Anda di halaman 1dari 6

KWJ-UI UTS Seni dan Estetika Jepang Selasa, 10 April 2012 Monika Dwi Koesetyowati (pinkumomon@live.

com)

1.

(1436-1490) Yoshimasa mempunyai peranan yang besar pada kehidupan budaya Jepang. Menurut Donald Keene, Yoshimasa adalah shogun yang meninggalkan warisan abadi bagi bangsa Jepang. Sampai saat ini Yoshimasa dikenang terutama sebagai pembangun Ginkaku-ji (Kuil Paviliun Perak). Selama pembangunan berlangsung, Yoshimasa menikmati hidup dengan upacara minum teh dan apresiasi seni lukis. Ia mengabdikan dirinya untuk pencarian sebuah kecantikan. Di dalam komplek Paviliun Perak terdapat sebuah ruangan kecil dimana asal-usul.upacara minum teh dimulai. Tgud dianggap contoh paling awal dari sebuah kamar yang dirancang untuk digunakan sebagai ruang teh. Selain itu, Yoshimasa juga mengajar para penyair buta huruf bagaimana menulis dan membuat karya sastra. Ia pun membentuk yaitu kelompok otaku di zaman Muromachi yang menyukai puisi dan cha no yu. Selain itu rangkaian bunga, lukisan tinta, dan Shoin-zukuri architecture juga mulai dikembangkan dan menjadi major penting di bawah Yoshimasa.

(1127-1192)

Pada periode pemerintahan tertutup (sakoku), abad ke-12, beberapa gerakan puisi baru muncul. Bentuk baru pertama ini disebut Imay ( , gaya modern). Biasanya disertai dengan musik dan tari. Penari wanita, yang dikenal sebagai shirabyshi menari dengan iringan Imay. Karya besarnya dikompilasi ke Hish Ryjin ( ). Meskipun
1

awalnya didiskrimasi karena pendukung genre ini adalah perempuan dan rakyat jelata/ pengembara, namun Kaisar Go-Shirakawa terkenal karena penguasaannya pada imayo. Ryjin Hish( ) adalah antologi dari kumpulan lagu-lagu imay (). Awalnya terdiri dari dua koleksi kolaborasi oleh Kaisar Go-Shirakawa: yaitu Kashish dan Kudensh . Hanya satu fragmen (sekitar 10%) dari kolaborasi ini masih ada hingga saat ini. Lagu-lagu ini sangat populer di Jepang abad ke-12, tetapi dengan cepat jatuh dan tidak digunakan dalam periode Kamakura Konjaku Monogatari (Kumpulan cerita masa lampau atau) adalah kumpulan cerita yang diperkirakan selesai ditulis di Jepang pada akhir zaman Heian (794-1185). Subjek-materi diambil dari Buddhisme dan cerita rakyat sekuler. Di zaman ini () mulai dibuat.

(1053-1140) Chj-jinbutsu-giga (karikatur hewan-manusia) biasanya disingkat menjadi Chj-giga "Karikatur Hewan" adalah seperangkat gulungan gambar milik Kzan-ji (kuil kozan) di Kyoto, Jepang. Ada juga yang menyebut bahwa Choju Jinbutsu Giga ini merupakan manga pertama kali yang muncul pada abad 12 (pada akhir zaman Heian). Sehingga Chj-jinbutsu-giga juga dianggap sebagai karya tertua dari manga. Manga generasi awal ini (Choju Jinbutsu Giga) adalah karya biksu Toba Soojoo. Gulungan gambar yang dianggap paling tua dan terkenal ini, menggambarkan berbagai hewan (katak, kelinci dan monyet) bersenang-senang seolah-olah mereka manusia. Dilukis dengan menggunakan tinta cina. Tidak ada tulisan pada gulungan, hanya terdiri dari gambar. Gambar hewan pada lukisan ini menyidir figur manusia dan pendeta Budha agar lebih mengerti ajaran agama Budha. Manga yang dibuat banyak seniman pada waktu itu memenuhi hampir semua persyaratan manga. Sederhana, memilki cerita didalamnya, dan memilki gambar.

Analisis: Otaku adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betulbetul menekuni suatu hobi. Biasanya di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis membentuk kalangan terbatas seperti yang dibentuk oleh Ashikaga Yoshimasa di jaman Muromachi. Atau dengan kata lain Otaku digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil dengan tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.

(1436-1490) SNS (1127-1192) (1053-1140) J

manga

Dari ketiga tokoh tersebut di atas merupakan pelopor dari seni budaya Jepang yang merupakan cikal bakal dari budaya pop yang ada pada saat ini.

4.

Sejarah Manga Akhir abad ke-7, ditemukan citra bodoh dari manusia dan hewan pada dinding di dua kuil suci di Nara. Citra tersebut diduga telah ditinggalkan oleh para pekerjanya. Abad ke-12, Chojugiga dipercaya telah diciptakan. Periode Kamakura (1123-1333), naskah-naskah dengan ilustrasi yang melukiskan surga, manusia, Ashura (raksasa), binatang, arwah-arwah penasaran dan neraka - enam paham Budhist mengenai terjadinya alam -. Abad ke-15, warna menjadi dominan dan riang. Cerita-cerita misteri menjadi tema utama dalam naskah-naskah saat itu.

Periode Edo (1600-1867) Ukiyo-e, Awal abad ke-17, proses pencetakan "wood-block" disempurnakan. Abad ke-17, sebuah bentuk kartun keagamaan dikembangkan. Pertengahan abad ke-17, Otsu-e. Pada akhir abad 18, manga mulai muncul untuk pertama kalinya. Buku komik yang pertama muncul adalah kibyoushi yang berisikan cerita dengan gambar beserta narasi dan dialog di sebelah/ mengelilinginya. Tema yang diangkat pun bermacam-macam. Pada akhir abad 19, Jepang secara cepat menyerap budaya, pengetahuan dan teknologi Barat, sehingga kibyoushi tergeser keberadaannya dan menjadi manga yang popular saat ini. Umumnya judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ). Animator Jepang yang

berjasa adalah Osamu Tezuka. Tezuka juga mendirikan studio animasi Mushi Pro, yang merupakan pionir animasi TV di Jepang.

5.

Ukiyo-e adalah sebutan untuk teknik cukil kayu (woodprinting) yang

berkembang di Jepang pada zaman Edo (1600-1868), digunakan untuk menggambarkan lukisan pemandangan, keadaan alam, dan kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Ukiyo-e menjadi populer terutama di kalangan kelas menengah. Ukiyo-e berbeda dengan lukisan biasa karena dibuat di atas balok kayu dengan teknik cukil kayu sehingga menampakkan efek 3-dimensi. Sebelum komik tercipta, masyarakat Jepang mengenal selebaran-selebaran yang dibuat dengan menggunakan teknik Ukiyo-e. Berawal dari hanya sehelai kertas, hingga berbentuk album, dan juga berbentuk ilustrasi buku. Gaya tersebut kemudian berkembang menjadi pelukisan citra dari peristiwa sejarah, idola teater, busana dan atraksi turis yang populer. Beberapa aspek dari komikkomik modern dapat dikatakan berasal dari Ukiyo-e ini.

2.

pelukis, pemahatdan terutama seniman grafis dengan

Seorang seniman, teknik

ukiyo-e pada

zaman Edo yang aktif selam kurang lebih 60 tahun.

Gaya lukisannya mengkombinasikan pengaruh Cina dan Barat, dengan sejumlah unsur dari aliran lokal seperti Kano, Tosa, dan tradisi Rimpa. Hasil karyanya: Buku Sketsa 13 jilid yang berjudul Hokusai Manga diterbitkan tahun 1814. Gaya karikaturnya sering dianggap sebagai perintis manga modern. Fugaku Sanjurokkei (1823, 36 Pemandangan Gunung Fuji) termasuk Ombak Besar di lepas Pantai Kanagawa. Mengambarkan

pemandangan Gunung Fuji dari berbagai lokasi. Seri lukisan 36 Pemandangan Gunung Fuji terdiri dari 46 lukisan yang dihasilkan antara tahun 1823-1833. Pada awalnya seri lukisan ini hanya terdiri dari 36 lukisan, tapi begitu terkenal hingga Hokusai perlu menambah lagi dengan 10. Katsushika Hokusai umumnya lebih dihargai di Barat daripada di Jepang. Banyak karya pelukis Jepang yang diimpor ke Eropa pada abad ke-19 dan dikoleksi artis- artis seperti Edouard Monet, Edgar Degas, dan Henri de Toulouse-Lautrec, yang karya- karyanya menunjukkan pengaruh dari Jepang. Karyanya menjadi inspirasi bagi impresionis Eropa seperti Edouard Monet dan Edgar Degas.

3.

Hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat Jepang yang bersifat animism. Keterkaitan antara keduanya tidak hanya pada cerita binatangnya yang dipersonifikasi tetapi binatang dan manusia dijadikan satu seperti pada anime. Gambar-gambar jenaka dari hewan itu bertingkah laku seperti manusia dan bahkan meniru tingkah laku para pendeta
5

Budha. Dengan adanya keterkaitan tersebut (antara hewan yang lucu-lucu dan manusia) diharapkan anak-anak menyukai manga tersebut, membacanya, sehingga lebih mengerti ajaran agama Budha.

Daftar Pustaka: http://en.wikipedia.org/wiki/Ashikaga_Yoshimasa http://manga.wikia.com/wiki/Choujuu_giga http://id.wikipedia.org/wiki/Ukiyo-e http://www.jpf.or.id/artikel/budaya/ukiyo-e http://movies-animania.blogspot.com/2010/05/sejarah-manga.html

Anda mungkin juga menyukai