Anda di halaman 1dari 14

Nama: Biron Najwa Royan

NIM: 2103016116
Kelas: PAI 3D
Matkul: Filsafat Pendidikan Ilmu
N TEMA UU DRAFT RUU TANGGAPAN
O POKOK
1 TUJUAN Pendidikan nasional Pendidikan nasional bertujuan Tujuan
PENDIDIKAN berfungsi mengembangkan untuk mencerdaskan Pendidikan
kemampuan dan membentuk kehidupan bangsa, menurut
watak serta peradaban membentuk Masyarakat yang draft ruu
bangsa yang bermartabat religius, menjunjung sama persis
dalam rangka mencerdaskan kebinekaan, demokratis dan dengan
kehidupan bangsa, bertujuan bermartabat, memajukan pembukaan
untuk berkembangnya peradaban, serta uud 1945
potensi peserta didik agar menyejahterakan umat alenia ke 4
menjadi manusia yang manusia lahir dan batin. sedangkan
beriman dan bertakwa tujuan
kepada Tuhan Yang Maha Pendidikan
Esa, berakhlak mulia, sehat, menurut uu
berilmu, cakap, kreatif, lebih
mandiri, dan menjadi warga mengarah
negara yang demokratis serta kepada
bertanggung jawab. keimanan.
2 PENDIDIK (1) Tenaga kependidikan (1) Pendidik bertugas Pendidik
bertugas mengelola siklus harus
melaksanakan Pembelajaran menajadi
administrasi, sebagaimana teladan dan
pengelolaan, dimaksud dalam Pasal contoh bagi
pengembangan, 86. (2) Dalam peserta didik
pengawasan, dan melaksanakan tugas dengan
pelayanan teknis sebagaimana berbagai
untuk menunjang dimaksud pada ayat cara.
proses pendidikan (1), Pendidik berperan Sedangkan
pada satuan sebagai teladan, dalam hal
pendidikan. (2) pembimbing, dan mengajaar
Pendidik merupakan motivator bagi Pelajar pendidik
tenaga profesional sesuai dengan harus
yang bertugas karakteristik Pelajar, bersikap
merencanakan dan serta pemberdaya professional
melaksanakan proses menuju kemandirian kepada
pembelajaran, Pelajar. peserta didik
menilai hasil (2) Dalam menjalankan supaya
pembelajaran, tugas keprofesian, peserta didik
melakukan Pendidik berhak: a. mampu
pembimbingan dan memperoleh memahami
pelatihan, serta penghasilan/pengupah dan mengerti
melakukan penelitian an dan jaminan sosial apa yang
dan pengabdian sesuai dengan telah
kepada masyarakat, ketentuan peraturan disampaikan.
terutama bagi perundang-undangan;
pendidik pada b. mendapatkan
perguruan tinggi. penghargaan sesuai
(2) (1) Pendidik dan dengan prestasi kerja;
tenaga kependidikan c. memperoleh
berhak memperoleh: pelindungan hak atas
a. penghasilan dan kekayaan intelektual;
jaminan d. memperoleh
kesejahteraan sosial kesempatan untuk
yang pantas dan mengembangkan
memadai; b. kompetensi dan
penghargaan sesuai kualifikasi secara
dengan tugas dan berkelanjutane.
prestasi kerja; c. memanfaatkan sarana
pembinaan karier dan prasarana
sesuai dengan Pembelajaran untuk
tuntutan menunjang kelancaran
pengembangan tugas; f. melakukan
kualitas; d. penilaian, ikut
perlindungan hukum menentukan
dalam melaksanakan kelulusan, dan/atau
tugas dan hak atas memberikan
hasil kekayaan penghargaan atau
intelektual; dan e. sanksi kepada Pelajar
kesempatan untuk sesuai dengan kaidah
menggunakan Pendidikan, kode etik,
sarana, prasarana, dan peraturan
dan fasilitas perundang-undangan;
pendidikan untuk g. aman dalam
menunjang melaksanakan tugas;
kelancaran h. menerima
pelaksanaan tugas. pelindungan hukum
(2) Pendidik dan dalam melaksanakan
tenaga kependidikan tugas keprofesionalan
berkewajiban: a. sesuai dengan
menciptakan suasana ketentuan peraturan
pendidikan yang perundang-undangan;
bermakna, dan i. berserikat dalam
menyenangkan, organisasi profesi atau
kreatif, dinamis, dan organisasi profesi
dialogis; b. keilmuan.
mempunyai (3) (1) Dalam menjalankan
komitmen secara tugas keprofesian,
profesional untuk Pendidik wajib: a.
meningkatkan mutu mengembangkan
pendidikan; dan c. kompetensi secara
memberi teladan dan berkelanjutan; b.
menjaga nama baik menghargai
lembaga, profesi, dan perbedaan dan
kedudukan sesuai bertindak secara
dengan kepercayaan objektif dan tidak
yang diberikan diskriminatif; c.
kepadanya. menaati ketentuan
(3) (1) Pendidik dan peraturan
tenaga kependidikan perundangundangan,
dapat bekerja secara hukum, nilai agama,
lintas daerah. (2) moral, dan etika; dan
Pengangkatan, d. memelihara dan
penempatan, dan memupuk persatuan
penyebaran pendidik dan kesatuan bangsa.
dan tenaga (2) Pemerintah Pusat,
kependidikan diatur Pemerintah Daerah,
oleh lembaga yang Satuan Pendidikan,
mengangkatnya dan Masyarakat dapat
berdasarkan memfasilitasi
kebutuhan satuan pengembangan
pendidikan formal. kompetensi Pendidik
(3) Pemerintah dan secara berkelanjutan
pemerintah daerah sebagaimana
wajib memfasilitasi dimaksud pada ayat
satuan pendidikan (1) huruf a.
dengan pendidik dan (4) Pendidik terdiri atas
tenaga kependidikan guru, dosen,
yang diperlukan instruktur, dan
untuk menjamin Pendidik keagamaan.
terselenggaranya (5) Guru merupakan
pendidikan yang Pendidik profesional
bermutu. (4) padaa. Jenjang
Ketentuan mengenai Pendidikan anak usia
pendidik dan tenaga dini pada Jalur
kependidikan Pendidikan formal; dan
sebagaimana b. Jenjang Pendidikan
dimaksud pada ayat dasar dan Jenjang
(1), ayat (2), dan ayat Pendidikan menengah
(3) diatur lebih lanjut pada Jalur Pendidikan
dengan peraturan formal dan nonformal.
pemerintah. (6) (1) Setiap orang yang
(4) (1) Pendidik harus akan menjadi guru
memiliki kualifikasi wajib lulus dari
minimum dan Pendidikan profesi
sertifikasi sesuai guru. (2) Pemerintah
dengan jenjang Pusat memenuhi
kewenangan ketersediaan daya
mengajar, sehat tampung Pendidikan
jasmani dan rohani, profesi guru untuk
serta memiliki memenuhi kebutuhan
kemampuan untuk penyelenggaraan
mewujudkan tujuan Pendidikan. (3)
pendidikan nasional. Pendidikan profesi
(2) Pendidik untuk guru diselenggarakan
pendidikan formal oleh perguruan tinggi
pada jenjang yang ditetapkan oleh
pendidikan usia dini, Pemerintah Pusat. (4)
pendidikan dasar, Dalam hal calon guru
pendidikan berkeahlian khusus,
menengah, dan dapat diberikan
pendidikan tinggi pengecualian dari
dihasilkan oleh persyaratan lulus dari
perguruan tinggi Pendidikan profesi
yang terakreditasi. guru.
(3) Ketentuan (7) (1) Guru
mengenai kualifikasi mengembangkan karir
pendidik sebagai guru, kepala
sebagaimana Satuan Pendidikan,
dimaksud pada ayat pengawas Satuan
(1) dan ayat (2) Pendidikan, dan kepala
diatur lebih lanjut dinas Pendidikan. (2)
dengan peraturan Kualifikasi dan
pemerintah. kompetensi untuk
menjadi guru, kepala
Satuan Pendidikan,
pengawas Satuan
Pendidikan, dan kepala
dinas pendidikan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
(8) (1) Guru wajib menjadi
anggota organisasi
profesi guru. (2)
Organisasi profesi guru
merupakan
perkumpulan yang
berbadan hukum yang
didirikan,
beranggotakan, dan
diurus oleh guru untuk
mengembangkan
profesionalitas guru.
(3) Organisasi profesi
guru berfungsi untuk
memajukan profesi,
kompetensi, karier,
wawasan
kependidikan,
pelindungan profesi,
kesejahteraan, dan
pengabdian kepada
Masyarakat. (4)
Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah
Daerah dapat
memfasilitasi
organisasi profesi guru
dalammelaksanakan
pembinaan dan
pengembangan profesi
guru.
(9) (1) Guru wajib
mematuhi kode etik
guru. (2) Kode etik
guru sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) berisi norma etika,
profesionalitas, dan
integritas yang
mengikat perilaku guru
dalam pelaksanaan
tugas keprofesian. (3)
Kode etik guru
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas: a. kode
etik guru nasional; dan
b. kode etik guru pada
organisasi profesi
guru. (4) Kode etik
guru nasional
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) huruf a disusun
oleh organisasi profesi
guru di bawah
koordinasi
kementerian yang
menyelenggarakan
urusan pemerintahan
di bidang Pendidikan.
(5) Kode etik guru
nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat
(4) ditetapkan oleh
Menteri. (6) Kode etik
guru pada organisasi
profesi guru
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) huruf b paling
sedikit mencakup kode
etik guru nasional
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) huruf a. (7) Kode
etik guru pada
organisasi profesi guru
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(6) ditetapkan oleh
organisasi profesi
guru. (8) Guru yang
melanggar kode etik
guru dikenai sanksi
etik sesuai dengan
ketentuan dalam kode
etik guru.
3 PESERTA (1) Setiap peserta didik pada 1. Pelajar dengan kecerdasan Peserta didik
DIDIK setiap satuan pendidikan dan bakat istimewa mempunyaik
berhak: a. mendapatkan sebagaimana dimaksud dalam tingakt
pendidikan agama sesuai Pasal 63 huruf b merupakan kecerdasan
dengan agama yang Pelajar yang memiliki yang berbeda
dianutnya dan diajarkan oleh kemampuan dan renjana luar dan sesuatu
pendidik yang seagama; b. biasa tinggi di bidang akademik yang disukai
mendapatkan pelayanan dan/atau nonakademik. (2) juga berbeda.
pendidikan sesuai dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Hal ini
bakat, minat, dan Daerah, dan Masyarakat dapat menunjukkan
kemampuannya; c. menyediakan layanan khusus semua
mendapatkan beasiswa bagi dan Satuan Pendidikan khusus peserta didik
yang berprestasi yang orang bagi Pelajar dengan mempunyai
tuanya tidak mampu kecerdasan dan bakat kecerdasan
membiayai pendidikannya; d. istimewa sesuai kebutuhan dibidang
mendapatkan biaya Pembelajaran Pelajar. (3) yang mereka
pendidikan bagi mereka yang Penyediaan layanan khusus sukai.
orang tuanya tidak mampu dan Satuan Pendidikan khusus
membiayai pendidikannya; e. sebagaimana dimaksud pada
pindah ke program ayat (2) didukung dengan
pendidikan pada jalur dan penyediaan Pendidik, Tenaga
satuan pendidikan lain yang Kependidikan, dan Kurikulum
setara; f. menyelesaikan bagi Pelajar dengan
program pendidikan sesuai kecerdasan dan bakat
dengan kecepatan belajar istimewa sesuai kebutuhan
masingmasing dan tidak Pembelajaran Pelajar. (4)
menyimpang dari ketentuan Pendidikan khusus bagi Pelajar
batas waktu yang ditetapkan. dengan kecerdasan dan bakat
(2) Setiap peserta didik istimewa ditujukan agar
berkewajiban: a. menjaga Pelajar tersebut memiliki
norma-norma pendidikan pencapaian yang unggul baik di
untuk menjamin bidang kecerdasan dan
keberlangsungan proses dan kebakatannya serta
keberhasilan pendidikan; b. keterampilan penunjangnya.
ikut menanggung biaya 2. Pelajar pencari suaka,
penyelenggaraan pendidikan, Pelajar pengungsi dari luar
kecuali bagi peserta didik negeri, dan Pelajar tanpa
yang dibebaskan dari kewarganegaraan
kewajiban tersebut sesuai sebagaimana dimaksud dalam
dengan peraturan Pasal 63 huruf d dapat
perundang-undangan yang mengikuti Pendidikan. (2)
berlaku. (3) Warga negara Pemerintah Pusat dan
asing dapat menjadi peserta Pemerintah Daerah dapat
didik pada satuan pendidikan menyediakan layanan
yang diselenggarakan dalam Pendidikan untuk Pelajar
wilayah Negara Kesatuan pencari suaka, Pelajar
Republik Indonesia. (4) pengungsi dari luar negeri, dan
Ketentuan mengenai hak dan Pelajar tanpa
kewajiban peserta didik kewarganegaraan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
4 KURIKULUM (1) Pengembangan Kurikulum Jenjang Pendidikan Kurikulum
kurikulum dilakukan anak usia dini, Jenjang dibuat untuk
dengan mengacu Pendidikan dasar, dan Jenjang menjadi
pada standar Pendidikan menengah terdiri acuan
nasional pendidikan atas: a. kerangka dasar pendidik
untuk mewujudkan Kurikulum; dan b. Kurikulum dalm
tujuan pendidikan operasional Satuan mengajar
nasional. (2) Pendidikan. peserta didik
Kurikulum pada (1) Kerangka dasar supaya
semua jenjang dan Kurikulum materi yang
jenis pendidikan sebagaimana dibutuhkan
dikembangkan dimaksud dalam Pasal dan layak
dengan prinsip 79 huruf a terdiri atas: bagi peserta
diversifikasi sesuai a. capaian didik itu
dengan satuan Pembelajaran; b. terpenuhi.
pendidikan, potensi struktur dasar Jika
daerah, dan peserta Kurikulum; dan c. kurikulum itu
didik. (3) Kurikulum prinsip Pembelajaran terlaksana
disusun sesuai dan asesmen. (2) maka
dengan jenjang Kerangka dasar pembelajara
pendidikan dalam Kurikulum n akan
kerangka Negara sebagaimana menjadi
Kesatuan Republik dimaksud pada ayat teratur.
Indonesia dengan (1) dirumuskan
memperhatikan: a. berdasarkan tujuan
peningkatan iman Pendidikan nasional,
dan takwa; b. fungsi Pendidikan
peningkatan akhlak nasional, dan Standar
mulia; c. peningkatan Nasional Pendidikan.
potensi, kecerdasan, (2) (1) Kerangka dasar
dan minat peserta Kurikulum
didik; d. keragaman sebagaimana
potensi daerah dan dimaksud dalam Pasal
lingkungan; e. 80 pada Jenjang
tuntutan Pendidikan dasar dan
pembangunan Jenjang Pendidikan
daerah dan nasional; menengah mencakup
f. tuntutan dunia muatan wajib sebagai
kerja; g. berikut: a. Pendidikan
perkembangan ilmu agama; b. Pendidikan
pengetahuan, Pancasila; c. Bahasa
teknologi, dan seni; Indonesia; d.
h. agama; i. dinamika matematika; e. ilmu
perkembangan pengetahuan alam; f.
global; dan j. ilmu pengetahuan
persatuan nasional sosial; g. seni dan
dan nilai-nilai budaya; h. Pendidikan
kebangsaan. (4) jasmani dan olahraga;
Ketentuan mengenai i.
pengembangan keterampilan/kecakap
kurikulum an hidup; dan j.
sebagaimana muatan lokal. (2)
dimaksud pada ayat Muatan wajib
(1), ayat (2), dan ayat sebagaimana
(3) diatur lebih lanjut dimaksud pada ayat
dengan peraturan (1) huruf a sampai
pemerintah. dengan huruf c
(2) (1) Kurikulum dituangkan dalam
pendidikan dasar dan bentuk mata pelajaran
menengah wajib wajib: a. Pendidikan
memuat: a. agama; b. Pendidikan
pendidikan agama; b. Pancasila; dan c.
pendidikan Bahasa Indonesia. (3)
kewarganegaraan; c. Muatan wajib
bahasa; d. sebagaimana
matematika; e. ilmu dimaksud pada ayat
pengetahuan alam; f. (1) huruf d sampai
ilmu pengetahuan dengan huruf j tidak
sosial; g. seni dan harus dalam bentuk
budaya; h. mata pelajaran
pendidikan jasmani masing-masing dan
dan olahraga; i. diorganisasikan secara
keterampilan/kejuru fleksibel, relevan, dan
an; dan j. muatan kontekstual. (4)
lokal. (2) Kurikulum Muatan wajib
pendidikan tinggi sebagaimana
wajib memuat: a. dimaksud pada ayat
pendidikan agama; b. (1) dapat dikecualikan
pendidikan untuk Pelajar
kewarganegaraan; penyandangdisabilitas
dan c. bahasa. (3) dan Pelajar dengan
Ketentuan mengenai kecerdasan dan bakat
kurikulum istimewa,
sebagaimana menyesuaikan dengan
dimaksud pada ayat kebutuhan
(1) dan ayat (2) Pembelajaran masing-
diatur lebih lanjut masing Pelajar.
dengan peraturan (3) (1) Kurikulum
pemerintah. operasional Satuan
(3) (1) Kerangka dasar Pendidikan
dan struktur sebagaimana
kurikulum dimaksud dalam Pasal
pendidikan dasar dan 79 huruf b digunakan
menengah untuk memandu
ditetapkan oleh kegiatan Pembelajaran
Pemerintah. (2) di Satuan Pendidikan
Kurikulum untuk mencapai
pendidikan dasar dan kompetensi tertentu.
menengah (2) Kurikulum
dikembangkan sesuai operasional Satuan
dengan relevansinya Pendidikan
oleh setiap kelompok sebagaimana
atau satuan dimaksud pada ayat
pendidikan dan (1) dikembangkan
komite berdasarkan kerangka
sekolah/madrasah di dasar Kurikulum sesuai
bawah koordinasi dengan: a. konteks
dan supervisi dinas kondisi dan kekhasan
pendidikan atau potensi daerah; dan b.
kantor departemen tahap perkembangan
agama usia dan kemampuan
kabupaten/kota Pelajar.
untuk pendidikan (4) (1) Pemerintah Pusat
dasar dan provinsi mengembangkan dan
untuk pendidikan menetapkan kerangka
menengah. (3) dasar Kurikulum untuk
Kurikulum Pendidikan anak usia
pendidikan tinggi dini, Pendidikan dasar,
dikembangkan oleh dan Pendidikan
perguruan tinggi menengah. (2)
yang bersangkutan Pemerintah Daerah
dengan mengacu mengembangkan dan
pada standar menetapkan capaian
nasional pendidikan Pembelajaran untuk
untuk setiap program muatan lokal
studi. (4) Kerangka berdasarkan kerangka
dasar dan struktur dasar Kurikulum
kurikulum sebagaimana
pendidikan tinggi dimaksud pada ayat
dikembangkan oleh (1). (3) Satuan
perguruan tinggi Pendidikan
yang bersangkutan mengembangkan
dengan mengacu Kurikulum operasional
pada standar Satuan Pendidikan
nasional pendidikan berdasarkan kerangka
untuk setiap program dasar Kurikulum
studi. sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan capaian
Pembelajaran untuk
muatan lokal
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2). (4) Pengembangan
dan penetapan
Kurikulum serta
capaian Pembelajaran
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) sampai dengan
ayat (3) dapat
melibatkan
Masyarakat dan/atau
dunia usaha, dunia
industri, dan dunia
kerja.
5 PENDEKATA (1) Pemerintah, (1) Pemerintah Pusat Metode
N, METODE, pemerintah daerah, mengalokasikan paling sedikit Pendidikan
MEDIA dewan pendidikan, 20% (dua puluh persen) dari banyak
dan komite anggaran pendapatan dan berbagai cara
sekolah/madrasah belanja negara untuk baik pendidik
melakukan memenuhi kebutuhan dan peserta
pengawasan atas penyelenggaraan Pendidikan didik maupun
penyelenggaraan nasional. (2) Pemerintah dari lingkup
pendidikan pada Daerah mengalokasikan paling pemerintaha
semua jenjang dan sedikit 20% (dua puluh persen) n. Hal ini
jenis pendidikan dari anggaran pendapatan dan memudahka
sesuai dengan belanja daerah untuk n dalam
kewenangan masing- memenuhi kebutuhan berinteraksi
masing. (2) penyelenggaraan Pendidikan dan akan
Pengawasan nasional. (3) Pengalokasian timbbul rasa
sebagaimana anggaran sebagaimana nyaman dari
dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) dan kedua belah
(1) dilakukan dengan ayat (2) di luar biaya pihak.
prinsip transparansi Pendidikan kedinasan. (4)
dan akuntabilitas Pengalokasian anggaran
publik. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
mengenai ayat (1) dan ayat (2)
pengawasan dilaksanakan berdasarkan
sebagaimana kinerja penyelenggaraan
dimaksud pada ayat Pendidikan tahun-tahun
(1) diatur lebih lanjut sebelumnya. (5) Menteri
dengan peraturan menetapkan kebijakan
pemerintah. penggunaan anggaran
Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan. (6)
Ketentuan lebih lanjut
mengenai anggaran
Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (5) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
6 EVALUASI (1) Evaluasi dilakukan (1) Evaluasi dilakukan Evaluasi
dalam rangka terhadap Sistem dilakukan
pengendalian mutu Pendidikan Nasional. untuk
pendidikan secara (2) Evaluasi terhadap memberikan
nasional sebagai sistem Pendidikan kebenaran
bentuk akuntabilitas sebagaimana atau
penyelenggara dimaksud pada ayat memperbaiki
pendidikan kepada (1) bertujuan untuk kesalahan
pihak-pihak yang memperbaiki Sistem yang ada
berkepentingan. (2) Pendidikan Nasional selama masa
Evaluasi dilakukan dalam rangka pembelajara
terhadap peserta mencapai tujuan n
didik, lembaga, dan Pendidikan nasional. berlangsung.
program pendidikan (2) Evaluasi terhadap
pada jalur formal dan Sistem Pendidikan
nonformal untuk Nasional dilakukan
semua jenjang, oleh: a. Pemerintah
satuan, dan jenis Pusat; dan b.
pendidikan. Pemerintah Daerah.
(2) (1) Evaluasi dilakukan (3) (1) Evaluasi terhadap
dalam rangka Sistem Pendidikan
pengendalian mutu Nasional oleh
pendidikan secara Pemerintah Pusat
nasional sebagai sebagaimana
bentuk akuntabilitas dimaksud dalam Pasal
penyelenggara 100 huruf a dilakukan
pendidikan kepada berdasarkan tujuan
pihak-pihak yang Pendidikan nasional,
berkepentingan. (2) fungsi Pendidikan
Evaluasi dilakukan nasional, dan Standar
terhadap peserta Nasional Pendidikan.
didik, lembaga, dan (2) Hasil dari evaluasi
program pendidikan terhadap Sistem
pada jalur formal dan Pendidikan Nasional
nonformal untuk oleh Pemerintah Pusat
semua jenjang, sebagaimana
satuan, dan jenis dimaksud pada ayat
pendidikan. (1) menjadi landasan
(3) (1) Pemerintah dan bagi penyelenggara
pemerintah daerah Pendidikan untuk
melakukan evaluasi pemerataan akses dan
terhadap pengelola, peningkatan mutu
satuan, jalur, jenjang, layanan Pendidikan
dan jenis pendidikan. (4) (1) Evaluasi terhadap
(2) Masyarakat Sistem Pendidikan
dan/atau organisasi Nasional di daerah
profesi dapat oleh Pemerintah
membentuk lembaga Daerah sebagaimana
yang mandiri untuk dimaksud dalam Pasal
melakukan evaluasi 100 huruf b
sebagaimana dilaksanakan terhadap
dimaksud dalam layanan Pendidikan di
Pasal 58. (3) daerah sesuai dengan
Ketentuan mengenai kewenangannya. (2)
evaluasi Evaluasi terhadap
sebagaimana Sistem Pendidikan
dimaksud pada ayat Nasional di daerah
(1) dan ayat (2) oleh Pemerintah
diatur lebih lanjut Daerah sebagaimana
dengan peraturan dimaksud pada ayat
pemerintah. Bagian (1) dilaksanakan paling
Kedua sedikit berdasarkan
hasil evaluasi terhadap
Sistem Pendidikan
Nasional oleh
Pemerintah Pusat. (3)
Hasil evaluasi terhadap
Sistem Pendidikan
Nasional di daerah
oleh Pemerintah
Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) menjadi landasan
untuk pemerataan
akses dan peningkatan
mutu layanan
Pendidikan di daerah
sesuai dengan
kewenangannya.
7 SARANA (1) Setiap satuan (1) Pemerintah Pusat dan Sarana
DAN pendidikan formal Pemerintah Daerah pembiayaan
PEMBIAYAA dan nonformal menyediakan untuk
N menyediakan sarana pendanaan untuk pembelajara
dan prasarana yang penyelenggaraan n harus
memenuhi keperluan Wajib Belajar. (2) diutamakan
pendidikan sesuai Pendanaan karena untuk
dengan sebagaimana melancarkan
pertumbuhan dan dimaksud pada ayat kelangsungan
perkembangan (1) disediakan bagi dalam
potensi fisik, Satuan Pendidikan pembelajara
kecerdasan yang memenuhi n.
intelektual, sosial, persyaratan yang
emosional, dan ditetapkan oleh
kejiwaan peserta Pemerintah Pusat. (3)
didik. (2) Ketentuan Pendanaan
mengenai sebagaimana
penyediaan sarana dimaksud pada ayat
dan prasarana (2) digunakan untuk
pendidikan pada menyelenggarakan
semua satuan Pendidikan sesuai
pendidikan dengan Standar
sebagaimana Nasional Pendidikan.
dimaksud pada ayat (2) (1) Masyarakat dapat
(1) diatur lebih lanjut berpartisipasi dalam
dengan peraturan pendanaan Satuan
pemerintah. Pendidikan dalam
(2) (1) Pendanaan cakupan Wajib Belajar
pendidikan menjadi yang diselenggarakan
tanggung jawab oleh Pemerintah Pusat
bersama antara dan Pemerintah
Pemerintah, Daerah. (2) Partisipasi
pemerintah daerah, Masyarakat
dan masyarakat. (2) sebagaimana
Pemerintah dan dimaksud pada ayat
pemerintah daerah (1) sesuai dengan
bertanggung jawab kemampuannya
menyediakan masingmasing dan
anggaran pendidikan dilakukan secara
sebagaimana diatur sukarela, tanpa
dalam Pasal 31 ayat paksaan, dan tidak
(4) Undang-Undang mengikat. (3)
Dasar Negara Penggunaan hasil
Republik Indonesia partisipasi Masyarakat
Tahun 1945. (3) sebagaimana
Ketentuan mengenai dimaksud pada ayat
tanggung jawab (2) dilakukan secara
pendanaan transparan, akuntabel,
pendidikan dan berkeadilan.
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut
dengan peraturan
pemerintah.
8 HAL HAL (1) Penyelenggara dan/atau (1) Sekolah diplomatik Lembaga
YANG satuan pendidikan formal merupakan sekolah yang Pendidikan
BERKENAAN yang didirikan oleh didirikan dan dikelola oleh harus
DENGAN Pemerintah atau masyarakat pemerintah suatu negara di mendukung
LEMBAGA berbentuk badan hukum negara lain untuk semua
PENDIDIKAN pendidikan. (2) Badan hukum mengakomodasi warga bentuk
pendidikan sebagaimana negaranya yang ingin Pendidikan
dimaksud pada ayat (1) mengikuti Pendidikan karena masa
berfungsi memberikan menggunakan standar dan depan
pelayanan pendidikan Kurikulum negara asalnya. (2) bangsa dan
kepada peserta didik. (3) Sekolah diplomatik negara itu
Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pada tergantung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. sekolah dari sistem
ayat (1) berprinsip nirlaba yang didirikan oleh Pemerintah Pendidikan.
dan dapat mengelola dana Pusat di negara lain; atau b.
secara mandiri untuk sekolah yang didirikan oleh
memajukan satuan pemerintah negara lain di
pendidikan. (4) Ketentuan Indonesia. (3) Sekolah
tentang badan hukum diplomatik sebagaimana
pendidikan diatur dengan dimaksud pada ayat (1)
undang-undang tersendir didirikan dan dikelola
berdasarkan persetujuan dari
pemerintah negara setempat.
9 HAL HAL Satuan pendidikan yang (1) Lembaga Pendidikan asing Semua
YANG LAIN diselenggarakan oleh di luar sekolah diplomatik sistem
perwakilan negara asing di dapat menyelenggarakan pendiidkan
wilayah Negara Kesatuan Pendidikan di wilayah Negara itu wajib baik
Republik Indonesia, bagi Kesatuan Republik Indonesia. diluar negeri
peserta didik warga negara (2) Lembaga Pendidikan asing atau dalam
asing, dapat menggunakan sebagaimana dimaksud pada negeri.
ketentuan yang berlaku di ayat (1) merupakan lembaga Dengan
negara yang bersangkutan yang terakreditasi di adanya
atas persetujuan Pemerintah negaranya atau terakreditasi Pendidikan
Republik Indonesia. secara internasional. (3) akan
Lembaga Pendidikan asing memusnahka
sebagaimana dimaksud pada n kebodohan.
ayat (1) wajib: a. memperoleh
izin dari Menteri; b. berprinsip
nirlaba; c. bekerja sama
dengan lembaga Pendidikan di
wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; d.
melibatkan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Warga
Negara; dan e. memberikan
mata pelajaran dan mata
kuliah wajib bagi Pelajar Warga
Negara. (4) Lembaga
Pendidikan asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib
mendukung kepentingan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai