Anda di halaman 1dari 33

Sedimentasi dan batuan

sedimen
Muchlis
Pengertian
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari akumulasi material hasil perombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya
atau
hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan
bumi yang kemudian mengalami pembatuan
(litifikasi). (Pettijohn, 1975)
Batuan asal dapat berupa batuan beku,
metamorf dan sedimen itu sendiri.
(Pettjohn, 1975).
Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di
permukaan bumi berupa batuan sedimen,
tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume
seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan
sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya
relatif tipis.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh
batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi.
Sedimentasi adalah efek interaksi dari
atmosfer dan hidrosfer pada kerak bumi
Banyak mineral di bat beku yang tidak
resistant ketika berhubungan dengan
atmosfer dan hidrosfer, yang paling stabil
adalah kuarsa, mineral yang lain akan
mengalami ubahan karena bereaksi dgn O 2,
H2O dan H2CO3 (asam karbonat)

Reaksi kunci geokimia pada sedimentasi


adalah perubahan kimia dari beberapa
mineral dan membentuk mineral yang lain
yang lebih stabil
Mineralogi batuan sedimen
Mineral di bat. Sedimen dibagi 2
1. Mineral yang resisten dari batuan asal
2. Mineral yang terbentuk kemudian dari
dekomposisi kimia.
Goldich (1931) membuat skema tentang
stabilitas mineral pada bat beku dimana
semakin ke permukaan dari reaksi bowen,
maka mineralnya semakin stabil (resisten)

.
Mineral-mineral yang umumnya ditemukan
dalam batuan sediment antara lain:
kuarsa, feldspar mineral dari batuan
asal
kalsit, dolomite, mineral lempung (kaolinit,
monmorilonit, ilit, chlorit) mineral dari
dekomposisi kimia
Ortoklas, apabila lapuk dan terubah
menjadi illit, manakala K plagioklas,
amphibol dan piroksin pula selalunya
menjadi smektit.
Mineral yang biasa dijumpai dan
melimpah pada bat sedimen adalah:
kuarsa, feldspar, kalsit, dolomite, dan
mineral-mineral lempung
Komposisi Mineral
Mineral utama
Mineral yang terbanyak sebagai penyusun
batuan sedimen :
- Kwarsa
- Feldspar
- Kalsit
- Lempung Kwarsa Feldspar

- Dolomit
- dll

Mika
Mineral tambahan
Sebagai tambahan mineral utama :
- Zirkon
- Garnet
- Magnetit
- Tourmalin Zircon Garnet
- piroksin

Magnetit Tourmalin
Setelah pengendapan berlangsung
sedimen mengalami diagenesa yakni,
proses proses-proses yang berlangsung
pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi.
Hal ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras
(Pettjohn, 1975).
Litifikasi
litifikasi berarti proses terubahnya materi
pembentuk batuan yang lepas-lepas
(unconsolidated rock-forming materials) menjadi
batuan yang kompak keras
(consolidated/coherent rocks).
Litifikasi tersebut dapat terjadi melalui proses
penyemenan (cementation), pemadatan
(compaction), keluarnya air dari pori-pori karena
pemadatan atau penguapan (desiccation),
pengkristalan (crystallization).
Proses-proses diagenesa
a. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu
terhadap yang lain akibat tekanan dari
berat beban di atasnya. Disini volume
sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi
rapat.
b. Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang
antar butir sedimen dan secara kimiawi
mengikat butir-butir sedimen dengan yang
lain. Yang bertindak sebagai semen
adalah silika, carbonat dan oksida besi.
c. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral
dari suatu larutan kimia yang berasal dari
pelarutan material sedimen selama
diagenesa atau sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada
pembentukan batuan karbonat.
d. Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di
lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru
dalam suatu sedimen. Mineral autigenik ini
yang umum diketahui sebagai berikut :
karbonat, silica, klorida, gypsum dan lain-
lain.
e. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh
berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
Berdasarkan proses terjadinya batuan sediment
dibedakan menjadi sediment klastik dan
nonklastik.
a. Batuan sediment klastik adalah batuan
sediment yang terbentuk dari hasil litifikasi
material-material hasil rombakan batuan yang
telah ada sebelumnya.
b. Batuan nonklastik adalah batuan sediment yang
terbentuk dari material-material hasil aktifitas
kimia, biokimia, maupun biologis.
Proses pembentukan batuan sedimen kelompok
non klastik dapat secara kimiawi, biologi
/organik, dan kombinasi di antara keduanya
(biokimia).
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil
reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3.
Secara organik adalah pembentukan
sedimen oleh aktivitas binatang atau
tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh
pembentukan rumah binatang laut
(karang), terkumpulnya cangkang
binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-
kayuan sebagai akibat penurunan daratan
menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu
gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.
Kompisisi kimia bat. sedimen
Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Rata2 Rata2
bat beku shale Sandsto Limesto sedimen sedimen
ne ne

SiO2 59,14 58,1 78,33 5,19 58,49 59,7


Al2O3 15,34 15,40 4,77 0,81 13,08 14,6
CaO 5,08 3,11 5,5 45,27 5,45 4,8
Fe2O3 3,08 4,02 1,07 0,54 3,41 3,5
FeO 3,8 2,45 0,3 - 2,01 2,6
MgO 3,49 2,44 1,16 7,89 2,51 2,6
Na2O 3,84 1,3 0,45 0,05 1,11 0,9
K2O 3,13 3,24 1,31 0,33 2,81 3,2
H2O 1,15 5 1,63 0,77 4,28 3,4
BATUAN SEDIMEN NON
KLASTIK
Batuan sedimen yang terbentuk dari
sedimen yang proses pembentukannya
disebabkan oleh proses kimia dan aktifitas
organisme.
Kelompok besar sedimen Non Klastik :
- Sedimen Silika
- Golongan Evaporit
- Golongan Batu Bara
- Golongan Karbonat
Sedimen Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara
pross organik dan kimiawi untuk lebih
menyempurnakannya. Batuan golongan ini tersebarnya
hanya sedikit dan terbatas sekali.
Termasuk golongan ini adalah :
- Rijang (chert)
- Radiolarian
- Tanah diatom

Rijang
Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang
memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya
batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi
pengayaan unsur unsur tertentu.
Komposisi Mineral & Kimia :
- Halite (NaCl)
- Gypsum (CaSO4, 2H2O)
- Anhydrit (CaSO4)

Halite Gypsum Anhydrit


Golongan Karbonat
Batuan ini terbentuk dari kumpulan cangkang moluska,
algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan
yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk
lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat.
Komposisi Kimia
- Limestone = Kalsit (CaCO3), Dolomit (MgO)
Komposisi Mineral
- Kalsit
- Dolomit
- Aragonit

Kalsit Dolomit Aragonit


Golongan Batu Bara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur unsur organik
yaitu dari tumbuh tumbuhan. Dimana sewaktu
tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak akan
memungkinkan terjadinya pelapukan.
Komposisi Kimia : C, H, N, O
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai