Anda di halaman 1dari 4

LANGKAH-LANGKAH KOMBINASI MODEL

1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.


2. Guru membentuk posisi duduk melingkar untuk memudahkan proses
pembelajaran.
3. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok di beri nomor.
4. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus di
kerjakan.
5. Guru memberikan tugas untuk semua siswa sesuai dengan nomor yang di
miliki siswa, dan tugas tersebut berangkai. Sebagai contoh: siswa yang
memiliki nomor satu bertugas untuk menjawab soal nomor satu. Siswa yang
memiliki nomor dua bertugas untuk menjawab soal nomor dua. Begitu
seterusnya sampai semua siswa dalam satu kelompok memiliki tugasnya
masing-masing.
6. Menjelaskan kepada siswa bahwa masing-masing anggota kelompok memiliki
tanggung jawab untuk mempresentasikan hasil dari pengerjaan tugasnya.
7. Setelah selesai, guru memanggil salah satu nomor yang ada dalam setiap
kelompok untuk maju ke depan.
8. Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan permainan
“Domikado”.
9. Siswa yang kalah, harus mempresentasikan hasil dari pengerjaan tugasnya.
10. Siswa yang memiliki nomor sama dari kelompok lain di perbolehkan
memberikan tanggapan atau masukan apabila ada perbedaan jawaban.
11. Kemudian di lanjutkan lagi dengan nomor yang lain. Sampai semua nomor
dalam setiap kelompok mendapat giliran.
12. Guru memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi
yang bagus serta memberikan semangat kepada yang belum mendapatkan
pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat.
13. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan
konsep dan memancing siswa untuk memberikan kesimpulan.
KEUNGGULAN MODEL DENGAN PEMBERIAN NAMA BARU
Proses pembelajaran yang baik, harus menggunakan model pembelajaran
yang baik pula untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dari setiap model
tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh sebab itu diperlukan
penggabungan antara beberapa model untuk menutupi kekurangan dari masing-
masing model. Dalam hal ini kami menggabungkan tiga model pembelajaran
yaitu model pembelajaran Group Investigation, Circuit Learning, dan Kepala
Bernomor Struktur.
Gabungan antara ketiga model ini kami beri nama “Investigasi Lingkaran
Terstruktur” Keunggulan model ini yaitu:
1. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
2. Rasa percaya diri pada siswa dapat lebih meningkat.
3. Melatih siswa untuk memecahkan masalah dan menangani suatu masalah.
4. Siswa belajar berkomunikasi dengan baik secara sistematis dengan teman
sendiri maupun guru.
5. Kreativitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri lebih terasah.
6. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang di berikan.
7. Pembelajaran tidak monoton karena di selingi dengan permainan “Domikado”
yang tentunya membuat suasana kelas tidak tegang serat tetap bernilai edukasi
bagi para siswa.
BAB III
PEMBAHASAN

ALASAN KOMBINASI MODEL


Pemilihan model yang tepat dapat mendukung tercapainya suatu tujuan
pembelajaran. Suatu model yang tepat di terapkan pada kondisi saat ini yaitu
model yang dapat membantu siswa dalam mengambangkan aktivitas dan
kreativitas berpikir, kerjasama dalam kelompok, komunikasi yang baik dengan
orang lain serta kemampuan berpikir kritis. Alasan kami untuk
mengkombinasikan model adalah karena dari setiap model tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan, sehingga pengkombinasian di perlukan untuk
melengkapi kesempurnaan model dengan adanya model yang lain. Dalam hai ini
kami mengkombinasikan tiga model yakni model pembelajaran Group
Investigation, Circuit Learning dan Kepala Bernomor Struktur.
Ketiga model tersebut tentunya memiliki arah dan tujuan yang berbeda,
seperti halnya model pembelajaran Group Investigation menurut Shoimin
(2014:80) model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia. Group Investigation merupakan salah satu
model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar
dan melatih kemandirian dalam belajar. Akan tetapi dalam model pembelajaran
Group Investigation masih terdapat kekurangan, salah satunya yaitu diskusi
kelompok berjalan kurang efektif, hanya beberapa anak saja yang
mendominasinya sehingga anak yang lain tidak turut aktif.
Untuk menutupi kekurangan model pembelajaran Group Investigation
dapat digunakan model pembelajaran Circuit Learning, karena menurut penelitian
yang telah di lakukan oleh Kirom (2017) pembelajaran dengan model
pembelajaran Circuit Learning siswa lebih memperhatikan pelajaran dan siswa
lebih cepat paham dengan materi yang di sampaikan. Hal ini tentunya dapat
menjadikan tujuan pembelajaran tercapai. Akan tetapi, jika hanya menggunakan
kedua model ini maka pembelajaran yang terjadi kurang terstruktur dan membuat
siswa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk menyempurnakannya
kembali maka dapat di sisipkan kembali model pembelajaran Kepala Bernomor
Struktur, karena dalam model pembelajaran Kepala Bernomor Struktur terjadi
interaksi secara intens antar siswa dan tidak ada murid yang mendominasi dalam
kelompok karena ada nomor yang membatasi. Selain itu untuk menambah
antusias dari siswa dapat di tambah dengan permainan “Domikado” agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Untuk mempermudah dalam menginat nama gabungan dari ketiga model
ini kami memberi nama “Investigasi Lingkaran Terstruktur”. Hal ini tentunya
sesuai dengan proses pembelajarannya yang tidak hanya menuntut siswa untuk
beripikir secara ilmiah dalam memecahkan masalah, akan tetapi menjadikan siswa
lebih menghargai pendapat orang lain melalui kegiatan diskusi. Selain itu kegiatan
pembelajaran juga menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa lebih semangat
dalam belajar dan tujuan pembelajran dapat tercapai.

Sumber:
Kirom, Askhabul & Sarofa. 2017. Penggunaan Metode Circuit Learning dalam
Pembelajaran Fikih di MTS Anwarul Maliki Sukoharjo. Volume 1, Nomor 2
(201).
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai