Kata “tarbiyah” berasal dari kata kerjanya yaitu “rabba” yang artinya
mendidik. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi “al-tarbiyah” lebih sering
digunakan dalam terminologi pendidikan Islam. Lafal “al-tarbiyah” merupakan
asal kata dari tiga kata yaitu “Raba-yarbu” yang artinya bertambah dan
bertumbuh, “Rabiya-yarbu” dengan wazan “Khafiyah – yakhfa” artinya menjadi
besar, dan “Rabba-yarabbu” dengan wazan “madda yamuddu” artinya
memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, serta memelihara.
3. J. J. Rousseau
Pendidikan dipandang sebagai pengaruh positif sekaligus pengaruh
negatif terhadap tumbuh kembang seseorang. Pendidikan dikatakan
negatif sejak anak dilahirkan hingga menginjak usia 12 tahun.
Sedangkan Pendidikan berpengaruh positif, ketika anak tersebut sudah
menginjak usia 12 tahun hingga tercapainya fase pendewasaan yang di
ukur pada usia 20 tahunan. Dalam konteks ini Rousseau menjelaskan
bahwa dalam masa balita hingga usia 12 tahun, anak memiliki
motivasinya sendiri. Lain halnya saat anak sudah berusia 12 tahun
hingga usia 20 tahun. Pendidikan berperan penting pada fase itu.
Pedidikan akan memebrikan pengaruh yang besar terhadap pemberian
motivasi.
Kata batas – batas memiliki arti ruang lingkup. Pada dasarnya ruang
lingkup tersebut yang menjadi pandangan pedoman, dasar – dasar ataupun
sumber dari Pendidikan islam itu sendiri. Dalam konteks ini dapat
diumpamakan seperti contoh, agama islam merupakan ajaran agama yang
merujuk pada sumber hukumnya yaki al-qur’an, kemudian itulah pula yang
menjadi Batasan dalam ilmu Pendidikan islam. Adapun batas – batas dari
Pendidikan islam diantaranya :
1. Secara Luas
Dalam konteks ini, Pendidikan dapat diartikan sebagai proses
hidup – kehidupan. Pendidikan berisi segala sesuatu yang
menyangkut pengalaman sepanjang hidup. Pendidikan yang
dimaksud adalah situasi hidup yang berpengaruh dalam
pertumbuhan. Dalam konteks secara luas ini, pedidikan islam tidak
dibatasi dengan batasan yang mengikat. Pendidikan dapat
dilangsungkan utuk seumur hidup, baik dalam Lembaga
Pendidikan formal, semi formal, maupun non formal. Pendidikan
dapat dilaksanakan dalam segala situasi dan lingkungan.
2. Secara Sempit
Adanya perbedan antara Batasan secara luas dan Batasan secara
sempit yang sangat terlihat perbedaanya. Dalam konteks ini,
Pendidikan menekankan pada proses pembelajaran melalui
Lembaga Pendidikan formal. Penddikan formal diharapkan mampu
merubah kekurangan menjadi kesempurnaan. Selain itu Pendidikan
formal dinilai mampu merubah kebiasaan menjadi kesadaran penuh
yang peka terhadap hubungan – hubungan, interaksi social, dan
tanggung jawabnya.
a. Pendekatan Historis
Dalam kacamata Sejarah islam pendidikan Islam dimulai pada
zaman Nabi Muhammad Saw. Beliau dianggap sebagai pendidik
pertama umat Islam, dan dia memberikan wahyu kepada orang lain
untuk memulai pengajaran Islam. Nabi dan para sahabatnya menjadi
orang pertama yang belajar langsung dari beliau, dan pengajaran
lisan, praktik, dan contoh mereka memulai perkembangan
pendidikan Islam.
c. Pendekatan Sosiologis
Batasan awal pendidikan Islam dapat dilihat dalam konteks
sosiologis dari masyarakat Islam awal di Arab pada abad ke-7.
Pendidikan Islam mencakup hal-hal selain keagamaan, tetapi juga
hal-hal sosial, ekonomi, dan politik. Masyarakat Islam awal sangat
membantu menyebarkan pengetahuan dan membangun institusi
pendidikan seperti madrasah dan universitas.
e. Pendekatan Kontemporer
Batasan awal pendidikan Islam di masa kini dapat mencakup
berbagai hal, seperti perkembangan institusi pendidikan Islam
modern, seperti sekolah agama, universitas Islam, dan pusat
pembelajaran Islam. Pendidikan Islam kontemporer juga mencakup
upaya untuk menggabungkan nilai-nilai Islam dengan kurikulum
pendidikan yang lebih umum.