ARTIKEL
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sejarah Seni Rupa Indonesia
yang dibina oleh Bapak Drs. Hariyanto, M.Hum
oleh
Ainun Maghfiroh
(150251603877)
Profesi :
Dosen ITB (1953)
Pembantu Rektor urusan Kemasyarakatan ITB
Profesor Seni Rupa
Pelukis
Pematung
Ahmad Sadali putra dari Haji Muhammad Djamhari dikenal hampir semua
orang. Ia saudagar batik, pengusaha percetakan, pemilik sawah dan kebun. Karena
itu, tak ada kesulitan menyekolahkan Dali dan saudara-saudaranya.
Mulai mengikuti pameran bersama pada 1951. Sejak itu Dali mencatat hampir 40
kali pameran, tujuh diantaranya pameran tunggal. Ia menerima anugerah seni dari
pemerintah Indonesia, dan dianggap sebagai salah seorang perintis seni lukis
abstrak Indonesia. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi Sadali
yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi
pada warna emas perada, yang mengisi dan membentuk bidang-bidang.
Warna-warna, kepingan-kepingan, bersit-bersit kejutan dari torehan emas
perada, arahnya masih tetap satu, misteri. Sesuatu yang tak terjangkau, tetapi yang
amat besar dan berkuasa. Sadali tak habis-habisnya menjangkau kebesaran Ilahi.
Lukisan-lukisannya kadang kala memang boleh dicurigai, karena bertopang pada
sesuatu yang menyebabkan orang harus memperhitungkannya. Ia bicara tentang
sesuatu yang samar, sesuatu yang agung dan indah. Tetapi karena teknik dan
intensitasnya telah mencapai kadar tertentu sehingga kita merasa ada kejujuran
dalam pencarian, ia jadi meyakinkan. Sadali mengantarkan kita ke kaki Tuhan
dengan bidang-bidang yang kaya, berwarna dan tak kehilangan emosi. Ia menjalin
hubungan kita dengan dunia yang tak pernah benar-benar terjangkau itu.
Bukan hubungan atasan-bawahan, bukan hubungan kering, melainkan
mesra. Rasa ketulusan dan kesungguhan tidak buyar karena nyala warna.
Kemanisannya tak mengurangi kegempalannya. Pada 30 Desember 1978,
lukisannya terpilih sebagai satu di antara tiga lukisan terbaik (bersama Lian Sahar
dan Srihadi) pada Pameran Besar Seni Lukis Indonesia di TIM, Jakarta. Dalam
lukisan yang berjudul Bidang Omber dan Sisa-sisa Emas, Sadali tampil dengan
latar gelap kehitaman. Di sana sini pada tempat yang tepat, ada pancaran warna
emas. Komposisi lukisan vertikal pada bidang gambar yang horisontal.
Menikah dengan Atikah, profesor yang senang musik klasik, membaca
dan bertamasya ini merupakan ayah seorang anak tunggal lelaki. Ia mengetuai
Komite Nasional untuk International Association of Arts dan Pusat Perhimpunan
Kebudayaan Indonesia-Prancis.
AHMAD SADALI - PELUKIS, MUBALIGH, AKTIVIS
Wajahnya terlihat sejuk dengan kumis lebatnya yang mirip dengan Fauzi
Bowo, namun berbeda dengan Fauzi, Sadali kumisnya sudah berwarna perak,
walaupun usianya belum tua benar kala itu. Dia meninggal pada usia 63 tahun
(1924-1987). Usia yang masih terbilang muda untuk ukuran zaman sekarang.
Saya juga cukup shock saat itu, mengingat baru 1 tahun saya selesai kuliah di
ITB, belum sempat punya cukup uang untuk mengoleksi karya-karyanya. Saya
suka mampir ke rumah dinasnya di bilangan Dago Utara untuk pura-pura
berdiskusi mengenai kegiatan masjid Salman, sesuatu yang menjadi fokus
perhatiannya. Padahal tujuan utama saya adalah untuk memandangi lukisan-
lukisannya yang bertebaran di rumahnya yang asri.
Sadali adalah seorang yang religius. Baginya cuma ada segitiga Tuhan – Alam –
Manusia yang mendasari perputaran dunia ini. Bahwa Tuhan adalah sesuatu yang
diatas yang menciptakan alam ini, manusia adalah makhluk cerdas ciptaan Tuhan
yang harus mengolah alam dalam rangka mengabdi kepada Tuhan. Sehingga
dalam proses pengolahan alam tersebut, manusia harus tunduk pada hukum
Tuhan, yang diistilahkan sebagai Sunatullah.
Dari kesadaran bahwa alam adalah pemberian Tuhan untuk diolah oleh manusia
sesuai dengan Sunatullah, maka manusia harus mengelola alam tersebut secara
benar dan bijaksana. Sehingga dalam upaya pengolahan alam, manusia tidak akan
merusak keindahan alam tersebut, apalagi membahayakan jiwa manusia itu
sendiri. Hubungan manusia dengan alam haruslah harmonis, sesuai dengan motto
Institusi dimana Sadali mengajar : In Harmonia Progressio (maju secara
harmonis).
Karena manusia yang sempurna itu - yang dalam istilah Islam disebut sebagai ulil
albab - adalah manusia yang menggunakan sarana dan potensinya sebaik-baiknya
secara seimbang dan tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap Maha
Penciptanya.
*****
Pemikiran seperti itulah yang selalu diulang-ulang dalam ceramah-ceramah
Ahmad Sadali, yang saat itu memangku dua peran : tokoh senirupa yang
mempelopori seni lukis abstrak di Indonesia dan juga pemuka agama Islam yang
sering memberikan ceramah di masjid. Sadali menuangkan idea tersebut dalam
seri gunungan. Segitiga gunungan menguasai komposisi kanvas Sadali sejak tahun
1971 sampai akhir hayatnya. Kabupaten Garut tempat Sadali dilahirkan,
dikelilingi oleh gunung-gunung. Kalau timbul sketsa komposisi segitiga, maka
itulah suatu refleksi gunung dalam batin Sadali. Segitiga bermakna tiga unsur :
Tuhan disebelah atas (puncak), sudut manusia di kiri-kanan dan sudut alam
disebelah bawahnya.
Konon kata kayon berasal dari bahasa Arab “khayyu” yang berarti hidup. Kayon
atau Gunungan adalah pembuka dan penutup pagelaran wayang kulit. Pembukaan
ditandai dengan pencabutan kayon. Dan kayon juga digunakan sebagai pembatas
tiap-tiap adegan atau sebagai tanda pergantian waktu. Sebelum wayang gunungan
ditancapkan ditengah pakeliran, wayang-wayang yang lain belum hidup, bahkan
peletakannya di dalam kotak pun menempati posisi paling atas.
*****
Sadali menerjemahkan gunungan dalam kanvasnya yang disilang diagonal dari
ujung satu ke sudut kanvas lainnya, membentuk tanda “X” yang memisahkan 4
bidang dimana masing-masing bidang mempunyai arti yang tersendiri. Bidang
bawah menggambarkan alam, bidang atas adalah Tuhan. Dua bidang disamping
kiri dan kanan adalah manusia. Manusia harus hidup harmonis, karenanya
diletakkan dalam bidang yang sejajar di kiri dan kanan.
*****
Sadali masuk sekolah Senirupa ITB pada tahun 1948. Sekolah tersebut baru
didirikan oleh dua guru gambar Belanda, SimonAdmiraal dan Ries Mulderpada
tahun 1947. Jadi dia adalah angkatan pertama pada sekolah tersebut. Ries Mulder
mengadaptasi pendidikan seni yang berlaku di dunia pada saat itu. Waktu itu
konsep Modern Art abad 20 yang bertolak belakang dengan seni abad 19, sedang
merajalela di seluruh dunia setelah Perang Dunia II.
Sadali kemudian dikirim ke Amerika pada tahun 1956 untuk mengambil post
graduate di Iowa University, Colombia, dan New York University pada tahun
1957. Di saat itu abstract expressionism sedang marak disana. Kita melihat karya-
karya Sadali mulai begeser setelah itu. Adalah seorang seniman abstract
expressionist yang mempengaruhi Sadali setelah kembali dari Amerika,
yaituMark Rothko.
*****
Tidak diragukan lagi bahwa aliran modern dalam Seni dimulai dari para pelukis
Perancis yang ingin melihat dunia secara obyektif. Paul Cezanne (1839-1906)
ingin melihat dunia yang dia lihat dan renungkan sebagai obyek, tanpa adanya
intervensi pikiran atau perasaan. Para pendahulu mereka, yaitu para Impressionist,
melihat dunia secara subyektif, sehingga presentasi Art mereka adalah melihat
dunia melalui variasi pencahayaan dari beberapa sudut yang berbeda. Tiap
kejadian atau perbedaan sudut pencahayaan akan membentuk impresi yang
berbeda dalam pikiran, dan setiap perubahan moment tersebut perlu dibuatkan
karya (Art Work) yang berbeda juga. Misalnya melihat pantai di siang hari akan
berbeda dengan pantai di sore hari. Sehingga harus ada 2 lukisan pantai untuk
membedakannya, yaitu pantai waktu siang dan pantai waktu sore. Cezanne ingin
keluar dari itu semua dan menekankan bahwa realitas itu tidak berubah terhadap
waktu.
Sejak dulu orang berusaha melakukan imitasi terhadap realitas karena mereka
terobsesi untuk merepresentasikan dunia serealis atau semirip mungkin. Untuk
tujuan itu perlu dilakukan intervensi terhadap kejadian visual. Dan ditambahkan
aksi untuk merealisasikan pandangan atas kejadian tersebut, yang disebut sebagai
interpretasi. Intervensi dan interpretasi perlu dilakukan agar gambar yang
dituangkan dalam lukisan dua dimensi tidak terlihat datar atau flat.
Solusi yang diberikan Cezanne untuk lari dari persepsi pada lukisan barunya, akan
nampak struktural dan terlalu geometris. Karenanya Cezanne memberikan
treatment lain yang disebutnya sebagaimodulasi. Modulasi adalah mengatur satu
bidang warna dengan bidang warna tetangganya. Dan hasilnya adalah terpecahnya
permukaan yang flat kedalam mosaik dari faset warna-warni yang terpisah-pisah.
Ada beberapa hal yang perlu kita catat mengenai inovasi Cezanne ini sebelum kita
bergerak lebih jauh :
1. Upaya Cezanne melepaskan persepsi dari obyek yang akan dituangkan dalam
lukisan, dan orang harus fokus terhadap motif yang sudah ditentukan serta
treatment modulasi untuk memecahkan efek flat pada lukisan, merupakan suatu
loncatan baru untuk keluar dari trend Impressionisme yang menguasai seni abad
19.
2. Sejak itu dunia seni lukis abad 20 bergeser meninggalkan Realisme, karya-karya
setelah itu tidak lagi suatu memesis terhadap realitas, tetapi merupakan
karya analitis terhadap obyek yang akan dipindahkan ke dalam kanvas. Bahkan
Cezanne lah yang memunculkan istilahabstrak didalam seni lukis pertama kali.
3. Tahun 1880 adalah tahun dimulainya era Modernisme, dengan munculnya
upaya Cezanne untuk keluar dari romantisme para pelukis impressionist, yang
melakukan intervensi terhadap obyek dengan cara memberikan efek bayangan,
pencahayaan, dsb.
4. Treatment Modulasi dengan cara memecah-mecah gambar kedalam mosaik dan
faset warna yang berbeda-beda adalah pembuka jalan untuk aliran seni berikutnya
di masa depan yang dikembangkan oleh Picasso, yaitu seni Kubisme.
Terhubung dengan tubuh, jiwa akan terbawa oleh medium pikiran, menjadi
perasaan. Emosi akan muncul dan dikendalikan oleh apa yang dipikirkan. Karena
itu akal adalah jembatan yang menghubungkan hal yang immaterial (yaitu emosi
seniman) dengan yang material (yaitu karya seni yang dihasilkan). Urutannya
adalah sebagai berikut : emosi (seniman) - akal - karya seni (art work) - akal
(pikiran si pemirsa atau penonton) - emosi (pemirsa).
Kalau kedua emosi atau perasaan yang dialami (seniman dan pemirsa) adalah
sama atau ekivalen, maka karya seni tersebut dikatakan berhasil. Menurut
Kandinsky, lukisan itu tidak beda jauh dengan lagu, yaitu terjadi komunikasi
antara pengarang (seniman) dengan pendengar (observer). Keduanya mempunyai
perasaan yang sama terhadap lagu tersebut.
Elemen Inner, yaitu emosi, harus ada dalam setiap karya. Kalau tidak maka karya
seni tersebut akan gagal. Saya rasa hal ini sangat penting untuk mengapresiasi
karya seni abstrak non-figuratif, dimana obyeknya tak nampak pada lukisan.
Penonton atau pemirsa karya harus dapat merasakan apa yang dirasakan seniman
pada saat menciptakan. Berdasarkan teori tersebut Kandinsky menekankan bahwa
bentuk dan warna adalah elemen-elemen yang penting yang menjadi bahasa untuk
mengekspresikan emosi atau perasaan.
*****
Mark Rothko adalah seniman abstrak ekspressionis Amerika yang revolusioner
dari segi design dan esensi di generasinya. Rothko mementingkan relasi antara
lukisan dengan pemirsanya, tidak ada jarak antar keduanya. Susunan warna pada
lukisannya harus membawa pemirsa kepada kedalaman perasaan. "Pelukis tidak
perlu menjelas-jelaskan maksud lukisannya kepada penonton", demikian katanya.
Apresiasi orang terhadap lukisannya adalah bersatunya pikiran Rothko dengan
penikmatnya.
*****
Orang menganggap karya Sadali adalah karya abstrak, sementara Sadali sendiri
menganggap karyanya adalah realis. Namun realisme Sadali adalah realisme pada
benda-benda mikroskopis, “mari kita teropong pecahan batu dengan mikroskop,
kemudian kita lukiskan batu tersebut secara persis dengan warna yang mirip,
hasilnya akan serupa dengan lukisan-lukisan saya bukan?” Seperti juga Rothko,
komposisi warna Sadali, membuat kita menangis, saking indahnya. "Pernyataan
saya semoga dapat terbaca pada lukisan saya. Bila tuan tergugah olehnya,
panjatkanlah puji kepada Allah SWT", demikian pernyataan Sadali pada pameran
lukisan "Grup 18". Sebuah pameran kelompok Bandung school yang diikuti oleh
18 seniman Bandung, yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki pada tahun
1971.
Namun kali ini tidak ada lagi yang mencemooh, setelah belasan tahun menuang
kontroversi, pada akhirnya komunitas senirupa dapat menerima gaya analitik dari
Bandung School. Disamping Trisno Sumardjo sudah meninggal dunia saat itu,
dan Sitor Situmorang juga sedang ditangkap oleh rezim Orde Baru karena
keterlibatannya dalam organisasi underbouw PKI. Jadi sama sekali tidak ada
protes dan keberatan. Disisi lain karya Sadali juga lebih membumi dengan
diperkenalkannya tema Gunungan pada periode baru tersebut. Arti strategis dari
gunungan Sadali adalah terakomodasinya pemikiran tradisi [baca: Jawa] dengan
konsep religius [baca: Islam] yang diyakini Sadali.
*****
Tahun 1970 Sadali kembali berkeliling dunia, bukan saja ke Amerika tetapi juga
ke Jepang, Mexico dan Eropa. Saya kira disanalah saatnya Sadali berkenalan
dengan karya-karya Antoni Tapies (1923- ). Tapies dilahirkan di Barcelona dari
keluarga elite politik yang berpengaruh di Spanyol, sehingga sedari awal dia
sudah "sadar politik". Pendidikan Katolik yang diterimanya sejak kecil kemudian
akan berpengaruh pada filosofi karya-karyanya kelak. Dia sangat pandai
menggambar, sehingga dia tidak merasa perlu untuk mengambil pendidikan seni.
Mengikuti tradisi keluarganya, Tapies malahan mengambil kuliah hukum.
Waktu dia muda negerinya dikuasai oleh Jendral Franco, diktator yang dibencinya
sampai dia dewasa. Tapies kemudian menggunakan Seni sebagai jalan perlawanan
terhadap rezim pada saat itu dan Surealisme adalah aliran seni yang dipilihnya
pada awal karir. Tapies kagum pada Marxisme, ideologi yang dipakainya untuk
melawan Franco, sehingga dia mendefinisikan karya awalnya sebagai "Surealisme
Sosialis".
Tahun 1950 dia pergi ke Paris untuk memperdalam Surealisme, namun Tapies
menghadapi kenyataan bahwa di Paris, Surealisme sudah tidak musim lagi,
seniman disana sedang sibuk membicarakan abstrak geometris.
Kembali ke Barcelona, Tapies kemudian terombang-ambing diantara
kecenderungan abstrak geometris disatu sisi dengan kecenderungannya
mendalami humanisme dan kesadaran sosial di sisi lainnya. Selama 2 tahun
Tapies melakukan eksperimen dengan karya-karya abstrak geometris, namun
tidak memuaskannya, disamping karya-karya seperti itu sama sekali tidak
membawa pesan politik.
*****
Tapies mulai memberikan tanda silang pada karyanya. Tanda " X " menurut
pandangan Tapies melambangkan kekuasaan universal. Bandingkan dengan
Sadali yang mengartikan " X " sebagai persilangan hidup. Tidak ada terjemahan
pasti pada karya-karya Tapies, karena Tapies tidak berusaha untuk menerangkan
apa makna dibaliknya, Tapies menyerahkan terjemahan karya-karyanya kepada
para ahli seni. Namun hal yang pasti dari kredo berkarya Tapies, bahwa dia
sekarang sudah meninggalkan kedua arah yang pernah membingungkannya
dimasa lalu : abstrak geometris dan sosial politik.
Tapies yang sekarang adalah Tapies yang sudah masuk dalam paradigma baru,
yaitu memeluk spiritualitas Timur, seperti meditasi ala Zen. Tapies sudah cukup
senang kalau karya-karyanya diartikan sebagai kekosongan, tempat merenung
bahwa kita adalah bagian kecil dari alam semesta, seperti butiran pasir yang sering
ditampilkan pada karya-karyanya.
Tapies tidak mau lagi terjebak dalam kotak-kotak drawing, lukisan, patung atau
instalasi. Baginya Seni terlalu sempit jika dibatasi oleh satu jenis media saja.
Tapies melakukan cross-boundaries terhadap media yang dipakainya dalam
berkarya. Bisa jadi dalam kanvasnya kita dapatkan koran dan pakaian wanita
ditempelkan sebagai kolase, atau seutas tambang tiba-tiba menembus dari balik
kanvasnya.
Namun yang terpenting dari karya Tapies adalah adanya tekstur dan ketebalan
pada kanvasnya, yang kemudian mengilhami Sadali untuk mengambil gaya yang
serupa. Demikian pula warna pada karya-karya Tapies cenderung gelap, abu-abu,
oker, coklat, hitam putih, dan hanya sedikit karya yang memiliki warna biru
terang. Hal tersebut juga mempengaruhi pilihan warna Sadali, namun warna
Sadali lebih manis dan bervariasi dibandingkan Tapies, kadang-kadang Sadali
juga menggunakan warna biru ultra-marine, biru muda, ungu dan merah.
Komposisi material Sadali juga tidak seliar Tapies, sejauh ini cuma elemen bantal
yang ditambahkan pada kanvas Sadali. Demikian pula bentuk kanvasnya, Sadali
hanya pernah membuat karya yang berbentuk piramid, seperti karya yang ada
dalam koleksi Galnas. Tidak seperti Tapies yang bisa memunculkan balok kayu
melintang ditengah kanvasnya. Komposisi non-figuratif karya Sadali tidaklah
acak seperti Tapies, namun lebih teratur seperti karya Rothko. Memang terlihat
karya Sadali ada ditengah-tengah antara Tapies dan Rothko. Demikian pula
elemen-elemen warna yang dimiliki Sadali ada diantaranya : tidak secerah Rothko
namun tidak segelap Tapies.
Hal utama yang menjadi pembeda antara Sadali dengan Rothko dan Tapies adalah
ditambahkannya elemen prada (emas) pada karya Sadali. Penempatan emas pada
kanvas Sadali dibuat sedemikian rupa sehingga nampak manis dan tidak
berlebihan. Emas ditempatkan pada pinggiran bongkahan atau sisi ujung
gunungan. Emas dimaksudkan sebagai aksentuasi, sehingga lukisan menjadi
tampak cantik. Tetapi Sadali tidak mau memberikan emas secara berlebihan,
karena menurutnya yang berlebihan itu akan terlihat murahan. Sementara dia
ingin menyampaikan pesan keabadian dan keagungan pada karyanya.
Saya tidak mendapatkan jawaban mengapa Sadali memilih Rothko dan Tapies
sebagai sumber inspirasi, namun bisa kita lihat bahwa ketiganya mempunyai
pesan spiritualitas yang hampir mirip. Bahwa pemirsa karya-karya mereka harus
mendapat pengalaman religius seperti yang juga dirasakan oleh para senimannya
KARYA AHMAD SADALI
Berikut adalah daftar karya- karya yang diciptakan oleh Ahmad Sadali:
Ayat-ayat Al-Qur’an
Pelaku Seni : Ahmad
Sadali
Medium : Acrylic Pelaku Seni : Ahmad Sadali
paint , Canvas Medium : Paper , Acrylic
Tahun Pembuatan: 1967 paint
Dimensi Karya : 35 cm x Tahun Pembuatan : 1972
50 cm Dimensi Karya : cm x 60 cm x
48 cm
Deskripsi :
A.Sadali - 1972 - 01 x 11 (48.5x60)
Acrylic Paint on Canvas
Wanita
Pelaku Seni : Ahmad Sadali Pelaku Seni : Ahmad Sadali
Medium : Mixed Media , Medium : Oil paint ,
Hardboard , Panel Hardboard
Tahun Pembuatan: 1973 Tahun Pembuatan: 1975-1980
Deskripsi : Dimensi Karya : cm x 48 cm x
Ahmad Sadali - 1973 - Lelehan Emas 60 cm
Pada Bidang Mixed Media on Deskripsi :
Hardboard A.Sadali - Wanita (60x48) Oil Paint on
Hardbboard
Daftar diatas merupakan sebagian dari karya-karya Ahmad Sadali,
berikut ini adalah keseluruhan daftar karya dari sang seniman Ahmad
Sadali :
1. dua sahabat
2. banyuwangi
3. gunungan dan surat al-kautsar
4. gunungan hitam putih
5. sanur bali
6. unknown
7. ayat-ayat Al-Qur'an
8. Kotak hijau emas dikelilingi Al-Qur'an
9. 01x11
10. Gunungan pertama
11. Komposisi Ruang
12. Emas pada relief ungu
13. Lelehan emas pada reief oker
14. emas tersisa
15. bidang kript dasar hitam dan emas
16. obyek kriput merah jambu
17. komposisi dengan nuansa hijau
18. gunungan latar hitam
19. hitam putih orang
20. gunungan dasar warna biru
21. lelehan emas pada bidang
22. batang dengan emas
23. gunungan dengan garis vertikal biru
24. bongkahan hitam dan nuansa kuning hijau
25. wanita
26. lukisan I
27. Batang-batang vertikal dan ayat
28. lelehan emas dan lubang-lubang
29. bongkahan emas ltr merah dan hijau
30. horizon abu abu
31. ayat-ayat dasar coklat berbias emas
32. batang-batang horizontal latar merah
33. gunungan 3d dengan dasar ultamarin
34. gunungan emas
35. sisa batang retak dengan noktah
36. 4 batang dan sisa emas
37. titik emas dengan latar hijau
38. bongkahan kayu dan sisa sisa emas
39. atika
40. batang melingkar dasar kuning
41. at-Tahrim ayat 8
42. 4 Bars with golden dots
43. tulisan ayat Al-Quran
44. Gunungan
45. Tiga warna dan gold
46. Bidang dengan doa bersisa emas
47. Latar putih dengan garis luar biru
48. Hijau di tengah emas
49. 3 bentuk bersusun emas di atas oker
50. Batang-batang melingkar
51. Gunungan
52. Komposisi
53. Komposisi abu-abu hijau
54. Komposisi ungu dan kuning
55. Gunungan
56. 2 batang dan setengah lingkaran
57. Ayat-ayat dengan latar orang dan gold
58. 3 batang di atas segitiga
59. 3 batang-batang horizontal bersisa emas
60. Batang emas dan lingkaran coklat
61. Batang melingkar
62. Biasan hitam putih
63. Batang-batang melingkar dan ayat-ayat
64. Batang horizontal dengan emas ungu br
65. Komposisi black and white
66. Komposisi latar ungu dan sisa emas
67. Etsa putih
68. Ayat-ayat dengan latar orang dan gold
69. Gunungan latar orange
70. Gunungan dengan dasar abu-abu
71. Gunung mas
72. 4batang dan sisa emas
73. Bilahan emas
74. Boat a wharf
75. Lelehan emas dan lobang-lobang
76. Batang-batang melingkar
77. Dua gadis
78. Etsa
79. Bidang-bidang melintang dengan sisa
80. Komposisi latar coklat dan emas
81. Komposisi abu-abu hijau dan gold