Anda di halaman 1dari 11

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri – Modul 5.

Nihon Bunka Bungaku

Nama : Nurul Hidayah, S.Pd


NIM : 2200103931170013
No. UKG : 4923200088052

KEGIATAN BELAJAR 1 NIHON BUNGAKU


Judul Modul 5. Nihon Bunka Bungaku
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1) Perkembangan sejarah
kesusastraan Jepang secara
garis besar
1. Jodai
2. Chuko
3. Kinse
4. Kindai
5. Gendai

2) Tokoh sastrawan dan karya-


karya sastra yang dikenal
pada zamannya.
1. Mori Ogai (1862-1922)
2. Higuchi Ichiyo (1872-1896)
3. Natsume Soseki (1867-
1916)
4. Akutagawa Ryunosuke
(1892-1927)
5. Kawabata Yasunari (1899-
1972)
6. Oe Kenzaburo

3) Memahami karya sastra


secara keseluruhan, baik
budaya tradisional maupun
modern seperti Haiku, Waka,
Genji Monogatari, Kabuki,
Noh, Bunraku

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang
dipelajari A. Jodai (-794)
Zaman Jodai ditandai dengan masuknya
budaya China yang salah satunya berupa
huruf Kanji. Dengan adanya huruf Kanji,
merupakan awal mulai dikenalnya
budaya menulis yaitu lahirnya karya-
karya sastra.
Hasil Karya pada zaman Jodai
a. Kojiki merupakan karya sastra kuno
yang menceritakan tentang para Dewa
sebagai bagian dari asal-usul orang
Jepang.
b. Nihon shiki berupa mitologi
menceritakan tentang terbentuknya
alam semesta lahirnya para dewa
sebagai asal-usul negeri Jepang,
kaisar Jepang yang merupakan
keturunan dari para dewa.
c. Man’yoshu merupakan kumpulan
puisi terbaik yang ditulis dari Zaman
Yamato. Puisi puisi pendek tersebut
dikenal dengan nama Tanka.
Man’yoshu lebih banyak
menggambarkan perasaan cinta
suami-istri dan rasa cinta pada tanah
air yaitu negeri Jepang

B. Chuko (794-1185)
 Dalam periodisasi sejarah merupakan
Zaman Heian (794-1185). Zaman Heian
identik dengan pengaruh dari budaya
China yang kuat. Kehidupan zaman
Heian yang lebih didominasi oleh para
bangsawan. Dominasi kekuasaan
kaum laki-laki pada Zaman Heian dan
dituangkan dalam karya sastra.

 Hasil Karya pada zaman chuko adalah


Genji Monogatari merupakan novel
tertua dan terpanjang di dunia dan
ditulis oleh seorang perempuan dan
menceritakan tentang petualangan
kisah cinta Hikaru Genji dengan
banyak perempuan dan berakhir
dengan kesedihan.

C. Chuse (1185-1600)
Kesusastraan pada Zaman Chuse atau
Zaman Pertengahan ini sudah mulai
menampilkan karya sastra yang
menceritakan tentang kehidupan kaum
samurai. Sehingga karya sastra yang
merupakan cerminan kehidupan
bangsawan pada Zaman Chuse berjalan
beriringan dengan karya sastra cerminan
kehidupan samurai.
Hasil karya pada zaman Chuse :
a. Heike Monogatari : cerita tentang
kelahiran Klan Taira, masa kejayaan
hingga runtuhnya Klan Taira yang
berperang dengan Klan Minamoto.
b. Noh : Seni pertunjukan yang dalam
pementasannya terdiri dari naskah
cerita berupa syair, musik pengiring
dan penari yang menggunakan
berbagai jenis topeng sesuai dengan
karakter yang dibawakan serta
dipentaskan pada pertunjukan Noh
sangat beragam seperti cerita tentang
para dewa,
c. Kyogen : pertunjukan komedi yang
bersifat ringan, menggambarkan
peristiwa yang terjadi di masyarakat.

D. Kinse
Dalam periodisasi sejarah merupakan
Zaman Azuchi Momoyama (1568-1600)
dan Zaman Edo (1603-1867)
Hasil Karya zaman Kinse :
a. Haiku : puisi pendek terdiri dari suku
kata 5,7, 5 dan menunjukan 4 musim
b. Kabuki : seni pertunjukan tradisional
Jepang.
c. Bunraku : Seni pertunjukan
tradisional Jepang yang menampilkan
boneka sebagai tokohnya.

E. Kindai (Zaman Meiji, Taisho, Showa,


Heisei)
Zaman Kindai bila dilihat dari periodisasi
sejarah Jepang termasuk dalam Zaman
Meiji (1868-1912), Zaman Taisho (1912-
1926), Zaman Showa (1926-1989) hingga
termasuk juga zaman setelahnya.
Kesusastraan Zaman Kindai tidak bisa
lepas Revolusi Meiji pada tahun 1868
yang menjadi tonggak sejarah baru bagi
modernisasi di Jepang. Zaman Meiji
ditandai dengan terbukanya Jepang
terhadap negara lain, khususnya negara
Amerika dan Eropa. Sekaligus
percepatan industrialisasi dan masuknya
pengaruh budaya barat dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat Jepang
termasu di bidang kesusastraan.

Tokoh sastrawan dan karya-karya


sastra yang dikenal pada zamannya.

1. Mori Ogai (1862-1922)

Menulis novel dimulai pada tahun 1890


dengan ditulis dan diterbitkannya karya
pertamanya yang berjudul Maihime yang
ditulis berdasarkan pengalaman
pribadinya. Karyanya yang terkenal
lainnya adalah Utakata no Ki, Fumizukai,
Omokage, Takasebune
2. Higuchi Ichiyo (1872-1896)
Karyanya yang terkenal misalnya
Otsugomori, Takekurabe, Nigorie,
Jusan’ya
3. Natsume Soseki (1867-1916)
Karyanya yang mencerminkan
kondisi masyarakat sosial pada saat
itu dan kondisi yang sedang dihadapi.
Karya Natsume Soseki yang terkenal
lainnya adalah Yume Juya, Hashire
Merosu, Bocchan, Kusamakura,
Kokoro dll.
4. Akutagawa Ryunosuke (1892-1927)
Karyanya berupa novel yang bersifat
satire berjudul Hana. Beberapa dari
karya Akutagawa Ryunosuke juga
dibuat dalam bentuk film seperti
Rashomon, Kumo no ito dll.
5. Kawabata Yasunari (1899-1972)
Karyanya yang representatif adalah
Izu no Odoriko, Yuki guni, Nemureru
Bijo, Yama no Oto, Senbazuru, ojoka
dll
6. Oe Kenzaburo
Gaya penulisan yang puitis membuat
pembacanya hanyut terbawa ke
dalam dunia imajinasi, sehingga
perpaduan kehidupan nyata dan
mitos menjadi kental membentuk
gambaran kehidupan manusia zaman
sekarang. Misalnya M/T to Mori no
Fushigi no Monogatari, Natsukashii
Toshi he no Tegami, Moeagaru Midori
no Ki, Torikae ko dll.
2 Daftar materi yang sulit 1. Menghafalkan tahun dan urutan dari
dipahami di modul ini sejarah kesusastraan Jepang. Dalam
modul juga hanya dibatasi hingga zaman
sohwa sehingga muncul pertanyaan
bagaimana perkembangan setelah zaman
sohwa.
2. Masih sulit membedakan seni
pertunjukan Noh dan Kabuki karena dari
segi penampilannya sama
3. Mengenali para sastrawan Jepang
dengan berbagai macam ciri dan gaya
penulisannya.
3 Daftar materi yang sering 1. Menentukan jenis seni pertunjukan Noh
mengalami miskonsepsi dan Kabuki.
2. Pemahaman yang menganggap semua
puisi Jepang adalah haiku. Padahal
dalam sejarah kesusastraan haiku
memiliki ciri – ciri yang detail.

KEGIATAN BELAJAR 2 NIHON JIJO


Judul Modul 5. Nihon Bunka Bungaku
Judul Kegiatan Belajar (KB) KEGIATAN BELAJAR 2 NIHON
JIJO

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. Batas-batas wilayah dan kondisi
dipelajari geografis Jepang
Jepang merupakan negara yang terletak
di Asia bagian Timur, dengan 4 pulau
utama bila diurut dari utara ke selatan
yaitu, Hokkaido, Honshu, shikoku dan
kyushuu. Jepang dikelilingi oleh laut
yang kaya akan berbagai spesies ikan
karena merupakan tempat bertemunya
arus hangat dan dingin. Jepang
merupakan salah satu negara yang
rentan dilanda bencana alam. Seperti
Gempa bumi dan tsunami. Erupsi
gunung berapi, Banjir, tanah longsor dan
taifun, Bencana karena Salju. Jepang
juga memiliki 4 musim yaitu musim semi,
panas, gugur dan dingin. Keempat musim
di Jepang adalah musim semi, musim
panas, musim gugur, dan musim dingin.

 Musim semi → suhu berangsur


menghangat. Bunga sakura mekar di
musim ini. (Maret – Mei)
 Musim panas → ada kalanya sering
turun hujan, dan setelahnya suhu
semakin panas. (Juni – Agustus)
 Musim gugur → suhu panas mulai
menurun. (September – November)
 Musim dingin → suhu menurun dan
semakin dingin. Turun salju di
sebagian lokasi. (Desember –
Februari)

2. Memahami sistem pemerintahan di


Jepang.
Jepang memberlakukan sistem
pemerintahan demokratis, dengan
membagi kekuasaan atas 3 bagian yaitu :
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga
kekuasaan ini bertindak saling
mengawasi dan mengimbangi satu sama
lain, misalnya Parlemen dapat
mengajukan mosi tidak percaya terhadap
Kabinet, sedangkan Kabinet dapat
membubarkan Parlemen.

Jepang terdiri dari 47 prefektur (semacam


Propinsi) yang dipimpin oleh Gubernur.
Setiap prefektur mempunyai lembaga
legislatif (DPRD). Setiap Gubernur dan
Anggota DPRD dipilih secara langsung
(Pilkada) oleh penduduk prefektur yang
bersangkutan. Sistem pemerintahan kota
besar, kota, dan desa berada di bawah
pemerintahan prefektur yang
bersangkutan.

3. Memahami hubungan bilateral


Indonesia dan Jepang
Jepang juga memiliki investasi di
Indonesia senilai USD 4,9 miliar. dengan
sektor utama di bidang listrik, gas & air,
industri alat angkutan dan transportasi,
industry logam dasar, mesin dan
elektronik.
Kerja sama ekonomi yang terus berbenah
adalah Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement atau disingkat
menjadi IJEPA. Perjanjian bilateral antara
Indonesia dan Jepang ini bertujuan
untuk meningkatkan perdagangan dan
investasi, serta pasar regional melalui 3
pilar utama yaitu liberalisasi, fasilitasi
dan peningkatan kapasitas (capacity
building). Selain itu peluang kerjasama di
bidang pariwisata dengan Negara Jepang
merupakan peluang baik bagi Indonesia.

2 Daftar materi yang sulit Memahami konsep pemerintahan negara


dipahami di modul ini Jepang secara lebih rinci. Memahami tugas
tugas antara presiden dan perdana menteri.
3 Daftar materi yang sering Kewajiban dan kebijakan yang dibuat antara
mengalami miskonsepsi presiden dan perdana menteri.
KEGIATAN BELAJAR 3 NIHON NO GYOUJI

Judul Modul 5. Nihon Bunka Bungaku


Judul Kegiatan Belajar (KB) Kegiatan Belajar 3 Nihon No
Gyouji

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. Memahami perayaan dan hal-hal lainnya
dipelajari dalam kehidupan masyarakat Jepang
yang berhubungan dengan musim dingin
(Fuyu). Misalnya persiapan tahun baru
seperti Oosouji, Oomisoka, kegiatan yang
berhubungan dengan Shinnen, Seijin
shiki dan Setsubun.
2. Memahami perayaan pada musim semi
(Haru). Misalnya adalah Shunbun no hi,
Hinamatsuri, Hanami, Kodomo no hi dan
Haha no Hi.
3. Memahami peryaan pada musim panas (
Natsu ) . Misalnya festival Tanabata,
Hanabitaikai dan Obon. Sekaligus juga
dapat menarikan tarian Bon Odori akan
menambah pengalaman budaya Jepang.
4. Memahami perayaan pada musim gugur
(Aki). Misalnya Taiiku no Hi, Shubun no
hi, Keiro no Hi, Shichi Go San, Tsukimi
dan Momiji gari.
2 Daftar materi yang sulit 1. Mengetahui cerita latar belakang
dipahami di modul ini terciptanya perayaan tersebut dan sejak
kapan perayaan itu di adakan.
2. Banyak festival yang diselenggarakan tiap
musimnya sehingga harus mengingat ciri
khas dari festival tersebut
3 Daftar materi yang sering 1. Perayaan di Jepang tidak hanya
mengalami miskonsepsi diselenggarakan dalam rangka perayaan
kebudayaan yang menyenangkan. Namun
juga festival diadakan untuk peringatan
momen kesedihan.
2. Nama-nama festival yang diselenggarakan
tiap musimnya sehingga banyak nama/
istilah yang harus dihafal
KEGIATAN BELAJAR 4 IBUNKA KOMYUNIKESHON

Judul Modul 5. Nihon Bunka Bungaku


Judul Kegiatan Belajar (KB) Kegiatan Belajar 4 Ibunka
Komyunikeshon

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. Komunikasi Nonverbal dalam Bahasa
dipelajari Jepang
Komunikasi nonverbal sangat diperlukan
untuk menyempurnakan komunikasi
verbal dan menghindari kesalahpahaman.
Semakin sedikit jumlah orang yang diajak
berkomunikasi, maka semakin besar
peran komunikasi nonverbal.
a. Raut wajah, orang Jepang tidak
mudah menunjukkan ekspresi
wajahnya pada orang yang baru
dikenal dan tempat umum.
b. Gerakan badan atau gestur.
Misalnya ojigi atau
membungkukkan badan sangat
penting saat mengucapkan
terima kasih, minta maaf dan
minta tolong)
c. Kontak mata merupakan hal yang
penting dalam berkomunikasi.
Kebanyakan orang Jepang tidak
berbicara dengan memandang
mata lawan bicara. Biasanya
mereka akan mengarahkan
pandangannya ke arah lain.
Misalnya bagian wajah secara
keseluruhan atau sekitar
leher.
d. Jarak berbicara berbeda
tergantung pada kedekatan dan
tujuan komunikasi. Dalam budaya
berkomunikasi pada orang Jepang
sangat jarang menyentuh bagian
tubuh lawan bicara.
e. Penampilan atau midashinami
merupakan unsur nonverbal yang
juga penting karena menunjukkan
rasa hormat terhadap lawan
bicara.
f. Saat berbicara, tidak hanya diksi
(pilihan kata) yang harus kita
perhatikan, tetapi juga intonasi
dan volume suara.
2. Aizuchi
Saat berbicara dengan orang Jepang,
aizuchi sangat berperan penting
karena menunjukkan makna bahwa
pendengar memahami isi tuturan dan
menujukkan bahwa ia mendengarkan
apa yang disampaikan oleh lawan
bicara.
a. aizuchi “Ee, Hee, Hoo”
yang sering dipakai dan
dimaknai sebagai
perasaan pendengar
saat menyimak isi
tuturan lawan bicara
yang tidak bisa atau
kesulitan untuk
diungkapkan dengan
kata.
b. Aizuchi “sousou”,
“tashika ni”, “Naru
hodo”, “Watashi mo sou
omoimasu”,
“wakarimasu” “desu yo
ne” dipakai persetujuan
atas isi tuturan lawan
bicara.
c. Aizuchi “Un, un, sore
de?” “Un, un sorekara
dou natta no?” dipakai
untuk menunjukkan
ketertarikan pada
kelanjutan isi tuturan
yang disampaikan.
d. Aizuchi “Eee!? Uso desho!”
“Eee!?
Hontou ni!” “Uso” dipakai untuk
menunjukkan rasa terkejut
dan terkesan agak
berlebihan dari isi tuturan
yang disampaikan.

4. Etika Saat Berinteraksi dengan Orang


Jepang. Berikut adalah hal-hal yang
perlu diperhatikan saat berkunjung
ke rumah orang Jepang :
a. Membuat janji terlebih dulu,
lakukan konfirmasi bila sudah
mendekati waktu. Untuk
berkunjung. Jepang memiliki
budaya waktu monokrinik
(monochronic time) yaitu
melaksanakan segala sesuatu
sesuai jadwal yang sudah
ditentukan. Sehingga bisa kita
pahami dalam budaya Jepang sulit
menerima tamu yang datang
secara dadakan.
b. Datanglah ke rumah tepat waktu.
Bila kemungkinan akan terlambat
segera menghubungi
menyampaikan perkiraan
waktunya.
c. Bila kita diundang untuk makan
bersama di rumah orang Jepang,
akan lebih baik jika kita membawa
bingkisan berupa makanan atau
minuman yang bisa dinikmati
bersama.
d. Lepaskan sepatu sebelum
memasuki ruangan dalam rumah.
Lalu gunakan sandal selop
(surippa) untuk dalam ruangan
yang telah disediakan.
e. Letakkan sepatu dengan rapi dan
ujung sepatu mengarah keluar
pintu.
f. Bila menggunakan toilet, gunakan
alas kaki yang telah disediakan di
toilet dan jangan gunakan alas
kaki yang tersedia di toilet keluar
dari toilet.
g. Jangan habiskan minuman, bila
tidak ingin menambah.
h. Bila bertemu kembali dengan orang
yang telah mengundang kita, hal
pertama yang diucapkan adalah
menyampaikan terima kasih.
i. Tidak memberikan informasi yang
bersifat pribadi seperti nomor
telepon, alamat orang yang kita
kenal kepada orang lain.

5. Etika Saat Makan


a. mengambil makanan dengan rapi
b. Tidak mendahului makan, sebelum
semua orang di meja makan
lengkap
c. Sebelum makan akan diawali
dengan “kanpai” atau bersulang.
d. Kanpai identik dengan makanan
beralkohol.
e. Tidak mengambil makanan dari
piring hidangan dengan sumpit
yang dipakai untuk makan
f. Jagalah nasi agar tetap putih.
g. Jangan menuangkan miso shiru ke
mangkuk nasi.
h. Tidak berbunyi saat mengunyah
makanan. Dll

6. Etika Menggunakan sumpit


Sumpit merupakan alat
makan yang utama dalam
budaya kuliner Jepang.
Makanan Jepang sudah pasti
disantap dengan
menggunakan sumpit.
Keragaman ukuran tersebut
tergantung pada kegunaan,
usia pemakai dan juga jenis
kelamin pemakainya. Ada
banyak larangan dalam
menggunakan sumpit atau
disebut dengan kiraibashi.
Berikut akan diperkenalkan
etika yang perlu diperhatikan
untuk tidak dilakukan saat
menggunakan sumpit.
a. Ogamibashi : memegang
sumpit sebelum makan
sambil mencakupkan
tangan dan mengucapkan
“Itadakimasu”. .
b. Sashibashi : menusuk makanan
dengan sumpit.
c. Soroebashi: Memperbaiki pegangan
sumpit di atas alat makan atau meja.
d. Mochibashi: Memegang sumpit sambil
memegang alat makan lainnya.
e. Yosebashi: Menggunakan sumpit
untuk menggeser makanan,
Banyak lagi aturan mengenai penggunaan
sumpit.
2 Daftar materi yang sulit 1. Etika makan di Jepang yang sangat
dipahami di modul ini berbeda dengan etika makan di
Indonesia.
2. Sikap yang dianggap sopan dan tidak
sopan dalam interaksi non verbal.
3 Daftar materi yang sering Kekeliruan memahami bahasa non verbal
mengalami miskonsepsi yang disebabkan perbedaan budaya, seperti:
ekspresi, gerak tubuh lawan bicara, dan
kekeliruan dalam memberikan tanggapan,
mempraktikkan sikap sopan dan sikap
hormat terhadap lawan bicara.

Anda mungkin juga menyukai