Referensi: (2006-2015)
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. V No. 1
ABSTRACT
Premarital sex among adolescents increased from year to year. The National Family
Planning Coordinating Board (BKKBN) in 2010 released data on adolescents who have
had sexual intercourse in some big cities such as, Jabodetabek 51%, 54% Surabaya, Medan
52%, 47% Bandung, and Yogyakarta 37%. From a preliminary survey, it is found 20% of
teens have sex before marriage. Seeing the many who do premarital sex behavior, the
authors are interested in conducting research on premarital sex differences in behavior in
adolescents in SMAN 01 Cariu Bogor.
This study aims to determine differences in premarital sexual behavior in adolescents
in SMAN 01 Cariu Bogor regency in 2016. This type of research is quantitative with cross
sectional approach. The data used is primary data in the form of a questionnaire. Sample
some teenagers in SMAN 01 Cariu 2016 as many as 56 students.
Premarital sexual behavior in adolescents in SMAN 01 Cariu Bogor regency in 2016
known as much as 46.6% of adolescents had premarital sex with their partner, not being
able to prove the difference between knowledge in adolescents with behavioral premarital
sex pvalue (0.728). The big difference in sex education, peer and media influence of
pornography on young people with behavioral premarital sex in SMAN 01 Cariu Bogor.
The school is expected to further improve sexual education to students with a language
and a way of delivering the right to make extracurricular about adolescent health hazards
that include premarital sex. The health worker should undertake ARH program (Adolescent
Reproductive Health). Supervise teenage promiscuity by involving the role of parents in
the association son her daughter was at school, home or neighborhood. Restricting the use
of the Internet by blocking or closing the porn site and watched a teenager when he was
watching television and the internet.
Reference: (2006-2015)
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. V No. 1
PENDAHULUAN
Seks pra nikah pada remaja yang
sering terjadi dan meningkat dari tahun ke METODELOGI PENELITIAN
tahun. Hal ini menyebabkan terjadinya Metode penelitian kuantitatif dan
kehamilan tidak diinginkan yang dapat pendekatan cross sectional yaitu untuk
membuat remaja terpaksa menikah di saat mengetahui perbedaan perilaku seks pra
mereka belum siap mental, sosial dan nikah berdasarkan pengetahuan,
ekonomi serta pengguguran kandungan pendidikan seks, pengaruh teman sebaya
(aborsi), terkena penyakit menular seksual dan media pornografi pada remaja Di
khususnya bagi remaja yang sering SMAN 01 Cariu Kabupaten Bogor Tahun
berganti-ganti pasangan atau yang 2016. Penelitian ini dilakukan di SMAN
berhubungan seks dengan pejaja seks 01 Cariu Kabupaten Bogor pada tahun
komersial. Akibat lain yang timbul yaitu 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah
adanya tekanan psikososial dikarenakan seluruh siswa SMAN 01 Cariu Kabupaten
perasaan bersalah telah melanggar aturan Bogor kelas X dan XI pada Tahun 2016
agama dan takut diketahui oleh orang tua berjumlah 579 orang siswa dengan
dan masyarakat (Depkes, 2010 dan tekhnik pengambilan sampel yaitu dengan
Gunarsa 2008). tekhnik pengambilan sampel yaitu Simple
Badan Koordinasi Keluarga Random Sampling sebanyak 56 orang
Berencana Nasional (BKKBN) tahun siswa. Pengumpulan data dilakukan
2010 merilis data remaja yang sudah dengan cara menyebarkan kuesioner
melakukan hubungan seksual di beberapa kepada remaja di SMAN 01 Cariu kelas X
kota besar seperti, Jabodetabek 51%, dan kelas XI.
Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung
47%, dan Yogyakarta 37%. Dari survey
pendahuluan yang dilakukan diketahui
20% remaja melakukan seks pra nikah.
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. V No. 1
HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Perilaku Seks Pra Nikah di SMAN 01 Cariu Kabupaten
Bogor pada Tahun 2016 (n=56)
Variabel Jumlah (n) Presentase (%)
• Perilaku Seks Pra Nikah
Pernah 26 46,4
Tidak Pernah 30 53,7
• Pengetahuan
Rendah 32 57,1
Tinggi 24 42,9
• Pendidikan Seks
Pernah 12 21,4
Tidak Pernah 44 78,6
Pengetahuan
• Rendah 16 50 16 50 0,714
0,728
(0,246-2,706)
• Tinggi 14 58,3 10 41,7
Pendidikan Seks
Pengaruh Teman
Sebaya
• Tidak Pengaruh 16 76,2 5 23,8 4,800
0,019
(1,430-16,107)
• terpengaruh 14 40 21 60
Media Pornografi
2016. Nilai OR sebesar 0,167 bersifat melakukan seks pra nikah sedangkan
protektif menunjukkan bahwa kelompok remaja yang tidak terpapar
kelompok remaja yang tidak pernah oleh media pornografi 22,2% yang
mendapat pendidikan seks mempunyai pernah melakukan seks pra nikah.
kemungkinan 0,167 kali untuk Hasil uji statistik didapatkan nilai
melakukan seks pra nikah dibandingkan pvalue sebesar 0,027 < α (0,05) maka
dengan kelompok remaja yang pernah artinya adanya perbedaan yang antara
mendapat pendidikan seks. media pornografi pada remaja dengan
Berdasarkan Tabel 2 analisis perilaku seks pra nikah di SMAN 01
bivariat dari 56 siswa diketahui Cariu Kabupaten Bogor pada Tahun
kelompok remaja yang terpengaruh oleh 2016. Nilai OR sebesar 4,812
teman sebaya 60% yang pernah menunjukkan bahwa kelompok remaja
melakukan seks pra nikah sedangkan yang terpapar oleh media pornografi
pada kelompok remaja yang tidak mempunyai kemungkinan 4,812 kali
terpengaruh ada 23,8% yang pernah untuk melakukan seks pra nikah
melakukan seks pra nikah. dibandingkan dengan kelompok remaja
Hasil uji statistik didapatkan nilai yang tidak terpapar oleh media
pvalue sebesar 0,019 < α (0,05) maka pornografi.
artinya adanya perbedaan yang antara
pengaruh teman sebaya pada remaja PEMBAHASAN
dengan perilaku seks pra nikah di 1. Perilaku Seks Pra Nikah pada
SMAN 01 Cariu Kabupaten Bogor pada Remaja
Tahun 2016. Nilai OR sebesar 4,800 Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwa kelompok remaja remaja yang pernah melakukan hubungan
yang terpengaruh oleh teman sebaya seks pra nikah sebesar 46,4%. Menurut
mempunyai kemungkinan 4,800 kali penelitian Antono Suryono (2006) remaja
untuk melakukan seks pra nikah yang pernah melakukan hubungan seks
dibandingkan dengan kelompok remaja pra nikah sebesar 75% sedangkan
yang tidak terpengaruh oleh teman menurut penelitian Tetty Rina (2015)
sebaya. remaja yang pernah melakukan hubungan
Berdasarkan Tabel 2 analisis seks pra nikah sebesar 66%.
bivariat dari 56 siswa diketahui Perilaku seksual pada dasarnya
kelompok remaja yang terpapar oleh beragam pada tiap-tiap individu, namun
media pornografi 57,9% yang pernah secara khas dapat diidentifikasikan bahwa
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. V No. 1
keterbatas responden yang sedikit, data nikah yang baik tidak pernah melakukan
bias dan faktor subjektif responden. perilaku seksual (Notoadmodjo, 2007).
Peningkatan angka perilaku seksual Rendahnya pengetahuan remaja
remaja disebabkan oleh rendahnya tentang seksualitas akan berpengaruh
pengetahuan remaja tentang seks dan pada perilaku negatif dikarenakan
kesehatan reproduksi dimana dukungan informasi yang kurang tentang
pengetahuan merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi
komponen dalam pembentukan sikap seperti kehamilan yang tidak diinginkan
seseorang. Dengan pengetahuan yang dan penyakit kelamin akibat hubungan
tidak memadai akan membuat remaja seks pranikah, sedangkan remaja yang
cenderung mengambil sikap yang salah memiliki pengetahuan secara benar dan
artinya jika remaja tidak mempunyai proporsional tentang kesehatan
pengetahuan yang tepat mengenai reproduksi cenderung menggunakan cara
kesehatan reproduksi maka akan membuat alternatif yang dapat digunakan untuk
remaja cenderung bersikap negatif tentang menyalurkan dorongan seksual secara
seksualitas kemudian mempunyai sehat dan bertanggung jawab (Sarwono,
perilaku terhadap seksualitas (Ali, 2006). 2006).
Terbentuknya sesuatu perilaku baru Semakin baik tingkat pengetahuan
terutama pada remaja dimulai pada seseorang biasanya akan memiliki
domain kognitif, dalam arti subyek tahu perilaku seksualitas yang sehat, begitu
terlebih dahulu terhadap stimulus yang pula sebaliknya karena pengetahuan yang
berupa materi/ obyek di luarnya yang dimiliki seseorang akan membentuk
nantinya mengandung pengetahuan baru kepribadian dan berdampak pada perilaku
pada subyek tersebut dan akhirnya diikuti yang dilakukan sehari-harinya. Tetapi
dengan perilaku. Semakin baik tingkat tidak semua remaja yang memiliki
pengetahuan seseorang biasanya akan pengetahuan tentang seks pra nikah yang
memiliki perilaku seksualitas yang sehat, baik tidak pernah melakukan perilaku
begitu pula sebaliknya karena seksual.
pengetahuan yang dimiliki seseorang akan 3. Perbedaan Pendidikan Seks pada
membentuk kepribadian dan berdampak Remaja dengan Perilaku Seks Pra
pada perilaku yang dilakukan sehari- Nikah
harinya. Tetapi tidak semua remaja yang Hasil penelitian menunjukkan
memiliki pengetahuan tentang seks pra adanya perbedaan pendidikan seks dengan
perilaku seks pra nikah. Hasil ini sama
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. V No. 1
pada remaja dengan perilaku seks pra pra nikah pada remaja.