Anda di halaman 1dari 2

ALIRAN HAIKAI

Haikai Aliran Teimon


Matsunaga Teitoku beserta murid-muridnya dinamakan kelompok Teimon. Teitoku mengumpulkan hasil
karya murid-muridnya dalam sebuah buku yang disebut Enokoshuu, menyusun sebuah buku kamus tentang kosa
kata Haikai yang berjudul Gosang, dan sebuah buku yang menjelaskan pemakaian sesungguhnya dari Renku atau
bait dalam Haiku yakninya Shinzoo Inutshubashuu.

Haikai Aliran Danrin


Aliran Teimon yang lebih mementingkan kata-kata yang ditekankan pada hal-hal yang menjadi bahan
tertawaan atau lucu. Lambat laun aliran ini membosankan orang dan sebagai reaksi terhadap itu timbul aliran Danrin.
Pembentukan syair dalam aliran ini tidak mengikuti pola-pola bait yang biasa digunakan dalam Haikai, sehingga
jumlah sukukata pada kata-kata yang dipergunakannya kadang-kadang lebih, kadang-kadang kurang. Isinyapun
aneh dan pengungkapannya bersifat sangat bebas. Penyairnya antara lain Nishiyama Sooin,dan pengikutnya Ihara
Saikaku serta penyair muda lainnya, dari rakyat jelata. Pantun ini seakan-akan merupakan tempat curahan perasaan
kehidupan rakyat jelata. Tapi aliran Danrin ini sebelum mengalami kesempurnaan mengalami kepunahan, itu
disebabkan karena terlalu bersifat bebas dan tidak mengikuti aturan pembuatan Haikai.

Haikai Aliran Bashoo


Tahun Enpoo sampai tahun Tenwa ( 1675-1683), penyair-penyair seperti Ikenishi Gonsui, Konishi Raizan,
Uejima Onitsura, Yamaguchi Sodoo, Matsuo Bashoo dan lain-lain berusaha menyampingkan aliran Danrin dan
menciptakan Aliran Bashoo.
Awalnya Bashoo mengagumi karya-karya Matsunaga Teitoku, lalu dia keluar dari kehidupannya sebagai
samurai dan pergi ke Edo. Setelah itu dia juga sering membaca hasil karya Danrin, tetapi dia lebih tertarik atas gaya
gubahannya sendiri yang bersifat sunyi, sepi, tapi mulia. Bashoo sangat menyenangi perjalanan ketika masa tuanya.
Ia sering mengadakan perjalanan kemana-mana sampai akhir hayat. Dia meninggal dalam perjalanannya di Osaka.
Bashoo sangat menyenangi alam, yang tebukti dari hasil karya-karyanya. Karyanya antara lainOku no Hoshomichi,
Nozarashi Kikoo, Oi no Kobumi dan lain-lain.
Gaya Bashoo sangat menonjol sejak munculnya Minashiguri pada tahun Tenwa 3 ( 1683) dan beberapa
karya lainnya pada Tahun Genrok. Gaya Bashoo mencapai puncaknya , ia lebih tenang, mantap dan khas.
Selanjutnya pada tahun Genroku 7 (1694), timbul beberapa gubahan diantaranya adalahSumidawara. Pada saat itu
terkumpul 7 jilid kumpulan pantun Bashoo dan dari ini dapat diketahui perkembangan Bashoo.

Murid- murid Bashoo


Murid-murid Bashoo sangat banyak diantaranya adalah sepuluh orang yang paling menonjol, Enomoto
Kikaku, Hattori Ransetsu, Mukai Kyorai, naitoo joosoo, Shida Yaba, Sugiyama Sanpuu, Ochi Etsuji, Tachibana
Hokushi, Kagami Shikoo dan Morikawa Kyoriku. Akan tetapi, karena aliran Bashoo berakar sangat mendalam
pada wataknya sendiri, maka sukar bagi murid-muridnya unruk mencapai tingkatan seperti Bashoo. Mereka hanya
berpegang pada prinsip-prinsip Bashoo dan masing-masing mengembangkan bakatnya serta alirannya sendiri.
Aliran-aliran ini akhirnya menyebabkan kematian Haikai.

Kebangkitan Pada Zaman Tenmei (1781-1788)

Untuk mengatasi kehancuran Haikai, pada zaman Tenmei terjadi gerakan yang berusaha membangkitkan
kembali Haikai seperti Bashoo, disamping sedikit melakukan suatu perubahan. Gerakan ini disebut gerakan
kebangkitan pada zaman Tenmei. Pada zaman ini juga muncul penyair-penyair yang bermutu. Diantaranya
adalah Tantaigi yang Haikainya bertemakan orang dan Yayuu yang pandai dalam hal lain, serta Yosa Buson dan
lainnya. Yosa Buson selain sebagai penyair juga sebagai pelukis kelas satu. Variasi pantunya memberi kesan yang
bersifat lukisan kepada orang yang membacanya. Selain itu, kalau pantun haikai Bashoo bersifat subjektif, tapi
pantun Yosa Buson bersifat obyektif.
Haikai pada Zaman Kaseiki (1804-1829)

Zaman Bunka (1804-1818) dan bunsei (1818-1829), penyebaran Haikai makin meluas dan mencapai taraf
yang sangat popular dikalangan rakyat biasa. Namun kualitasnya agak menurun dari hasil karya yang terdahulu.
Pada zaman ini ada seorang penyair yang sangat menonjol yakninya Kobayashi Issa. Dia mengembangkan variasi
khasnya tersendiri dengan mempergunakan bahasa rakyat biasa dan dialek sehari-hari.

Dia memasukkan unsur-unsur kehidupan sehari-hari ke dalam gubahannya, sehingga Haikai yang diciptakannya
penuh dengan pengambaran tentang manusia. Hasil karyanya seperti Oragaharu, Chichi no Shuuen. Dengan
demikian, haikai berkembang dari zaman ke zaman, makin lama makin popular, sampai akhirnya menjadi
kesusastraan rakyat dan tersebar di seluruh negeri Jepang. Namun, dibalik kepopulerannya itu, dari segi nilai sastra,
tidak sedikit haikai yang bermutu rendah. Dalam keadaan seperti ini, haikai memasuki zaman berikutnya yang baru
yaitu zaman Meiji.

Senryuu

senryuu adalah bagian awal dari kumpulan haikai yang berdiri sendiri dan mengandung arti lucu.
contoh:

Kaminari-o menete haragake yatto sase.

Urakasa shikiri-ni zeni-ga hoshiku nari.

Kookoo-no shitai jibun-nioya-wa nashi.

Utsukushi kao-de yookihi buta-o kui.

Bentuk:

Terdiri dari 14 sukukata yaitu terdiri dari 7/7 sukukata dan sebagai balasanya harus dibuat sebanyak 17 sukukata
yang terdiri dari 5/7/5 sukukata dari aturan itulah senryuu lahir sehingga dapat dikatakan sebagai puisi yang sudah
berdiri sendiri.

Isi dari senryuu itu sendri bersifat kerakyatan atau banyak difokuskan pada masalah rakyat.

Ciri senryuu itu sendiri:

ü Menitik beratkan pada masalah kemanusiaan yang awam

ü Didalamnya terkandung unsur sindiran-sindiran tajam

ü Tidak memakai katakata yang berkaitan dengan musim

ü Iramanya ringan serta mudah

Anda mungkin juga menyukai