Anda di halaman 1dari 2

Deposit Ni pada umumnya dapat diklasifikasikan

menjadi tiga macam, yaitu Nickel copper sulfide,Nickel Silicate dan Nickel Laterites-
Serpentines.

 Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih besar 66%. Misalnya adalah riolit, granit, granodiorite.
 Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 selang 52% - 66%. ...andesit, trakit, dasit.
 Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 selang 45% - 52%. ... gabro, basalt.
 Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.

Proses pembentukan bijih besi primer berhubungan dengan proses magmatisme berupa gravity
settling dari besi dalam batuan dunit, kemudian diikuti dengan proses
metamorfisme/metasomatsma yang diakhiri oleh proses hidrotermal akibat terobosan batuan
beku dioritik

Adapun proses awal yang dialami oleh batuan induk ini adalah “Proses Serpentenisasi” dimana akibat dari pengaruh
larutan Hydrothermal yang terjadi pada masa akhir pembekuan magma telah mengubah batuan beku ultrabasa tersebut
( Peridotit) menjadi batuan-batuan yang Serpentinit atau “ Peridotit Serpentinized” – batuan peridotit terserpentinkan Sebagian
Unsur Ni tidak terdapat pada proses ini karena hanya sebagai “impurities” yang tidak mengalami reaksi. Unsur Ni tersebut
hanya mengalami pemisahan dan pengumpulan akibat proses Hydrothermal. Proses ini berlangsung dalam waktu relative lama
Sedang proses selanjutnya adalah proses Laterisasi, ini condong kepada pelapukan yang bercirikan adanya akumulasi dari
Oksida besi dan Alumina, sedangkan silica dan komponen lain mengalami “Leaching”. Proses kimia dan fisika dari udara,air dan
pergantian iklim yang bekerja continue dan menyebabkan dekomposisi batuan menjadi tanah Laterite. Stabilitas mineral
pembentuk batuan terhadap pelapukan merupakan merupakan kebalikan dari seri reaksi BOWEN, mineral Olivin dan Piroksen
sebagai mineral utama pembentuk batuan Diorit/Peridotit sangat tidak stabil terhadap proses pelapukan. Pada pelaukan kimia
khususnya, air merupakan pelarut supergen yang baik, disebabkan karena strukutr molekul “Dipol”. Air tanah kaya akan CO2
berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan yang menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (Piroksen,Olivin)
pada batuan Ultrabasa, menghasilkan Fe,Mg,Nikel yang larut, silica cenderung membentuk suspensi kollloid dan lain-lain. Di
dalam larutan Fe teroksidasi dan mengendap sebagai Ferri-Hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti
Geotuit,Limonit dan Hematit di dekat permukaaan. Nikel tidak semuanya larut tetapi ada juga yang tertinggal sebagai Residu.
Larutan yang mengandung Mg,Ni dan Si meresap ke bawah selama larutannya bersifat asam, sehingga pada suatu kondisi
dimana suasananya cukup netral akibat adanya reaksi air tanah dengan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk
endapan Hydrasilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai Silikat atau Hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi
tersebut akan mengendap pada celah-celah atau pada rekahan-rekahan sebagaimana dikenal dengan urat-urat Garnerit dan
Crysopras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk senyawa menjadi Saprolit yang berwarna coklat kuning kemerahan.
Berdasarkan kekerasan relatifnya,maka saprolite tersebut pada umumnya dibedakan atas “Soft brown Ore” untuk yang lunak
dan “Hard brown ore” untuk yang keras – Term ini biasanya bervariasi tergantung perusahaan yang menggunakannya. Unsur-
unsur lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai karbonat-karbonat akan terbawa ke bawah sampai batas pelapukan dan
diendapkan sebagai Dolomit,Magnesit dan Kalsit yang biasanya mengisi celah-celah atau rekahan- rekahan pada batuan asal.
Dilapangan unsure ini dikenal dengan batas petunjuk antara zone pelapukan dan zone batuan segar yang sering disebut dengan
akar pelapukan (weathering root).
PT. Sebuku Iron Lateritic Ores adalah salah satu Perusahaan Baja dan
Pertambangan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. PT Sebuku Iron
Lateritic Ores merupakan perusahaan tambang bijih besi di pulau Sebuku,
Kalimantan Selatan. Wilayah tambangnya dibagi tiga: utara, tengah, dan selatan.
Di kawasan utara dan tengah, diperkirakan terdapat sumber daya bijih besi sekitar
400 juta ton. Di wilayah selatan, terdapat sekitar 100 juta ton yang belum di
eksplorasi, di atas lahan 9.900 ha.

Anda mungkin juga menyukai