Dinamakan strategi snow balling dikarenakan dalam pembelajaran siswa melakukan tugas individu
kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga
semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding. Strategi ini
digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari
kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya
akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Jadi secara
umum pelaksanaan strategi pembelajaran snow balling dapat menanam pemahaman konsep kepada
siswa, meningkatkan semangat kerja, menumbuhkan tanggung jawab siswa, sehingga siswa terlihat aktif
dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikan secara kelompok.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari siswa secara bertingkat. Dimulai
dari kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada
akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok.
Langkah-langkah penerapan:
Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan
pasangan di sampingnya. Dengan demikian terbentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang.
Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti dalam kelompok 2 orang. Tugas
ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang
lainnya. dalam kegiatan ini perlu dipertegas bahwa jawaban harus disepakati oleh semua anggota
kelompok yang baru.
Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabung lagi dengan
kelompok berempat lainnya. Dengan demikian sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang.
Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke-4 di atas. Langkah ini dapat
dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia.
Catatan:
Jika jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, tugas dapat dimulai dari kerja individu sehingga akan
didapatkan kerja dengan komposisi 1, 2, 4, 8 dan seterusnya.
Kelebihannya:
a. Dalam strategi ini siswa melakukan aktivitas membaca dan pencarian informasi.
b. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe snow balling mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik. Karena melalui metode diskusi strategi
pembelajaran aktif tipe snow balling terjadi interaksi peserta didik dengan pengajar, sehingga proses
belajar mengajar berjalan efektif dan respon peserta didik dalam memecahkan masalah baik yang
diajukan peserta didik ataupun oleh pengajar sangat nampak ketika belajar dengan strategi
pembelajaran aktif tipe snow balling.
c. Peserta didik terlihat aktif menjawab pertanyaan serta mempertanyakan kembali masalah yang
dibahasnya sedetil mungkin.
Kekurangannya:
a. Materi-materi yang bersifat faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak
tepat diajarkan dengan strategi ini.
b. Kelas lebih riuh, ramai, dan agak kacau-balau pada kegiatan pembelajarannya dibandingkan
dengan kelas yang kegiatan belajarnya konvensional saja.
meningkatkan perolehan hasil belajar pada mata pelajaran matematika terutama pada
dalam proses penmbelajaran siswa, (4) tanggapan siswa dengan penerapan metode
snowballing dengan tujuan agar siswa dapat belajar berani bicara ketika presentase,
dapat menanggapi dan memberikan pendapat dari presentase siswa lain, dapat
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dari awal sampai membuat
rangkuman, dengan cerita scenario ini siswa termotivasi sehingga timbul minat belajar
(5) bagian materi dapat mencapai ketuntasan belajar dengan metode pembelajaran
Model pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) adalah metode atau cara belajar siswa yang
dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan diri sendiri atau gagasan orang
lain dengan cara mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya melalui teknik
mencari pasangan kartu yang merupakan soal atau jawaban.
Strategi pembelajaran tipe index card match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Strategi
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran berkelompok (Learning Community) dengan tujuan
untuk membangkitkan semangat siswa dengan mengikutsertakan peserta didik ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe index card match berhubungan dengan cara–cara untuk mengingat
kembali materi yang sudah diajarkan sebelumnya, menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat
ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Beberapa aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran aktif tipe index card match seperti, bertanya,
menjawab pertanyaan, memperhatikan, mendengarkan uraian, bergerak mencari pasangan kartu,
memecahkan soal dan bersemangat yang akan dilakukan oleh siswa. Konsep bermain sambil belajar
yang terdapat dalam metode ini membuat pembelajaran tidak membosankan.
✕TUTUP
BERANDA
HUKUM
EKONOMI
TEKNIK
PENDIDIKAN
KESEHATAN
SOSIAL
MIPA
Strategi pembelajaran tipe index card match dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Strategi
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran berkelompok (Learning Community) dengan tujuan
untuk membangkitkan semangat siswa dengan mengikutsertakan peserta didik ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe index card match berhubungan dengan cara–cara untuk mengingat
kembali materi yang sudah diajarkan sebelumnya, menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat
ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Beberapa aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran aktif tipe index card match seperti, bertanya,
menjawab pertanyaan, memperhatikan, mendengarkan uraian, bergerak mencari pasangan kartu,
memecahkan soal dan bersemangat yang akan dilakukan oleh siswa. Konsep bermain sambil belajar
yang terdapat dalam metode ini membuat pembelajaran tidak membosankan.
BACA JUGA
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Index Card Match dari beberapa sumber buku:
Menurut Suprijono (2013), model pembelajaran index card match adalah metode mencari pasangan
kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya.
Menurut Ismail (2008), model pembelajaran index card match adalah metode yang dikembangkan untuk
menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa
memiliki kreativitas maupun menguasai ketrampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Silberman (2007), model pembelajaran index card match merupakan cara-cara belajar agar
siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
menyenangkan.
Menurut Zaini (2008), bahwa model pembelajaran index card match (mencari pasangan) adalah metode
yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Menurut Ismail (2008), prinsip-prinsip yang digunakan dalam model pembelajaran aktif tipe index card
match adalah sebagai berikut:
Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau
berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif.
Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan kedua
sifat tersebut.
Mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua
peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar. Peserta didik selain alami bermain
secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau
bertukar pikiran.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya
hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis
dan kreatif untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah,
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak
lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik
sangat disarankan dalam index card match. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang di dalam
kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagai
peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi
pelajaran yang lain.
Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik
sangat disarankan dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain.
Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media
belajar serta objek belajar peserta didik.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. Pemberian umpan balik dari guru
kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar guru dengan peserta didik. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya.
Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan
menurunkan motivasi.
Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental. Dalam pembelajaran index card match, aktif secara
mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan
gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Menurut Suprijono (2013), langkah-langkah strategi belajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe
index card match adalah sebagai berikut:
Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian yang sama.
Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu
pertanyaan.
Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kemudian
kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan
berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan
pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi
tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan
secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang
lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Sedangkan menurut Zaini (2008), langkah-langkah model pembelajaran aktif tipe tipe index card match
adalah sebagai berikut:
✕TUTUP
BERANDA
HUKUM
EKONOMI
TEKNIK
PENDIDIKAN
KESEHATAN
SOSIAL
MIPA
Model pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) adalah metode atau cara belajar siswa yang
dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan diri sendiri atau gagasan orang
lain dengan cara mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya melalui teknik
mencari pasangan kartu yang merupakan soal atau jawaban.
Model pembelajaran kooperatif tipe index card match berhubungan dengan cara–cara untuk mengingat
kembali materi yang sudah diajarkan sebelumnya, menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat
ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Beberapa aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran aktif tipe index card match seperti, bertanya,
menjawab pertanyaan, memperhatikan, mendengarkan uraian, bergerak mencari pasangan kartu,
memecahkan soal dan bersemangat yang akan dilakukan oleh siswa. Konsep bermain sambil belajar
yang terdapat dalam metode ini membuat pembelajaran tidak membosankan.
BACA JUGA
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran Index Card Match dari beberapa sumber buku:
Menurut Suprijono (2013), model pembelajaran index card match adalah metode mencari pasangan
kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya.
Menurut Ismail (2008), model pembelajaran index card match adalah metode yang dikembangkan untuk
menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa
memiliki kreativitas maupun menguasai ketrampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Silberman (2007), model pembelajaran index card match merupakan cara-cara belajar agar
siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
menyenangkan.
Menurut Zaini (2008), bahwa model pembelajaran index card match (mencari pasangan) adalah metode
yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Menurut Ismail (2008), prinsip-prinsip yang digunakan dalam model pembelajaran aktif tipe index card
match adalah sebagai berikut:
Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau
berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif.
Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan kedua
sifat tersebut.
Mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua
peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar. Peserta didik selain alami bermain
secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau
bertukar pikiran.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya
hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis
dan kreatif untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah,
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak
lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik
sangat disarankan dalam index card match. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang di dalam
kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagai
peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi
pelajaran yang lain.
Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruangan kelas yang menarik
sangat disarankan dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan
menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain.
Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media
belajar serta objek belajar peserta didik.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. Pemberian umpan balik dari guru
kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar guru dengan peserta didik. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya.
Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan
menurunkan motivasi.
Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental. Dalam pembelajaran index card match, aktif secara
mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktivitas sering bertanya, mempertanyakan
gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Menurut Suprijono (2013), langkah-langkah strategi belajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe
index card match adalah sebagai berikut:
Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian yang sama.
Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu
pertanyaan.
Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kemudian
kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan
berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan
pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi
tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan
secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang
lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Sedangkan menurut Zaini (2008), langkah-langkah model pembelajaran aktif tipe tipe index card match
adalah sebagai berikut:
Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di dalam kelas.
Beri setiap peserta didik satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Separoh peserta didik akan mendapatkan soal dan separoh yang lain akan mendapatkan
jawaban.
Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang sudah menemukan
pasangan minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi tahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan
secara bergantian untuk membacakan soal yang di peroleh dengan kertas kepada teman-teman yang
lain. Selanjutnya soal tersebut di jawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya. Demikian seterusnya, lakukan secara berulang sampai waktu pembelajaran selesai. Siapa
saja yang menjadi juara berilah mereka apresiasi, agar di lain kesempatan lebih baik. Berilah motivasi
bagi yang belum berhasil.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model
pembelajaran aktif tipe index card match. Menurut Suprijono (2013), kelebihan dan kekurangan index
card match adalah sebagai berikut:
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran aktif tipe index card match adalah:
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran aktif tipe index card match adalah:
Siswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikan tugas dan prestasinya.
Keterampilan yang memadai dan jiwa yang demokratis dalam diri guru harus dikuasai dalam
pengelolaan kelas.
Kelas menjadi gaduh dan ricuh sehingga dapat mengganggu kelas yang lain.
Daftar Pustaka
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/model-pembelajaran-aktif-tipe-index-card-match.html?m=1
https://richanovie.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-aktif-tipe-snow-balling.html?m=1
https://sunartombs-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/sunartombs.wordpress.com/2009/06/16/metode-snow-bolling-bola-
salju/amp/?amp_js_v=a3&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15928772234707&_ct=1592877713052&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fsunartombs.wordpress.com%2F2009%2F06%2F16%2Fmetode-snow-bolling-bola-salju%2F