan shakuhachi
berasal dari zaman Edo.
Fondasi batu di menara
utama Istana Edo
SENIMAN/FILSUF

1. Kitagawa Utamaro
Ialah seniman ukiyo-e (seni cukil kayu)
di Jepang pada akhir abad ke-18. Ia 3. Katsushika Hokusai
dianggap oleh para kritikus kontemporer Salah satu seniman Jepang yang terkenal yaitu
sebagai seniman terbesar Jepang Katsushika Hokusai dengkan karyanya yang
popular bernama “The Great Wave off
2. Sotaro Yasui Kanagawa” yang dibuat pada taun 1832,
seorang pelukis asal Jepang yang unggul merupakan karya yang paling terkenal dalam
dalam menggambar dengan gaya barat. sejarah seni Jepang.
Pelukis yang paling di hormati di Jepang
dari tahun 1930an.
LUKISAN

CIRI-CIRI LUKISAN JEPANG


• Kurang dalam hal shading dan berpusat pada kerataan
serta dilukis dengan garis khas.
• Bahan cat terbuat dari pigmen warna yang dicampur
dengan lem
• lukisan-lukisan biasanya digambar diatas kain sutra, kertas
rami, atau kertas Jepang yang disebut “washi".
• Mereka sering dihiasi dengan hal-hal lain selain cat dan
tinta, seperti daun emas.
Contoh seni lukis

‘The Great Wave’ karya Katsushika


Hokusai dibuat pada taun 1832

Young Man with Two


Courtesans oleh Hishikawa
Monorobu pada tahun 1682
ARSITEKTUR
Estetika tradisional Jepang
Sifat dari Arsitektur Jepang:
• Kesederhanaan,
• Kepolosan,
• Memiliki sifat ringan dan halus
• Kelurusan dan
• Konstruksi kayu lebih menonjol dan diolah sangat
• Ketenangan batin,
halus dengan bentuk-bentuk lengkung
dan kesederhanaan.
• Bentuk bangunan diatur dalam simetris yang
seimbang.
• Arsitektur tanaman, naturalis dan tidak dapat
dipisahkan dengan design bangunan (satu
kesatuan)
• Terlihat kesederhanaan bentuk dan garis.
• Pada pengolahan taman lebih wajar, dan tidak
banyak pengolahan tangan manusia (lebih
http://4.bp.blogspot.com/--
wajar) LW2eQSRQRY/UjWzrxBjXtI/AAAAAAAABhI/maxHBPgKhwg/s16
00/Yomeimon+dari+Toshogu,+Nikko,+Tochigi(Azuchi-
• Penghematan terhadap ruang lebih terlihat. Momoyama+period).jpg
• Sedikit penggunaan warna, kecendrungan ke arah
warna politur dan lak.
ARSITEKTUR

Istana Himeji
Seni Patung
Ciri-ciri seni patung Jepang

1. Bertujuan untuk menyampaikan “zeitgeist” (jiwa jaman) dimasa


mereka, dan untuk mengekspresikan ide-ide dan gambaran orang
tentang agama dan filsafat

2. dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran


tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang
memaka motif binatang yang dipinjam dari kepercayaan awal, dan
patung-patung dewa di wihara-wihara Buddha dan kuil-kuil Shinto,
hingga patung bermuatan politik pada abad ke-20 yang
menggabung estetika dari Barat, serta karya-karya modern yang
menyampaikan pesan yang kuat dengan bentuk berani dan warna-
warna cerah

3. memberikan
o f Ja p a n esekilas
se t rbudaya
aditioJepang
n a l ayang
r c hunik
i t e cdan
t u mendalam,
re baik
itu karya tradisional ataupun modern.
Ciri-ciri animasi
Jepang

1. Gambar dari tokoh dibuat dengan detail.


2. Jalan cerita lebih kompleks
3. Proses awal biasanya bersumber dari Komik atau Novel.
4. Jarang sekali menggunakan warna dasar dalam penggambaran
tokohnya.
5. Memiliki berbagai macam genre, diantaranya ada romance, comedy,
slice of life, sci-fi, fantasy, mecha, sport, shounen, shoujo dan lain
lain.
6. Menggunakan Original Soundtrack (OST), penggunaan OST ini
biasanya digunakan pada saat opening dan closing dari satu episode
yang berguna sebagai musik yang mewakili cerita dan emosi dari
suatu animasi tersebut.
7. Settingan sama seperti di dunia nyata yang digambarkan kembali
dalam animasi tersebut.
8. Emosi yang disampaikan dalam animasi benar benar dibuat
sedemikian rupa agar penonton bisa lebih menikmati cerita yang
ada.
Upacara Minum Teh

Upacara minum teh adalah ritual tradisional


Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu.
Pada zama dahulu disebut chatou atau cha
no yu. Upacara minum teh yang diadakan di
luar ruangan disebut nodate.

Pada umumnya, upacara minum teh


menggunakan matcha disebut matchadou,
sedangkan bila menggunakan teh hijau
sejenis sencha disebut senchadou.

Minuman teh mulai diperkenalkan di Jepang


pada abad ke 9 oleh seorang biksu Budha
dari Chima. Dari situlah, teh mulai dikenal
oleh warga Jepang dan mulai menjadi
kebudayaan Jepang.
Seni Origami

Tradisi melipat kertas mulai masuk ke Jepang


sekitar tahun 741 masehi. Ini berawal dari
seringnya masyarakan Jepang membuat
penutup boto sake (arak Jepang) dari kertas
yang dilipat. Kemudian seni melipat kertas ini
semakin sering dilakukan oleh di Jepang dan
waktu itu dikenal dengan istilah orikata,
orisu, dan orimono. Lalu pada tahun 1880,
bentuk kesenian ini lebih sering disebut
origami oleh masyarakat. Kata origami terdiri
dari kata ‘ori’ yang artinya ‘lipat’ dan ‘kami’
yang artinya ‘kertas’. Bahan yang digunakan
adalah kertas atau kain persegi lalu dilipat
menjadi bentuk-bentuk tertentu sesuai
dengan keinginan.
T H A N K YOU!

ESTETIKA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai