Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETOS KERJA, ETIKA DAN KARAKTER PENDIDIK PAUD

Pengembangan Profesi Keguruan

Dosen Pengampu: Herlina, M. Pd

Disusun Oleh:

A. Atika Tamara (21022001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS DARUNNAJAH
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya pendidikan berjalan dengan baik, maka diperlukan beberapa elemen,
tidak terkecuali dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) di mana salah satu elemen yang
penting keberadaannya adalah pendidik. Pendidik adalah seseorang yang
bertanggungjawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan (mampu berdiri sendiri)
memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu yang mandiri, dan
makhluk sosial. Peran mereka terlihat dalam proses kegiatan pendidikan dan pengajaran
di sekolah, yaitu mentransformasikan kebudayaan secara terorganisasi demi
perkembangan peserta didik (siswa). Khususnya dalam pendidikan anak usia dini,
pendidik sangat memegang peran sentral sebagai role model peserta didiknya. Maka dari
itu perlu dipahami bagi pendidik PAUD terkait etika dan etos kerja dalam implementasi
kesehariannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etos kerja pendidik?
2. Apa saja etika pendidik PAUD?
3. Karakter-karakter apa sajakah yang dimiliki oleh seorang guru PAUD?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian etos kerja pendidik
2. Dapat mengetahui etika pendidik PAUD
3. Dapat mengetahui karakter-karakter apa sajakah yang dimiliki oleh seorang guru
PAUD?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etos Kerja Pendidik PAUD

Etos kerja yaitu seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi
yang menggerakkan mereka, karakeristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik,
kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar. Fungsi etos
kerja adalah sebagai pendorong timbulnya perbuatan, sebagai penggairah dalam aktivitas
dan sebagai penggerak.

Membangun etos keguruan sesungguhnya juga serentak membangun karakter para


guru karena, ibarat otot, karakter akan memadat dengan semakin kokohnya sebuah
perilaku karena terus menerus digunakan secara tekun dan bertujuan. Inilah makna yang
terkandung dalam definisi karakter dalam kamus, yaitu kualitas-kualitas mental dan moral
yang khusus dan khas pada individu, kelompok, atau institusi.

Kompetensi, yaitu keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan agar mampu


melakukan sesuatu secara berhasil juga semakin bagus karena beretos kerja tidak lain
berarti melaksanakan proses aktualisasi diri secara swakarsa,secara konkret melalui
serangkaian perbuatan dan tidakan yang ajek sehingga mutu kompetensi itu semakin baik
pula; seperti misalnya saja: etos ketekunan dalam menulis pastilah meningkatkan
kompetensi kita dalam berbahasa dan berpikir. Khusus untuk guru dan dosen, kini
undang-undang bahkan menuntut kita untuk memiliki setidaknya empat kompetensi yang
bermutu tinggi: personal, profesional, pedagogik, dan sosial. Demikian pula di dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 tahun 2014 terdapat empat kompetensi
pendidik PAUD, yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik
Merupakan kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembela¬jaran, evaluasi
hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
a) Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia
dini
b) Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan,
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini
c) Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum
d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
e) Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik
f) Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
h) Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil
belajar anak usia dini
i) Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada
anak usia dini
j) Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk
kepentingan pengembangan anak usia dini

Setelah elemen perencanaan terpenuhi, maka kompetensi untuk


melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan juga adalah
poin penting yang harus dimiliki guru atau pendidik PAUD. Yang termasuk
aspek pelaksanaan dalam kompetensi pedagogik pendidik PAUD antara lain:

a) Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan


kelompok usia
b) Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak
c) Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan
kondisi anak
d) Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatanMemberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak

2. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia sehingga layak menjadi teladan bagi peserta
didik. Dalam menjalankan perannya sebagai guru PAUD, maka seseorang harus
dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak antara
lain dengan :
a) Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi anak usia dini dan Masyarakat
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
bijaksana, dan berwibawa
d) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri, dan
bangga menjadi guru
e) Menjunjung tinggi kode etik guru

Selain itu, guru PAUD juga perlu untuk dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan
norma agama, budaya, dan keyakinan anak dengan menghargai anak tanpa membedakan
keyakinan yang dianut, suku bangsa, dan gender termasuk guru juga sebisa mungkin
dapat mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur juga merupakan salah satu
kompetensi kepribadian yang harus dimiliki seorang pendidik PAUD. Budi pekerti luhur
yang dimaksud adalah jujur, bertanggungjawab terhadap tugas, serta berperilaku sebagai
teladan.

3. Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing peserta didik untuk
mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Pendidik PAUD harus memiliki
pemahaman mengenai:
a) Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan yang
mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan
anak usia dini
b) Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan
tahapan perkembangan anak usia dini
c) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif

Selain harus memahami tahapan perkembangan anak, seorang pendidik PAUD juga
diharapkan dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan anak.

Agar anak sebagai peserta didik berkembang optimal, pendidik atau guru PAUD
sebisa mungkin juga diharapkan dapat memahami mengenai pemberian rangsangan
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan antara lain dengan mengenal cara-cara
pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum.
Dengan dimilikinya pengetahuan tersebut maka guru PAUD akan dapat memiliki
keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan
sesuai kebutuhan anak atau peserta didik.

Membangun kerja sama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan anak juga adalah salah satu poin penting dalam kompetensi profesional.
Guru PAUD harus mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, keadaan sosial-ekonomi,
serta keadaan sosial kemasyarakatan di keluarga anak yang mendukung atau menghambat
perkembangan anak. Program-program lembaga terkait pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan anak juga perlu secara rutin dikomunikasikan kepada orang tua sehingga
dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program-program yang diadakan oleh
lembaga dan terciptanya kesinambungan program lembaga dengan lingkungan keluarga.

4. Kompetensi Sosial
Merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik
dan tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, serta masyarakat sekitar
secara santun.

Hal-hal yang termasuk dalam kompetensi sosial adalah kemampuan guru


untuk beradaptasi dengan lingkungan serta kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif. Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan termasuk di
dalamnya menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sejawat dan masyarakat
sekitar, menaati aturan yang ditetapkan lembaga, serta

akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat yang berasal dari
berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Sedangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat diindikasikan
melalui cara berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik serta
berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik komunikasi secara fisik, verbal,
maupun nonverbal.

Tidak hanya mutu karakter dan kompetensi yang meningkat melalui etos, yang
juga turut berkembang adalah konfidensi (bahasa gaulnya 'pede' atau rasa percaya
diri). Kata ini mempunyai tiga makna:

 Perasaan atau keyakinan bahwa seseorang dapat percaya atau bersandar


pada sesuatu
 Kondisi perasaan yang pasti tentang kebenaran suatu hal,
 Perasaan mantap pada diri sendiri yang lahir dari apresiasinya atas kualitas
dan kemampuan dirinya. Jadi, tatkala etos keguruan diperagakan dengan
sungguh-sungguh dalam semua proses belajar-mengajar, maka menguat
pula keyakinan pada kebenaran hal yang diajarkan itu serta pada kapasitas
pribadi yang semakin terbukti melalui meningkatnya kompetensi dan
kinerja keguruan total.

Karisma yang adalah aura diri, wibawa personal, dan cahaya pribadi yang kita
rambatkan juga semakin kuat memancar melalui etos. Sebab, kepribadian dan perilaku
kerja yang berakar teguh pada moralitas yang luhur dalam etos keguruan itu akan
berpendar penuh tenaga seperti kekuatan sebuah magnet. Ini berarti meningkatnya
marwah dan martabat keguruan, meningginya harkat dan derajat keguruan, serta
memantapnya perbawa dan wibawa keguruan kita.

Etos dan Etika sangat di perlukan bagi pendidik PAUD dalam berdedikasi di dunia
pendidikan, etika yang diajarkan dan diaplikasikan secara terus-menerus merupakan salah
satu landasan untuk terbentuknya kepribadian individu.

Pendidik PAUD juga harus memiliki kepribadian yang dinamis karena dalam ndividu
terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara
karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian sifatnya
individual karena tidak ada orang yang memiliki kesamaan dalam upaya menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Etika penting di ketahui oleh pendidik PAUD karena peran pendidik sebagai
pembimbing, pembina perilaku dan sekaligus model berperilaku manusia.

Tujuh kebiasaan dalam Etos kerja positif.

 Bekerja ikhlas penuh rasa syukur


 Bekerja penuh integitas
 Bekerja keras penuh semangat
 Bekerja serius penuh kecintaan
 Bekerja cerdas penuh kreativitas
 Bekerja tekun penuh keunggulan
 Bekerja paripurna penuh kesabaran

Pendidik PAUD harus membangun komitmen yang sama sehingga misi pekerjaan
dapat tercapai,dengan memahami alur kerja masing-masing individu, termasuk
memahami hak dan tanggung jawab/kewajiban masing-masing.membangun komunikasi
yang baik dengan rekan kerja, saling menjaga kepercayaan, khususnya mengenai hal-hal
yang bersifat pribadi.

B. Etika Pendidik PAUD

Dalam bahasa Perancis yaitu ‘ettiquette’ merupakan tiket atau label yang pada zaman
dahulu merupakan secarik kertas dari kerajaan yang bertuliskan cara-cara/peraturan yang
harus ditaati oleh tamu jika datang ke Istana untuk bertemu dengan Raja Louis XIV. Etika
dapat didefinisikan sebagai kesadaran moral wujud dari refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar. Dasar
filosofi diperlukannya suatu etika adalah 1) Untuk meredam kecenderungan kepentingan
pribadi, 2) Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus etika bersifat dilematis, karena
itu diperlukan hal-hal yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan
salah, baik dan buruk, 3) Implementasi etika dapat membuat perilaku etis menimbulkan
efek reputasi.

Berikut ini adalah etika pendidik PAUD yang baik:

1. Kasih sayang
Seorang pendidik PAUD harus selalu mencerminkan sikap kasih sayang
baik dengan sesama secara umum, dengan sesama pendidik, terlebih dengan
anak didik
2. Penghargaan
Seorang pendidik PAUD harus selalu mencerminkan sikap saling
menghargai
3. Pemberian ruang untuk pengembangan diri
Dengan pemberian ruang untuk pengembangan diri, pendidik PAUD akan
mencapai prestasi sebagai pendidik PAUD yang benar-benar sesuai
kompetensi
4. Kepercayaan
Kepercayaan dimaksudkan sebagai kemampuan untuk memberikan
kepercayaan dan menerima kepercayaan orang lain, sehinggga melakukan
tugas secara maksimal tanpa merasa diawasi
5. Kerja sama
Pendidik PAUD harus dapat bekerjasama baik dengan rekan kerja sesama
pendidik dan dengan orang tua untuk tujuan yang sama yaitu pengambangan
anak usia dini
6. Saling berbagi
Pendidik PAUD diharapkan memiliki karakter untuk selalu saling berbagi
keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dengan sesama
pendidik
7. Saling memotivasi
Pendidik PAUD harus dapat saling memberikan dorongan motivasi untuk
lebih maju sehingga bersama-samamenjadi pendidik PAUD yang lebih baik
8. Saling mendengarkan
Pendidik PAUD harus memiliki karakter saling mendengarkan, karena
pendengar yang baik adalah salah satu ciri pembelajar yang baik
9. Saling berinteraksi secara positif
Berinteraksi secara positif merupakan kunci tercapainya keberhasilan
sebuah tim.pendidik tidak dapat bekerja secara individual, sehingga harus
melibatkan kerjasama tim.
10. Saling menanamkan nilai-nilai moral
Dengan saling menanamkan nilai-nilai moral, pendidik akan mampu
memberikan contoh/teladan yang baik kepada anak-anak karena guru adalah
model bagi anak-anak
11. Saling mengingatkan dengan ketulusan hati
Pendidik harus saling mengingatkan dengan ketulusan hati. Dengan saling
mengingatkan akan terbentuk karakter tim yang lebih kuat
12. Saling menularkan antusiasme
Antusiasme/semangat dalam bekerja adalah hal yang harus dipupuk. Salah
satu cara yang paling efektif adalah dengan saling menularkannya pada rekan
kerja satu tim sesama pendidik sehinggga akan berpengaruh positif terhadap
anak
13. Saling menggali potensi diri
Dengan menggali potensi diri, maka potensi yang sebelumnya kurang
terasah akan terasah lebih optimal
14. Saling mengajari dengan kerendahan hati
Saling mengajari dengan kerendahan hati dimkasudkan untuk saling
memberi bimbingan tanpa tujuan saling menggurui. Dengan bimbingan
sesama pendidik, pendidik akan memiliki kompetensi yang lebih optimal
15. Saling menginspirasi
Sumber inspirasiyang paling berpengaruh terhadap pendidik adalah anak
didik dan sesama pendidik, karena keduanya yang berinteraksi langsung dalam
proses pembelajaran
16. Saling menghormati perbedaan
Menghormati perbedaan adalah kunci untuk dapat saling menerima satu
sama lain. Tidak ada orang yang sama,masing-masing memiliki latar
belakang, keunikan tersendiri yang dapat saling melengkapi satu sama lain
sehingga terbangun tim yang lebih kuat.

C. Karakter Pendidik PAUD


Pendidik PAUD sejati harus menyatu dengan dunia anak. Ia tidak menciptakan jarak
antara pendidik dan murid. Sehingga ia bisa berbagi ilmu kapan saja dan dimana saja.
Berikut adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD:
1. Menanamkan Kebaikan Tanpa Pamrih
Karakteristik yang pertama ini seorang pendidik walaupun telah berusaha menjadi
pendidik yang ideal, tetapi belum menjamin akan berhasil dalam membantu
perkembangan anak, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya
pendidikan di rumah, pengaruh kawan, dan sebagainya.

Namun dengan memberikan layanan pendidikan dan bimbingan yang penuh perhatian,
kasih sayang, siswa akan menjadi lebih baik. Lebih-lebih pada pendidikan anak usia dini,
hasil pendidikan tidak akan segera nampak hasilnya. Ada sebuah teori yang
disebut sleeper effect, yang menyatakan bahwa efek pendidikan, hasilnya baru terlihat
beberapa tahun kemudian.

Oleh karena itu satu karakter penting untuk dimiliki pendidik adalah “mendidik
(menanam kebaikan) tanpa pamrih”

2. Membangun Citra Diri Positif Anak

Banyak perilaku pendidik yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan
membuat anak merasa rendah diri. Seorang pendidik yang tidak pernah memberi pujian
atau kata- kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan memuat muridnya
menjadi tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia
dini akan terbawa sampai dewasa.

Peran pendidik dalam membangun citra diri yang positif pada anak sangat besar,
sehingga sebuah sekolah dasar di Medford Massachusetts yang bernama Dame School,
membuat kebijakan untuk membangun citra diri positif kepada murid-muridnya.

Di sebuah lembaga PAUD A, seluruh murid sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 3,
tidak boleh diberikan nilai angka atau huruf di rapornya, tetapi hanya berupa
uraian consisten dan not consisten, berbeda dengan kebanyakan rapor anak diisi dengan
angka, bahkan diberi peringkat atau ranking.

Menurut PAUD A, kalau seorang anak usia di bawah 9 tahun diberikan nilai (baik dan
buruk), maka akan “memvonis” anak; pintar, sedang dan bodoh. Padahal anak-anak pada
usia itu masih terus berkembang kemampuannya. Baru nanti ketika anak sudah kelas
empat SD, nilai mulai diberikan, tetapi ranking tetap tidak diberikan.

Hasil Kerja harian murid-murid di PAUD A cukup diberikan “nilai” dengan gambar
stiker (bintang, bunga atau mobil ) atau dengan tulisan pendidiknya yang berbunyi : good
dan good effort. Ternyata dengan cara ini, anak-anak bersemangat untuk mengerjakan
tugasnya dengan baik, karena setelah selesai pendidik akan menempelkan stiker di
lembaran bukunya.

Dalam memeriksa hasil kerja, pendidik tidak mencoret hasil kerja anak yang salah,
tetapi dengan membetulkannya dengan cara menuliskan jawaban yang benar di samping
hasil kerja anak yang salah.

Murid-murid didorong untuk aktif berdiskusi, dan pendidik selalu memberi komentar
positif kepada setiap pendapat yang dilontarkan kepada anak. Dengan carta ini murid-
murid menjadi bersemangat un tuk tetap masuk sekolah. Bahkan anak bertekad untuk
tetap masuk sekolah walaupun suhu badannya panas tinggi.

3. Pendidik sebagai Model/Tokoh Idola Anak

Kisah diatas menggambarkan betapa seringnya kita sebagai pendidik mengkritik dan
menyalahi perilaku anak kita. Padahal perilaku adalah hasil dari proses sosialisasi dan
pendidikan yang diberikan dari lingkungannya, terutama dari orang tua atau pendidik.

Seseorang telah menceritakan tentang pengalamannya dengan seorang pendidik, yang


berinisial A, bahwa ia telah meminta nasehat bagaimana mendidik anaknya agar menjadi
anak yang baik dan beraklak mulia. Sang pendidik tidak memberikan jawaban yang
panjang dan berteori, tetapi hanya dengan “perbaiki saja diri kamu dulu, nanti dengan
sendirinya anak kamu akan menjadi baik “.

Pakar Pendidikan Luar Negeri Thomas Lickona mengatakan bahwa “values are
caught“ artinya nilai-nilai yang ditangkap anak adalah melalui contoh dari pendidik dan
orang tuanya. Nilai-nilai adalah yang diterangkan langsung oleh pendidiknya.

Menjadi pendidik PAUD tidak cukup hanya berbekal kurikulum atau Acuan
Pembelajaran Menu Generik, tetapi juga menyangkut bagaimana pendidik sebagai
pendidik menjadi idola bagi muridnya.

Bagaiman ciri-ciri pendidik yang menjadi idola murid-muridnya, antara lain sebagai
berikut:

anak bersemangat kesekolah, anak-anak tidak sabar bersekolah dan hari-hari libur
menjadi hari yang membosankan
anak akan mengatakan sayang atau suka kepada pendidiknya kalau ditanyakan apakah
mereka menyayangi pendidiknya,

anak selalu merindukan pendidiknya dan

anak akan mengerjakan tugas yang diberikan, karena tidak ingin mengecewakan
pendidiknya.

Pengalaman seorang pendidik bernama Bill Rose, seperti diungkapkan diatas adalah
salah satu bukti bagaimana seorang pendidik yang berusaha menumbuhkan rasa percaya
diri murid-muridnya dengan penuh perhatian dan kasih sayang (etika kepribadian)
sehingga membuat murid- muridnya mau bekerja keras untuk menyenangi pendidiknya.

4. Mendidik dengan Mencelupkan Diri

Seorang pendidik yang berhasil adalah yang dapat mencelupkan dirinya/ terjun secara
menyeluruh, pikiran, dan perasaan, dapat membangun personal dengan murid- muridnya,
mempunyai kemampuan komunikasi secara efektif, mampu mengelola emosi dengan
baik, mampu menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan agar anak senang
berjalan/bermain.

Mencelupkan diri secara total memang memerlukan sikap dan dedikasi dan kecintaan
terhadap profesi yang sedang dijalani. Seorang pendidik yang dapat mencelupkan dirinya
pada profesinya sebagai pendidik adalah seorang yang dapat berkontemplasi
(merenungkan) perasaan, pikiran dan perilakunya secara rutin agar dapat melihat
kekurangan- kekurangan yang ada pada dirinya. Seorang pendidik bukan berarti harus
sempurna, tetapi diharapkan untuk memperbaiki dan mengontrol terus tindakannya agar
tetap dijadikan model konkrit bagi murid-muridnya.

Seringkali orang tidak mau menerima atau mengakui bahwa dirinya masih banyak
kekurangan. Merasa dirinya sudah benar, tidak mungkin salah dan tidak ingin dikritik dan
disalahkan. Menurut Carl G. Jung, setiap manusia mempunyai sisi gelap, kalau kita tidak
menerima keberadaan sisi gelap tersebut, maka sifat-sifat gelap akan menjadi kekuatan
yang suatu saat akan keluar dan terlihat oleh orang lain, walaupun diri kita tidak
menyadarinya. Inilah yang menyebabkan banyak manusia yang tidak konsisten antara kata
dan tindakannya.
Pendidik yang demikian tidak dapat menjadi model bagi murid-muridnya, bahkan
malah bisa menjadi berbahaya, karena kalau murid-muridnya menilai pendidik seringkali
berkata moral, tetapi tidak dalam tindakan.

Akibat negatif lain dari penolakan sisi gelap adalah ingin memarahi orang lain yang
dianggap bersalah. Murid-murid biasanya akan menjadi tumpahan kemarahan pendidik,
yang sebenarnya adalah kemarahan kepada sifat yang ada dalam diri pendidik sendiri,
pendidik yang sering menyalahkan murid-murid, tidak akan menjadi pendidik yang
efektif.

Oleh karena itu, seorang pendidik sebagai pendidik anak usia dini hendaknya terus
merenung untuk melihat kekurangan dan mengevaluasi diri dan berusaha untuk terus
menerus memperbaiki segala kekurangan demi membentuk citra diri pendidik yang
positif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

 Membangun etos keguruan sesungguhnya juga serentak membangun karakter para


guru karena, ibarat otot, karakter akan memadat dengan semakin kokohnya sebuah
perilaku karena terus menerus digunakan secara tekun dan bertujuan
 Etika dapat didefinisikan sebagai kesadaran moral wujud dari refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar
 Karakteristik pendidik diantara lain yakni, menanamkan kebaikan tanpa pamrih,
membangun citra diri positif anak, pendidik sebagai idola anak, mendidik dengan
mencelupkan diri/terjun secara menyeluruh
DAFTAR PUSTAKA

ETIKA DAN ETOS KERJA PENDIDIK PAUD (ypmdsangatta.id)


04.-Modul-Etos-dan-Etika.docx (live.com)
Etika dan Etos Kerja Pendidik PAUD - BGP KALTIM (kemdikbud.go.id)
Karakter Yang Harus Dimiliki Pendidik PAUD - Dunia Belajar Anak
4 Ciri-Ciri dan Karakteristik Pendidik PAUD yang Ideal - PAUD JATENG

Anda mungkin juga menyukai