Oleh:
A. Pendahuluan
pengajaran, pelatihan, dan bimbingan dari orang dewasa atau pendidik untuk
peserta didik adalah manusia yang memiliki fitrah atau potensi tersebut
mencakup akal, hati, dan jiwa yang manakala diberdayakan secara baik akan
yang menerima pengaruh positif dari orang dewasa atau pendidik. Dalam arti
teknis, bahkan ada yang menyatakan bahwa, peserta didik adalah setiap anak
1
B. Pengertian Peserta Didik
Secara bahasa, Peserta Didik adalah orang yang sedang berada pada fase
dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu
Menurut Abdul Mujib, Peserta Didik adalah individu yang menuntut ilmu.
Peserta Didik cakupannya sangat luas, tidak hanya melibatkan anak-anak tetapi
yang harus dididik, dibina, dan dilatih untuk mempersiapkan menjadi manusia
1
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta; PT Bumi Aksara; 2011)
hal. 5
2
A. Haris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta; Departemen Agama; 2009).
hal. 160
3
Ibid. h. 160
4
Ibid. h. 160
5
Ibid. h. 161
2
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003, adalah anggota masyarakat yang
Jadi, dari pendapat beberapa para ahli di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
serta latihan agar dapat memperoleh ilmu yang akan berguna nantinya pada masa
mu’allim, atau muaddib, Allah SWT pada hakikatnya adalah Pendidik bagi
6
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Bebasis Sekolah (Jakarta; PT. Bumi Aksara; 2011)
hal. 5
7
UU RI No.2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.pdf
3
mencakup seluruh makhluk Allah SWT, seperti malaikat, jin, manusia,
peserta didik adalah seluruh Al-Insan, Al-Basyar, atau Bany Adam yang
atau suatu kondisi yang dipandang sempurna (insan kamil). Terma Al-Insan,
Al-Basyar, atau Bany Adam dalam defenisi ini memberi makna bahwa
kedirian peserta didik itu tesusun dari unsur-unsur jasmani, ruhani, dan
dengan proses mengarahkan kedirian peserta didik, baik dari fisik (jismiyah)
Sebagai contoh, tangan belum mampu mengambil atau memegang benda dan
proses tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib, secara bertahap, ‘aql manusia diasah,
4
juga nafs, ketika manusia dilahirkan dari rahim ibunya, ia hanya cenderung
minum.11
Melalui proses ta’lim, tarbiyah atau ta’dib, nafs manusia dilatih dan
dibimbing untuk halnya qalb ketika manusia dilahirkan dari rahim ibunya ia
hanya potensi laten yang belum mampu menangkap cahaya (nur) dan
dan memahami kebenaran (haq) serta hidup sesuai dengan cahaya dan
kebenaran tersebut. 12
suatu keadaan dimana dimensi jismiyah dan ruhiyah peserta didik, melalui
al-ruhiyah). 13
jismiyah adalah suatu kondisi dimana seluruh unsur atau anggota jasmani
ruhiyah. Dalam makna ini, aql, nafs, dan qalb peserta didik mencapai
11
Ibid
12
Ibid
13
Ibid
5
tingkatan terbaik dalam berpikir atau menalar (aql al-mustasyfad), dalam
Islam, pada hakikatnya semua manusia adalah peserta didik. Sebab, pada
dipandang sempurna, dan proses itu berlaku sepanjang hayat. Sebab, sesuai
SAW bersabda “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahad”. Itu artinya,
kehidupannya.15
pendidikan. Kemudian terma tilmidz diartikan juga murid, yaitu orang yang
14
Ibid
15
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islam (Bandung; Ciptapustaka Media Perintis; 2008)
hal. 148
6
berguru kepada seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. Sedangkan terma
thalib al-‘ilm berasal dari kata thalab yang berarti pencari, penuntut, atau
yang digunakan untuk menyebut peserta didik. Ketiga istilah ini pada
hakikatnya melekat dalam diri setiap manusia yang sedang berada dalam
sesuatu yang dipandang sempurna, manusia yang sedang dan terus berada
dalam proses membelajarkan diri, atau manusia yang sedang berada dan terus
16
Ibid
17
Ibid
7
Pendidik alam semesta.Dalam Islam, hakikat ilmu itu berasal dari Allah SWT
belajar kepada Allah SWT, mempelajari al-asma kullah yang terdapat pada
pendidikan Islam. 19
adab ke dalam jism dan ruhnya. Dalam konteks jism, dengan bantuan dan
jasmani dan seluruh unsur atau bagiannya. Demikian pula, dalam konteks ruh,
mendisiplinkan akal (‘aql), jiwa (nafs) dan hatinya (qalb) dengan adab.
Dalam Islam, esensi adab adalah akhlaq, yaitu syari’at yang menata idealitas
sesama manusia, dengan makhluk lainnya atau alam semesta, dan dengan
8
Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada
Berkenaan dengan tugas utama yang harus dilakukan peserta didik ini,
atau mempelajari al-‘ilm itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
dan mencermati fenomena diri, alam semesta, dan sejarah umat manusia;
atau membiasakan diri, dan masih banyak lagi aktivitas belajar lainnya yang
ditempuh atau dilakukan peserta didik dalam proses belajar atau menuntut
pada satu aktivitas saja. Dalam berbagai surah, Al-Qur’an senantiasa menyeru
21
Ali, Manajemen Peserta. hal. 5
22
Ibid
9
hikmah, berekplorasi, bertadabbur, dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan
bersyahadah kepada Allah SWT, beribadah secara tulus ikhlas hanya kepada-
Nya, dan menjadi khalifah atau pemimpin dan pemakmur kehidupan di bumi.
sebagaimana mestinya. 23
berbagai tempat. Demikian pula, dimensi ruhiyah juga wajib dipelihara, agar
belajar.24
didik adalah:25
mengajar itu merupkan ibadah dan ibadah harus dilakukan dengan hati
yang bersih.
10
3. Bersedia mencari ilmu ke berbagai tempat yang jauh sekalipun,
yang baik.
diizinkan guru.
10. Peserta didik harus terlebih dahulu memberi salam kepada guru dan
waktu senja dan menjelang subuh atau di antara waktu ‘Isya dan dan
makan sahur.
11
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dan kemampuannya;
26
UU RI No.2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.pdf
27
Ibid
12
bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
seorang peserta didik telah mendatangi sejumlah guru dan membaca banyak
buku, namun hasil belajar yang baik belum tentu bisa dicapai. Belajar tidak
hanya membutuhkan kehadiran, apalagi dalam arti fisik, tetapi juga kemauan,
kesadaran, kesabaran, dan masih banyak lagi sifat-sifat lain yang idealnya
dalam Islam, ilmu itu datangnya dari al-haq dan karenanya ia merupakan an-
nur atau cahaya kebenaran yang akan menerangi kehidupan para pencarinya.
Sebagai al-haq atau yang Maha Benar, Allah SWT Maha Suci, dan kesucian-
Karenanya, sifat utama dan pertama yang harus dimiliki peserta didik
dan mensucikan tubuhnya dari kotoran, najis, makanan, dan minuman yang
28
Ibid
29
Ibid
13
haram, serta dosa-dosa fisik lainnya. Peserta Didik harus menjaga agar setiap
semuanya dari bahan yang diperoleh lewat cara-cara yang halal dan bersih.
konteks ini, sebelum belajar atau membelajarkan diri, peserta didik harus
membersihkan ‘aql, nafs, dan qalb-nya, agar ilmu yang dita’lim, ditarbiyah,
tumbuh dan berkembang, dan menjadi bagian integral dari diri dan
kepribadian mereka.30
30
Rasyidin, Falsafah Pendidikan. hal. 154
31
Ibid, h.
14
5. Setelah ilmu pengetahuan diraih, maka aktualisasi tau
G. Kesimpulan
hewan dan sebagainya. Namun, dalam arti khusus dalam perspektif falsafah
Bany Adam yang sedang berada dalam proses perkembangan menuju kepada
Sifat yang harus dimiliki oleh peserta didik ialah berakhlak mulia, disiplin,
15
DAFTAR PUSTAKA
16