Anda di halaman 1dari 11

Nama  

:  Ririn sri indriyani


Kelas    :  VIII B
Perihal  :  Remedial Bahasa Jepang

RAGAM AGAMA DI JEPANG


  
  Jepang adalah sebuah negara yang memiliki budaya yang masih
lekat dengan kehidupan sehari-hari penduduk negara tersebut.
Perkembangan budaya di Jepang sangat erat hubunganya dengan
agama, sistem kepercayaan, dan mitologi yang telah dianut oleh
masyarakat Jepang sejak zaman dahulu. Awal terciptanya Jepang
dimulai dari mitologi Izanagi dan Izanami yang datang ke sebuah
tempat kemudian menciptakan pulau-pulau yang membentuk
sebuah kepulauan yang sekarang kita kenal dengan nama pulau
Jepang.
  Seiring dengan berjalannya waktu, mulai muncul berbagai
pemikiran seperti Shinto yang kemudian disusul dengan agama
Buddha. Shinto dan Buddha terus berkembang di dalam
masyarakat Jepang sehingga kita dapat menemukan banyak jinja
(kuil shinto) dan otera (kuil Buddha).
  Agama Buddha sendiri berkembang menjadi berbagai macam
aliran dan yang paling terkenal hingga saat ini adalah Zen
Buddhisme. Agama selanjutnya yang masuk ke Jepang adalah
Kristen. Akibat kuatnya pengaruh dari barat yang dan konflik
dalam negeri, Jepang akhirnya memutuskan untuk membuka diri
setelah selama beberapa ratus tahun mengisolasi negara mereka
dari dunia luar atau yang juga dikenal dengan istilah Sakoku.
  Kristen pun berkembang dan cukup diminati oleh masyarakat
Jepang dan mulai berpengaruh ke dalam kehidupan kebanyakan
masyarakat Jepang. Salah satu contohnya adalah dirayakannya
Natal di Jepang dan digunakannya tata cara kristen pada saat
melakukan pernikahan.
  Menurut Wikipedia, Penganut agama di Jepang berdasarkan info
dari Kementerian Pendidikan Jepang: Shinto sekitar 107 juta
orang, agama Buddha sekitar 89 juta orang, Kristen dan Katolik
sekitar 3 juta orang, serta agama lain-lain sekitar 10 juta orang
(total seluruh penganut agama: 290 juta). Total penganut agama
di Jepang hampir dua kali lipat dari total penduduk Jepang.        
Penganut agama Shinto dan Buddha dalam berbagai sekte saja
sudah mencapai 200 juta. Total penganut agama di Jepang
melebihi jumlah penduduk disebabkan cara pengumpulan data
dan tradisi beragama orang Jepang.
  Secara umum kita dapat menemukan fakta bahwa cukup banyak
orang Jepang yang merayakan kelahiran anak mereka dengan cara
Shinto, menikah dengan cara Kristen, dan apabila mereka
meninggal, upacara ala Buddha lah yang mereka pilih. Bahkan, di
dalam salah satu buku pelajaran bahasa Jepang, Marugoto, juga
dituliskan sebuah artikel tentang seorang pendeta Jepang 
yang menikah dengan tata cara kristen.

Agama Shinto di Jepang

  Shinto adalah kata majemuk daripada “Shin” dan “To”. Arti kata
“Shin” adalah “roh” dan “To” adalah “jalan”. Jadi “Shinto”
mempunyai arti lafdziah “jalannya roh”, baik roh-roh orang yang
telah meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Kata “To”
berdekatan dengan kata “Tao” dalam taoisme yang berarti
“jalannya Dewa” atau “jalannya bumi dan langit”. Sedang kata
“Shin” atau “Shen” identik dengan kata “Yin” dalam taoisme
yang berarti gelap, basah, negatif dan sebagainya ; lawan dari kata
“Yang”. Dengan melihat hubungan nama “Shinto” ini, maka
kemungkinan besar Shintoisme dipengaruhi faham keagamaan
dari Tiongkok.

