Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN HADITS TEMATIK

“Kajian Lingkungan Pendidikan Keluaarga Perspektif H.R Bukhari”

A. Latar Belakang
Lingkungan pendidikan keluarga merupakan sebuah pendidikan anak didalam
keluarga atau pendidikan terhadap anak yang lahir dan menjadi tanggungan di dalam
keluarga. Proses pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga merupakan lingkungan
pertama yang dikenali oleh seorang anak. Anak akan belajar mengenali karakter dari
anggota keluarganya sehingga membentuk pola pikir anak, yang nantinya menjadi
karakter yang melekat pada anak tersebut. Model inilah yang esensinya paling penting
dalam pendidikaan yang sebagian besar proses pembentukannta terjadi dalam keluarga.
Oleh karena itu, di dalam keluarga peran orang tua sangatlah penting sebagai lingkungan
sosil pertama bagi anak.

Pada hakikatnya, anak di dalam keluarga memiliki sifat yang meniru, mencontoh
dan mengikuti apa saja yang dilakukan dan dikatakan oleh kedua orang tuanya. Bagi
orang tua, harusnya dalam melakukan sosialisasi dengan anggota keluarga yang lain
menggunakan perkataan dan perbuatan yang baik sesuai syariat islam. Selain itu, peran
orang tua berfungsi sebagai media transformasi nilai-nilai yang sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga proses ini bersifat informal guna
menjadi sarana pembentukan sikap dan kepribadian anak dikemudian hari. Oleh sebab
itu, dalam menentukan pembentukan diri seorang anak dari segala aspek di awal
kehidupannya merupakan peranan yang sangat penting bagi orang tua.

Namun, sekarang ini banyak anak yang berkembang tidak sesuai dengan
fitrahnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang membawa pengaruh negatif.
Salah satu pengaruh negatif terhadap fitrah anak adalah tercemarinya akidah anak dengan
keyakinan-keyakinan yang kurang benar. Hal semacam ini bisa terjadi karena kurangnya
penanaman fitrah anak dengan nilai-nilai ajaran agama (akidah) yang harusnya
ditanamkan sejak dini dan juga disebabkan kurangnya pendidikan dan kontrol dari orang
tua. Dengan adanya permasalahan tersebut, keluarga mempunyai tanggung jawab dalam
memberikan pendidikan pada fitrah anak.1 Seperti yang sudah dijelaskan dalam Q.S Ar-
Rum ayat 30, yang berbunyi sebagai berikut:

‫ق ٱهَّلل ِ ۚ ٰ َذلِكَ ٱلدِّينُ ْٱلقَيِّ ُم‬


ِ ‫اس َعلَ ْيهَا ۚ اَل تَ ْب ِدي َل لِ َخ ْل‬
َ َّ‫ط َرتَ ٱهَّلل ِ ٱلَّتِى فَطَ َر ٱلن‬ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ۚ ف‬
ِ ‫ك لِلد‬ َ َ‫فََأقِ ْم َوجْ ه‬
ٰ
ِ َّ‫ َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر ٱلن‬.
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”.

Dari dasar di atas, Ibu Athiyah memahami fitrah sebagai keadaan atau kondisi
penciptaan yang tedapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi melalui firah
itu mampu membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal Tuhan, syari’at, dan
eriman kepada-Nya. Akan tetapi fitrah yang terdapat dalam diri manusia itu nantinya
akan berkembang dipengaruhi oleh lingkungannya.2

Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak dalam meletakkan dasar-dasar
bagi pendidikan anak, tujuannya agar fitrah anak dapat berkembang baik dalam segi
jasmani dan rohani serta mempunyai jiwa yang bertauhid, beriman, dan bertakwa kepada
Allah SWT sesuai dengan fitrahnya. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk membahasnya dalam proposal yang berjudul “Kajian Lingkungan Pendidikan
Keluarga Perspektif H.R Bukhari”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana relevansi isi kandungan H.R Bukhari terhadap lingkungan pendidikan
keluarga.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana relevansi isi
kandungan H.R Bukhari terhadap lingkungan pendidikan keluarga.
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1
Nur Ahid, Pendidikan Keluarga dlam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.3.
2
Abdul Haq ibn Atiyah Al-Andalusi, Al-Muharrar Al-Wajiz, (ttp: Dar ibn Hazm, 1423), hlm. 1476.
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Kaitannya
dalam penelitian hadis ini, untuk memecahkan permasalahan yang tepat agar
hadis yang diteliti makna dalam redaksinya menjadi jelas dan sesuai dengan
lingkungan pendidikan keluarga.3
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fiqhul hadits.
Dalam hal ini, hadis tentang fitrah ini masih bersifat global, sehingga hadits ini
dimaksudkan sesuai pola penelitian yang dikaitkan dengan lingkungan pendidikan
keluarga yang akan dianalisis secara mendalam.
2. Sumber Data
a. Sumber Primer
1) Imam Al-Bukhari, Sahih Al-Bukhari
2) Imam Muslim, Sahih Muslim
3) Imam Abu Dawud, Sunan Abu Dawud
4) Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad
5) Kitab-kitab lain yang relevan
b. Sumber Hadis Yang Diteliti Sekunder
1) Bukhori Umar, Hadis Tarbawy: Pendidikan dalam Perspektif
Hadis.
2) Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawy: Hadis-hadis Pendidikan.
3) Buku-buku lain yang relevan
3. Fokus Penelitian
Hadis mengenai fitrah anak ini terdapat dalam empat kitab hadis, yaitu
Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, dan Musnad Ahmad. Di
dalam empat kitab tersebut diketahui hadis ini mempunyai sanad yang berbeda-
beda dan redaksi matan yang banyak. Oleh karena itu, agar penelitian menjadi
lebih terarah, maka peneliti memfokuskan pembahasan dengan matan hadis
berikut.

‫ ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ال َرسُوْ َ}ل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ ّأنَّهُ َكانَ يَقُوْ ُل‬
‫ص َرنِ ِه اَوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َك َما تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِه ْي َمةُ بَ ِه ْي َمةُ َج ْم َعا ُء هَلْ تُ ِحسُّوْ نَ فِ ْيهَا‬ ْ ِ‫ْالف‬
ِّ َ‫ط َر ِة فَاَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه اَوْ يُن‬
3
Dosen Fakultas Tarbiyah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Semarang : UIN Walisongo, 2017), hlm. 15.
ْ ِ‫ي هللاُ َع ْنةُ ِإ ْق َرُؤا ِإ ْن ِشْئتُ ِم ف‬
َ َّ‫ط َرةً هللاِ الَّتِي فَطَ َ}ر الن‬
‫اس َعلَ ْيهَا‬ ِ ‫ِم ْن َج ْدعَا ِء ثُ َّم يَقُوْ ُل َأبُوْ ا ه َُر ْي َرةَ َر‬
}َ ‫ض‬
)‫ك ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ُم (رواه البخاري‬ َ ِ‫ق هللاِ َذل‬ِ ‫اَل تَ ْب ِد ْي َل لِخَ ْل‬
4

Artinya : Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada
seorang anak yang terlahir melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
keduaa orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, maupun
Majusi, sebagaimana binatang ternak melahirkan binatang ternak yang tanpa
cacat. Apakah kalian merasa bahwa pada binatang ternak itu akan ada yang
terpotong telinganya (misalnya)?”. Kemudian Abu Hurairah berkata: “Jika kalian
menghendaki bacalah firman Allah, “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah...
itulah agama yang lurus...” (HR. Bukhari).5
4. Teknik pengumpulan data
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan, maka pengumpulan data
dilakukan dengan menggunkan metode dokumentasi. Kaitannya dalam penelitian
ini, pengumpulan data berupa buku dan kitab-kitab hadis tentang fitrah yang
berkaitan dengan lingkungan pendidikan keluarga.
5. Teknik analisis data
Teknk analisis data yang digunakan dalam penelitian hadis ini adalah an-
nasikh wa al-masukh, at-tarjih, dan al-jam’u guna menghasilkan data yang benar,
tepat, dan valid.6
E. Hadis yang diteliti
‫ ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ال َرسُوْ َ}ل هللا‬ َ َ‫ ق‬: ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ ّأنَّهُ َكانَ يَقُوْ ُل‬
‫ص َرنِ ِه اَوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َك َما تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِه ْي َمةُ بَ ِه ْي َمةُ َج ْم َعا ُء هَلْ تُ ِحسُّوْ نَ فِ ْيهَا‬ ْ ِ‫ْالف‬
ِّ َ‫ط َر ِة فَاَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه اَوْ يُن‬
َ َّ‫ط َرةً هللاِ الَّتِي فَطَ َ}ر الن‬
‫اس َعلَ ْيهَا‬ ْ ِ‫ي هللاُ َع ْنةُ ِإ ْق َرُؤا ِإ ْن ِشْئتُ ِم ف‬ ِ ‫ِم ْن َج ْدعَا ِء ثُ َّم يَقُوْ ُل َأبُوْ ا ه َُر ْي َرةَ َر‬
}َ ‫ض‬
)‫ق هللاِ َذلِكَ ال ِّديْنُ ْالقَيِّ ُم (متفق عليه‬
ِ ‫اَل تَ ْب ِدي َْل لِ َخ ْل‬
Artinya: Dari Abu Hurairah sesungguhnya dia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
“tidak ada seorang anak yang terlahir melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, maupun Majusi,
4
Abi Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusairi An-Naisaburi, Sahih Muslim ..., hlm. 1066.
5
Imam An-Nawawi, al-Minhaj Syarh Sahih Muslim..., (Jakarta: Darus Sunah, 2011), hlm. 885
6
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 143.
sebagaimana binatang ternak melahirkan binatang ternak yang tanpa cacat. Apakah
kalian merasa bahwa pada binatang ternak itu akan ada yang terpotong telinganya
(misalnya)?” Kemudian Abu Hurairah berkata: “Jika kalian menghendaki, bacalah firman
Allah: “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah ...itulah agama yang lurus...” (HR. Muttafaq
‘Alaih).7

No. Nama Periwayat Nama Kitab No. Hadis


1. Imam Al-Bukhari Sahih al-Bukhari 1358
2. Imam Muslim Sahih Muslim 2658
3. Imam Abu Dawud Sunan Abu Dawud 4716
4. Ahmad bin Hanbal Musnad Ahmad 7181

F. Kerangka Teori
Keluarga merupakan salah satu institusi pendidikan. Setiap orang berada dalam
institusi ini pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan. Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.8
Secara etimologi kata Fitrah berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata‫فطر يفطر فطرا‬
‫ وفطرة‬yang artinya terbelah, tumbuh, dan ciptaan awal. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, diartikan sifat asal, bakat pembawaan, perasaan agama, sifat segala
sesuatu yang ada pada masa awal ciptaannya, agama, sunah, dan perangai yang siap
menerima agama. Jadi dapat disimpulkan, fitrah adalah ciptaan awal, asal kejadian,
insting, dan bawaan sejak lahir, baik berbentuk fisik, psikis, rohani atau sifat, dan norma
baik pada makhluk hidup manusia atau yang lain.
Sebagai perbandingan pengertian fitrah dalam terminologi sunah bergantung pada
konteks hadis. Salah satu hadis riwayat Muslim menyebutkan ‫ عشر من الفترة‬- ada sepuluh
fitrah dan pada riwayat Muttafaq’alaih dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW
bersabda: “Fitrah itu ada lima macam dari fitrah, khitan, mencukur rambut kemaluan,

7
Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi (Hadits-Hadits Pendidikan), Jakarta: Kencana Prenanda Media, 2020, hlm.
235.
8
Hasb Wahi. “Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama”. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. Vol, XII No.
2, (2012). 245-258.
memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan memotong kumis.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Hadis di atas beda arti dengan hadis fitrah yang diriwayatkan Imam Bukhari. Pada
hadis tersebut menjelaskan karakter yang diciptakan Allah untuk manusia dan harus
dilakukannya, atau diartikan sunah (tradisi) dari dahulu yang terpilih para nabi dan sesuai
dengan syari’at, atau Al-Khatabi menyatakan fitrah menurut mayoritas ulama diartikan
sunah.
Dalam hal ini, konsep pendidikan dalam sunah ada kemiripan dengan aliran
konvergensi yang dipelopori oleh William Stern, sekalipun tidak sama persis dan
memang berbeda. Teori aliran konvergensi ini adalah mengkompromikan dua teori aliran
pendidikan yaitu melegimitasi adanya potensi bakat anak sekalipun bakat yang tidak baik
dan perlunya pengaruh pendidikan. Berarti ia tidak mengakui fitrah anak yang selalu
lurus dan suci yaitu islam, karena islam tidak mengakui bakat buruk dan potensi buruk.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari ini membahas mengenai fitrah
setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang Muslim ataupun
anak orang non-Muslim. Kemudian kedua orang tuanyalah yang memelihara dan
memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak Muslim, seperti Yahudi,
Nasrani, dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan
dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan dengan faktor-faktor pengaruh
pendidikan lain.
Kesempurnaan fitrah dalam hadis sudah jelas baik fisik maupun nonfisik.
Kesempurnaan fitrah itu digambarkan oleh Rasul bagaikan seekor binatang yang lahir
dalam keadaan sempurna tidak ada cacat sedikit pun. Ungkapan ini memperkuat makna
fitrah anak sejak lahir secara paripurna, ibarat seekor anak binatang yang lahir secara
utuh tidak ada kekurangan sedikit pun. Hanya manusia yang tidak bersyukur kepada
Allah yang kemudian mengubah-ubah fitrah itu menjadi cacat dan berkurang.
Oleh karena itu, segala asas, tujuan, materi dan segala tindakan dalam pendidikan
harus menunjang fitrah tersebut. Fitrah sangat memerlukan bantuan bimbingan
pendidikan orang tua, orang dewasa, guru, pendidik dan pengajar dengan sadar bahkan
lingkungan yang mendukung, karena tidak mungkin anak yang baru dilahirkan mengenal
agama dengan sendirinya.
Menurut Ibnu al-Qayyim, anak bukan berarti mengenal agama dengan fitrahnya,
akan tetapi fitrah ini menerima untuk mengenal agama dan mencintainya, jiwa fitrah ini
mengakui dan mencintai agama. Penegasan Ibnu al-Qayyim di atas perlunya usaha
pendidikan fitrah yang sesuai fitrahnya untuk memelihara, membimbing, dan
mengembangkannya ke arah tujuan pendidikan yang dituju, yaitu membentuk pribadi
Muslim yang takwa kepada Allah SWT.
Apabila pendidikan fitrah ini dilaksanakan secara objektif dan sesuai dengan
fitrahnya, maka aspek-aspek pendidikan lain pun akan menjadi baik pula, seperti
pendidikan akhlak (moral), jasmani (fisik), akli (intelektual), nafsani (psikis), dan ijtim’i
(sosial). Terjadinya dekadensi moral di kalangan remaja, kebobrokan akhlak suatu
bangsa, salah satu faktor penyebabnya karena orang tua dan masyarakat kurang
memerhatikan pendidikan fitrah ini.
Jadi tugas pendidikan adalah memelihara dan membimbing fitrah dengan
menciptakan lingkungan pendidikan fitrah itu sendiri ke arah tujuan menjadi manusia
yang berkepribadian baik sesuai dengan tuntunan agama.9 Ayah dan ibu dalam hadis ini
adalah lingkungan sebagaimana yang dimaksud oleh para ahli pendidikan. Keduanya
(pembawaan dan lingkungan) itulah yang menentukan perkembangan seseorang. Orang
tua sebagai lingkungan terdekat anak, maka harus mampu memberikan keteladanan yang
dapat menghubungkan anaknya dengan keteladanan Rasulullah SAW. Sebagaimana yang
diperintahkan oleh Rasulullah SAW, “Didiklah anak-anakmu tiga perkara: cinta kepada
nabi mereka, cinta kepada sanak keluarga dan membaca al-Qur’an, karena sesungguhnya
pelaku Al-Qur’an akan berada di bawah naungan Arsy Allah saat tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya. (HR. Thabrani).10
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam ulasan proposal ini, peneliti bagi menjadi tujuh
bab.
Bab 1 Latar Belakang. Pada bagian ini yang dibahas adalah mengenai asal sebuah
permasalahan yang akan diteliti dalam proposal ini. Sehingga, peneliti mengangkat judul
“Kajian Lingkungan Keluarga Perspektif HR. Bukhari”.

9
Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi (Hadits-Hadits Pendidikan), Jakarta: Kencana Prenanda Media, 2020, hlm.
237-245.
10
Bukhari Umar, Hadits Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta : Pustaka Amzah , 2020, hlm. 168.
Bab II Rumusan Masalah. Pada bagian ini muncullah suatu permasalahan yang
harus dipecahkan menggunakan sumber-sumber yang benar dan kuat.
Bab III Tujuan Penelitian. Pada bagian ini merupakan sebuah titik pencapaian
hasil dari permasalahan yang sedang diteliti.
Bab IV Metode Penelitian. Pada bagian ini berisi jenis dan pendekatan penelitian,
sumber data (primer dan sekunder), fokus penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
Bab V Hadis yang di teliti. Pada bagian ini berisi bunyi hadis riwayat Imam
Bukhari tentang lingkungan pendidikan keluarga beserta penjelasan syarah hadis tersebut.
Bab VI Kerangka Teori. Pada bagian ini menjelaskan isi kandungan dan
kontekstualisasi HR. Bukhari dengan lingkungan pendidikan keluarga.
Bab VII Sistematika Pembahasan. Pada bagian ini berisi pembahasan singkat
perbab dari kerangka proposal yang diteliti.
Daftar Pustaka

Ahid Nur, 2010, Pendidikan Keluarga dlam Perspektif Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusairi An-Naisaburi Abi, Sahih Muslim ..., hlm. 1066.
An-Nawawi Imam, 2011, al-Minhaj Syarh Sahih Muslim..., Jakarta: Darus Sunah.
Dosen Fakultas Tarbiyah, 2017, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang : UIN Walisongo.
Haq ibn Atiyah Al-Andalusi Abdul, Al-Muharrar Al-Wajiz, ttp: Dar ibn Hazm, 1423, hlm. 1476.
Majid Khon Abdul, 2020, Hadits Tarbawi (Hadits-Hadits Pendidikan), Jakarta: Kencana
Prenanda Media.
Syuhudi Ismail Muhammad, 1992, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, Jakarta: Bulan Bintang.
Umar Bukhari, 2020, Hadits Tarbawi : Pendidikan dalam Perspektif Hadits, Jakarta : Pustaka
Amzah .
Wahi Hasbi, “Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama”. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA. Vol, XII No. 2, (2012). 245-258.

Anda mungkin juga menyukai