Anda di halaman 1dari 4

Aliran Fiksi dan Tokoh Jepang

Secara garis besar sastra Modern dimulai dari restorasi meiji berupa westernisasi dengan
paham liberal, demokrasi di masyrakat hingga pengembangan ilmu pengetahuan modern berupa
pemikiran dan perasaan yang semakin rumit.
Pada awal periode sastra terjemahan memiliki aliran realisme, romantisme dan
naturalisme tetapi setelah perang dunia pertama dan kedua muncul aliran baru yaitu aliran
sosialime dengan sastra proletarnya dan sastra demokrasi (Minshusugi Bungaku) dan sastra
pasca perang (Sengoha Bungaku).
Perkembangan sastra modern pada periode awal (1868-1918) pada zaman edo dikenal
dengan nama Gesaku Bungaku dengan aliran realisme dan naturalisme-nya. Lalu masuk pada
sastra zaman pencerah dengan aliran pseudoklasik dan anti naturalisme. Lanjut ke sastra
terjemahan berupa kenyuusha dan estetika. Dan novel politik berupa sastra romantisme,
idealisme, shirakaba, dan neo realis. Masuk pada akhir periode pada tahun 1919, kesusastraan
tradisional berubah menjadi sastra proletar, tenkoo bungaku, sastra demokrasi, aliran
pembaharuan, dan sengoha bunraku atau sastra pasca perang dengan aliran yang lebih beragam
dan berani yaitu neo sensualisme, eksistensialisme, aliran seni baru, dan neo psikologisme.
Kesusastraan tradisional dimana peralihan sastra dari zaman Edo terdapat tokoh terkenal
yaitu Kanagaki Robun, Takabatake Ransen, Somezaki Nobufusa, dan lain-lain. Pada zaman
pencerahan para cendikiawan membawa pemikiran baru dari luar dengan tokoh-tokoh yaitu
Bunmei Keika (revolusi kebudayaan), Fukuzawa Yukichi (bapak pendidikan), Nishi Amane
(bapak ensiklopedi). Sastra zaman terjemahan membuka pemikiran baru juga tetapi tetap
memperkenalkan aliran lama yaitu romantisme dan naturalisme.
Novel politik muncul bersamaan dengan sastra terjemahan yang masuk ke Jepang. Novel
ini ada juga akibat dari timbulnya gerakan menuntut hak dan kebebasan. Novel yang berisi
tentang pemikiran atau gagasan dan pendapat tentang politik. Beberapa tokohnya yaitu Yano
Ryuukei dengan Keikoku Bidan, Tookai Sanshi dengan Kajin no Kiguu, dan Suehiro Tetchoo
dengan Setchuubai dan masih banyak lagi.
Kesusastraan Shinzui dicetuskan oleh Tsubochi Shooyoo dalam buku Shousetsu Shinzui,
dimana menurutnya novel harus menggambarkan kehidupan duniawi, perasaan dan gerak hati
manusia dan harus memerlihatkan apa adanya lalu Futabatei Shimei melengkapi teori yang
ditulis Shouyoo dalam buku Shoosetsu Soorin (kesimpulan teori novel), ia membuat Genbun
Itchi (penyatuan bahasa lisan dan bahasa tulisan).
Aliran Realisme adalah aliran yang menggambarkan bentuk fiksi yang menceritakan
‘potongan kehidupan’ dan reprentasi akurat dari kenyatan dan berfokus pada tokoh orang biasa
dan kesehariannya. Berawal dari kritik dan penolakan terhadap pemikiran Kanzen Choaku
(kebenaran akan dikalahkan oleh kejahatan).
Aliran Pseudoklasik muncul pada zaman meiji, westernisasi masuk ke Jepang dan
memunculkan kelompok yang mengkritik dan ingin mengembalikan sastra klasik, menelaah dari
karya Ihara Saikaku dan Chikamatsu Monzaemon. Kelompok Kenyuusha yang dipelopori Ozaki
Kooyoo cenderung menggunakan kembali metode klasik dalam sastranya. Ozaki Kooyoo sendiri
menerbitkan majalah Garakuta Bunko (masa sekarang disebut masa Kooro singkatan dari Ozaki
Kooyoo-Koda Rohan, penulis novel idealisme Risoo Shousetsu).
Pada zaman Meiji muncul penulis perempuan bernama Higuchi Ichiyo dan satu-satunya
perempuan yang menjadi ikon di mata uang Jepang (¥5000), ia menulis tentang penderitaan yang
dialami perempuan yang hidup dalam zaman feodal, beberapa karyanya yaitu Nigorie dan
Takekurabe. Mori Ogai adalah seorang dokter tentara yang dikirim pemerintah Jepang keluar
untuk memperdalam ilmu tetapi ia kembali ke Jepang sebagai penulis beraliran romantisme,
beberapa karyanya yaitu Maihime, Utakata no Ki, dan Fumizukai. Tahun 1893, muncul majalah
sastra ‘Bungakukai’ yang gaya bahasanya romantis dengan tokoh penulisnya antara lain
Shimazaki Toson, Kitamura Tookoku, Higuchi Ichiyo, dan lain-lain. Takayama Choogyuu
adalah salah satu pengarang roman sejarah yang terpengaruh oleh Nietszhe dan Mori Oogai
dimana Takayama Chooogyuu menulis novel romansa. Izumi Kyooka dengan aliran mistik
romantik adalah seorang murid dari Ozaki Kooyoo dan karya-karyanya berisi tentang roh atau
hantu sebagai sumber inspirasi kecantikan perempuan, beberapa karyanya yaitu Teriha Kyoogen
dan Kooya Hijiri. Tokutomi Rooka adalah seorang penulis yang beraliran liberal dan menulis
novel tentang keindahan alam dengan gaya romantis dalam buku Shizen to Jinsei. Kunikida
Doppo adalah seorang penulis novel Musashino dimana di dalam novel dia melukiskan
keindahan alam dataran tinggi Musashi, dia banyak terinspirasi dari sastrawan Inggris.
Aliran Naturalisme adalah aliran fiksi yang menggambarkan segala sesuatunya secara
natural atau apa adanya. Berkembang di Jepang akibat dari pengaruh Emile Zola, seorang
pengarang Prancis. Beberapa tokoh aliran naturalisme yaitu Kosugi Tengai dengan karyanya
Hatsu Sugata (Wajah Pertama) dan Hayari Uta (Lagu Populer), Shimazaki Tooson dengan
karyanya Hakai (Melanggar Petuah) lalu Ie (Rumah) dan Shinsei (Hidup Baru), dan Tayama
Katai dengan karyanya yaitu Futon dan Inaka Kyooshi (Guru Sekolah Desa).
Aliran Kiseki agak berbeda dengan naturalisme dimana aliran ini menggunakan gaya
yang melukiskan sesuatu yang tersembunyi dan berhubungan dengan psikologis seseorang.
Waseda Bungaku adalah tempat dimana para penulis beraliran Kiseki mengumpulkan karya-
karya mereka. Tokoh-tokoh yang beraliran Kiseki ada Hirotsu Kazuo, Tanizaki Seiji, Kasai
Zenzoo, dan lain-lain.
I-Novel atau 私 小 説 / 心 境 説 berasal dari aliran naturalisme. Shisousetsu ( 私 小
説)adalah aliran yang mengutarakan pengalaman pribadi si pengarang dan Shinkyousetsu(心
境説)adalah aliran pergulatan pengarang dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Beberapa
karya aliran ini antara lain Kura no Naka karya Uno Kooji dan Kanashiki Chichi karya Kasai
Zenzoo. Shisousetsu atau I-Novel menjadi ciri khas tersendiri novel asal Jepang atau dapat
dikatakan sebagai novel ala Jepang.
Aliran Anti Naturalisme ada karena naturalisme menggambarkan semua ada adanya
hingga bagian paling buruk dari kehidupan, ada yang mengkritik aliran ini dan memunculkan
jenis aliran sastra yang baru dalam melukiskan keindahan, meneropong manusia baik kehidupan
atau cita-citanya. Kelompok aliran ini antara lain sastra estetisme, intelektualisme, aliran
Shirakaba, Mori Ogai dan Natsume Sooseki.
Nagai Kafu adalah satu antara pengarang beraliran Tanbiha atau Estetisme, dia
membangkitkan kembali Jepang zaman dulu dengan tema dunia Geisha dalam novel
Sumidagawa, Ude Kurabe, dan lain-lain. Tanazaki Junichiro juga sastrawan beraliran Tanbiha
dengan ia melukiskan tentang keindahan yang aneh atau sensitif dari wanita sebagai makhluk tak
berdaya tetapi menyembunyikan kekuatan dan keindahan misterius seperti Shisei (Tatto) dan
Chijin no Ai. Sato Haruo adalah penulis yang menulis keengganan yang disertai intelektualitas
dan romantik dalam novel Denen no Yuutsu (Kebosanan di Desa) dan Tokai no Yuutsu
(Kebosanan di Kota).
Kesusastraan Intelektual meliputih Mori Oogai, seorang sastrawan yang memulai dengan
sastra terjemahan dan punya pengetahuan yang luas, dia melakukan kritik sastra yang bersifat
ilmiah dan etik. Karyanya antara lain Vita Sexualis, Seinen dan Gan yang dimuat dalam majalah
Subaru. Novel Sejarah Abe Ichizoku, Sanshoo Dayuu, Takasebune, dan Kanzan Jittoku, juga
menulis Rekishi sono mama to Rekishi Banare (karya sastra yang menggunakan materi sejarah
dan bukan data sejarah yang menerangkan tentang teori mencipta bentuk novel sejarah).
Natsume Sooseki adalah penulis sastra moral, dalam karyanya banyak berisi tentang
moral, kefanaan hidup, dan gaya sastra Sokuten Kyoshi yaitu meninggalkan ego, menghadapkan
diri pada yang lebih tinggi. Karyanya yang lain adalah Wagahai wa Neki de aru (I Am a Cat),
Sanshiiro, Botchan, Sorekara, Kokoro, dan masih banyak lagi.
Suzuki Miekichi adalah penulis sastra anak yang terkenal pada zaman Meiji dengan nobel
Chidori dan Kuwa no Mi. Tahun 1918, dia menerbitkan majalah anak Akai Tori yang juga
mengajarkan cara menulis puisi modern oleh Kitawara Hakushi. Salah satu penulis dalam
majalah Akai Tori adalah Akutagawa Ryuunosuke yang menulis Kumo no Ito, Majutsu, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai