TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pemasaran
untuk pelanggan, klien, partner, dan untuk masyarakat luas. Menurut Peter dan
pemasaran, organisasi harus mampu memahami pelanggan mereka dan tetap dekat
dengan mereka untuk menyajikan produk serta layanan yang akan dibeli dan
produk atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginan pelanggan, 3)
system of business activities designed to plan, price, promote, and distribute want
satisfying goods and services to present and potensial customers. Hal ini dapat
serta mendistribusikan barang dan jasa, yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan, baik kepada pelanggan saat ini maupun pelanggan potensial.
Jasa pada dasarnya adalah sebuah sikap atau tindakan yang ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak
milik terhadap sesuatu. Produksinya dapat berkenaan dengan sebuah produk fisik
atau tidak. Tetapi perlu diperhatikan bahwa penjualan jasa tidak mengakibatkan hak
milik, dan jasa yang dihasilkan perusahaan sifatnya membantu agar pembeli
Masram, 2014:20) .
Sedangkan pemasaran jasa menurut Zeithaml & Bitner dalam Mu’ah dan
Masram (2014:24) adalah mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada pelanggan
dan harus dijaga. Untuk lebih bisa menerapkan strategi pemasaran jasa, perusahaan
dituntut untuk menyusun kerangka kerja strategik yang dikenal dengan istilah
terhadap arti pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan sukses
mereka terus terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula
Peter & Olson dalam Mu’ah dan Masram (2014:37) mendefinisikan perilaku
konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka.
melalui komunikasi kata melalui mulut atau yang biasa disebut dengan word
of mouth, baik dari teman, keluarga, orang lain, tenaga penjual, dan dari media
umum. Mereka menyimpan lebih banyak waktu untuk berpikir tentang pilihan
mereka dan mencari lebih banyak informasi tentang alternatif produk ketika
Konsumen menghindari resiko dengan tetap setia pada satu merek baru
atau merek-merek yang belum pernah mereka coba. Penerima resiko yang
23
tinggi mungkin menjadi lebih setia pada merek-merek lama dan mungkin
Konsumen sering berpikir bahwa merek yang terkenal lebih baik dan
cukup baik sebagai jaminan secara tidak langsung mengani kualitas yang dapat
sering percaya pada penilaian terhadap pembeli barang dagangan dari toko
yang mempunyai nama baik dan bergantung ada merek untuk membuat
kembali. Kesan toko juga memberi implikasi dari percobaan produk dan
ketidakpuasaan.
e) Konsumen membeli produk yang paling mahal (Consumers buy the most
expensive model)
konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi konsumen tentang kualitas negatif,
produk atau jasa tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, jika
persepsi konsumen tentang kualitas positif, produk atau jasa akan disukai, dengan
anggapan bahwa kualitas pelayanan yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam
pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang pihak penyelenggara atau penyedia
pelayanan. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan itu sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika
dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima
lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
secara konsisten.
puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat
dipastikan tidak berkualitas atau tidak efisien. Karena itu, kualitas pelayanan sangat
penting dan selalu fokus kepada kepuasan pelanggan (Hardiansyah, 2018: 36).
sarana dan prasarana, yang meliputi fasilitas fisik dilingkungan dinas. Selain itu
masyarakat semestinya tersedia dengan baik agar yang dilayani merasakan manfaat.
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan responsibel, sehingga waktu yang
dijanjikan untuk melakukan layanan semakin efisien dan efektif bagi penerima
apabila suatu institusi dapat memenuhi kebutuhan penerima layanan. Untuk itu
dibutuhkan satuan kerja dinas yang dapat melakukan pelayanan dengan daya
perusahaan untuk memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan
sebagai jasa yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan,
sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen (Mu’ah
karena produk atau jasa yang berkualitas rendah akan membuat pelanggan menjadi
tidak setia. Artinya, dapat disimpulkan jika kualitas diperhatikan, maka loyalitas
pelanggan akan lebih mudah diperoleh (Bulan, Tengku Putri Lindung, 2016:593).
