0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan5 halaman
Model pembelajaran Colour Pair and Share memodifikasi Think Pair and Share dengan menambahkan unsur warna untuk membentuk kelompok siswa. Model ini bertujuan melatih siswa untuk berdiskusi, berpendapat, dan presentasi secara berpasangan dengan menggunakan kartu soal berwarna. Model ini didesain untuk kelas 5 tema organ gerak hewan.
Model pembelajaran Colour Pair and Share memodifikasi Think Pair and Share dengan menambahkan unsur warna untuk membentuk kelompok siswa. Model ini bertujuan melatih siswa untuk berdiskusi, berpendapat, dan presentasi secara berpasangan dengan menggunakan kartu soal berwarna. Model ini didesain untuk kelas 5 tema organ gerak hewan.
Model pembelajaran Colour Pair and Share memodifikasi Think Pair and Share dengan menambahkan unsur warna untuk membentuk kelompok siswa. Model ini bertujuan melatih siswa untuk berdiskusi, berpendapat, dan presentasi secara berpasangan dengan menggunakan kartu soal berwarna. Model ini didesain untuk kelas 5 tema organ gerak hewan.
Colour Pair and Share Model ini merupakan modifikasi dari model pembelajaran Think Pair and Share. Model pembelajaran tersebut dinamakan Colour Pair and Share karena dalam penggunaan metode ini untuk membentuk kelompok, yang digunakan yaitu mencari pasangan warna. Adanya warna yang disediakan oleh guru tersebut dibuat secara berpasang-pasang dengan mencantumkan soal di kartu berwarna tersebut. Dengan adanya kartu soal yang diberi warna secara berpasang-pasang, dapat mempermudah guru untuk membentuk kelompok. Setelah terbentuknya kelompok, kartu soal berwarna yang diberikan tadi dijawab oleh siswa secara individu. Kegunaan dari menjawab soal tersebut untuk mengukur kemampuan kognitif siswa secara individu. Selesai menjawab soal, guru memerintahkan siswa untuk berpasangan dengan temannya sesuai dengan warna kartu soal yang didapatkan. Hal tersebut, juga mengukur tingkat kinerja anak untuk bergerak cepat dan tanggap dengan instruksi. Setelah bertemu dengan pasangannya, guru memberikan tugas bahan diskusi untuk masing-masing pasangan. Dimana pada tahapan ini diharapkan dapat melatih siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya, menghargai pendapat teman, kerja sama, dan komunikatif. Selesai berdiskusi guru memerintahkan kepada masing-masing pasangan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Tahap ini melatih siswa untuk percaya diri, berani, dan tanggung jawab. Metode Colour Pair and share merupakan modifikasi dari salah satu model pembelajaran Think Pair and Share. Dimana pada metode tersebut pada dasarnya sistem kerjanya sama dengan yang sudah dimodifikasi ini yaitu siswa berpikir terlebih dahulu lalu berpasangan dan dilanjutkan diskusi dan presentasi. Namun, pada metode Think Pair and Share ini pada tahap berpasangan atau pair, belum tercantum secara spesifik bagaimana cara memasangkan siswa dengan mengolaborasi dari tahap awal berpikir tadi. Sehingga guru masih harus berpikir ulang mencari cara lain bagaimana cara memasangkannya. Jadi, dengan adanya metode yang dikembangkan dari Think Pair and Share menjadi Colour Pair and Share ini, guru lebih jelas dalam menggunakan metode. Karena sudah jelas secara runtut bahwa tahapan awal yaitu siswa menjawab kartu soal berwarna, berpasangan sesuai dengan warna kartu soal, berdiskusi, dan presentasi. Inti dari modifikasi metode pembelajaran ini yaitu pada tahap cara memasangakan siswa agar membentuk pasangan. Pada tahap memasangkan siswa media yang digunakan sudah jelas menggunakan warna sehingga dari Think saya modifikasi menjadi Colour.
Sintaks Model Pembelajaran:
a. Tahap Awal Guru mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan presensi. Setelah itu guru memberikan sedikit pengenalan materi atau sedikit pengantar materi dengan sistem sedikit ceramah lalu tanya jawab. b. Tahap Inti Guru membagikan kartu warna, jumlah warna menyesuaikan dengan jumlah siswa, dimana setiap warna kartunya ada dua. Di dalam kartu tersebut dicantumkan nama siswa, sebuah soal, dan bagian untuk menjawab soal. Soal tersebut berkaitan dengan materi yang disampaikan. Setelah kartu dibagikan, guru meberikan waktu sekitar 5 menit untuk menjawab soal tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa berkumpul berpasangan sesuai dengan warna kartu yang didapatkannya lalu duduk berpasangan. Setelah berkumpul, guru menarik kartu soal berwarna yang telah dijawab untuk dijadikan penilaian kognitif siswa individu. Setelah itu, guru membagikan lembar kerja siswa untuk diskusi dengan pasangannya. Guru memberikan waktu sekitar 15 menit untuk berdiskusi dan menuliskan hasil diskusinya di lembar kerja siswa. Setelah selesai berdiskusi, guru mempersilakan masing-masing pasangan untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-teman satu kelas. Jika waktunya tidak cukup untuk presentasi semua pasangan, maka cukup beberapa pasangan saja. Siswa yang sedang tidak maju, mendengarkan temannya presentasi. Di sela-sela pergantian pasangan untuk presentasi, guru menanggapi dan menambahkan. c. Tahap Akhir Pembelajaran Guru memberi soal evalusai dan memberi waktu untuk mengerjakan soal lalu dikumpul. Guru memberikan sedikit evaluasi mengenai materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan. Pembelajaran ditutup dengan berdoa dan salam.
Dasar Teori Pengembangan :
Musotofa Kamil mengemukakan bahwa sebuah pemikiran konstruktif mengatakan bahwa belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa, untuk benar- benar mengerti dan dapat menerima ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergulat dengan ide-ide. Dalam pengembangan model pebelajaran ini, teori yang saya gunakan sebagai landasan dalam pengembangan model pembelajaran yaitu konstruktivisme. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaranharus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Dan guru di sini perannya sebagai fasilitator dan pelurus. Dalam kegiatan pembelajaran, agar siswa ingatannya lebih tajam terutama saat proses pembelajaran maka model yang digunakan harus semenarik mungkin. Apabila model yang digunakan menarik sehingga siswa dengan senang hati mengikuti pelajjaran tanpa ada rasa terpaksa maka secara otomatis kegiatan pembelajaran tersebut akan berkesan dihati siswa. Sesuatu yang berkesan secara otomatis akan mudah diingat. Maka dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu kemenarikan dan kreatifitas seorang guru. Dalam model yang saya kembangkan menjadi Colour Pair and Share ini kemenarikan yang dimainkan yaitu warna-warni dan kemenarika kartu. Guru dituntut untuk bagimana membuat media yang digunakan itu menarik dan siswa senang jika melihatnya. Landasan konstruktivisme agak berbededa dengan pandangan objektivitas, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam pandagan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas seorang guru yaitu memfasilitasi proses tersebut dengan: a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Tugas seorang guru di atas tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya model pembelajaran yang akan digunakan. Maka dari itu, model pembelajaran Colour Pair and Share ini, diharapkan menjadi penunjang dan jalan proses pembelajaran agar memberikan pengetahuan yang bermakna dan relevan bagi siswa melalui karu soal berwarna serta komunikasi antar siswa dengan guru, dapat memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat, berdiskusi, dan menerapkan idenya.
Sasaran Penggunaan Model:
a. Kelas : 5 (lima) b. Semester : 1 (satu) c. Tema : 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia d. Subtema : 1 Organ Gerak Hewan e. Pembelajaran ke- : 3 Daftar Pustaka
Kamil, Mustofa. Landasan Teori dalam Pengembangan Model Pembelajaran.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOL AH/196111091987031- MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/landasan_teori_pembelajaran.pdf diakses pada 29 Desember 2018 pukul 14.32 WIB.