Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PADA MASA ORDE


BARU

Oleh :

DWIANDRI ILHAM MAULANA


MUHAMMAD HADI ASY’ARI
M.ALFI
IRVANDI
AULIA RAHMAN

FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN TEKNIK


INFORMATIKA UNIVERSITAS UBUDIYAH
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat,Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “SEJARAH PADA
MASA ORDE BARU” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Banda aceh, 01 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

A. Latar Belakang......................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................

A. Sejarah Pada Masa Orde Baru (1966-1998).........................

BAB III KESIMPULAN ..........................................................................

DAFTAR PUSTAK

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang

berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari

tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih

maju.

Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa

lampau umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah

(geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta

menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai

berikut:

1. Sejarah berarti silsilah atau asal usul.

2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi

pada masa lampau.

3. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang

kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau.

Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang

mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa

lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan

1
manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi,

unik, dan penting.

1. Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan

tetap dikenang sepanjang masa.

1. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan

tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.

2. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam

menentukan kehidupan orang banyak.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Bangsa

Indonesia, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling

berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah pada masa orde baru (1966 – 1998) ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pada Masa Orde Baru ( 1966 – 1998 )

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto

di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era

pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat “koreksi total” atas

penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka

waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini

terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain

itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Masa Jabatan Presiden Suharto

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5

tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut

pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998 Politik Presiden Soeharto

memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis

mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh

Soekarno pada akhir masa jabatannya Salah satu kebijakan pertama yang

dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi.

Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia

“bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan

partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali

3
pada tanggal, 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima

pertama kalinya Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas.

Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik – di Eropa Timur sering disebut

lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis

Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer

Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan Soeharto sebagai

pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat

“dibuang” ke Pulau Buru.Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan

politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen penelitian khusus

diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP

ditandai ET (eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan

ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui

struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli

ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya

bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat

dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar

oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi

tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang

pembangunan antara pusat dan daerah. Soeharto siap dengan konsep

pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep

akselerasi pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto

merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya

stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain.

Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta

4
dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik

dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.

Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-

kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-

besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata

di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar

pada tahun 1970-an dan 1980- an.

Warga Tionghoa Warga keturunan Tionghoa juga dilarang

berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga

negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi,

yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian

barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian

Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh

komunitas Tionghoa Indonesia terutama dari komunitas pengobatan Tionghoa

tradisional karena pelarangan sama sekali akan berdampak pada resep obat

yang mereka buat yang hanya bisa ditulis dengan bahasa Mandarin. Mereka pergi

hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu

Memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak

menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan

Indonesia.

5
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah

Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia.

Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah

ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama

tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan

pengakuan pemerintah.

Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya

ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia

dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air.

Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai

pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh

komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan . Konflik

Perpecahan Pasca Orde Baru Di masa Orde Barupemerintah sangat

mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa

seperti radio dan televisi mendengungkan slogan “persatuan dan kesatuan

bangsa”. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah

meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya seperti Jawa,

Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama ke Kalimantan, Sulawesi, Timor

Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari

program ini adalah terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan

kecemburuan terhadap penduduk pendatang yang banyak

mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program

transmigrasi sama dengan jawanisasi yang sentimen anti-Jawa di berbagai

daerah, meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.

6
Perkembangan Kekuasaan Orde Baru

Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,

bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan

UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan

yang terjadi pada masa lalu Tritura mengungkapkan keinginan rakyat

yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan

aspirasi masyarakat. Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai

berikut :

a. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan

PKI dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966

b. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme

di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )

c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan

tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 )

Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan kepada

Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada 20 Pebruari

1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.Tahap

selanjutnya adalah :

a. Penyederhanaan Partai

b. Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif

c. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk

kerjasama ASEAN

d. Kembali menjadi anggota PBB

7
Kebijakan Pemerintah Orde Baru

Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah

melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka

panjang melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan,

yaitu

a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada

terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat

b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi

c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Pelaksanaan pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa ada

pemerataan pembangunan yang menetapkan 8 jalur pemerataan,

yakni :

a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, hususnya

sandang, pangan dan perumahan.

b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan

kesehatan

c. Pemerataan pembagian pendapatan

d. Pemerataan kesempatan kerja

e. Pemerataan berusaha

f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan

khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita

g. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah

air

h. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.

8
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Baru

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

a. perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968

hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000

b. sukses transmigrasi c.

sukses KB

d. sukses memerangi buta huruf

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

a. semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

b. pembangunan Indonesia yang tidak merata

c. bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang

tidak merata bagi si kaya dan si miskin)

d. kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

e. kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan

majalah yang dibreidel.

9
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Bangsa Indonesia” dapat

disimpulkan bahwa :

1. Orde Baru adalah era pemerintahan Soeharto dari tahun 1966-1998 yang

menggantikan Orde Lama yaitu pada masa pemerintahan Soekarno.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/24/makalah-sejarah-perjuangan-
kemerdekaan-indonesia-457876.html

http://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/02/peristiwa-peristiwa-heroik-
setelah.html

http://urfidiaz.blogspot.com/2013/01/sejarah-orde-lama.html

https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/team-
announcements/sejarahmasareformasi

www.wikipedia.com

http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-sejarah-orde-baru.html

http://history1978.wordpress.com/

http://kumpulansejarah-aris.blogspot.com/2012/10/indonesia-pada-era-
orde-baru.html

11

Anda mungkin juga menyukai