Menurut Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane (2012:131) quality is the totality
can say the seller has delivered quality whenever its product or service meets or
exceeds the customers expectations”. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas
27
merupakan keseluruhan fitur dan karakteristik dari suatu produk atau pelayanan
yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kepuasan yang nyata atau kebutuhan
yang tersirat. Ini jelas merupakan definisi pusat pelanggan. Kita dapat mengatakan
bahwa penjual telah memberikan kualitas setiap kali produk atau pelayanan nya
dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas
Berdarkan teori- teori para ahli, maka dapat peneliti simpulkan bahwa
pelayanan berkualitas yang sesuai dengan yang diharapkan perlu berdasarkan pada
akan selau bertitik tolak kepada pelanggan, sehingga pelayanan yang diberikan
28
3. Perbaikan berkelanjutan;
Ketujuh kriteria tersebut jelas tertuju pada upaya pemenuhan harapan para
produk layanan yang diterimanya. Kepuasan para penerima layanan ini merujuk
pada ciri-ciri atau atribut pelayanan seperti yang dikatakan oleh Tjiptono dalam
1. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.
layanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset adalah model Servqual yang
atau terletak pada kemampuan kualitas pelayanan yang disajikan oleh orang-orang
yang melayani dari tingkat menagerial hingga tingkat front line service. Pada
Model Servqual ini dapat saja terjadi kesenjangan atau gap antara harapan dan
harapan pelanggan tersebut, yang diidentifikasikan oleh Zeithaml et. al. dalam
konsumen atau dengan kata lain manajemen tidak mengetahui apa keinginan
konsumen.
dll. Kata kuncinya ialah iklan atau promosi lainya terlalu muluk tidak sesuai
dengan kenyataan.
terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau
pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui
berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang
pelanggan, perlu diketahui kriteria (dimensi) yang dipakai oleh pelanggan dalam
adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. ini
meliputi fasilitas fisik (Gedung, Gudang, dan lainnya), teknologi (peralatan dan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Harus sesuai
dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa
kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi. Secara singkat dapat
tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
32
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
bagi pelanggan. Secara singkat dapat diartikan sebagai usaha untuk mengetahui
konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut,
dan manfaatnya (Mowen, John C & Minor, Michael, 2002:312). Crosby dalam
Harumi, Sasha Dwi (2016 : 118) menyatakan bahwa kepercayaan adalah keyakinan
33
bahwa penyedia jasa dapat menggunakannya sebagai alat untuk menjalin hubungan
Kurniasari dan Ernawati dalam Harumi, Sasha Dwi (2016 : 118) menyatakan
sangat penting bagi perusahaan penyedia jasa karena menjanjikan pelanggan atas
produk atau jasa yang tidak dapat dilihat, dimana pelanggan harus membayar
Menurut Bulan, Tengku Putri Lindung (2016: 597) kepercayaan timbul dari
suatu proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Apabila
kepercayaan sudah terjalin di antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk
membinanya akan lebih mudah, hubungan perusahaan dan pelanggan tercermin dari
Lee dan Lau dalam Sya’diah (2017 :27) menyatakan bahwa kepercayaan
secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu hubungan
dalam jangka waktu yang panjang. Kepercayaan adalah faktor penting dalam
maka sikap merupakan tanggapan perasaan afektif yang kita miliki tentang objek,
34
maka sikap merupakan tanggapan perasaan atau afektif yang kita miliki tentang
atau jasa kemudian mengembangkan sikap. Jika sikap menjadi positif maka akan
terjadi kesetiaan (Bahrudin, Muhammad & Zuhro, Siti, 2015: 3). Menurut Morgan
dan Hunt dalam Tumbel, Altje (2016: 67) mendefinisikan kepercayaan sebagai
Inti dari kepercayaan yaitu keyakinan, dimana keyakinan ini timbul dari
kedua belah pihak percaya bahwa keduanya akan bersifat dapat dipercaya, memiliki
integritas tinggi, konsisten, kompeten, adil, bertanggung jawab, dan sikap positif
kepercayaan merupakan keyakinan bahwa tindakan orang lain atau suatu kelompok
konsisten dengan kepercayaan mereka. Mitel, dkk dalam Yuniarta, dkk (2019:153)
menyatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan
Selnes dan Hess dalam Nasution, R.A., & Widjajanto A.S (2007: 98)
komitmen antara seorang pelanggan dengan suatu penyedia produk atau jasa.
Sedangkan menurut Chow dan Reed dalam Nasution, R.A., & Widjajanto A.S
(2007: 98) menyatakan bahwa kepercayaan yang dimiliki oleh seorang konsumen
kepada suatu usaha jasa membuat seorang konsumen mempunyai sikap yang baik,
seperti melakukan konsumsi jasa dengan frekuensi dan volume yang semakin
banyak serta melakukan konsumsi jasa lain yang disediakan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Sikap baik yang dimunculkan oleh seseorang tersebut akan mulai
35
menciptakan niat dalam diri seseorang itu untuk menjadi loyal, dan pada akhirnya
Morgan and Hunt dalam Nasution, R.A., & Widjajanto A.S (2007: 98)
merupakan suatu bentuk komitmen yang dibentuk oleh kepercayaan sebagai faktor
utama. Kepercayaan didefinisikan di sini sebagai sebuah obyek intangible yang bisa
sikap mental dari trustor yang mendorongnya untuk memberikan hak kepada trustee
tersebut trustor sadar bahwa tindakannya itu mengandung sebuah resiko dan
Singh and Sirdeshmukh dalam Nasution, R.A., & Widjajanto A.S (2007: 99)
menerima jasa. Kadar atau tingkat kepercayaan pada fase ini masih sangat kecil.
harapan umum (expectacy) dari diri seseorang (trustor) yang masih global
keterandalan, integritas, dan niat baik untuk menjalankan tugas yang diberikan
tugas atau pemberian wewenang kepada trustee untuk bertindak atas nama trustor
dan bahwa trustor siap menerima konsekuensi apapun dari hasil pekerjaan trustee
yang tinggi.
Menurut Brashear, dkk dalam Nasution, R.A., & Widjajanto A.S (2007:100)
terbentuk melalui proses perhitungan costs dan benefits yang rasional. Pada model
yang membuatnya percaya kepada trustee. Hal-hal tersebut berupa minat, tujuan,
dan nilai nilai/prinsip. Menurut Nasution, R.A., & Widjajanto A.S (2007: 100)
37
menyatakan bahwa ketiga model ini masih belum memadai dengan alasan sebagai
berikut:
waktu. Di dalam proses tersebut terjadi perubahan sikap mental di dalam diri
informasi yang diperoleh sangat sedikit di awal. Informasi ini akan semakin
banyak seiring dengan perubahan mental state dari trustor. Dengan demikian,
dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena ia mempunyai
keyakinan pada pihak lain tersebut, da kepercayaan akan ada apabila satu pihak
mempunyai keyakinan terhadap pihak lain yang terlibat dalam pertukaran yang
38
Aleman, Jose Luis Manuera (2001: 1242) Kepercayaan dapat diukur menggunaka
didefinisikan oleh Gwiner, dkk dalam Triadinda, D., Puspaningrum, A., & Hussein,
A.S (2018: 67) sebagai manfaat yang didapat pelanggan dari hubungan yang
berkesinambungan dan melebihi kinerja jasa inti. Menurut Zeithaml & Gremler
hal yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika telah menerima layanan dari
perusahaan penyedia jasa yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan apa yang
dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu
manfaat akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka
untuk memilih dan berpindah kepada para penyedia jasa yang lain untuk memenuhi
pelanggan baru. Justru dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan lama harus
benefits), manfaat sosial (social benefits), dan manfaat perlakuan istimewa (special
hubungan yang lebih erat lagi kepada pelanggan sehingga terjalin persahabatan.
Disamping itu, ketiga manfaat tersebut jika diterapkan dengan konsisten diharapkan
dapat menciptakan kepuasan pada diri pelanggan sehingga timbul suatu komitmen
untuk setia (loyal) menggunakan produk dan jasa yang disediakan oleh perusahaan
yang bersangkutan.
adalah filosofi dalam melakukan bisnis yang berorientasi strategis dengan fokus
pada menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan saat ini,
40
bukan berfokus pada usaha untuk memperoleh pelanggan baru. Filosofi ini
untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan satu perusahaan saja daripada
memberikan nilai dan memenuhi harapan dari pelanggan. Menjaga pelanggan saat
ini akan membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan jauh lebih
Pemasar yang sukses akan bekerja dengan menggunakan strategi yang efektif untuk
mempertahankan pelanggan.
kedua belah pihak, baik pelanggan maupun perusahaan. Menurut Bagozzi dalam
Hamdhi, Dudhi (2006:24) pelanggan akan kembali membeli apa yang ditawarkan
hubungan tersebut dan agar memperoleh manfaat tertentu dari sebuah hubungan.
Berdarkan teori- teori para ahli, maka dapat peneliti simpulkan bahwa
1. Social Benefits
seorang teman.
2. Psychological Benefits
Aspek dari hubungan yang terfokus pada pengurangan rasa ketidakpastian dan
3. Economic Benefits
(misal: layanan yang lebih cepat dan penghematan waktu) yang berasal dari
4. Customization Benefits
penyedia jasa kepada pelanggan yang dapat berupa tambahan jasa layanan
1. Manfaat yang berhubungan dekat dengan core product (dalam hal pemasaran
consumer good).
2. Manfaat yang menunjukkan pada hubungan itu sendiri dan luasnya hubungan
manfaat sosial, manfaat perlakuan khusus, dan manfaat kepercayaan (Semadi, dkk,
2012:162).
1. Manfaat Sosial
perusahaan
3. Manfaat Kepercayaan
Secara harfiah loyal berarti setia dan loyalitas diartikan sebagai suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini sesuatu yang timbul tanpa adanya paksaan, namun timbul
untuk terus menggunakan produk yang sama dari suatu perusahaan. Menurut
konsumen akan tinggi apabila suatu produk dinilai mampu memberi kepuasan
menurut Griffin dalam Sangadji, E.M. & Sopiah (2013:104) menyatakan “loyality
is defined as non random purchase expressed over time by some decision making
unit.” Loyalitas mengacu pada wujud perilaku dari unit- unit pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang atau
Konsumen yang loyal akan melakukan perilaku pembelian berulang pada suatu
produk yang sama, walaupun banyak produk yang menawarkan diskon dan promosi
gencar. Konsumen akan tetap loyal jika harapan konsumen terhadap suatu produk
terpenuhi. Harapan konsumen tersebut dapat berupa produk yang bagus dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut Sheth and Miatl dalam Mu'ah & Masram
toko atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif tercermin dalam
Seseorang dianggap loyal terhadap suatu perusahaan, produk atau jasa jika
perusahaan, produk atau jasa tersebut dan menunjukkan preferensi yang kuat atas
suatu produk. Jika tidak menemukan produk yang diinginkan maka pelanggan yang
44
loyal akan mencoba mencari di tempat lain atau menunggu hingga produk yang
Menurut Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane (2016:153) “Loyalty has been
or service in the future despite situational influences and marketing efforts having
dipegang teguh untuk membeli kembali atau berlangganan produk pilihan atau jasa
(brand loyalty). Akan tetapi, ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas
secara berulang kali (Mu'ah & Masram, 2014:109). Misalnya, karena memang satu-
satunya merek yang tersedia, termurah, dan sebagainya. Pembelian ulang bisa
merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat
konsumen tidak memiliki peluang untuk memilih. Selain itu, pembelian ulang bisa
pula merupakan hasil dari upaya promosi terus menerus dalam rangka untuk
memikat dan membujuk konsumen untuk membeli kembali merek yang sama. Bila
tidak ada dominasi pasar dan upaya promosi intensif tersebut, maka konsumen
konsumen yang setia pada merek tertentu cenderung “terikat” pada merek tersebut
45
dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif
lainnya.
Berdarkan teori- teori para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
a. Nilai (harga dan kualitas), penggunaan merek tertentu dalam waktu yang
lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena itu pihak perusahaan harus
b. Citra (baik dari kepribadian yang dimilikinya dan reputasi dari merek
Produk yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas
situasi yang penuh tekanan dan permintaan terhadap pasar yang menuntut
tersebut.
konsumen, dan bila hal tersebut berlangsung secara terus- menerus maka
tersebut.
2. Kualitas Pelayanan, selain kualitas produk ada hal lain yang dapat
3. Emosional, diartikan sebagai keyakinan penjual itu sendiri agar lebih maju
harga yang lebih murah atau bersaing. Jadi harga di sini lebih diartikan
sebagai akibat atau dengan kata lain harga yang tinggi adalah akibat dari
kualitas produk tersebut yang bagus, atau harga yang tinggi sebagai akibat
biaya yang banyak dalam sebuah promosi atau produksi pasti produk yang
akan dihasilkan akan bagus dan berkualitas, sehingga konsumen akan lebih
berkembang mengikuti empat tahap yang dikenal dengan istilah “The Four Stage
Conative Loyalty, dan Action Loyalty. Model ini memberikan gambaran bahwa
konsumen menjadi loyal lebih dulu pada kognitifnya, kemudian pada aspek afektif,
dan akhirnya pada aspek kognitif dimana selanjutnya dengan disertai motivasi dan
komitmen yang kuat loyalitas kognitif inilah yang akan menimbulkan perilaku
loyal.
saja. Artinya, loyalitas ini terbentuk hanya didasari oleh informasi mengenai
terhadap produk. Kepercayaan terhadap produk ini datang, sebelum dan akan
tertentu inilah yang akan menentukan terbangun atau tidaknya loyalitas efektif.
48
Jika konsumen memiliki sikap positif maka mereka akan memiliki loyalitas
menggunakan merek yang sama pada masa yang akan datang atau minat untuk
tindakan loyal. Niat yang diikuti oleh motivasi merupakan kondisi yang
Pelanggan yang loyal merupakan aset yang tak ternilai harganya bagi
terhadap Loyalitas Pelanggan yaitu yang dilakukan oleh Bulan, Tengku Putri
Morgan dan Hunt dalam Bahrudin, Muhammad & Zuhro, Siti (2015:6).
keinginan yang tahan lama untuk terus mempertahankan hubungan jangka panjang.
50
kompetensi dan benevolence dan lainya yang akan mempengaruhi sikap dan
perilaku.
Loyalitas Pelanggan yaitu yang dilakukan oleh Yuniarta, dkk (2019) hasil
konsumen.
(loyalitas pelanggan), dimana jika dilakukan dengan konsisten maka tidak hanya
akan berhenti pada penciptaan loyalitas, melainkan lebih kepada menjaga loyalitas
terhadap loyalitas pelanggan yaitu yang dilakukan oleh Prayoga, dkk (2015) hasil
benefits dan social benefits berpengaruh dan positif signifikan terhadap loyalitas
tertinggi terhadap loyalitas pelanggan. Dan penelitian Fitria, N., Troena, E.A., &
Menurut Oliver dalam Mu'ah & Masram (2014: 108) loyalitas konsumen
Konsumen akan tetap loyal jika harapan konsumen terhadap suatu produk
terpenuhi. Harapan konsumen tersebut dapat berupa produk atau jasa yang memiliki
Penelitian yang dilakukan oleh Bulan, Tengku Putri Lindung (2016) hasil
pelanggan. Dan penelitian oleh Triadinda, dkk (2018) hasil menunjukkan bahwa
loyalitas pelanggan.
52
Penelitian terdahulu ini menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu:
2. (Bulan, Tengku Pengaruh Kualitas Regresi Linier Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Putri Lindung, Pelayanan dan Harga Kualitas Pelayanan
Berganda Kualitas pelayanan berpengaruh positif
2016) terhadap Loyalitas (X1) dan signifikan terhadap loyalitas
Konsumen pada PT. Tiki Loyalitas Pelanggan
(Y)
konsumen.
Jalur Nugraha Ekakurir
Agen Kota Langsa. Harga
(X2)
53
Teknik
No. Nama, Tahun Judul Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian
Analisis Data
Jurnal Manajemen dan
Keuangan, Vol 5, No.2
3. (Triadinda, Peranan Relational Structural Hasil analisis menunjukkan bahwa:
Puspaningrum, Benefits Dan Perceived Equation 1. Relational benefits memiliki
Relational
& Hussein, Value Dalam Benefits H3 Modeling pengaruh tertinggi terhadap trust
2018) Meningkatkan Trust Dan H1 (SEM) dan loyalitas.
H5 Loyalitas
Loyalitas Pelanggan Klinik Trust 2. Trust mampu meningkatkan
H2 Pelanggan
Kecantikan loyalitas pelanggan serta
Perceived H4
Value
meningkatkan pengaruh antara
Jurnal Bisnis dan (X1) relational benefits terhadap
Manajemen, Vol. 5 No.1 loyalitas dan perceived value
terhadap loyalitas.
Teknik
No. Nama, Tahun Judul Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian
Analisis Data
Sebagai Variabel 2. Pengaruh kualitas pelayanan
Intervening. terhadap loyalitas menunjukkan
hubungan yang positif.
e-Journal Ekonomi Bisnis
dan Akuntansi. Volume 6
No. 1.
6. (Montolalu, Impact of Service Quality Path Analysis The result of this study indicate that:
2013) and Price to Customer Service H3 Service quality and price has a positive
Satisfaction and Customer Quality significant influence to customer
(X1)
Loyalty in Swiss Belhotel H1 loyalty.
Customer H5 Customer
Maleosan Manado. Satisfaction Loyalty
(Y1) (Y2)
H2
Jurnal EMBA. Volume 1, Price
(X2)
Nomor 4. Edisi Desember. H4
7. (Upamannyu, The Eeffect of Customer Kaiser Meyer The results of the current study also
Gulati, Chack, Trust on Customer Loyalty Customer Olkin (KMO) revel:
Trust
& Kaur, 2015) and Repurchase Intention: The result of the current also show the
The Moderating Influence H1
strong and positive relationship
of Perceived CSR. Repurchase
between customer loyalty and
H3
H6 Intentriion repurchase intention and it was found
H5
International Journal of positive, but when perceived CSR is
H2
Research in IT, Customer used as moderate or the relationship
Management and Loyalty H4 become again strongers.
Engineering.
Perceived CSR
55
Teknik
No. Nama, Tahun Judul Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian
Analisis Data
8. (Fitria, Troena, The Influence of Partial Least The findings of this study show that:
& Hussein, Relational Benefits and Square (PLS) 1. Relational benefits has influence to
Relational
2016) Bank Brand Image to Benefit customer loyalty.
H3
Customer Loyalty Through (X1) 2. Relational benefits has influence
H1
Sharia Bank Customer Customer H5 Customer indirectly to customer loyalty
Satisfaction
Satisfaction (A Study on H2 (Z)
Loyalty (Y) through customer satisfaction.
PT Bank Syariah Mandiri
Brand
Kediri Branch). Image H4
(X2)
Imperial Journal of
Interdisciplinary Research
(IJIR). Volume 2, Issue 8.
9. (Daud, Farida, Impact of Customer Trust Structural Empirical study applied to the
Andriyansah, & Toward Loyalty: The Equation customer's of PT. Telekomunikasi
Perceived
Razak, 2018) Mediating Role of H1 Modeling Indonesia, Tbk. in order to test 6
Ease of Use Perceived
Usefulness
Perceived Usefulness and (SEM) hypotheses as recommended. The
H2 H7
Satisfaction. H5
Simulation of conceptual model and
H3
empirical data research acquired by
Customer Customer
Journal of Business and Loyalty
using of AMOS software indicates that
Trust H6
Retail Management all of the hypotheses proved positively
H4
Research (JBRMR). significant. Variable trust is a good
H8
Volume 13, Issue 2. Customer antecedent of perceived usefulness,
Satisfaction satisfaction and loyalty constructs.
Besides that, there is a direct effect
between trust with loyalty or indirect
effect through the mediation on
56
Teknik
No. Nama, Tahun Judul Penelitian Model Penelitian Hasil Penelitian
Analisis Data
perceived usefulness and or
satisfaction.
10. (Jumawan, The Effect of Service Path Analysis Based on the result of the research and
Service Quality Entrepreneurs
2018) Quality on Loyalty using (X) Loyalty (Y) the discussion, the following
Satisfaction as an conclusions can be made:
Intervening Variable 1. Service quality variable positively
(Study on Entrepreneurs in and significantly affects
Bekasi Bonded Zone). Entrepreneurs entrepreneurs’ loyalty in the
Satisfaction (Z)
Bonded Zone.
International Journal of 2. Service quality indirectly and
Advanced Enginering, significantly affects entrepreneurs’
Management and Science loyalty through entrepreneurs’
(IJAEMS). Volume 4, satisfaction.
Issue 5.
Sumber: Data diolah peneliti berdasarkan Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional (2020)
57
pada perumusan masalah yang telah diuraikan. Maka model penelitian yang akan
H4
Kualitas
Pelayanan (X1)
H1
Manfaat
Relasional (X3) H3
(X3)
Keterangan:
: Pengaruh variabel secara Parsial
: Pengaruh variabel secara Simultan
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penilitian ini yaitu sebagai
berikut:
Banjarmasin.
58
Banjarmasin.
Banjarmasin.