0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang agama di Jepang, khususnya agama Buddha dan Shinto yang menjadi agama mayoritas. Agama Buddha diperkenalkan pada abad ke-6 Masehi dan mulai berkembang setelah Kaisar Suiko menjadi biksuni Buddha, sedangkan agama asli Jepang yaitu Shinto telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Ritual-ritual penting dalam Shinto dijel
Dokumen tersebut membahas tentang agama di Jepang, khususnya agama Buddha dan Shinto yang menjadi agama mayoritas. Agama Buddha diperkenalkan pada abad ke-6 Masehi dan mulai berkembang setelah Kaisar Suiko menjadi biksuni Buddha, sedangkan agama asli Jepang yaitu Shinto telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Ritual-ritual penting dalam Shinto dijel
Dokumen tersebut membahas tentang agama di Jepang, khususnya agama Buddha dan Shinto yang menjadi agama mayoritas. Agama Buddha diperkenalkan pada abad ke-6 Masehi dan mulai berkembang setelah Kaisar Suiko menjadi biksuni Buddha, sedangkan agama asli Jepang yaitu Shinto telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang. Ritual-ritual penting dalam Shinto dijel
BY: Adhie Pahlawan Teguh Aditya PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG TERHADAP AGAMA
Membahas mengenai kehidupan agama
di Jepang, berarti harus mengetahui agama yang dianut oleh masyarakatnya. Agama yang mayoritas tumbuh dan berkembang di Jepang adalah Buddha dan Shinto. Namun jika dilihat lebih jauh sebenarnya kebiasaan atau budaya yang berkembang di Jepang erat kaitannya dengan sistem kepercayaan serta mitologi yang sejak dulu dianut masyarakatnya AGAMA BUDHA DI JEPANG Aliran Budha sendiri didirikan antara abad ke – 4 dan ke – 6 SE oleh Siddharta Gautama, atau Gautama Buddha. Ajaran ini mencapai Jepang sekitar abad ke – 6 SE. Pada saat itu, Jepang telah memiliki adat kebiasaan dan keyakinannya sendiri : Shinto. Aliran Budha memiliki awal yang bergejolak di Jepang dan banyak permasalahan dalam membangun dirinya sendiri, namun pada saat Kaisar Suiko menaiki tahta pada tahun 592 setelah mengambil sumpah menjadi biksuni Budha, terjadilah suatu perubahan. AGAMA SHINTO DI JEPANG Shinto adalah sebuah agama atau kepercayaan yang dipeluk mayoritas penduduk di Jepang. Agama ini telah ada di Jepang sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi satu dengan budaya. Agama ini hanya mengajarkan manusia untuk lebih menyatu dengan dunia, dengan alam, dan selalu mengingat masa lalu. Itulah mengapa di Jepang sering sekali ada ritual yang unik hingga kadang sangat aneh. Agama ini juga tidak mengikat hingga pemeluknya bebas memiliki agama lain walau tetap melakukan ritual ke-Shinto-an. Hal ini mengakibatkan mengapa banyak warga Jepang juga merayakan Natal meski mereka sebenarnya seorang pemeluk Shinto. FAKTA TENTANG AGAMA SHINTO 1. Tahun Baru Adalah Sebuah Perayaan Besar Tahun baru adalah perayaan yang sangat penting bagi para penduduk Jepang terutama pemeluk Shinto. Mereka akan datang ke kuil saat tengah malam untuk berkumpul sambil membunyikan lonceng. Biasanya mereka akan bergantian hingga lonceng yang besar dipukul sebanyak 108 kali. Pemukulan lonceng ini menjadi tanda jika penghapusan dosa selama setahun terakhir telah dilakukan. 2. Kami Adalah Dewa yang Tak Selalu Sempurna Agama besar di dunia mengenal Tuhan sebagai sesuatu yang sangat hebat dan tak memiliki cela. Tuhan adalah zat yang menciptakan semua makhluk di dunia tanpa terkecuali. Dal am Shinto dewa atau Tuhan sering disebut dengan kami. Kami dalam Shinto bisa berupa laut, api, pegunungan, dan semua zat yang ada di alam. Selain itu manusia pun bisa menjadi kami setelah mati namun ia harus melalui proses penyucian terlebih dahulu. Terakhir kami bisa menjadi sesuatu yang baik atau bentuk buruk yang membuat suatu kekacauan di dunia. 3. Amaterasu Sang Dewa Matahari Shinto sebagai agama di Jepang juga mempercayai adanya dewa matahari yang merupakan dewa dengan kedudukan tertinggi yang disebut Amaterasu. Menurut mitologi Shinto, Ameterasu lahir dari mata sebelah kiri sang pendiri Jepang, Izanagi setelah melakukan ritual penyucian. Amaterasu kemudian diperintahkan untuk memimpin Takamagahara oleh ayahnya, Izanagi.