Agama Islam di Jepang 

  Islam biasanya dianut oleh orang Turki, Arab, Melayu, dan


Indonesia yang melakukan studi atau bekerja di Jepang. Islam
dalam bahasa Jepang adalah イスラム教 (isuramukyou) Antara
1877 dan Perang Dunia II.
  Hubungan Islam dengan Jepang ini masih terbilang belia jika
dibandingkan hubungan agama ini dengan negara-negara yang
lain di seluruh dunia. Tidak terdapat sebuah hitungan yang nyata
tentang hubungan-hubungan antara agama Islam dengan Jepang
atau cerita sejarah tentang Islam di Jepang melalui penyebaran
agama, kecuali beberapa hubungan tersembunyi antara penduduk-
penduduk Jepang dengan orang-orang Muslim dari negara lain
sebelum tahun 1868.
  Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk
Jepang pada tahun 1877 sebagai sebagian pemikiran agama barat
dan pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad
diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam
menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang, tapi
hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.
  Lagi satu hubungan yang penting dibuat pada tahun 1890 ketika
Turki Usmaniyah mengirim utusan yang menumpang sebuah
kapal yang dinamakan "Ertugrul" ke Jepang untuk tujuan
menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara serta untuk
saling memperkenalkan orang Muslim dan orang Jepang. Kapal
itu yang membawa 609 orang penumpang dalam pelayaran
pulang ke negara mereka tenggelam dengan 540 penumpang
tewas. Dua orang Jepang Muslim pertama yang diketahui ialah
Mitsutaro Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan
mengambil nama Omar Yamaoka setelah menunaikan haji di
Mekah, serta Bumpachiro Ariga yang pada masa yang lebih
kurang sama telah pergi ke India untuk berdagang dan kemudian
memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang Muslim di sana
serta mengambil nama Ahmad Ariga. Bagaimanapun, kajian-
kajian ini telah membuktikan bahwa seorang Jepang yang
dikenali sebagai Torajiro Yamada mungkin merupakan orang
Jepang Muslim yang pertama ketika ia melawat negara Turki
disebabkan turut berduka cita dengan korban tewas dalam
kecelakaan maut Ertugrul. Dia mengambil nama Abdul Khalil
dan mungkin pergi ke Mekah untuk naik haji.

Agama Kristen di Jepang


  Kristen masuk melalui jalur perdagangan pada abad ke-
19. Orang Jepang tertarik dengan pengetahuan dan teknologi dari
Barat, sehingga semakin terbuka bagi
masuknya kekristenan. Bahkan, pemerintah Jepang sendiri
mengangkat orang-orang Kristen sebagai pengajar di perguruan-
perguruan tinggi yang ada.          Keterbukaan Jepang di saat ini
memberikan ruang bagi jemaat Kristen yang pernah diinjili
sekitar abad ke-16, namun mengalami tekanan dari negara
sehingga terpaksa bersembunyi. Bahkan, Nikolai, seorang
pendeta konsul dari Rusia berhasil membangun Gereja Ortodoks
Rusia di Jepang.Sementara itu, Gereja Protestan berhasil di antara
golongan samurai karena mereka tertarik pada prinsip pemuridan
dan pengabdian yang ditawarkan oleh Protestanisme.Selain itu,
masa kebangunan rohani yang berlangsung sekitar
tahun 1880 turut membantu perkembangan gereja dengan
cepat. Salah satu pergumulan utama jemaat Kristen di Jepang
adalah nasionalisme Jepang yang sangat terkait dengan
agama Shinto, membuat mereka mengalami kesulitan untuk
menemukan kesetiaan pada negara sekaligus pada agama Kristen
itu sendiri. Selain itu, pecahnya Perang Dunia IImenyebabkan
konflik kesetiaan antara jemaat Kristen dengan negaranya
menjadi semakin parah.Terlepas dari hal-hal tersebut, ada
beberapa tokoh kristen yang memiliki peranan bagi Jepang,
seperti Toyohiko Kagawa.

Agama Budha di Jepang

  Agama Buddha diperkenalkan di Jepang pada abad ke-6 setelah


ketika para bhiksu Cina melakukan perjalanan ke Jepang sembari
membawa banyak kitab-kitab suci dan karya seni. Agama Buddha
lalu dipeluk menjadi agama negara pada abad selanjutnya. Karena
secara geografis terletak pada ujung Jalur Sutra, Jepang bisa
menyimpan banyak aspek agama Buddha ketika agama ini mulai
hilang dari India dan ditindak di Asia Tengah serta Tiongkok.
Dari kurang lebih tahun 710 banyak sekali kuil dan vihara
dibangun di ibu kota Nara, seperti pagoda lima tingkat dan Ruang
Emas Horyuji, atau kuil Kofukuji. Banyak sekali lukisan dan
patung dibuat sampai tak terhitung dan seringkali dengan sponsor
pemerintah. Pembuatan seni Buddha Jepang mencapai masa
keemasan antara abad ke-8 dan abad ke-13 semasa pemerintahan
di Nara, Heian-kyō, dan Kamakura.

UPACARA MINUM TEH


  
  Upacara minum teh (茶道 sadō, chadō, jalan teh) adalah ritual
tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman
dulu disebut chatō (茶の湯) atau cha no yu. Upacara minum teh
yang diadakan di luar ruangan disebut nodate.
  Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni
upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan
khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Tuan rumah
juga bertanggung jawab dalam mempersiapkan situasi yang
menyenangkan untuk tamu seperti memilih lukisan dinding
(kakejiku), bunga (chabana), dan mangkuk keramik yang sesuai
dengan musim dan status tamu yang diundang.
  Teh tidak hanya dituang dengan air panas dan diminum, tetapi
sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan
kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara
lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan
upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam
ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan
seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum
teh yang dianut.
  Seni upacara minum teh memerlukan pendalaman selama
bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur
hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum
teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi,
etiket meminum teh dan menikmati makanan kecil yang
dihidangkan.
  Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk
matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus.   Upacara
minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan
bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
  Dalam percakapan sehari-hari di Jepang, upacara minum teh
cukup disebut sebagai ocha (teh). Istilah ocha no keiko bisa
berarti belajar mempraktikkan tata krama penyajian teh atau
belajar etiket sebagai tamu dalam upacara minum teh.
  Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian
setelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim
ke dinasti Tang. Literatur klasik Nihon Kōki menulis tentang
Kaisar Saga yang sangat terkesan dengan teh yang disuguhkan
pendeta bernama Eichu sewaktu mengunjungi Provinsi Ōmi pada
tahun 815. Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis
pertama tentang tradisi minum teh di Jepang.
  Pada masa itu, teh juga masih berupa teh hasil fermentasi
setengah matang mirip Teh Oolong yang dikenal sekarang ini.
Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya
dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Teh belum dinikmati
di kalangan terbatas sehingga kebiasaan minum teh tidak sempat
menjadi populer.
  Acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang
mengadakan upacara minum teh secara mewah menggunakan
perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini
dikenal sebagai Karamono suki dan ditentang oleh nenek moyang
ahli minum teh Jepang yang bernama Murata Jukō. Menurut
Jukō, minuman keras dan perjudian harus dilarang dari acara
minum teh. Acara minum teh juga harus merupakan sarana
pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan
pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperkenalkan Jukō
merupakan asal usul upacara minum teh aliran Wabicha.
  Wabicha dikembangkan oleh seorang pedagang sukses dari kota
Sakai bernama Takeno Shōō dan disempurnakan oleh murid
(deshi) yang bernama Sen no Rikyū di zaman Azuchi
Momoyama. Wabicha ala Rikyū menjadi populer di kalangan
samurai dan melahirkan murid-murid terkenal seperti Gamō
Ujisato, Hosokawa Tadaoki, Makimura Hyōbu, Seta Kamon,
Furuta Shigeteru, Shigeyama Kenmotsu, Takayama Ukon, Rikyū
Shichitetsu. Selain itu, dari aliran Wabicha berkembang menjadi
aliran-aliran baru yang dipimpin oleh daimyo yang piawai dalam
upacara minum teh seperti Kobori Masakazu, Katagiri Sekijū dan
Oda Uraku. Sampai saat ini masih ada sebutan Bukesadō untuk
upacara minum teh gaya kalangan samurai dan Daimyōcha untuk
upacara minum teh gaya daimyō.
  Sampai di awal zaman Edo, ahli upacara minum teh sebagian
besar terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang
yang sangat kaya. Memasuki pertengahan zaman Edo, penduduk
kota yang sudah sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan
menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat upacara
minum teh. Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari
upacara minum teh disambut dengan tangan terbuka oleh aliran
Sansenke
(tiga aliran Senke: Omotesenke, Urasenke dan
Mushanokōjisenke) dan pecahan aliran Senke.

OLAHRAGA POPULER DI JEPANG

  Jepang sudah tidak asing lagi dengan olahraga, di mana negara


memiliki dan mempopulerkan aneka olahraga tradisional dan
modern yang kompetitif hingga beberapa di antaranya masuk ke
ajang internasional. Berikut adalah 8 olahraga di Jepang yang
paling populer di negara tersebut.  

> Puroresu (pro wrestling)

  Jepang tidak sama dengan yang berasal dari Amerika karena


banyak pegulat telah mempelajari berbagai disiplin ilmu bela diri.
Sejumlah upaya pernah dilakukan untuk membawa olahraga ini
ke Jepang di awal abad 20 yang tidak tercapai sampai pada tahun
1951
  Penyebaran olahraga ini dilakukan oleh bintang puroresu yang
bernama Rikidozan, seorang pegulat keturunan Korea dan
Jepang, yang dijuluki sebagai pahlawan Jepang di saat krisis
identitas setelah Perang Dunia. Beberapa pegulat populer lainnya
dalam sejarah termasuk Giant Baba, Antonio Inoki, dan Tiger
Mask (sebenarnya adalah grup yang berisikan 4 orang yang
memakai topeng). Pecinta J-Pop mungkin akan mengenali
Ladybeard, yang memulai debut puroresu-nya di Jepang pada
tahun 2013.

> Tinju

  Yujiro Watanabe adalah bapak tinju Jepang yang dilatih bertinju


sejak sebelum umur 16 tahun di California, sebelum akhirnya
kembali ke Jepang di mana ia mendirikan klub Nippon Kento
pada tahun 1921. Beberapa tahun kemudian muncul All-Japan
Professional Kento Association (JPBA), yang sejak tahun 2000
kemudian menjadi Japan Pro Boxing Association (JPBA).
  Dahulu, Tsunekichi Koyanagi, seorang pegulat sumo peringkat
ozeki yang profesional telah dipilih oleh Ke-shogun-an untuk
menantang petinju dan pegulat dalam pertarungan seni bela diri.
Dari sanalah olahraga ini diperkenalkan, dengan pertandingan
terbesar pertama diadakan pada tahun 1887.
  Aturan pertama dalam olahraga tinju di Jepang ditetapkan oleh
Japan Boxing Comission (JBC) untuk mendorong para petinju
agar bertanding di dalam negeri. Petinju pria asal Jepang yang
mencoba unjuk gigi di laga internasional sangat sedikit, dan para
juara asal Jepang pun juga secara umum tidak dikenali oleh dunia
internasional.

> Balap Mobil

  Balapan mobil  telah ada di Jepang sejak tahun 1920-an, akan


tetapi Tamagawa Speedway yang dibuka pada tahun 1936
menjadi ajang balap permanen olahraga tersebut. Soichiro Honda
yang kemudian mendirikan perusahaan mobil dengan namanya
sendiri, adalah salah satu kompetitor awal dalam track balapan
baru ini, sedangkan Nissan yang baru terbentuk berkompetisi
dengan tim pabrikannya sendiri.
  Setelah membentuk perusahaannya, Honda membuka Suzuka
International Racing Course, yang pada tahun 1962 dikenal
sebagai Suzuka Circuit. Lintasannya pernah dipakai untuk
sejumlah ajang perlombaan besar di dunia, seperti ajang Formula
One. Tidak mau kalah, Mitsubishi juga membuka arena balap
yang bernama Fuji Speedway pada awal tahun 1960-an (yang
sekarang dimiliki oleh Toyota). Hampir semua ajang balapan
terbesar di Jepang diadakan di dua sirkuit ini, tetapi di Jepang
sendiri ada lebih dari 20 arena balap.

> Golf

  Berbeda dengan sebagian besar olahraga di Jepang yang ada di


daftar ini, golf berasal dari Barat yang datang pada saat Restorasi
Meiji (1868-1912). Ekspatriat asal Inggris bernama Arthur
Hesketh Groom dan kawan-kawannya membuat arena golf four
hole di Gunung Rokko, di Kobe.       Lapangan golf tersebut
selesai dibangun pada tahun 1901, tetapi diperluas pada tahun
1903 menjadi nine hole dan menjadi Kobe Golf Club. Dari situlah
olahraga golf menjadi cukup populer di Jepang.
Sekarang, golf tidak bergantung pada usia, kelas atau gender.
Pegolf populer jepang rata-rata usianya masih muda, termasuk
Ryo Ishikawa, yang memulai debutnya pada umur 15 tahun, lalu
ada Hideki Matsuyama dan pegolf wanita peringkat atas Ai
Miyazato.

> Sumo

  Sumo juga sering dianggap sebagai olahraga nasional Jepang,


dan sudah ada sejak jaman dahulu. Sumo berasal dari ritual
Shinto yang menggambarkan manusia bergulat dengan dewa.
Turnamen sumo profesional dimulai pada tahun 1684 di kuil
Tomioka Hachiman-gu, Tokyo.
  Cara memenangkan pertandingan sumo adalah dengan
mendorong lawan hingga keluar dari ring atau menjatuhkan
lawan ke tanah, tentunya apabila menjatuhkan sabuk pegulat
maka akan didiskualifikasi. Tiap tahunnya ada 6 turnamen sumo
di berbagai daerah yang masing-masing berdurasi 15 hari.

> Tenis

  Tenis diperkenalkan di Jepang pada tahun 1878, saat 5 lapangan


telah dibangun di Yamate Park di Yokohama untuk digunakan
oleh orang asing. Di tahun yang sama, George A. Leland telah
diundang untuk memperkenalkan pendidikan jasmani gaya Barat
ke Jepang, dan ajarannya menuntun tenis menjadi meluas di
Jepang.
  Pada tahun 1886, Soft Tennis telah menjadi standar olahraga
yang dimainkan di Jepang, dan masih diajarkan di berbagai
sekolah di seluruh negeri itu sampai hari ini. Tenis telah
mendapat tempat dalam budaya Jepang. Tenis juga menjadi
olahraga yang membuat Jepang memenangkan medali Olimpiade
pertamanya, yang kedua medalinya dimenangkan oleh Ichiya
Kumagai pada tahun 1920 di Olimpiade Antwerp.

> Sepakbola

  Tak disangka di urutan nomor 2 adalah sepak bola. Organisasi


pertama liga nasionalnya didirikan tahun 1965 yang terdiri dari 8
klub amatir. Medali perunggu Olimpiade Meksiko pada tahun
1968 kemudian meningkatkan popularitas olahraga sepakbola di
Jepang.
  Saat ini sudah ada 18 klub profesional di Jepang, dan sejumlah
bintang sepakbola seperti Kazuyoshi Miura, Hidetoshi
Nakamura, dan Shunsuke Nakamura adalah pemain kunci tim
nasional Jepang yang dijuluki sebagai Samurai Biru. Meskipun
sepakbola wanita Jepang kurang populer dibandingkan sepakbola
tim nasional, tim sepakbola wanita Jepang yang disebut
Nadeshiko telah menjadi pusat perhatian di FIFA Women’s
World Cup Final tahun 2011 yang mengalahkan tim nasional
Amerika.

> Baseball

  Baseball adalah olahraga paling populer di Jepang sampai saat


ini. Baseball diperkenalkan pada tahun 1872, yang dibutuhkan
waktu 64 tahun untuk membentuk liga profesional pada tahun
1936.
  Ada perbedaan antara baseball Jepang dan Amerika, yaitu bola
baseball Jepang berukuran relatif kecil dibandingkan dengan bola
baseball Amerika, dan strike zone juga lapangannya pun
berukuran lebih kecil. Pertandingan baseball dibatasi 12 babak
dan playoff game dibatasi 15 babak sehingga tidak menutup
kemungkinan akan adanya seri.
  Demikianlah 8 olahraga di Jepang yang paling difavoritkan.

Anda mungkin juga menyukai