Anda di halaman 1dari 16

PENENTUAN ELEVASI

RENCANA PADA LAHAN


BERKONTUR
DESAIN ELEVASI RENCANA PADA LAHAN BERKONTUR

LATAR BELAKANG

Di era pembangunan yang sangat pesat, infrastruktur menjadi satu bagian penting dalam perencanaan suatu
kawasan.
Dalam pengembangan tersebut terdapat suatu perencanaan pengolahan grading plan (desain galian dan
timbunan).
Desain galian dan timbunan sangat diperlukan untuk mendapatkan lahan yang siap bangun
Apalagi dengan kondisi alam di indonesia yg merupakan daerah berkontur, sehingga untuk mendapatkan
lahan siap bangun perlu dilakukan perencanaan yang matang demi mendapatkan suatu kawasan yang aman
dan nyaman.
Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan mengenai penentuan elevasi rencana pada lahan berkontur
Dari hasil grading dapat ditentukan berapa nilai saleable area beserta biaya biaya yang harus dikeluarkan.
DESAIN ELEVASI RENCANA PADA LAHAN BERKONTUR
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan perencanaan grading adalah :
• Mengetahui berapa biaya pekerjaan tanah sehingga mendapatkan saleable area yang efektif
• Mengetahui berapa biaya pekerjaan struktur/perkuatan lereng sehingga mendapatkan biaya konstruksi
paling ekonomis
• Mendapatkan desain bebas banjir dengan biaya paling ekonomis
LINGKUP PERENCANAAN
Ruang lingkup dari pekerjaan grading, meliputi beberapa tenaga ahli yang diuraikan berikut ini :
• Membuat rencana elevasi jalan, kemiringan jalan (TA geometrik jalan)
• Membuat rencana elevasi kavling, galian dan timbunan (TA infrastruktur)
• Menghitung stabilitas lereng, analisa konsolidasi/settlement (TA geoteknik)
• Menghitung peil banjir, dimensi saluran (TA Sumber daya air)
• Menghitung desain struktur perkuatan lereng, retaining wall, turap (TA struktur)
• Menghitung biaya konstruksi (TA quantity surveyor)
DESAIN ELEVASI RENCANA PADA LAHAN BERKONTUR

DATA AWAL

• Data Topografi / Bathimetri (Surveyor Geodesi)


 Sebagai dasar perencanaan elevasi
• Masterplan / Siteplan (Arsitek)
 Sebagai desain awal rencana perhitungan lahan efektif
• Data Mekanika tanah (Surveyor Geoteknik)
 Sebagai dasar perhitungan desain stabilitas lereng
• Data hujan (BMKG/ Stasiun hujan setempat)
 Sebagai dasar perhitungan drainase/ saluran
DATA TOPOGRAFI

• Pada data topografi harus


terdapat informasi BM sebagai
acuan pelaksanaan
• Garis kontur
• Keterangan bangunan eksisting
• Arah arah drainase eksisting
DATA SITEPLAN

• Siteplan secara umumnya


dilaksanakan oleh arsitek,
namum ada kalanya secara
pematangan lahan sebelum
pembentukan detail siteplan,
perlu adanya kajian grading
terlebih dahulu guna mendapat
luasan lahan yang efektif
• Hal tersebut karena pada lahan
berkontur, luasan lahan secara 2
dimensi akan banyak berkurang
apabila ditinjau secara 3
dimensi,karena akan muncul
kemiringan lereng yg harus
muncul dalam desain
STABILITAS LERENG SISI BARAT
ANALISA GEOTEKNIK SISI JALAN LINGKAR TIMUR 1.335
H = 6 M, SLOPE 1V:3.25H

• Dari hasil survey mekanika tanah


54
53
52
Description: KONDISI GEMPA

Elevation
3.25
51 6M
1 Method: Spencer
didapatkan index properties dan 50
49
Horz Seismic Load: 0.1
48 Name: SOIL-01-Clayey silt,medium N-4

engineering properties tanah yg


47
46
45
44

nanti digunakan sebagai dasar 43


42
Name: SOIL-02-Silty clay,stiff N-10

41
Name: SOIL-03-Clayey silt,Very Stiff N-17
perhitungan stabilitas lereng dan
40
39
38
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

analisis settlement Distance


Name: SOIL-01-Clayey silt,medium N-4 Name: SOIL-02-Silty clay,stiff N-10
Unit Weight: 16.5 kN/m³ Unit Weight: 17 kN/m³ Name: SOIL-03-Clayey silt,Very Stiff N-17
• Maka akan diketahui berapa Cohesion: 7.2 kPa
Phi: 16 °
Cohesion: 22 kPa
Phi: 16 °
Unit Weight: 18 kN/m³
Cohesion: 29 kPa

kemiringan lereng maksimum yg STABILITAS LERENG SISI BARAT


SISI JALAN LINGKAR TIMUR
1.800
H = 6 M, SLOPE TERASERING 1V:2.5H & 1V:2.5H
diizinkan dan berapa lama 54
53 2.5
1 3M 3m
52

Elevation
Des cription: KONDISI NORMAL
setelah timbunan berlangsung 51
50 2.5
1
3m
Method: Spencer
49
48 Name: SOIL-01-Clayey s ilt,medium N-4
penurunan tanah berlangsung, 47
46
45

berapa kedalaman dan kapan


44
43 Nam e: SOIL-02-Silty clay,s tiff N-10
42
41

lahan siap dibangun 40


39
Nam e: SOIL-03-Clayey s ilt,Very Stiff N-17

38
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Distance
Nam e: SOIL-01-Clayey silt,medium N-4 Nam e: SOIL-02-Silty clay,s tiff N-10
Unit Weight: 16.5 kN/m³ Unit Weight: 17 kN/m ³ Nam e: SOIL-03-Clayey s ilt,Very Stiff N-17
Cohes ion: 7.2 kPa Cohes ion: 22 kPa Unit Weight: 18 kN/m ³
Phi: 16 ° Phi: 16 ° Cohes ion: 29 kPa
ANALISA STRUKTUR STABILITAS LERENG SISI BARAT 1.800
SISI JALAN LINGKAR TIMUR
• Desain struktur diperlukan guna H = 6 M, SLOPE TERASERING 1V:2.5H & 1V:2.5H

Batas lahan
mengurangi lahan yang 54
53 2.5
1
luasannya berkurang akibat 52
3M 3m

Elevation
51
Description: KONDISI NORMAL
adanya kemiringan lereng. 50 Method: Spencer
2.5
3m
49 1
• Untuk itu diperlukan suatu
48 Name: SOIL-01-Clayey silt,medium N-4
desain struktur yg bisa kuat 47
46
menahan beban tanah timbunan 45
44
maupun melindungi kemiringan 43 Name: SOIL-02-Silty clay,stiff N-10
42
akibat galian
41
• Desain struktur nisa berupa 40 Name: SOIL-03-Clayey silt,Very Stiff N-17
39
struktur dturap batu kali, 38
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
bronjong, beton, sheet pile dll Distance
• Diharapkan desain struktur bisa
Name: SOIL-01-Clayey silt,medium N-4 Name: SOIL-02-Silty clay,stiff N-10
mendapatkan biaya yang paling Unit Weight: 16.5 kN/m³ Unit Weight: 17 kN/m³ Name: SOIL-03-Clayey silt,Very Stiff N-17
Cohesion: 7.2 kPa Cohesion: 22 kPa Unit Weight: 18 kN/m³
ekonomis Phi: 16 ° Phi: 16 ° Cohesion: 29 kPa
ANALISA HIDROLOGI

• Analisis hidrologi untuk


menentukan debit kawasan dan
sungai, yang nantinya akan
menjadi dasar perencanaan peil
banjir dan perencanaan drainase
kawasan
• Penentuan dimensi saluran
berdasarkan peraturan bisa
menggunakan kala ulang banjir
yg berbeda disesuaikan dengan
luasan lahan yg dikembangkan
ANALISA HIDROLIKA

• Analisis hidrolika /
perencanaan dimensi
saluran
• Untuk tinggi elevasi yang
bebas dari banjir rencana
sangat tergantung dari data
hidrologi, kondisi sungai,
rencana kawasan secara
skala lebih luas
• Penentuan dimensi saluran
selalu dikontrol terhadap
kala ulang yg lebih tinggi
sebagai dasar penentuan
elevasi lahan rencana
ANALISA GALIAN TIMBUNAN

• Sebelum menghitung volume


galian dan timbunan, pada awal
desain elevasi rencana, kita jalan

sudah harus bisa menentukan


rencana awal untuk konsep level
suatu kawasan tersebut
• Dengan lahan yg berkontur ada
kalanya posisi hunian atau jalan
akan berada dibawah jalan
utama, dengan rekayasa elevasi
secara desain akan didapatkan
beda level antar rumah yang
bervariatif, pada kondisi
tertentu ini bisa menjadi nilai
lebih secara tampak kawasan
ANALISA SALEABLE AREA

• Pada suatu perencanaan kawasan,


penting untuk mengetahui luasan
lahan secara efektif
• Pada tingkat perencanaan
pembagian kavling, jalan, fasos
fasum, penting ditinjau secara
elevasi 3 dimensi terkait bakal ada
kemiringan lereng yang menjadikan
area tersebut menjadi lahan yg tidak
mempunyai nilai jual, sehingga
peran desain grading sangat
menentukan pembentukan siteplan
secara detail
ANALISA EARTHMOVING

• Setelah perhitungan volume


selesai dilaksanakan, langkah
selanjutnya yg tidak kalah
penting adalah perencanaan alur
pendistribusian volume tanah
sebagai sumber galian dan
timbunan
• Hal tersebut guna menghindari
biaya angkut material yg terlalu
jauh dan kurang efektif
Skema area galian dan timbunan

KONDISI
TIMBUNAN

KONDISI GALIAN
Desain Grading Kawasan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai