Robun
menunjukkan
sikap
yang
mengikuti
aliran
pembaharuan. Hal tersebut terlihat pada pemilihan tema dalam salah satu
karyanya yaitu Seiyoo Doochuu Hizakurige yang menggambarkan
bidang kesusastraan.
Kesusastraan Terjemahan
Berbagai ragam hasil karya Barat diterjmahkan dan ditiru sehingga
memberikan dorongan dan semangat untuk melahirkan kesusastraan
baru. Diantara karya terjemahan yang terkenal adalah kisah Robinson
Crusoe yang diterjemahkan dalam bahasa Jepang dengan judul Robinson
Zenden, kemudian diterbitkan pula Arabia Monogatari yang merupakan
untuk
hiburan
dan
ceriteranya
harus
mengutamakan
tersebut
ditandai
dengan
diselenggarakannya
Rokumeikan
oleh
Narushima
Ryuuhoku
yang
mengungkapkan
M)
kembali
ke
Jepang
dengan
aktif
mengembangkan
mengharukan.
1) Aliran naturalisme
Pengaruh Emile Zola
Naturalisme dalam kesusastraan Jepang tumbuh sebagai akibat dari
pengaruh pengarang perancis penganut aliran Naturalis bernama Emile
Zola. Pengaruh Zola ini lebih cepat dikenal dengan munculnyab sebuah
buku berjudul Ishibigaku berisikan tentang naturalis Estetik. Zola
menjelaskan dalam novel Jikken Shoosetsuron yang berisikan peristiwa
percobaan pengobatan, salah satu teori realisme yang berpegang pada
data ilmu pasti secara teliti. Berdasarkan teori ini di Jepang juga
berkembang penulisan novel melalui pendekatan ilmiah. Sejalan dengan
pengaruh teori tersebut yang melukiskan sesuatu berdasarkan pada
kenyataan apa adanya, aliran naturali lambat laun sangat berpengaruh
mengalami
kehidupan
yang
resah
karena
harus
pribadi
yang
ditulis
dengan
berterus
terang,
wajar
Aliran Kiseki
Di dalam majalah terbitan Waseda yang berjudul Kiseki, kita bisa
melihat suatu gaya yang melukiskan sesuatu yang tersembunyi yang
berhubungan dengan unsur psikologis seseorang. Aliran ini timbul
karena pengaruh kesusastraan Rusua pada akhir abad ke-19. Penulis-
Taishoo
mendorong
munculnya
Shisoosetsu
dan
dengan
tragedi,
sedangkan
dalam
Shinkyoosoosetsu
yang
melukiskan
segi
keindahan
yang
sejenis
berusaha
citanya.
Nagai kafuu
Nagai Kafuu setelah kembali dari tugas belajar di luar negeri, ia menulis
buku berjudul Amerika Monogatari dan Furansu Monogatari karena
merasa bahwa saat itu Jepang sangat menitikberatkan pada realisme
sehingga kehilangan idealisme dan imaginasi. Untuk membangkitkan
kembali perasaan mencintai Jepang zaman dulu, Kafuu yang tertarik
akan pribadi manusia Zaman Edo mengambil tema dunia Geisha yang
ditulis dalam novelnya yang berjudul Sumidagawa, Ude Kurabe,
Okamezasa dan lain-lain. Ceritanya selalu bermotif keadaan yang selalu
menyenangkann, tetapi di dalam keadaan seperti itu, sebenarnya kita
dapat meihat status pengarang yang tiak baik dalam masyarakat beserta
tinggi).
Suzuki Miekichi dan kesusastraan anak-anak
Suzuki Meikichi terkenal dengan penulisan yang puitis dan halus seperti
dalam novel Chidori dan Kuwa no Mi, dia juga sebagai seorang perintis
yang mengembangkan kesusastraan anak-anak dengan menerbitkan
majalah Akai Tori. Akai tori selain memuat novel anak-anak karya
pengarang terkenal juga memuat cara menulis huruf indah yang diasuh
oleh Suzuki Miekichi sendiri dan cara menulis puisi modern yang diasuh
oleh Kitahara Hakushuu sehingga sangat digemari anak-anak dan
remaja.
Akutagawa Ryuunosuke
Akutagawa mengutamakan pengambilan bahan dari cerita yang berlatar
belakang sejarah atau cerita klasik, kemudian diolahnya dengan baik
sehingga lahirlah sebuah novel baru dengan penafsiran yang baru pula.
Diantara novel seperti itu adalah Rashoomon, Gesaku Zanmai,
Karenoshoo, dan Yabu no Naka. Dia mempunyai keahlian untuk
neorealisme.
Kikuchi Kan
Kikuchi Kan tidak secerdas dan setajam Akutagawa, tetapi dia membuat
tema novelnya dengan mudah dan jelas. Karyanya antara lain Tadanao
Untuk
mencurahkan
perasaan
kurang
puasnya