Anda di halaman 1dari 17

BIOGRAFI BASOEKI ABDULLAH

MAKALAH

Oleh :
Mela Tiara Ryandisa (11)
Nadia Nurrahma Adiningsih (12)
Nastiti Kiswardani (13)
Nisrina Lutfi Zahran (14)
Novita Triswi Handayani (15)

AKSELERASI B
SMA N 1 WATES
KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
dengan lancar tanpa hambatan. Makalah ini kami beri judul Biografi Basoeki Abdullah.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas akhir seni rupa kelas XII
semester II SMA N 1 Wates tentang pembuatan makalah bertema Maestro Seni
Indonesia.
Makalah ini berisikan tentang informasi Biografi Abdoellah, baik mengenai latar
belakang maupun berbagai hal mengenai peran dirinya di dunia seni lukis. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pembaca.
Seperti kata pepatah Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami akan selalu terbuka untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun I

Wates, 16 Maret 2014


Penyusun II

MELA TIARA RYANDISA


NIS. 10481

NADIA NURRAHMA ADININGSIH


NIS. 10482

Penyusun III

Penyusun IV

NASTITI KISWARDANI
NIS. 10483

NISRINA LUTFI ZAHRAN


NIS. 10484
Penyusun V

NOVITA TRISWI HANDAYANI


NIS. 10485

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

A.
B.
C.
D.
E.

1
2
4
5
7

Daftar Pustaka

13

Penyusun

14

Latar Belakang
Perjalanan Hidup
Prestasi dan Karir
Klasifikasi Karya
Galeri Karya

A.

LATAR BELAKANG

Nama Lengkap

: Basoeki Abdullah

Tempat Lahir

: Surakarta

Tanggal Lahir

: 27 Januari 1915

Wafat

: 05 November 1993

Warga Negara

: Indonesia

Terlahir dari pasangan Raden Abdullah


Suryosubroto

dan

Raden

Nganten

Ngadisah.

Kakeknya, dokter Wahidin Sudirohusodo (18571917), seorang tokoh sejarah Kebangkitan Nasional
Indonesia pada awal tahun 1900-an. Bakat melukis
Basoeki Abdullah terwarisi dari ayahnya Abdullah Suryosubroto. Seorang pelukis dan
juga sempat mencacatkan namanya dalam sejarah seni lukis Indonesia sebagai salah satu
tokoh Mooi indi.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh Basoeki Abdullah semasa kanak-kanak
dan masa muda diperoleh di HIS (Hollands Inlandsche Scool), dan kemudian dilanjutkan
ke MULO (Meer Ultgebried Lager Onderwijs). Pada tahun 1913 berkat bantuan Pastur
Koch SJ., Basoeki Abdullah mendapatkan bea siswa untuk melanjutkan pendidikannya di
Akademi Seni Rupa (Academie Voor Beldeende Kunsten) di Den Haag, Belanda.
Selain seorang pelukis, Basoeki Abdullah juga pandai menari dan sering tampil
dengan tarian wayang wong sebagai Rahwana atau Hanoman. Basoeki Abdullah tidak
hanya menguasai soal pewayangan, dan budaya jawa dimana ia berasal tetapi juga
menggemari komposisi-komposisi Franz Schubert, Bethoven, Paganini, dan sebagainya.
Dengan demikian wawasan sebagai seorang seniman Basoeki Abdullah cukup luas dan
tidak jawasentris. Sisi lain yang menarik dari Basoeki Abdullah adalah rasa humoris yang
ada dalam dirinya. Melihat berbagai koleksi pribadinya seperti mainan tikus-tikusan,
laba-laba, atau ular-ularan untuk menggoda orang-orang yang dikenalnya dan yang dekat
dengannya mengisaratkan hal itu.

B.

PERJALANAN HIDUP

Pada tahun 1939, Basoeki Abdullah melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan
membawa hasil karya lukisannya agar dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
dilakukan setelah merasa bahwa selama bertahun-tahun karyanya hanya dinikmati oleh
bangsa asing. Pameran keliling ini dilakukan Basoeki Abdullah di Kota Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, dan Medan.
Berbagai kritikan dan sanjungan senantiasa datang bersama-sama, tetapi Basoeki
Abdullah tetap bertahan. Dalam perjalanan seninya itu, Basoeki Abdullah bukan sekedar
mencari pengakuan akan keberadaannya sebagai seorang pelukis, tetapi Basoeki
Abdullah juga mengharapkan masukan-masukan kritis yang mampu mendorong untuk
terus berkarya. Perjalanan pemeran ini, berlangsung cukup lama. Pada tahun 1939
Basoeki Abdullah berpameran di Jakarta dan Bandung, kemudian pada tahun 1941
Basoeki Abdullah berpameran di kota Solo, Surabaya, Semarang, dan kota Yogyakarta.
Beliau

kembali

menggelar

pameran

di

Jakarta

pada

tahun

1942.

Pada tahun 1942, Basoeki Abdullah mulai nampak dalam pergerakan revolusi
secara nyata dengan melukis tokoh-tokoh perjuangan. Pada tahun 1943, Basoeki
Abdullah bergabung dalam organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), yaitu sebuah
organisasi yang didirikan oleh pemerintahan Jepangpada tanggal 9 Maret 1943. Didalam
organisasi Putera ini, Basoeki Abdullah ini mendapatkan tugas mengajar seni lukis.
Antara lain, muridnya yaitu : Kusnadi (yang kemudian terkenal sebagai kritikus seni),
dan Zaini (pelukis), Selain organisasi PUTERA, Basoeki Abdullah juga aktif dalam
Keimin Bunka Sdhojo (Pusat Kebudayaan milik Pemerintahan Jepang) bersama dengan
Affandi,

S.

Soedjojono,

Otto

Djaja,

dan

Basoeki

Resobowo.

Selama masa kemerdekaan, Basoeki Abdullah berada dieropa bersama istrinya


Maya Michel. Sampai saat ini, belum diketahui apa yang melatar belakanginya, tetapi
dari beberapa peristiwa yang terjadi, bahwa Basoeki Abdullah terus aktif berpameran di
Eropa (Belanda dan Inggris). Pameran-pameran tersebut diantaranya di Merdag Museum
Nederland (1945), di Bristol Inggris (1946), di Apeldoorn, Amersfoort dan Maritim
Museum (1947), di Nieuwe Muzick School-Zeist (1948), dan di Scheveningen Nederland
dan Victoria Hotel (1949).
Pada tahun 1949 ini pula, Basoeki Abdullah sempat melukis Bung Hatta, Mr. M.
Roem, dan Sultan Hamid II dalam rangka Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,

Belanda. Hal lain yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu ketika Basoeki Abdullah
memenangkan sayembara melukis yang diselenggarakan dalam rangka penobatan Ratu
Yuliana pada tanggal 6 September 1948 di New Kerk, Amsterdam (Belanda). Sayembara
ini dikuti oleh 87 pelukis Eropa. Peristiwa ini cukup mencengangkan kala itu.
Basoeki Abdullah menikah empat kali. Istri pertamanya Yoshepin (orang Belanda)
tetapi kemudian berpisah, mempunyai anak bernama Saraswati. Kemudian menikah lagi
dengan Maya Michel (berpisah) dan So Mwang Noi (bepisah pula). Terakhir menikah
dengan Nataya Narerat sampai akhir hayatnya dan mempunyai anak Cicilia Sidhawati
Pada hari jumat, tanggal 5 Nopember 1993, Basoeki Abdullah meninggal secara
tragis dirumah kediamannya (sekarang menjadi Museum Basoeki Abdullah). Ia terbunuh
di pagi hari oleh seorang pencuri yang dibantu tukang kebunnya sendiri yang berusaha
mencuri koleksi jam tangan kesayangannya. Ia ditemukan oleh pembantunya dalam
posisi tertelungkup, dengan tangan masih memegang kacamata, disertai wajah dan kepala
berdarah. Suatu peristiwa yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran kita. Banyak
sekali media yang mencatat peristiwa terbunuhnya pelukis ini. Jenazah Basoeki Abdulllah
kemudian dimakamkan didesa Mlati, Sleman Yogyakarta, bersanding dengan makam dr.
Wahidin

Sudirohusodo,

kakek

yang

amat

dicintainya.

C.

PRESTASI DAN KARIR


Selama karirnya dalam melukis, Basuki terkenal sebagai pelukis potret, meski ia juga

melukis pemandangan alam, flora, fauna, tema-tema perjuangan, pembangunan, dan

lainnya. Dia sering mengadakan pameran tunggal, di dalam maupun di luar negeri, seperti
di Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, dan negara-negara lain. Lebih kurang 22
negara yang memiliki karya lukisan beliau. Dan hampir sebagian hidupnya dihabiskan di
luar negeri.
Pengabdian Basoeki Abdullah dalam bidang seni lukis tampak nyata ketika
mendapatkan panggilan untuk melukis raja, Kepala-kepala Negara, dan mengadakan
pameran hasil karya lukisnya di mancanegara seperti di Singapura (1951), Italia (1955),
Portugal dan Inggris (1956), Singapore (1958), Tokyo, Jepang (1959), Kuala Lumpur,
Malaysia (1959), dan Thailand (1960). Diantara pameran tersebut yang menonjol pada
peroide tahun 1950-1960, yaitu pameran Jepang di Tokyo Jepang pada tahun 1959 yang
dibuka oleh Pangeran Mikasa. Anak Kaisar Hirohito.
Lukisan yang naturalis dan akademis membuat masyarakat Jepang kala itu cukup
terkesima. Dunia seni lukis Jepang yang masih menyandang pola-pola tradisional seperti
mendapatkan pemandangan baru, yaitu pemandangan seni lukis Eropa yang dibawah oleh
orang Indonesia dengan tema-tema yang cenderung Indonesia pula.
Peran

Basoeki

Abdullah

dalam

kancah

perjuangannya

memperkenalkan

eksistensinya sebagai seorang pelukis diberbagai Negara tersebut diatas tanpa disadarinya
menjadikan ia sebagai duta seni lukis Indonesia, karena dengan melukis, Basoeki
Abdullah telah membawa nama bangsa dan Negara Indonesia diluar negeri. Bahkan
Basoeki Abdullah pernah menempati posisi yang begitu terhormat dengan menjadi
pelukis istana kerajaan Thailand, dan mendapatkan penghargaan berupa bintang emas
Poporo dari Raja Bhumibol Aduljadej (Raja Thailand), yaitu sebuah penghargaan
tertinggi kerajaan Thailand kepada seorang Royal Court Artist yang mempunyai jasa
besar kepada pemerintah dan istana.

D.

KLASIFIKASI KARYA
Dalam pembahasan karya-karya Basoeki Abdullah kita akan secara mudah

menangkap isu perbedaan sekaligus kesamaan identitas. Visualisasi lukisan-lukisan

adalah pancaran pergulatan antara garis, warna dengan selera sekelompok kaum yang
melihat Timur sebagai bagian yang eksotik. Tak salah jika perbincangan mengenai karya
Basoeki (dan para pelukis Mooi Indi lainnya) kerap menukik pada kesimpulan bahwa
lukisan-lukisannya berupaya merepresentasikan Indonesia dengan rasa Belanda (tempat
ia belajar secara akademis).
Secara umum lukisan-lukisan Basoeki Abdullah diyakini berpijak pada tradisi
melukis Romantisme dan Naturalisme. Artinya, apa yang tergambarkan dalam kanvas
selalu terlihat memanjakan mata dan memperlihatkan kemampuan mencerap keindahan
secara fisik, member hasrat untuk cuci mata (voyeuristic).
Menurut dokumen yang ada, karya-karya Basoeki Abdullah dapat diklasifikasikan
dalam 5 jenis atau kategori tema, yaitu :
a) Potret
Kategori ini dianggap sebagai sesuatu yang khas dan ketat, karena dalam
hal ini siapa yang ada dalam lukisan adalah mereka yang dikenal atau mereka
yang digambar secara khusus maupun lukisan potret diri sendiri. Untuk
ketokohan dan konsep teknik yang presisi atau kemiripan wajah menjadi nilai
utama. Mungkin jika dipaksa menjadi dokumen, kategori inilah yang paling
dekat untuk mendeskripsikan kategori lukisan-lukisan Basoeki Abdullah.
b) Figur
Manusia
Dalam kategori ini, karya-karya yang termasuk di dalamnya adalah
lukisan sengan model manusia sebagai objek. Kategori ini lebih mengutamakan
figure manusia yang tidak mementingkan aspek ketokohan sang subjek atau
figure yang digambar. Beberapa contoh di dalamnya termasuk figure-figur
perempuan telanjang atau sosok-sosok yang digambar karena alasan-alasan
tertentu seperti manusia dalam aktivitas budaya, aktivitas sehari-hari, anak-anak,
ataupun karena kedekatan dengan konsep tentang humanism dan keindahan
manusia

versi

Basoeki

Abdullah.

c) Lanskap Alam
Dalam kategori ini, lukisan yang termasuk di dalamnya adalah yang
bertema pemandangan alam (gunung dan laut), situasi masyarakat yang sedang
beraktifitas (seperti membajak sawah) sampai pada karya yang melukiskan objek

binatang dan tetumbuhan, baik bersama-sama maupun sendirian. Karya-karya


lanskap Basoeki Abdullah tergolong bertipe lukisan lanskap gaya Inggris, seperti
yang digubah oleh John Constable. Sedikit dengan gaya langit yang
dikembangkan oleh gaya cat air William Turner. Meskipun Basoeki menambah
kesan indah-indah, tetapi ia masih tergolong tak melakukan penyimpangan
terlalu jauh dan masih alami, jika dibandingkan dengan gaya lukisan Belanda
maupun gaya Ideal-Klasik meski semua masih dalam kerangka aliran
Romantisme.
d) Drama, Mitos & Spiritualitas
Kategori ini menggambarkan situasi pikiran Basoeki Abdullah yang penuh
dengan sikap-sikap religious, serta spirit local dengan pembawaan yang
romantis. Dalam kategori ini sejumlah tema dapat dimasukan, seperti cerita
pewayangan (seperti Pergiwa-Pergiwati atau Gatot Kaca melawan Antasena),
dunia religi (Jika Tuhan Murka), cerita rakyat (Joko Tarup), dunia mitos (Nyi
Roro Kidul) maupun hal-hal yang terkait dengan tema-tema yang bersifat
naratif, seperti Korban Kelaparan di Padang Tandus dan karya Batu-Batu
Bersejarah. Kategori ini menandai rangkaian pemikiran Basoeki Abdullah yang
tak bisa lepas dari peran sosialnya sebagai anggota masyarakat.
e)Kebangsaan
Kategori ini merupakan karya yang dimaksudkan sebagai bentuk
dukungan pada upaya pemerintah dalam konteks berbangsa dan menorehkan
kepedulian terhadap persoalan sejarah bangsa. Karya-karya yang ada dalam
potret ini dapat berupa potret para pahlawan dan isu perihal nasionalisme.
Karya-karya yang bersifat mengetengahkan promosi kebudayaan dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Contoh karyanya adalah Pangeran Diponegoro,
Dr. Wahidin Sudirohusodo, Ir. Soekarno, serta gambar-gambar yang dibuat
dalam rangka program kerjasama antar bangsa seperti poster gerakan NonBlok dan sketsa-sketsa masa Revolusi RI.

E.

GALERI KARYA
1. Potret

Gadis Sunda

Seorang Mahasiswi

Lady with Kebaya

Dalam Sinar Bulan

Gadis Spanyol

Gadis Bali

8
2. Figur Manusia

Rambut nan Terurai

Potret Seorang Gadis

Potret Seorang Gadis

Sepotong Kain Merah

Gadis Bertopang Dagu

Gadis Sederhana

9
3. Lanskap Alam

Landscape

Pantai Flores

Ombak Samudera

Ngarat Minang

1
4. Drama, Mitos, dan Spiritualitas

Perkelahian antara
Rahwana dan Jatayu

Nyai Loro Kidul

Upacara Pembakaran
Jenazah di Bali

Jika Tuhan Murka

Peperangan antara Gatutkaca dan


Antasena

1
5. Kebangsaan

Ir. Soekarno

Pangeran Diponegoro
Memimpin Pertempuran

Ir. Soekarno Presiden RI


Portrait of Raden Mas Soedibio and His Wife

13

DAFTAR PUSTAKA
http://museumbasoekiabdullah.or.id
http://www.myarttracker.com
http://mikkesusanto.jogjanews.com
http://www.presidenri.go.id
http://wirasteven.blogspot.com
http://onlyinrizky.wordpress.com

www.tokohindonesia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Abdullah
lelang-lukisanmaestro.blogspot.com
rosodaras.wordpress.com
narendradivaarlingga.blogspot.com
blog-senirupa.blogspot.com
www.lukisan.info

14

PENYUSUN
1.

2.

Mela Tiara Ryandisa


a. kelas
: Akselerasi B
b. nomor : 10481 / 11
c. tahun : 2014
Nadia Nurrahma Adiningsih
a. kelas
: Akselerasi B
b. nomor : 10482 / 12

3.

4.

5.

c. tahun : 2014
Nastiti Kiswardani
a. kelas
: Akselerasi B
b. nomor : 10483 / 13
c. tahun : 2014
Nisrina Lutfi Zahran
a. kelas
: Akselerasi B
b. nomor : 10484 / 14
c. tahun : 2014
Novita Triswi Handayani
a. kelas
: Akselerasi B
b. nomor : 10485 / 15
c. tahun : 2014

Anda mungkin juga menyukai