Anda di halaman 1dari 14

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang merupakan kebutuhan primer yang


harus dipenuhi, dengan adanya pendidikan makan suatu negara akan bisa maju dan
meningkat secara pesat karena pendidikan itu tonggak kemajuan suatu bangsa. Maka
dari itu suatu bangsa dikatakan maju ketika pendidiknya tertata dengan baik dan
melahirkan bibit-bibit yang cerdas supaya bisa mengembangan bangsa dan negranya
sendiri. 

Apabila suatu negara memiliki sistem pendidikan yang masih cacat atau masih
memiliki banyak permasalahan, maka harus segera diselesaikan permasalahannya
agar tidak berkepanjangan dan tidak menimbulkan kekacauan akibat dari masalah
pendidikan yang tak kunjung selesai.

Banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa
berkembang, diantaranya:

1.Mahalnya biaya pendidikan

Mahalnya biaya pendidikan adalah masalah pertama yang dihadapi orang-orang yang
berada di bawah garis kemiskinan dan sering kali anak-anak yang berada dibawah
garis kemiskinan sekolahnya akan diterbengkalaikan, karena dari pihak orang tua
sudah tak menyanggupi biaya sekolah dan lebih mementingkan kebutuhan untuk
hidupnya sehari-hari. Maka dari itu masalah ekonomi juga menjadi faktor utama
dalam permasalahan pendidikan di Indonesia.

2.Fasilitas pendidikan yang kurang memadai

Fasilitas pendidikn yang kurang memadai juga sebuah permasalahan pendidikan di


Indonesia. Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya hampir roboh, sudah tak layak
dipakai untuk proses pembelajaran, tidak memiliki fasilitas seperti kursi, meja
belajar, buku, perlengkapan teknologi dan alat-alat penunjang lainnya yang
mengakibatkan kurang optimlnnya pendidikan di Indonesia.

3.Memiliki guru yang tidak terlatih

Guru merupakan faktor yang penting dalam proses pendidikan, karena guru adalah
seorang pengajar dalam mengajarkan ilmu pengetahuannya supaya anak-anak bisa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang telah diajarkan gurunya. Tugas utama seorang
guru  ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan menilai dan mengevaluasi
anak didiknya. 

Apabila guru yang mengajar tidak terlatih makan proses belajar mengajar akan
terhambat, karena guru yang mengajar tidak terlatih atau kurang profesional dalam
hal belajar mengajar, dan apabila tidak seger diatasi maka akan mengakibatkan anak-
anak merasa kurang mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya. Sedangkan tujuan
awal adanya pendidikan itu untuk menambah ilmu pengetahuan agar suatu saat nanti
anak-anak penerus generasi bangsa bisa memajuakn bangsa dan negaranya.

4. Kurangnya bahan belajar

Faktor selanjutnya yang perlu ada untuk proses pembelajaran yaitu bahan belajar atau
buku yang memadai. Hal yang masih menjadi masalah adalah banyaknya siswa yang
tidak memiliki buku pelajaran untuk mengikuti pembelajaran dikelas.

Agar pembelajaran di dalam kelas bisa optimal siswa membutuhkan buku pelajran,
latihan, dan berbagai fasilitas yang menunjang aktivitas belajar yang lebih baik.
Bukan hanya siswa, seorang guru juga butuh bahan untuk mengajar di kelas, guru
wajib berbagi pengetahuan kepada siswanya agar siswa dapat mendapatkan
pengetahuan dari seorang guru yang telah mengajarnya.

Agar dapat mengatasi permasalahan di atas  seharusnya pemeritah menyediakan


buku pelajaran geratis yang dapat digunakan oleh siswa dan guru. Memperbaiki
sarana perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran. Masalah pendidikan
seperti ini merupakan kendala yang banyak terjadi di banyak negara dan masih terus
diperbaiki sampai sekarang ini.
MASALAH INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Pengertian Individu

Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum, yang artinya tak berbagi.
Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided. Yang artinya tidak
berbagi. jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan.

perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan
antara genotif dan fenotif genotif adalah faktor yang di bawa individu sejak lahir, ia
merupakan faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa sifat atau karakter kita yang
mirip orang tua kita. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang di bawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
di pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe). Faktor lingkungan ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Karakteristik khas dari
seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.

Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat
dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah,
ibu dan anak biasanya di sebut dengan keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi
dimana individu-individu itu pada dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari
sesamanya,serta keamanan dalam hidupnya.

Namun keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak akan tetapi orang yang
hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan ada atau tidaknya hubungan darah.

Pengertian Masyarakat

Masyarakat (society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut. Umumnya, masyarakat adalah
kumpulan dari penduduk yang menjalani kehidupan sosial di suatu wilayah.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan


sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.

Masalahnya
Pada umumnya masalah yang terjadi adalah bagaimana sebuah keluarga
mempersiapkan seorang individu ke dalam masyarakat.

Ada beberapa faktor dalam mempersiapkan seorang individu, antara lain :

–          Agama

Agama adalah sikap masyarakat atau kelompok manusia terhadap kekuasaan dan
kekuatan mutlak yang dianggap atau diyakini sebagai suatu yang menentukan atau
berperan menentukan kepentingan nasib sekelompok manusia itu sendiri.

Dalam kehidupan manusia, khususnya masyarakat Indonesia agama merupakan salah


satu unsur yang sangat penting. Hal itu terbukti dengan di masukkannya keTuhanan
Yang Maha Esa sebagai sila pertama dalam Pancasila, yang merupakan dasar
Negara. Ini menujukan bahwa masyarakat Indonesia menghargai suasana kehidupan
yang bersifat keagamaan.

–          Tata karma.

Tata karma atau sering pula yang disebut sopan santun adalah aturan yang berlaku
dalam kehidupan atau pergaulan dalam masyarakat, yang sudah berlaku secara turun
temurun. Dengan adanya tata krama dan sopan santun yang baik dalam pergaulan di
masyarakat diharapkan akan tercipta suatu ketenangan dan ketentraman hidup.

Di sini orang tua punya peranan yang sangat penting, orang tua dianggap sebagai
tuntunan atau panutan dari anak-anaknya.

–          Perlindungan.

Dalam kehidupan di masyarakat, keluarga merupakan tempat berlindung yang


pertama kali dan paling penting bagi anggotanya. Secara sosial budaya keluarga
sebagai pelindung pertama bagi anak-anaknya. Anak selalu dididik, diarahkan dan
dilindungi dari pengaruh linkungan khususnya yang negatif bagi perkembangan
jiwanya. Sementara secara fisik keluarga berusaha melindungi atau menghindarkan
anak-anak dari serangan penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya
perkembangan fisik atau bahkan merenggut jiwanya.

–          Keharmonisan.

Harmonis sama dengan selaras atau serasi. Keselarasan atau keserasian hubungan
antar individu didalam satu keluarga yang terdiri dari beberapa individu merupakan
suatu cita-cita setiap orang dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Namun
demikian untuk mencapai nilai ideal seperti diatas kiranya tidaklah mudah. Sebab
bagaimanapun dalam kehidupan keluarga tidak akan lepas sama sekali dari
permasalahan atau konflik. Hanya saja tinggal bagaimana keadaan konflik tersebut,
apakah hanya temporer dan mampu diatasi atau sering bahkan menjurus ke
perpecahan.

–          Sosialisasi dan pendidikan

Sosialisasi dan pendidikan ini menjadi fungsi yang sangat penting, pendidikan selain
digunakan sebagai sarana mencari lapangan kerja, juga dapat berfungsi sebagai
modal pergaulan dalam kehidupan di masyarakat, serta melatih anak agar lebih
bertanggung jawab atau lebih mampu mandiri.

Seseorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut, karena proses sosialisasi
yang sudah berlangsung sejak masa anak-anak, yaitu suatu proses dimana dia belajar
mengetahui apa yang dikehendaki oleh aggota keluarga lain, yang akhirnya
menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki. Karya etika dan moral
yang tertua, menerangkan bahwa masyarakat kehilangan kekuatan jika anggotanya
gagal dalam melaksanakan tanggung jawab keluarganya.
MASALAH PEMUDA DAN SOSIALISASI

Pemuda atau generasi muda selalu dikaitkan dengan masalah. Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini
disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan diri
dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan
mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu
terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) Sebagian besar pemuda mengalami
pendidikan yang lebih daripada orang tuanya.

Pengertian Pemuda

Ir.Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan
kuguncangkan dunia!”. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa pemuda memiliki
pengaruh besar sebagai agen perubahan bagi suatu negara. Karena di tangan
merekalah tongkat estafet pembangunan negara akan diwariskan. Dengan kata lain
pemuda adalah generasi penerus yang dapat menciptakan perubahan pada suatu
Negara bahkan dunia.

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan
penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan
berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Istilah sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat manusia
menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang lain. Proses sosialisasilah yang
membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-
tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan
memliki cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara
mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-
tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang
begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.

Pengertian sosialisasi juga dapat berarti suatu proses belajar seorang individu yang
akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan
lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami tentang diri dan lingkungannya.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses
Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.

a) Proses sosialisasi
Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna.

Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-
peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran
tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak
mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Tahap siap bertindak (Game
Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya
tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang
rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan
masyarakat luas.

b) Media Sosialisasi

Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.


Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media
massa, dan lembaga pendidikan sekolah.

•           Keluarga

•           Teman pergaulan

•           Lembaga pendidikan formal (sekolah)

•           Media massa


HUBUNGAN NEGARA, WARGA NEGARA, DAN KEWARGANEGARAAN

Negara adalah sebuah badan atau organisasi yang memiliki wewenang guna


mengatur hal yang berhubungan dengan masyarakat luas, dan memiliki tanggung
jawab untuk mensejahterakan, melindungi, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, tujuan berdirinya Negara Indonesia adalah :

a.Melindungi segenap bangsa, dan tumpah darah Indonesia

b.Memajukan kesejahteraan hukum

c.Mencerdaskan kehidupan bangsa

d.Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Sebuah Negara harus memiliki tiga unsur pokok,


yakni rakyat, wilayah dan pemerintah. Dari ketiga unsur tersebut, dapat diartikan
bahwasannya semua unsur yang ada harus berdaulat satu sama lain.

Warga Negara adalah penduduk sebuah Negara yang sudah ditetapkan oleh undang-
undang Negara tersebut. Dimana, penduduk atau warga Negara ini termasuk unsur
sebuah Negara dan menjadi bagian didalamnya dan memiliki hak-hak penuh juga
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. 

kewarganegaraan adalah suatu korelasi antar warga Negara dan Negara yang


menimbulkan adanya kewajiban warga terhadap Negara maupun hak yang diterima
warga Negara. 

Negara, Warga Negara, dan kewarganegaraan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan. Karena ketiganya adalah unsur terpenting dari sebuah Negara.

Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara warga Negara dan kewarganegaraan


adalah seorang penduduk dan legalitas resmi kependudukannya. Tidak bisa
dipungkiri bahwa hukum atau aturan yang ada pada masing masing negara tentang
berbagai hal yang terkait dengan warga Negara dan kewargaannya baik itu berupa
hak maupun kewajiban adalah suatu hal yang harus dimengerti dan dipahami oleh
semua penduduk Negara tersebut, guna terselenggarakannya masyarakat yang
madani.

Indonesia adalah Negara yang menganut asas ius sanguinis, dimana asas tersebut


menetapkan kewarganegaraan dari keturunan ayah dan ibunya.
Pelapisan Sosial

.PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL


Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat
pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti dijumpai. Pada
sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu
terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di
tengah-tengah.
Adam Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup dari
penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan perdagangan.
Sedangkan Thorstein Veblen membagi masyarakat ke dalam dua golongan yang pekerja,
berjuang untuk mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang
karena kekayaannya.
Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup dan dapat
diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem pelapisan dalam
masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.
Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga
masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi
dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam masyarakat
selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian menurut Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang
dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis,
sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam masyarakat
terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian sesuatu yang
dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga masyarakat ada
segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan
pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang
lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan
mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang
lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok, setiap orang akan
mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial tertentu. (Drs. Taufik
Rahman Dhohir, 2000)

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau


pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara
lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya
adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-
lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Boumanmenggunakan
istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai
dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut
gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

PERBEDAAN SYSTEM PELAPISAN DALAM MASYARAKAT


Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar
belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-
kelompok social.
Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa:

1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya


2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.
Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strafukasi sosial diantaranya menurut Pitirin
A. Sorikin bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
Theodorson dkk berpendapat bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan
yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal perbedaan hak,pengaruh
dan kekuasaan”.
Masyarakat yang berstatifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana
lapiasan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas.
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI SOSIAL
NASIONAL

Apa yang sebenarnya yang kalian rebutkan?

Hidup didalam perkembanganan modern ini memang penuh dengan berbagai macam
intrik cobaan dari dalam maupun dari luar, masyarakat yang terus berkembang dalam
kehidupan bernegara yang saling menghormati dan menghargai itu semua terjalin
karena adanya sikap saling menghargai dan menghormati apalagi Indonesia
mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dan Indonesia yang mempunyai
banyak suku dan kebudayaan. Namun dijaman modern seperti ini apalagi diperkotaan
seperti di kota Jakarta masyarakatnya sudah sangat membaur dan tidak memandang
rasisme, memang sebagian besar sudah bisa menerima perbedaan yang ada tapi tak
sedikit pula yang masih bersifat rasisme.

Rasisme yang menjadi ancaman perpecahan dalam hubungan masyarakat itu timbul
karena adanya pertentangan kecil yang tumbuh menjadi konflik besar. Pertentangan
itu sendiri pun bisa timbul karena adanya satu pihak yang berbeda paham sehingga
terjadi perdebatan yang bila tidak diatasi dengan kepala dingin akan mengalami
perpecahan yang mengakibatan pertentangan sosial. Perdedatan itu sebenarnya wajar
asal jangan sampai menggunakan emosi yang berakhir dengan kekerasan akhirnya
merugikan semua pihak yang bersangkutan.

Sebagai contoh kecil pertentangan dalam hubungan sosial di negara kita yaitu di
pedalaman daerah seperti di Papua yang masih sering terjadi konflik sampai berakhir
dengan perang antar suku. Sebenarnya masalah yang ada hanyalah perebutan hak
tanah yang menjadi konflik antar suku, mereka sebenarnya mengenal penyelesaian
masalah dengan cara musyawarah namum hal itu juga tidak menemui titik temu dan
berakhir bentrok lagi yang akhirnya menimbulkan korban jiwa. Ini adalah
pertentangan sosial yang terus menerus terjadi di tanah papua yang sering
meresahkan masyarakat sekitarnya.

Bila kita melihat di Ibukota negara kita ini Jakarta juga masih terjadi pertentangan
sosial bahkan di dunia pendidikan, hanya masalah spele saling ejek-mengejek sampai
terjadi tawuran antar pelajar kelompok dengan kelompok. Masalah spele bahkan
hanya karna pertentangan individu dengan individu menjadi besar pertentangan
kelompok dengan kelompok, dikarenakan hanya bila ada satu pihak disakita maka
semuanya merasa disakiti. Ini hal yang seharusnya menjadi bahan refrensi kenapa
harus menjadi besar, memang jelas mungkin masalah kedudukan.
Masalah kedudukan memang menjadi faktor pertentangan, perebutan kedudukan
dalam hal apapun yang bisa menimbulkan keributan dari awalnya hanya sepihak
menjadi kelompok dan berkembang menjadi masalah yang berakibat perang antar
kelompok. Ini sebuah masalah yang berawal dari masalah kecil yang tidak
diselesaikan dengan kepala dingin dan masih menggunakan otot hanya demi
mendapatkan apa yang diinginkan yaitu kedudukan yang lebih tinggi agar memegang
kekuasaan namun dengan cara yang salah dengan cara bodohyaitu kekerasan.

Memang banyak hal yang menimbulkan pertentangan dalam hubungan sosial apalagi
dinegara kita yang notabennya negara dengan banyak suku agama warna kulit dan
lain-lain. Yang memang masih banyak perpecahan dalam masyarakat kita hanya
dengan hal kecil bisa terjadi pertentangan yang menimbulkan perpecahan. Apalagi
dengan perpecahan yang terjadi pada ibukota negara kita, kota yang harusnya sudah
menjadi contoh bagi kota lain dari segi sikap maupun sifat yang ditunjukan sudah
menjadi patokan bagi yang lainnya. Pelajar yang masih bentrok hanya dengan
masalah kecil, mereka terpelajar bahkan mengetahui bahwa hal tersebut tidak baik
dan tidak patut dilakukan oleh pelajar yang seharusnya menjadi tombak penggerak
bangsa Indonesia.

Ada juga pertentangan yang terjadi karena adanya provokator yang memperngaruhi
atau sengaja mengadu domba satu pihak dengan pihak yang lainnya, yang akhirnya
bisa menimbulkan perpecahan dan konflik antara kedua kelompok. Padahal belom
tentu masalah tersebut ada akar permasalahan yang jelas bahkan pada akhirnya hanya
menemui titik buntu dalam permasalahan itu sendiri yang hanya menghasilkan
pertumpahan darah yang tiada artinya diperjuangkan.

Sebenarnya apa yang mereka perebutkan? Hanyalah sebuah kedudukan untuk


dipandang lebih tinggi dan kekuasaan yang mereka pegang diakui oleh orang lain.
Tanpa alasan yang jelas mereka saling merebutkan hal yang tidak penting bahkan
hanya menjadi senjata untuk membunuh diri kita sendiri, bukan hanya soal
kekuasaan dan kedudukan yang menjadi akar dari pada pertentangan yang terjadi
dalam hubungan sosial.

Seharusnya Indonesia sebagai negara yang banyak perbedaannya menjadi negara


multikultur yang manjadi nilai lebih untuk masyarakatnya sendiri, dengan saling
menjalin kasih saying saling menghormati satu sama lain tidak memandang rasisme
yang berlebihan hanya perlu saling menghargai satu sama lain akan terjalin pula
keadaan yang harmonis di dalam negara kita ini.
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI BAGI KEMAKMURAN DAN
KESEJAHTERAAN

Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang


jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan
dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan
untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Bagi siapa
saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era
globalisasi sekarang ini. Dan bagi yang tidak bisa menguasai IPTEK maka akan
tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan zaman.

Bila perkembangan zaman terus melaju pesat sedangkan ada masyarakat yang
buta dengan IPTEK maka mereka akan tertinggal dan mungkin saja bisa menjadi
miskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah tidak efektif dan efisien lagi di
zaman sekarang ini.Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan
teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam
suatu sistem yang saling berinteraksi.

IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dan kemiskinan tidak telepas pula
dari kehidupan masyarakat. Kemiskinan dalam bidang ekonomi selalu menjadi
kendala di negara-negara berkembang. Sangat sulit negara untuk memberantas
kemiskinan. Sebenarnya jika kita semua memanfaatkan IPTEK maka kita semua
dapat memberantas kemiskinan yang ada. Tidak akan ada lagi pengamen, pengemis,
dan pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi karena rendahnya ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pendidikan yang rendah. Semua dapat teratasi
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesimpulan
1.        Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol
dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
2.        Teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan
cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala
nilai yang ada
3.        Kemiskinan yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan.
4.        Ada kaitan yang erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh
masyarakat terutama pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Seperti yang kita ketahui, teknologi kini telah merembes dalam
kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah
kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam
mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia. Manusia
mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan
terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat bisa
merasakan IPTEK secara merata.

Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi, apalagi banyak
kemudahan yang kita dapatkan. Namun, berbanding terbalik dengan realita yang ada
karena semakin canggih perkembangan teknologi, telah membuat masyarakat
menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut.
Ambil saja salah satu contoh perkembangan IPTEK dibidang telekomunikasi dimana
zaman dahulu. Handphone itu sangat langka karena harganya yang mahal berbeda
dengan zaman sekarang, harga handphone sudah sangat murah dan menjangkau
lapisan menengah ke bawah. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik
sekali di aspek telekomunikasi, namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih
belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya
untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan
disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan
yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau
sebaliknya. Pesatnya kemajuan IPTEK memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan
kemajuan IPTEK untuk memperkuat posisi daya saing dalam kehidupan global.
Perkembangan IPTEK disamping bermanfaat untuk kemajuan masyarakat Indonesia
jugamemberikan dampak negatif.

Anda mungkin juga menyukai