(1760-1849)
1
PROFIL SINGKAT
Hokusai
北斎
Lahir Tokitarō
時太郎
31 Oktober 1760 (tanggal pasti
dipertanyakan)
Edo (sekarang Tokyo), Jepang
Meninggal 10 Mei 1849 (umur 88)
Edo (sekarang Tokyo), Jepang
Kebangsaan Jepang
2
di Edo (sekarang Tokyo), Jepang, 10 Mei 1846 pada umur 85 tahun) adalah
seorang seniman, pelukis, pemahat dan terutama seniman grafis dengan
teknik ukiyo-e pada zaman Edo. Ia lahir di Distrik Honjo, Edo (sekarang Edo
bernama Tokyo).
KARYA
3
Hokusai mempunyai karier yang panjang, namun hanya menghasilkan
kebanyakan karya pentingnya setelah berusia 60 tahun. Karyanya yang paling
terkenal adalah seri ukiyo-e 36 Pemandangan Gunung Fuji (富嶽三十六景;
Fugaku Sanjūrokkei) yang mengambarkan pemandangan Gunung Fuji dari
berbagai lokasi. Seri lukisan 36 Pemandangan Gunung Fuji terdiri dari 46 lukisan
yang dihasilkan antara tahun 1826-1833. Pada awalnya seri lukisan ini hanya
terdiri dari 36 lukisan, tetapi begitu terkenal hingga Hokusai perlu menambah lagi
dengan 10 lukisan.
Pada awalnya, ukiyo-e adalah lukisan tentang "ukiyo" (keadaan zaman) seperti
kehidupan sehari-hari, gaya busana, dan sebagainya.
Periode awal :
4
Periode awal ukiyo-e berlangsung sejak Kebakaran besar zaman
Meireki sampai zaman Hōreki. Bentuk awal ukiyo-e adalah lukisan asli yang
digambar dengan menggunakan kuas serta lukisan hasil reproduksi teknik cukil
kayu dengan tinta satu warna (hitam).
Periode pertengahan :
5
Percetakan multi warna dimungkinkan berkat ditemukannya cara membuat batas-
batas (kento) pada objek lukisan yang memudahkan pewarnaan lukisan secara
berulang kali dan tersedianya kertas washi berkualitas tinggi yang tahan melewati
proses pewarnaan yang tumpang tindih. Ukiyo-e banyak menggunakan kertas
washi bermerek dari provinsi Echizendan Iyo yang menggunakan bahan baku dari
tanaman perdu yang disebut Kōzo (Broussonetia kazinoki). Sesuai dengan
perkembangan zaman, pembuatan ukiyo-e juga mulai melibatkan beberapa orang
seniman dengan bidang yang sangat terspesialiasi, seperti pelukis yang hanya
menggambar sketsa, seniman pencungkil kayu, dan seniman yang memberi warna
pada lukisan.
Pada tahun 7 zaman Kansei, setelah seluruh harta benda yang dimiliki disita
pemerintah, penerbit ukiyo-e bernama Tsutaya Jūzaburō berusaha bangkit
kembali. Tsutaya Jūzaburō mengumpulkan uang dengan cara menjual lukisan
ukiyo-e karya Tōshūsai Sharaku. Lukisan karya Tōshūsai Sharaku menjadi sangat
terkenal berkat pose aktor kabuki yang selalu digambar berlebih-lebihan walaupun
lukisannya sendiri kurang laku. Kumpulan lukisan aktor kabuki karya Utagawa
Toyokuni yang dikenal sebagai Yakusha Butai Sugata-e (役者舞台姿絵?, lukisan
potret aktor di atas panggung) justru lebih laku. Murid-murid Utagawa Toyokuni
kemudian mendirikan aliran Utagawa yang merupakan aliran terbesar dalam seni
ukiyo-e.
Periode lanjut :
6
Periode lanjut ukiyo-e menunjuk pada masa sekitar tahun 4
zaman Bunkahingga tahun 5 zaman Ansei. Setelah Kitagawa Utamaro tutup usia,
lukisan wanita cantik (Bijinga) makin digambar secara lebih erotis seperti terlihat
dalam karya-karya Keisai Eisen.
Lukisan potret aktor kabuki yang tergolong dalam genre Yakusha-e tetap
diteruskan Utagawa Kunisada yang merupakan murid Utagawa Toyokuni. Karya
Utagawa Kunisada justru makin mempertegas ciri khas genre Yakusha-e berupa
garis-garis keras dan dinamis yang dirintis sang guru.
Periode akhir :
7
Lukisan ukiyo-e yang populer pada masa ini adalah genre lukisan orang asing
yang disebut Yokohama-e, karena orang Jepang menaruh minat pada budaya
asing yang dibawa oleh Kapal Hitam.
8
seorang murid Yoshitoshi yang bernama Kaburaki Kiyokata berhasil menjadi
pelukis Jepang yang sangat terkenal.
Shunga
Di Jepang, orang dari segala usia membaca manga. Media mencakup karya dalam
berbagai genre: aksi-petualangan, asmara, olahraga dan permainan, sejarah drama,
komedi, fiksi ilmiah dan fantasi, misteri, detektif, horor, seksualitas, dan bisnis /
perdagangan, dan lain-lain.. Sejak 1950-an, manga telah terus menjadi bagian
utama dari industri penerbitan Jepang, mewakili pasar ¥406 miliar di Jepang pada
tahun 2007 (sekitar $3.6 miliar) dan ¥420 miliar ($5.5 miliar) pada tahun
2009. Manga juga telah mendapatkan pembaca di seluruh dunia yang
signifikan. Di Eropa dan Timur Tengah pasar manga bernilai $250 juta. Pada
tahun 2008, di Amerika Serikat dan Kanada, pasar manga senilai $ 175 juta. Pasar
di Perancis dan Amerika Serikat memang sama. Cerita manga biasanya dicetak
dalam hitam putih, meskipun beberapa manga penuh warna sudah ada
(contoh Colorful). Di Jepang, manga biasanya serial di majalah manga besar,
sering mengandung banyak cerita, masing-masing disajikan dalam satu episode
kemudian dilanjutkan dalam edisi berikutnya.Jika seri berhasil, bab dikumpulkan
dan dapat dipublikasikan ulang pada buku paperback yang biasa disebut tankōbon.
9
Seorang seniman manga biasanya bekerja dengan beberapa asisten di sebuah
studio kecil dan berhubungan dengan editor kreatif dari perusahaan penerbitan
komersial. Jika seri manga cukup populer, mungkin dianimasikan setelah atau
bahkan disaat manga sedang berjalan. Terkadang manga terpusat pada dahulu
sebelumnya yang terdapat aksi langsung atau film animasi.
Komik Manga dipengaruhi, dari karya-karya asli, yang ada juga di bagian
negara lain, khususnya di China, Hong Kong, dan Taiwan ("manhua"), dan Korea
Selatan ("manhwa"). Di Perancis, "la nouvelle manga" telah dikembangkan
sebagai bentuk bande dessinée komik digambar dalam gaya yang dipengaruhi
oleh manga. Ada juga OEL manga di Amerika juga.
10
tahun 1826 dan 1833. Karya ini menampilkan Gunung Fuji dalam berbagai
musim dan kondisi cuaca serta dari berbagai tempat dan jarak.
11
12
13
Great Wave of Kanagawa
a phoenix
14
Erotic (1820) love making scene
15
Mount Fuji seen in ocean
16
Scholten self portrait as a fisherman
Fokus pameran adalah masa antara 1860 dan 1910, awal dan masa puncak
penyerapan inspirasi dari karya seniman Jepang di Perancis. Karya Van Gogh
"Perahu Sungai Rhone" diciptakan di fase ini, setelah mempelajari karya
Katsushika Hokusai berupa lukisan pada kayu.
17
Terpukau dengan Lukisan Kayu
Lukisan kayu dari Jepang asing dan memukau bagi pelukis pada akhir
abad ke-19. Pameran menunjukkan, bagaimana pelukis aliran Impresionis
terinspirasi estetika dari Jepang. Karya berjudul Pierre Bonnard ini dibuat dengan
teknik lukisan pada kayu dari Jepang. Untuk membuat lukisan ini, Bonnard perlu
tiga tahun (1894/1897).
Selama dua ratus tahun Jepang menutup diri dari dunia luar. Akibat
tekanan AS, Jepang akhirnya membuka diri 1853 dan berbisnis dengan AS, dan
kemudian dengan Eropa. Setelah tahun 1860 semakin banyak karya lukis kayu,
18
keramik dan kipas berdatangan dari Jepang ke Barat. Fenomena ini disebut
"Japonism."
\\\\\\\\\\\\\\\\
S,
19