Anda di halaman 1dari 2

Nama: Henest Paskah Pratama Surbakti

NIM: 14/362732/PA/15795

Proses Pembentukan Mineral Sulfida


Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk darikombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanyaadalah
logam (metal).Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung apiyang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi
pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan
sulfur tersebutberasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitarnya.Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsursulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan
sifat pembentukanyang terkait dengan hidrotermal (air panas).Mineral kelas sulfida ini juga
termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Danoleh karena itu, mineral-mineral
sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Khususnya karena unsur utamanya
umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan
diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.Beberapa penciri kelas mineral ini
adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanyaumumnya logam, berat jenis yang
tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yangrendah. Hal tersebut berkaitan dengan
unsur pembentuknya yang bersifat logam.Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal
adalah pyrite (FeS3), Chalcocite(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite
(Ag3AsS3). Dan termasuk jugadidalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.
Mineral sulfida dapat dijumpai pada tiga jenis utama batuan, yaitu pada batuan beku,
sedimen maupun malihan. Namun kandungan potensial biasanya terdapat pada cebakan
yang terbentuk dari hasil aktifitas hidrotermal. Aktifitas hidrotermal menghasilkan batuan
teralterasi dan termineralisasi mengandung mineral sulfida dalam beberapa jenis dengan
asosiasi tertentu, tergantung pada tipe mineralisasi dan alterasinya. Kandungan mineral
sulfida pada tubuh endapan hasil aktifitas hidrotermal dapat beberapa persen saja atau
berupa endapan sulfida masif, yaitu hampir seluruhnya terdiri dari mineral sulfida.

Nama: Henest Paskah Pratama Surbakti


NIM: 14/362732/PA/15795

Mineral sulfida pada endapan sedimen terbentuk terutama pada lingkungan pembentukan
batubara. Sulfida yang terbentuk tidak mempunyai potensi ekonomi, akan tetapi potensial
sebagai pembentuk air asam tambang. Pada endapan batubara selain sulfur yang berasal
dari mineral sulfida, terdapat juga sulfur dari sulfat dan sulfur organik.
Pada daerah terdapatnya cebakan bijih sulfida dan batubara, tidak selalu potensial terhadap
pembentukan air asam. Hal ini sangat tergantung pada kondisi geologi dan tipe
mineralisasinya. Kondisi geologi dan tipe mineralisasi/alterasi tertentu dapat secara alami
menetralkan asam yang terbentuk, yaitu apabila pada lingkungan geologinya atau alterasi
dan mineralisasinya menghasilkan mineral-mineral penetral.
Mineralisasi tipe skarn dan Carlin terbentuk pada litologi mengandung karbonat.
Kandungan karbonat berpotensi menetralisir asam yang terbentuk. Demikian juga pada
beberapa tipe mineralisasi, meskipun kemampuan menetralkan dari masing-masing jenis
mineral tersebut tidak sama.

Anda mungkin juga menyukai