ARSITEKTUR
KELOMPOK :
1. STEFAN YOGA HARDANTA ( 17.A1.0052 )
2. RIZKY KURNIAWAN ( 17.A1.0062 )
3. IMANNUEL SEPTIANDI ( 17.A1.0038 )
Interior
Tikar tatami
WASHITSU
• Sebagian besar dinding interior Jepang sering terbuat dari layar
shoji yang bisa digeser terbuka untuk bergabung dengan dua
kamar bersama-sama, dan kemudian menutupnya untuk
kepentingan privasi.
• Pada layar shoji terbuat dari kertas yang melekat pada bingkai
kayu tipis yang menggelinding pada jalur ketika mereka
didorong.
• Fitur penting lainnya dari layar Shoji selain privasi dan
pengasingan, adalah untuk pencahayaan alami. Ini merupakan
aspek penting untuk desain Jepang. Kertas dinding tembus
SHOJI memungkinkan cahaya untuk disebarkan melalui ruang dan
menciptakan bayangan cahaya dan pola.
SHOJI
• Tikar tatami, tikar jerami sering digunakan untuk menutupi lantai dalam
interior Jepang, di rumah-rumah Jepang modern biasanya hanya ada satu
atau dua ruang tatami. Cara lain untuk menghubungkan kamar di interior
Jepang adalah melalui panel yang terbuat dari kayu dan kertas, seperti
shoji layar, atau kain geser. Panel ini disebut fusuma dan digunakan
sebagai seluruh dinding. Biasanya panel ini dihiasi lukisan secara
tradisional.
• Tatami merupakan dasar dari arsitektur tradisional Jepang, mengatur
ukuran bangunan dan dimensi. Desain berasal dari Jepang kuno ketika
jerami diletakkan di lantai tanah sebagai pelunak dan penghangat. Dalam
Periode Heian (794-1185), ide ini berkembang menjadi tikar seperti zaman
sekarang, yang dapat diletakkan di mana saja untuk duduk atau tidur.
Tatami cocok untuk iklim Jepang, karena udara dapat beredar di sekitar
Tikar tatami lantai.
TATAMI
TATAMI
TATAMI DALAM ARSITEKTUR MODERN JEPANG
Salah satu contoh bangunan yang menggunakan tatami untuk alas
lantainya adalah Katsura Rikyu Villa. Katsura Rikyu Villa
memiliki eksterior bangunan tradisional Jepang pada umumnya
dengan pintu geser dan material kayu. Interior bangunannya
menggunakan tatami di keseluruhan ruangannya. Katsura Rikyu Kenrak Tokmoto’s Inari House adalah contoh
Villa adalah villa yang dibangun pada abad ke-17 dengan taman bangunan modern Jepang dengan material beton
dan pendopo di pinggir barat Kyoto. Villa ini adalah salah satu yang menggunakan tatami sebagai acuan untuk
peninggalan sejarah Jepang yang berskala besar. Arsitekturnya proporsi luas ruangan di dalamnya. Pada
dianggap sebagai salah satu pencapaian terbesar dari arsitektur umumnya, bangunan modern Jepang tidak
Jepang. menggunakan proporsi ukuran tatami di seluruh
ruangannya, hanya beberapa ruangan saja.
WASHITSU
• Fusuma adalah panel berbentuk persegi panjang yang dipasang vertikal pada rel dari
kayu, dapat dibuka atau ditutup dengan cara didorong atau digeser.
• Kegunaannya sebagai pintu dorong atau pembatas ruangan pada washitsu. Seperti
halnya shoji, fusuma dipasang di antara rel kayu, rel bagian atas disebut kamoi dan rel
bagian bawah disebut shikii. Rangka dibuat dari kayu dan kedua sisi permukaannya
dilapis dengan washi, kain (serat alami atau serat sintetis), atau vinil.
• Bila kertas pelapis sudah rusak atau sekadar ingin berganti suasana, kertas lama bisa
dilepas dan diganti dengan kertas baru. Kedua belah permukaan fusuma dipasangi
hikite yang berfungsi seperti pegangan pintu sewaktu mendorong fusuma.
• Perbedaan antara fusuma dan shoji adalah fusuma tidak dapat ditembus cahaya
sedangkan shoji dapat ditembus cahaya. Sandal rumah harus dilepas sebelum
memasuki washitsu.
fusuma
FUSUMA
• Toilet di perumahan Jepang biasanya terletak jauh dari kamar mandi dan terpisah dari
rumah induk. Namun, dalam kamar apartemen sering menggunakan toilet dan kamar
mandi berada dalam satu unit. kamar mandi. Secara tradisional, toilet Jepang telah
memiliki citra "haram" dan dengan demikian dipisahkan, tapi kemudian hari toilet lebih
modern cenderung untuk menangkal tradisional citra "haram" tadi .
• Toilet tradisional Jepang (washiki) adalah kloset jongkok juga dikenal sebagai kloset Asia.
Kebanyakan kloset jongkok di Jepang terbuat dari porselen. Para pengguna toilet di
Jepang kebalikan dari Indonesia dimana mereka menghadap ke dinding di belakang toilet
pada gambar terlihat di sebelah kanan. Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset
yang berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang
ditinggikan sekitar 30 cm.
Washiki (Toilet)
• Ada dua jenis dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan tungku dan yang
kedua dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama menggunakan kayu bakar.
Pada periode Jomon, dari 10.000 SM sampai 300 SM, orang berkumpul ke desa-desa, di
mana mereka tinggal di tempat tinggal lubang dangkal
Dapur tradisional dengan sistem gantung • Kompor awal tidak lebih dari sebuah lubang dangkal (jikaro 地 床 炉), yang dikelilingi
oleh batu untuk menangkap percikan api.
• kemudian mereka menggantikan dengan Vas tanah liat atau tungku. Jenis kompor
disebut umigamero (埋 瓮 炉,. Lit "terkubur vas kompor").
• Seperti kompor menjadi lebih aman, itu dipindahkan dari pusat rumah ke samping dan,
oleh periode Kofun akhir (abad ke-6), hampir semua rumah memiliki kompor di salah satu
ujung rumah. Beberapa keluarga kaya pada periode Kofun membangun sebuah rumah
terpisah di mana memasak dilakukan.
Daidokoro (dapur)
• Di pinggir rumah terdapat Roka, biasanya berlantai kayu, yang mirip dengan
lorong-lorong.
ROKA ( LORONG)
Kearifan
• Pemerintahan Jepang menyadari sepenuhnya bahwa mereka hidup
di bawah ancaman gempa bumi dan tsunami setiap saat.
Pemahaman yang bijak terhadap keadaan alam telah menyadarkan
Lokal
pemerintah kota untuk mengembangkan kota-kota yang tanggap
bencana. Kearifan lokal digali kembali untuk ditransformasikan ke
dalam budaya kehidupan modern di perkotaan. Arsitektur bangunan
tradisional Jepang yang berbentuk rumah panggung dengan bahan
dari kayu dan bambu terbukti sangat lentur meredam gempa.
Konsep arsitektur tradisional pun diterapkan ke setiap bangunan dan
gedung bertingkat di Jepang.
• Gedung-gedung bertingkat dievaluasi dan direnovasi mengikuti
kaidah-kaidah bangunan tahan gempa yang ekstrim. Semua
bangunan baru wajib dibangun tahan gempa. Gedung simulasi tahan
gempa dibangun sebagai bahan informasi dan referensi kajian dan
pengembangan bangunan tahan gempa.
• Fasilitas kota disiapkan dalam rangka mengantisipasi jika bencana
datang. Bangunan publik seperti sekolah dan rumah sakit disiapkan
sebagai tempat evakuasi bencana. Taman-taman kota dan lapangan
olahraga disiagakan sebagai ruang evakuasi bencana bagi
pengungsi. Infrastruktur jalan dipersiapkan sebagai jalur evakuasi
bencana, dilengkapi rute evakuasi, peta rawan bencana, dan titik-
titik tempat evakuasi bencana.
• Membangun kota tanggap bencana merupakan investasi di masa depan. Tantangan dan peluang di bidang perumahan, kesehatan,
pendidikan, transportasi, dan berbagai pelayanan publik harus mengacu kepada kota yang tanggap bencana. Sistem perkotaan yang
mengintegrasikan dunia ekonomi, bisnis, pemerintahan, dan kepekaan lingkungan hidup akan meningkatkan kualitas hidup penduduk
dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
• Untuk membuat sebuah kota efisien dalam mengantisipasi, mitigasi dan adaptasi terhadap bencana, kota dibagi-bagi dalam struktur sub-
sub kota yang mampu hidup mandiri. Sub kota terkecil bisa berupa kampung modern yang sering disebut superblok yang menyediakan
segala hal kemudahan dan kebutuhan hidup satu komunitas dalam satu kawasan terpadu yang ramah lingkungan.
• Kawasan terpadu mengabungkan segala kebutuhan manusia dari bertempat tinggal, bekerja, sampai dengan berekreasi dengan nyaman
dan efisien. Dalam kawasan tersedia kantor, sekolah, perumahan (1 (hotel) : 3 (apartemen) : 6 (rusun)), pusat hiburan, pusat perbelanjaan,
rumah ibadah, taman dan lapangan olahraga. Penghuni cukup berjalan kaki atau bersepeda ke tempat tujuan dalam lingkup kawasan
tersebut. Hemat bahan bakar, antimacet, dan pencemaran udara jadi berkurang.
• Pemerintah harus mengubah strategi pembangunan permukiman, dari horizontal menjadi vertikal. Permukiman horizontal yang padat
diremajakan menjadi pemukiman vertikal secara bertahap. Kawasan rawan bencana menjadi prioritas peremajaan kawasan yang akan
dikembangkan menjadi kawasan terpadu ramah lingkungan dalam 20 tahun ke depan.
• Pengembangan kawasan terpadu dapat pula dilaksanakan di sekitar simpul-simpul angkutan massal, seperti di stasiun kereta dan terminal
bus, serta halte-halte angkutan massal (bustrans, kereta api) – Transit Orinted Development (TOD). Perlu ada kejelasan rencana peremajaan
kota dan pengembangan kawasan terpadu akan dilaksanakan di mana dan bagaimana strategi pencapaiannya dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
• Pemerintah dan pengembang disyaratkan membangun gedung-gedung tahan gempa yang selaras dengan kondisi geografis dan
lingkungan setempat, akar budaya, adat istiadat, bahkan kepercayaan yang dianut masyarakat. Produk arsitektur bangunan tradisional
yang berhasil mengacu pada kondisi lingkungan Indonesia yang beriklim tropis basah. Bangunan memperhatikan faktor-faktor lingkungan
(ekosistem) setempat dan memenuhi kinerja bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, hemat bahan – sedikit limbah, dan terjaga kualitas
udara.
Sinergi
Ruang
“We regard human society as a vital process, a continious
development from atom to nebula. The reason why we use the
biological word metabolism is that we believe design and
technology should be denote human vitality.” (Metabolism
1960 ; a Proposal for a New Urbanism)