Lebih lanjut, menurut mitologi Shinto, Amaterasu memerintahkan Ninigi
yakni cucu lelakinya untuk memerintah di bumi setelah dirinya menggambar Jepang modern. Inilah yang menjadi awal mula masyarakat Jepang disebut sebagai keturunan dewa matahari. Kepercayaan ini bahkan masih kokoh hingga sekarang di kalangan penganut Shinto, agama di Jepang. 4. Inari yang Dipuja Pemeluk Agama Shinto Sebagai agama di Jepang yang mayoritas, Shinto tidak hanya memiliki Ameterasu sebagai dewa terhebat. Agama ini juga memiliki Inari, sang dewa yang memberikan makanan bagi manusia. Dewa ini dikenal juga sebagai dewa padi, dewa rubah, bahkan disebut sebagai dewa perdagangan yang diwujudkan sebagi wanita muda dan rubah. 5. Ise Jingu, Kuil yang Harus Dibangun Setiap 20 Tahun Jika Fushimi Inari digunakan untuk menyembah Inari, Ise Jingu digunakan untuk menyembah Amataerasu. Kuil Ise Jingu dikenal sebagai salah satu kuil paling keramat di Jepang hingga keberadaannya selalu dianggap penting. Ise Jingu biasanya memiliki 120 kuil kecil yang disusun menjadi bagian depan, tengah, hingga luar. se Jingu yang ada saat ini tak pernah memiliki usia 20 tahun. Pasalnya sebuah tradisi mengajarkan untuk melakukan shikinen sengu. Atau membangun kembali lalu merobohkan bangunan yang sudah lama. Hal ini dilakukan terus-menerus dari satu generasi ke generasi. 6. Ritual Mensucikan Jiwa dan Tubuh Seperti agama pada umumnya, Shinto juga mengenal adanya dosa (Tsumi) baik dosa pada tubuh maupun dosa dalam jiwa. Untuk itu biasanya sebelum memasuki kuil Shinto, pengunjung diarahkan untuk mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu (Temizu). Menurut ajaran ini, dewa akan menghilangkan dosa dan penyakit saat melakukan ritual temizu. 7. Omikuji, Omamori dan Ema Anda yang sering melihat drama Jepang atau anime pasti mengenal apa itu omikuji, omamori, dan ema. Omikuji semacam fortune teller yang akan memberi tahu nasib seseorang. Jika nasibnya baik maka omikuji bisa dibawa, namun jika nasibnya buruk, omokuji bisa dikaitkan ke pohon atau batang-batang yang telah disediakan. Selanjutnya ada omamori yang mirip sekali dengan jimat. Biasanya omamori berupa kain atau kertas warna-warni yang di dalamnya ada kertas doa. Warga Jepang biasanya membeli omamori ke kuil lalu memberikannya pada anak atau keluarga agar lancar ujian, lancar bekerja dan semuanya. Terakhir ada ema yang berwujud kayu kecil yang memiliki tali. Biasanya orang-orang akan menulis doa di kayu ini lalu menggantungnya di pohon. Dengan menggantung ema, maka permintaan akan segara dikabulkan oleh kami yang dipercaya orang tersebut. Demikianlah tujuh fakta hebat dari agama Shinto yang dipeluk oleh hampir semua orang Jepang. Keberadaan Shinto di Jepang bukan hanya sebagai agama, namun juga sebagai panduan hidup yang selaras dengan alam. OMIKUJI OMIMURA EMA ARIGATOU GOZAIMASU